21

113 23 0
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 21 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay21
#Day21
#Pesakitan

1. Orang hukuman (itu dimasukkan ke dalam sel)

2. Terdakwa (hakim meminta agar itu dibawa ke sidang pengadilan)

3. Pecundang (tim itu berhasil membobol kan dua gol sebelum akhirnya menjadi di babak final)

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

***

Dinding ruangan yang sebagai pondasi rumah pun menjadi saksi di mana kedua orang tua Aji berbicara mengenai sebuah 'perjodohan'.

Ya, satu kata yang berhasil menusuk inti hati Aji. Satu kata yang tak ingin didengar oleh sebagian orang termasuk Aji Mahendra. Satu kata yang mampu membuat tali benang merah diantara dua insan terjalin, seketika renggang dan berakhir putus. Tidak, tidak. Ia pasti bisa menghindarkan kata itu. Ya, pasti bisa.

Aji menggelengkan kepalanya dan mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya.

"Maaahh, Paahh, makanannya udah jadi nihh!!" ujar Aji sedikit berteriak.

"Iya sayang." Mama Aji keluar dari kamar dengan wajah memerah. Tak lama, Papa Aji juga keluar dengan nafas memburu.

"Kalian kenapa ih? Kok Mamah mukanya merah? Terus Papah ngos-ngosan? Hayooo, habis ngapain nih??" Noval menggoda kedua orangtuanya yang semakin memerah. Dia hanya ingin mengalihkan percakapan tadi.

"Ih, kamu apaan sih? Makanan udah jadi? Tumben bibi pada cepet masaknya."

"Yang masak Noval Mah, katanya mau uji skill masak dia yang level internasional, haha."

Keluarga itu turun dan menuju meja makan. Bau harum tercium dari masakan yang dibuat Noval. Kedua orang tua Aji menatap lamat olahan seafood itu. Mama dan Papa Aji duduk di kursi yang tersedia di meja makan itu. Dengan cekatan, Noval mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring tiga orang didepannya ini.

"Waahh Dek Noval hebat ya, bisa masak kayak gini... Dan rasanya, slurrpp lumayan enak nih, berasa makan di restoran bintang lima!" Noval tersenyum saat Mama Aji memuji dirinya tentang masakannya.

"Makasih Tante.."

"Eitt, panggil Mama aja... Jangan Tante ah, kamu lupa nih ya."

"Hehe, iya Mama..."

Mereka berempat makan dengan tenang. Tenang, namun tidak dengan hati dan jantung Aji. Keduanya seakan menolak pikiran baik dari otak dan jantungnya terus berdegup kencang hingga terasa sesak. Aji masih memikirkan tentang 'perjodohan' yang akan dilakukan orangtuanya padanya.

'Noval Aditya tuh ibarat seperti SCP-1983. Rumah yang terasa nyaman namun menjebak... Kau mengambil paksa hatiku ini.. memerangkap nya di dalam hatimu sehingga, diriku terus terbelenggu oleh rantai tak kasat mata milikmu... Bahkan bayanganku terpaku pada dirimu...' Aji menatap lekat Noval yang tengah makan dengan lahap yang sesekali menggelengkan kepalanya merasa puas. Puas bisa memasak seenak ini.

Tanpa disadari, Mama Aji melihat anaknya yang menatap lekat pada Noval. Ia mengenali tatapan itu, tatapan memuja yang selalu dilayangkan oleh suaminya pada dirinya.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now