39

90 20 0
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
Clue day 39
#Zan

Zan diambil dari bahasa Arab yang artinya selalu meragukan. Atau merasa curiga.

Happy Reading!!!

***

Noval duduk di antara Nenek-nenek yang sedang berjemur dengan duduk di bangku panjang taman yang mengarah langsung pada pemandangan kebun bunga yang indah dan terlihat terawat. Rumput di sana pun terasa empuk dan nyaman di duduki.

Napasnya masih terengah-engah. Dengan gerakan pelan, dirinya menoleh ke arah belakang dan mendapati wanita itu masih di sana. Menunggu nya.

Dalam hati, Noval bertanya-tanya. Bagaimana wanita itu bisa tahu keberadaannya? Bagaimana wanita itu tahu dirinya? Dan yang lebih penting, kenapa wanita itu malah mengejarnya? Balas dendam karena di penjara? Tapi itu bukan salah Noval. Itu salah dirinya sendiri yang melakukan kejahatan.

"Nak, apa yang terjadi denganmu? Tanganmu berdarah!!" Menggunakan bahasa inggris, Salah seorang Nenek bertanya dengan panik. Noval pun melihat keadaan punggung tangannya yang terluka akibat dirinya yang mencabut infus secara terpaksa. 

"Aku tidak apa-apa Nek... Ini hanya karna infus yang tercabut tidak sengaja..." Setelah mengatakan itu, ada beberapa suster yang datang dan mengobati tangannya serta memasang infusnya kembali.

Tangan Noval yang retak dibalut gips tipis agar tidak terlalu membebankan. Setelah selesai memasang infus dan mengumumkan tentang sarapan, para suster tersebut pergi. Noval menatap tangannya yang terinfus. Dirinya sedikit penasaran dengan rasa cairan infus dan bagaimana infus bekerja di dalam tubuh.

"Kenapa dengan tangan mu, Nak?" Nenek yang lainnya bertanya. Noval melirik sedikit pada tangan yang di gips tipis itu.

"Hanya kecelakaan kecil.. aku menyebrang tidak memperhatikan jalanan, alhasil, aku tertabrak, haha." Lalu Nenek itu mengangkat tangannya sendiri dan menyentuh tangan Noval.

"Anak muda yang malang... Lain kali berhati-hati, tanganmu adalah hartamu... Jangan sampai rusak atau kehilangan mereka." Setelah mengatakan itu, Nenek tersebut pergi, meninggalkan Noval yang mematung menatapnya.

"Dia seorang peramal yang di aniaya karena pelanggannya tidak puas dengan hasil ramalannya... Aihhh, padahal semua ramalannya cukup bagus.. mungkin memang pelaku tidak memiliki masa depan yang bagus."

"Ahh, seperti itu rupanya... Tanganku, hartaku?" Ujar Noval dengan gumaman di akhir kalimat.

"Sepertinya, masa depanmu cukup bagus anak muda, kamu cukup sopan dan mau mengobrol dengan para orang tua ini.." Noval menggeleng tak setuju saat salah satu kakek bilang bahwa dirinya anak yang sopan dan baik. Karena pada kenyataannya, dirinya tak sebaik itu.

"Terima kasih atas perkataan kalian, tapi aku bukan orang yang baik... Aku membuat banyak orang menangis dan kecewa, mungkin, kecelakaan yang aku alami, adalah karma bagiku..." Noval menunduk dan melihat ke arah tangannya yang berbalut gips. Terasa sedikit nyeri dan terasa tidak enak.

"Nak, semua orang adalah orang baik... Kenapa? Karna namanya Manusia, emang, kalo Manusia jahat, namanya apa? Kita tuh, hidup realistis... Semua orang pasti bisa baik. Emang kalo dia jahat, waktu kecil juga jahat? Ga mungkin... Jadi, kamu, anak yang tampan, anak yang manis... Jangan merasa seperti itu, kamu itu orang baik, oke?" Noval merasa terharu dengan kata-kata dari Nenek ini. Orang-orang di sini sangat ramah padanya. Dengan gerakan pelan, Noval memeluk dan mencium tangan Nenek dan Kakek yang ada di sana.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now