Tetangga Menyebalkan 🔚

By Unch_Kiyowo

89.2K 13.3K 2.2K

Bertetangga dengan Taeyong, harus menyetok persediaan sabar banyak-banyak. pasalnya pemuda itu sering mengada... More

satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
delapan belas
sembilan belas
dua puluh
.............
dua puluh satu
dua puluh dua
Promosi Doang Hehe ....
dua puluh tiga
dua puluh empat
dua puluh lima
dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh delapan
dua puluh sembilan
tiga puluh
tiga puluh satu
B Side (28)
tiga puluh dua
tiga puluh tiga
tiga puluh empat
tiga puluh lima
tiga puluh enam
tiga puluh tujuh
tiga puluh delapan
tiga puluh sembilan
empat puluh
empat puluh satu
empat puluh dua
empat puluh tiga
empat puluh empat
empat puluh lima
empat puluh enam
empat puluh tujuh
empat puluh delapan
empat puluh sembilan
lima puluh
lima puluh satu
Lima puluh dua
lima puluh tiga
lima puluh empat
lima puluh lima
lima puluh enam
57: Dua Tahun dengan Luka
58
59
60
61
62
The Final Chapter
Special soulmate at home

63

582 86 12
By Unch_Kiyowo

Sedikit-sedikit Dita mengintip, langsung menunduk tatkala ketahuan dilirik Taeyong. Seakan malu gadis itu menutupnya dengan gengsi. Hanya demi mengamati pemuda itu hilir mudik mengambil banyak barang demi dirinya.

Taeyong rela mengambilkan baskom bersisi air hangat. Jongkok di depan Dita yang duduk di sofa hanya untuk melepas sepatunya, lantas mencuci kedua kakinya yang kedinginan. Sesekali pijatan lembut menelusuri seluruh permukaan kulit.

"Jangan katakan kau repot melakukan ini karena rasa bersalah."

Taeyong terkekeh mendengar tuduhan serius yang terbilang prasangka buruk. "Bukan itu. Aku melakukannya karena aku menyayangimu."

Hangat bukan tentang pipi saja, melainkan menjalar sampai ke ulu hati. Uh! Rasanya nggak adil saja melihat situasi barusan. Seharusnya Dita tidak membuat keadaan lebih mudah untuk Taeyong. Pemuda itu harusnya mendapatkan pembalasan yang setimpal. Misal pertengkaran, adu argumen atau paling nggak Dita menamparnya dulu dan membuatnya menangis darah penuh penyesalan baru Dita maafkan. Bukan malah menyapa dengan ramah, seakan rindu pada kekasih yang sudah lama nggak jumpa. Sungguh hasil yang tidak memuaskan.

Katakanlah Dita bodoh.

Namun mau bagaimana lagi, Dita sudah amat kelelahan. Ia sudah akting di atas panggung dengan seluruh penghayatannya yang menguras banyak emosi. Kalau mau ngedrama lagi, Dita gak sanggup.

Lagipula sejak kapan pemuda ini jago mengeluarkan kata manis, kalau selama yang Dita kenali dari pemuda ini hanyalah sarkasme belaka.

Memang, sih tiga tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu, bisa saja mengubah karakter Taeyong. Bahkan penampilannya saja bikin Dita speechless. Rambut pirang dan piercing. Demi Tuhan, Dita nggak seratus persen percaya Taeyong berubah ke arah lebih baik, kalau penampilannya saja malah mirip preman.

Dita menarik napas panjang, mengatur pikirannya agar tetap tenang. Informasi dari pengamatannya sekilas terhadap Taeyong belum sepenuhnya menyeluruh. Masih banyak informasi yang harus ia kumpulkan guna mencapai konklusi dan kesepakatan final yang bakal menentukan Taeyong sudah 'baik' atau malah tambah 'buruk'.

Untuk mencapai itu, Dita perlu banyak waktu dan obrolan panjang. Masalahnya apa ia masih sanggup bertahan sampai pagi bila ia sangat butuh istirahat sekarang?

Selama proses tukar pikiran di dalam otak Dita sendiri, Taeyong sudah selesai mencuci kaki Dita dengan air hangat. Kemudian, membasuhnya dengan handuk, memakaikannya kaos kaki, lantas sandal rumahan milik Jinny.

Ia juga menyelimuti Dita, membuatkannya teh panas, membawakannya sup kacang hijau, sandwich, buah, bahkan Taeyong sendiri yang mengupas kulit buah apelnya.

"Seharusnya aku marah. Seharusnya aku benci padamu, kenapa baru sekarang kau datang. Ha!" Dita menghela napas berat, "Seharusnya aku menamparmu barusan."

Taeyong terkekeh saja. Dita tetaplah Dita yang naif dan selalu mengungkapkan isi kepalanya tanpa ragu. Di balik fisik yang semakin matang, sifat gadis itu masih tetaplah sama seperti gadis semasa SMA.

"Kau bisa menamparku nanti setelah aku menjelaskan semuanya." Taeyong menyerahkan potongan apel dan diterima Dita tanpa sungkan dalam kunyahan lambat.

"Jimin datang ke Seoul menemui Seulgi beberapa bulan pasca kami pindah. Aku menghajarnya di depan banyak orang di rumah sakit. Sayang sekali aku tidak menghajarnya sampai sekarat. Ia terusan meminta maaf dan bersedia bertanggung jawab atas janin yang dikandung Seulgi karena dia memang ayahnya."

Dita menahan napas. Gadis itu berkedip untuk merasakan detak jantungnya memukul keras. Tidak sakit. Tapi seperti—kau tahu ketika kau menemukan kebenaran dan kebenaran itu sesuai dengan yang kau harapkan—seperti itulah yang Dita rasakan. Gadis itu menekur dengan tekun tanpa menyela sedikitpun.

"Rasanya aku ingin berlari ke tempatmu setelah aku merasa terbebas dari semua tanggung jawab terhadap Seulgi. Tapi hasrat itu aku pendam karena aku memiliki alasan sangat logis. Aku merasa waktu belum tepat dan keadaanku belum pantas untuk menatapmu kembali. Lalu aku menemui kedua orang tuamu di Seoul. Benar-benar meminta maaf dengan tulus, lalu meminta kesempatan kedua. Berjanji akan membuktikan pada mereka bahwa aku sungguh serius padamu dengan menjadi pria dewasa, pria yang penuh tanggung jawab, pria yang bisa diandalkan dan pria yang pantas untukmu."

"Jadi aku tidak kembali dan memilih untuk kuliah di Seoul. Mendengar kau jauh-jauh kuliah di sini dan mengambil jurusan musik dan drama, aku berambisi mengikuti jejakmu dengan ambil jurusan musik. Sekarang, aku nggak tahu apa aku sudah pantas dengan berani menatapmu kembali. Performamu di atas panggung tadi bikin aku takjub. Kau melampaui apa yang aku perkirakan, sehingga bikin aku merasa aku masih harus banyak belajar supaya bisa sebanding denganmu, tapi yang jelas apapun itu aku sudah tidak sabar lagi untuk bertemu denganmu. Karena aku tidak bisa membiarkan lelaki mendekatimu lagi. Cukup aku saja yang menjadi terakhir untukmu."

Awalnya pria itu bercerita amat santai, seakan pada teman lama, tapi pada ungkapan terakhir, bisa dibilang Dita agak ngeri. Aura kemarahan Taeyong sejak dulu tidak pernah bisa Dita atasi dengan mudah. Selalu saja ada bagian dirinya yang menciut, yaitu nyali dan sekarang hal itu lebih sulit baginya untuk mengungkapkan pembelaan.

"Memang kenapa kalau punya banyak mantan pacar? Kau pun bakal sepertiku, tidak mungkin ketua geng sepertimu yang terkenal tidak punya teman cewek." Lewat suara saja sudah kedengaran kalau Dita cemburu membayangkan Taeyong memiliki beberapa teman cewek atau mantan.

Taeyong tersenyum sinis. "Sejak aku menjadikanmu tujuan, aku tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan cewek yang kau tuduhkan."

Kemudian tiba-tiba saja Taeyong bangkit. Pergi entah ke mana. Sesuatu tindakan yang mengindikasikan bahwa pemuda itu tersinggung lantas menghindar. Sebenarnya Dita ingin menyusul, tapi egonya menahan. Sungguh ia khawatir kalau-kalau pemuda itu marah atas sindirannya dan Dita merasa bersalah.

"Kalau pemuda itu tak kembali dalam waktu 10 menit, aku akan menyusulnya." Begitu keputusan absolut yang dibuatnya selagi ia menatap jam dinding yang amat mewah di rumah Jinny.

Nyaris sepuluh menit berlalu, Dita hampir menyusul Taeyong tapi pemuda itu keburu kembali dengan membawa kado. Pemuda itu menempati kembali bekas duduknya. Menyerahkan kado terbungkus pink yang diterima Dita dengan tanda tanya.

"Bukalah."

Dita menurut. Pelan-pelan ia membukanya dan menemukan sebuah mp3 player beserta earphone.

Alih-alih benda mewah atau hal yang mahal, pria itu justru memberikannya MP3 player? Sungguh Taeyong tidak tertebak. Dita tidak bertanya, begitupun Taeyong tidak menjelaskan apapun. Pria itu justru memakaikannya di telinga Dita dan musik piano pun terputar. Tidak ada pembicaraan selama satu lagu Dita nikmati. Taeyong sepertinya menunggu pendapatnya. 

"Aku yang menciptakan semua lagu dalam playlist-nya selama ini. Beberapa hanya intrumental dan setengahnya ada suaraku." Taeyong garuk kepala, agaknya ia bertingkah malu. "Kuharap suaraku tidak bikin telingamu sakit."

Dita menggumam takjub. Gadis itu nyaris menangis. Dibandingkan barang mahal, justru pemberian Taeyong lebih berharga. Beberapa lagu yang diciptakan sendiri oleh Taeyong untuk dirinya, fakta itu bikin Dita senyum-senyum sendiri membayangkan Taeyong membayangkan dirinya saat menulis lirik.

"Aku suka."

Taeyong kemudian memeluk tubuh Dita yang terbungkus rapat selimut tebal. Pelukan Taeyong memberikan kehangatan yang melenakan, juga musik ciptaan Taeyong membuat kedua mata Dita sayup-sayup dihanyutkan kantuk.

Taeyong menggumam. "Kau tahu aku bodoh soal kata-kata puitis, dan jujur dalam hal apapun."

Dita mengangguk lemah, terkulai sebentar, kemudian mencoba untuk tetap sadar.

"Aku mencintai dengan seluruh hidupku. Mau bagaimanapun keadaannya aku akan tetap mencintaimu sampai maut memisahkan."

"Kau janji tidak akan meninggalkanku lagi?" Dita merasa sedikit was-was, sebab kejadian di waktu SMA masih menyisakan bekas yang cukup mengguncang jiwanya.

"Jika kau mau menikah denganku, maka jawabannya tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu."

"Kalau begitu ... " Kantuk benar-benar membuat Dita terseret makin dalam ke dasar ketidaksadaran. Dan sebelum ia menyerah oleh lelahnya dan kantuknya, Dita sempat menyelesaikan kata-katanya sambil tersenyum. "Ayo, kita menikah, Oppa."

Taeyong tertawa sembari menggeleng kepala. Lucu sekaligus tak habis pikir dengan tingkah Dita yang sudah terlelap. Kemudian pria itu mengecup kening Dita cukup lama.













Continue Reading

You'll Also Like

9.9K 2.2K 29
Bisakah Kamu Menghadapi Satu Orang Namun Dengan 3 Kepribadian Yang Berbeda-beda? ~ "Berarti selain menjadi seorang pembantu aku sama saja sedang meng...
49.9K 5.7K 41
cerita tentang anak 96line yang telah berkeluarga dan menjalani kehidupan Masing-masing, dan meskipun sudah berkeluarga mereka tetap somvlak, sangkle...
100K 12.5K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
494K 24.6K 104
[FINISHED] Nggak bisa nge deskripsi in Kepo?langsung check aja Start : 1 November 2020 End : 6 Juni 2021 cover by : pinterest story' by : zzldtkaaa_