Aji dan Semestanya

By HuangNami

10.9K 1.4K 276

Kalian pasti sering mendengar mengenai "kisah cinta yang berawal dari rasa benci menjadi rasa cinta, yang di... More

PENGENALAN KARAKTER + PROLOG
01 {DAY 1}
02 {DAY 2}
03 {DAY 3}
04 {DAY 4}
05 {DAY 5}
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 END

34

103 20 0
By HuangNami

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
#chapter34
#cluechapter34
Clue day 34
#Hujan Suri

Hujan suri itu semacam gerimis. Tapi kalu gerimis besar atau kecilnya relatif. Nah, kalau gerimis yang kecil banget (biasanya kalau lagi naik motor, kerasa kaya ketetesan air tapi belom gerimis banget).

Happy Reading 🥰
***

Dengan sabar Aji menunggu hingga Noval terbangun. Kekasihnya, walaupun dalam keadaan tidak sadarkan diri, terlihat gelisah dan keringat terus mengalir. Aji sesekali mengelap keringat Noval di dahi, leher dan tubuh. Aji memang melepas pakaian yang dikenakan Noval.

"Sayang... Bangun yuk.. hm? Udah pergi kok orang jahatnya.. ini Aji.. yuk bangun..." Aji menciumi punggung tangan Noval sembari berdoa agar kekasihnya itu segera bangun.

Justru, Aji takut jika Noval pingsan seperti ini. Karena, Aji khawatir Noval malah tidak akan bangun lagi dan terjebak di alam bawah sadarnya. Rintik hujan terdengar di luar rumah. Aji memandang ke arah jendela yang kini terkena tetesan air dari gerimis kecil yang turun pada siang menuju sore ini.

Hujan Suri....
Gerimis kecil yang turun tepat saat engkau bersedih
Gerimis kecil yang turun hanya untuk singgah sejenak

Cahaya matahari masih tetap bersinar walaupun Hujan Suri...

Apakah akan ada pelangi setelah ini?

Apakah engkau menyukai pelangi?

Jika kau menyukainya, maka akan ku buat pelangi terindah yang akan kau sukai

Baru saja akan melanjutkan puisi, lenguhan Noval terdengar. Aji langsung memusatkan perhatiannya pada Noval.

"Akhirnya kamu bangun sayang... Kamu butuh apa? Haus ya? Mau minum? Bentar ya aku ambil minum dulu di dapur.." baru saja Aji akan beranjak dari kasur dan menuju dapur untuk mengambil air, tangannya di tahan oleh Noval yang kini berusaha untuk duduk.

"Ng-ngga... Noval... Cuma... Butuh... Aji..." Dengan segera, Aji memeluk Noval. Erat. Seolah tak ingin kehilangan barang sejenak.

"Ughh, maafin aku ya sayang... Sore ini, kita langsung pesen tiket buat ke luar negeri. Entah kemana itu, pokoknya kita pergi malem ini, oke?" Tanya Aji yang di angguki Noval. Mereka hanya ingin hidup damai berdua saja tanpa harus terikat dengan norma di sini.

Mereka berdua berpelukan. Saling memberikan rasa nyaman, hangat dan tenang satu sama lain. Memberi kekuatan pada diri agar bisa kuat dalam menghadapi masalah. Keheningan melingkupi dunia mereka sekarang, dengan suara kecil dari rintik Hujan Suri serta detak jantung mereka yang sama-sama terdengar kencang.

cinta tidak berbentuk, namun cinta dapat dirasakan oleh hati. cinta tidak butuh alasan karena pada kenyataannya cinta hadir tanpa logika, tetap bertahan meski sebenarnya tahu bahwa ia yang kau cinta tidak akan mungkin bisa menjadi milikmu.

***

"Kamu kenapa ungkit-ungkit Mamah kamu, Hah?!" Sampai di rumah, Zita langsung di bentak oleh Ayahnya.

Zita lupa. Ayahnya adalah orang yang paling benci saat ada yang mengungkit soal Ibu nya yang kini masih di penjara karena kasus penculikan dan pemerasan. Zita bukanlah anak yang lahir dengan sendok emas di mulutnya. Ia terlahir di keluarga miskin karena, tepat saat dirinya akan lahir, perusahaan milik Ayahnya bangkrut. Dengan keras, Ayahnya berusaha mengembalikan perusahaan seperti semula hingga keadaan ekonomi keluarganya cukup membaik saat dirinya berumur 11 tahun.

Butuh cukup lama untuk kembali membangun perusahaan. Membangun kembali dengan nama yang baru dan inovasi-inovasi yang baru. Namun, saat itu, Ibu nya terlalu tidak sabar dan memilih untuk melakukan penculikan dan memeras uang orang tua dari anak yang diculik. Aksi Ibu Zita pun terhenti dan ditangkap. Kemudian di pidana penjara selama 15 tahun.

Karna tumbuh di usia remaja tanpa sosok Ibu yang mendampingi, Zita tumbuh menjadi gadis yang nakal. Ia terlalu manja pada Ayahnya dan ia bahkan merokok.

"Pah, itu bisa jadi senjata buat kita biar Aji sama Noval tuh putus. Kita bikin Noval jadi gila dan Aji bakal ninggalin dia." Mendengar tuturan anaknya, Ayah Zita terdiam.

"Caranya gimana?" Zita tersenyum miring saat Ayahnya yang sepertinya setuju dengan usulannya.

"Bebasin Mamah, dan buat Noval ketemu sama Mamah. Kalo bisa berulang kali dan usahakan harus terlihat ga sengaja ketemu." Pasangan Ayah dan Anak itu terlihat kompak saat tersenyum miring lalu tertawa lepas bersama-sama.

***


Setelah selesai memesan tiket penerbangan menuju Belanda, Aji dan Noval bersiap menuju Bandara Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Menggunakan taksi agar barang-barang yang mudah diangkut. Sedangkan Motor Noval tetap di Villa. Mereka hanya membawa yang tunai dan kartu debit baru yang mereka buat setelah menarik semua uang di kartu debit yang lama.

Noval meneteskan air matanya lalu memeluk lengan Aji. Mereka berdua memang merasa berat meninggalkan kehidupan mereka di Indonesia. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Walaupun mereka kembali ke keluarga masing-masing, banyak tekanan yang akan mereka terima.

"Udah sayang... Cup cup cup... Nangis gapapa tapi jangan sering-sering ya? Nanti matamu kering loh.. udah ya.." Aji tanpa sadar mengecup dahi Noval. Sang supir taksi mencibir dengan lirih pelanggan nya itu. Ia pastikan setelah ini, ia akan pergi ke tempat pencucian mobil untuk mencuci bekas para homo ini.

"Barang di bawa sendiri, bisa kan mas? Saya buru-buru." Ujar sang supir taksi dengan ketus. Mereka sudah sampai di Bandara dengan waktu yang cukup cepat karna tidak macet di beberapa jalan.

Aji yang menyadari sikap sang supir taksi hanya diam memaklumi. Pasti sulit bagi orang-orang bisa menerima hal-hal yang seperti ini. Setelah semua barang di turunkan dari bagasi, taksi itu langsung melaju. Aji membawa koper miliknya dan milik Noval.

Barang bawaan mereka tidak terlalu banyak. Hanya dua koper dengan satu tas gendong berisi uang. Sedangkan Noval, dengan santai duduk di salah satu koper yang di seret Aji. Tidak apa-apa, Noval ringan jadi Aji tidak keberatan.

"Ji, kita check-in dulu.." ujar Noval sambil memakan eskrim stroberi dengan santai.

Mereka berdua sudah di cek semuanya dan tinggal Boarding. Aji sesekali membersihkan sudut bibir Noval yang terkena eskrim menggunakan tisu. Ah, mereka tak lupa memakai masker dan topi, tapi karena Noval sedang memakan eskrim, maka Maskernya di sibak ke bawah dagu untuk memudahkannya memakan eskrim.

"Kita nanti mau tinggal di flat atau beli rumah?" Tanya Aji. Noval terdiam untuk berpikir dan kemudian meletakkan sendok eskrimnya.

"Kita tinggal di flat kecil dulu ajaa, terus cari kerja di sana abis uangnya cukup, kita beli rumah." Jawab Noval.

"Oke deh, gitu juga bagus. Tapi, yang kerja aku aja ya, kamu di rumah ajaa." Noval langsung menggeleng keras. Apa-apaan tadi? Aji saja yang bekerja? Tentu saja Noval tidak akan menyetujuinya.

"Ga!! Aku juga mau bantu!! Aku ga mau cuma jadi bebanmu aja ya."

"Engga sayang, kamu bukan beban... Toh kita masih punya banyak tabungan. Cukup buat hidup di sana Lah..."

"Iyaa, tapi seenggaknya kita kerja aja sama-sama, jangan satu kerja satu rebahan di rumah."

"Iya deh iya... Tapi jangan sampe kecapean loh ya?! Ngerti??"

"Siap!! Di mengerti boss."

Aji tersenyum hingga matanya menyipit. Maskernya menutupi senyum manis kesukaan Noval dan hanya terlihat mata saja. Puncak kepala Noval di elus Aji dengan sayang. Mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang di bandara tapi lama kelamaan, orang-orang hanya mengabaikan mereka dan kembali fokus pada aktivitas masing-masing.

Apa yang kalian tau tentang cinta?

Rasa tertarik satu sama lain?

Rasa ketergantungan?

Rasa suka?

Atau hal lain?

Tapi untuk Aji, cinta itu tidak ada. Tidak berbentuk.

Itu adalah pemikirannya jauh sebelum dirinya mengenal seorang Noval Aditya.

Kini, jika Aji Mahendra di tanya tentang apa itu cinta, maka ia dengan pasti akan menjawab.

"Cinta itu Noval. Dan Noval adalah kekasihku. Kami berdua saling mencintai, yaitu tentang rasa nyaman, kesamaan, suka, tertarik dan bergantung. Jadi, kami berdua itu satu, bukan satu persatu."








***



TO BE CONTINUE!!!!

GIMANA CHAPTER KALI INI?????????

YOK PANTAU TERUS!!!
OTW BELANDA NIH✈️✈️✈️✈️

See you in the next chapter!!!!







Continue Reading

You'll Also Like

112K 9.8K 30
Tentang sebuah rasa yang sulit diungkapkan. Juga tentang kerinduan yang tak kunjung tersampaikan. Copyright © 2020
4.1M 30.7K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
2.4M 107K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
348K 22.4K 102
Warning !!! ini cerita Gay yang homophobic minggir sana kalian !!!! ( Gaystory !!!) Bertemu dengan dirinya adalah anugerah yang paling indah kumiliki...