Melody Potter and the Deathly...

By Melody_Warsionts

24.9K 1.9K 276

Melody harus menyelesaikan misinya yang diberikan Dumbledore. Dia juga harus membantu Harry berburu horcrux... More

Melody's Trip
Necklake
Party (sambungan chapter Necklake)
Looking
Ministry of Magic
Start
Finding
Bukan Chapter Baru, Tapi Please Baca :"v
Ngobrol
The End-Real Life
Back to Wizard World
Gemma's Friend
Godric Hollow
Special Chapter (biodata)
Dumbledore and His Lies
REMAKE

Niall and 7 Potter

5.8K 211 16
By Melody_Warsionts

Terdengar bunyi gedebuk kecil saat sebuah buku yang tadinya bertengger tak nyama di tepi salah satu meja akhirnya terjatuh ke lantai di bawahnya. Di dekat buku itu terkapar terbuka sekarang, ada pena bulu kusut dengan botol tinta pecah di sampingnya yang isinya luber ke mana - mana. Sebuah jubah hitam tergeletak tak jauh dari ketiga benda itu. Sobekan perkamen dan koran bertebaran di mana - mana.

Di tengah ruangan, ada sebuah koper besar menganga terbuka, isinya berantakan. Beberapa setel seragam diletakkan sembarangan di dalamnya. Beberapa buku dengan sampul kulit tertata begitu saja di dasar koper. Sebuah kalung dompet tergantung di tepi koper. Kamar itu sama buruknya dengan keadaan yang baru saja disebutkan. Lantainya agak kotor karena bercak tinta hitam, baju - baju diletakkan dengan sembarangan di lantai maupun ranjang. Beberapa amplop surat tergeletak di dekat pintu.

Seorang anak perempuan berusia enam belas tahun berlari masuk, mendorong mundur beberapa baju dan amplop. Di bahunya, bertengger seekor burung hantu, di tangan kanannya ada dua pucuk surat yang baru saja sampai. Dia menutup pintu dengan keras lalu dia menarik kursinya mendekat kemudian duduk.
Melody Potter namanya, seorang anak perempuan berambut pirang kecoklatan bermata coklat kehijauan, berkulit putih berwajah amat cantik kalau saja dia tidak memakai banyak perban di tubuhnya. Dia meletakkan salah satu surat dan membuka surat lain. Isinya pendek, ditulis dengan rapih.

Dear Melody,
Hari ini, nanti malam, dipercepat entah kenapa. Aku akan senang bertemu denganmu lagi setelah musim panas ini, dan tentunya ini bukan keadaan yang kita inginkan, eh ? Louis Tomlinson bergabung, dia akan ikut ke sana. Kuharap kau baik - baik saja dengan paman dan bibimu.
Liana

Melody menyerngit, tentu dia sudah tahu kalau rencana itu akan terjadi hari ini. Tapi, kenyataan kalau Louis Tomlinson sekarang bergabung dalam Orde Phoenix membuatnya terkejut, bagaimana bisa Louis bergabung ? dia baru tahun ini lulus dari Hogwarts.

Melody meletakkan surat Liana di meja lalu mengambil surat lainnya. Lebih berat dari milik Liana, dengan hati - hati dia membuka gulungan perkamen itu. Hazel burung hantunya memilih untuk meninggalkan bahu Melody dan bertengger di atas sangkarnya. Melody tersenyum saat mengenali tulisan tangan itu, tapi... dengan perlahan senyumnya hilang, digantikan dengan belalak kecil seiring dia membaca semakin ke bawah.

Dear Melody,
Hi, apa kabar ? kuharap kau baik - baik saja setelah adanya ini itu. Aku juga baik - baik saja, Greg bilang dia mengurungkan niatnya untuk bertemu denganmu tahun ini. Dia bilang, dia berharap suatu hari bisa bicara denganmu, kenapa ya ?

Haha, baiklah itu sangat tidak penting. Karena... yang akan kutuliskan selanjutnya sangat penting untukku dan aku tidak tahu kenapa aku berani menulisnya, tapi, kupikir karena kita tidak akan bertemu lagi untuk waktu yang lama, aku harus mengatakannya sekarang sebelum semuanya terlambat. Haha, memikirkannya membuatku ingin menangis, maksudku, aku tidak akan bertemu denganmu untuk waktu yang lama di menara astronomi atau pun pinggir hutan terlarang apalagi danau hitam.
Dan kau tahu ? si Skylar itu ingin aku mengatakannya padamu sebelum aku menyesal, sebelum aku membuatnya menyesal. Jujur saja, sekarang aku sedikit merindukannya. Kapan kira - kira kita bisa bertemu dengannya lagi ?

Baiklah, kurasa aku mulai mengulur waktu dan malah menghabiskan perkamen. Aku akan menuliskannya dengan jelas, dan kuharap kau tidak kaget. Ya ya, baiklah...

Melody Lily Potter, aku mencintaimu.

Ya, aku sangat menyukaimua sejak kau membantuku di tahun keduamu di Hogwarts, saat kau mengobatiku setelah aku dihajar oleh Malfoy. Bukan karena aku takjub padamu, tapi, sejak saat itu aku selalu berdebar kalau di dekatmu. Masih ingat saat pertama kali kita bertemu, parah ya ? aku minta maaf untuk hari itu, aku menyesal sudah membentakmu.

Maaf juga untuk kesalah pahaman yang terjadi tahun lalu ( aku tahu kita sepakat untuk melupakannya ). Aku harap kau tidak membenciku setelah membaca surat ini. Aku selalu suka bagaimana kau tersenyum dan tertawa padaku, aku sangat terpukul saat kau menangis atau sedih di depanku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat itu, aku hanya ingin melihatmu bahagia.

Maka dari itu, kembalilah dengan selamat. Kembalilah ke Hogwarts dengan selamat, aku akan menunggumu di sini, menunggu jawabanmu. Jangan jawab di sini, nanti kalau di sadap bagaimana ? kembalilah, utuh, sehat, selamat, hidup. Jangan buat aku kecewa oke ? Maafkan aku karena mengirim pernyataanku dalam surat, tidak romantis sekali, eh ?
Sekali lagi, aku mencintaimu. Urgh! Malu sekali saat menulisnya, wajahku panas! Sampai jumpa lain waktu...

Niall

Melody memegang surat dari Niall dengan gemetar. Tak pernah sekalipun dalam hidupnya, menerima pernyataan cinta dari seseorang. Matanya sampai berair karena ingin menangis. Kalau dipikir - pikir, dia memang tidak akan bertemu dengan Niall lagi selama tahun ajaran ini. Dia tidak akan bisa curhat lagi pada Niall, lalu pada siapa ? Liana memang teman terbaiknya, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa dia ceritakan pada Liana namun bisa dia ceritakan pada Niall. Melody sudah membulatkan tekadnya.

"Melody ?"

Melody menoleh ke pintu, Harry berdiri di sana, menatapnya dengan bertanya. "Oh ya, sebentar lagi, aku turun," kata Melody. Harry mengangguk lalu pergi, Melody melipat surat dari Niall dan Liana. Dia mengambil dompet kalungnya lalu memasukkan kedua surat itu ke dalamnya. Tak lupa, dia memasukkan kalung botol kecil pemberian Dumbledore di akhir tahun ajaran pertamanya.
Melody memandang berkeliling, kamarnya sudah seperti kapal pecah yang jatuh dari tebing. Maka, Melody mencabut tongkat sihirnya dari saku celana lalu mengayunkannya pelan ke seluruh ruangan, membuat barang - barang merapihkan diri mereka. Melody mengangguk saat kamarnya sudah rapih, lalu dia segera turun ke bawah sembari memakai dompet kalungnya lalu menyembunyikannya di balik pakaiannya.

Harry sedang duduk di kursi berlengan nyaman di hadapan ketiga Dursley, kelihatan agak berang. "Dad," kata Dudley dengan suara keras saat Melody berdiri di belakang Harry. Dia langsung tahu apa yang terjadi, perdebatan antara Harry dan keluarga Dursley tentang mereka yang akan pergi dengan beberapa anggota Orde untuk diungsikan.

"Dad-aku akan pergi dengan orang - orang orde ini," kata Dudley. Melody dan Harry menoleh padanya, "Dudley, untuk pertama kalinya dalam hidupmu, kau bersikap bijaksana," kata Harry. Melody tersenyum kecil pada Dudley. Dia tidak terlalu mendengarkan percakapan mereka, di kepalanya masih terngiang - ngiang surat Niall.

"Mereka akan tiba di sini kira - kira lima menit lagi," kata Harry, Melody mengangguk setuju. Tak lama Dedalus dan Hestia datang untuk menjemput keluarga Dursley. Melody dan Harry mengantar kepergian mereka dengan sedikit sedih.

Setelah mengambil koper masing - masing, mereka duduk di ruang keluarga dalam sunyi. Melody mengelus - elus Hazel, burung hantunya.

"Aku tak sadar," kata Harry tiba - tiba. Melody mendongak menatap kakaknya, "apa ?" tanya Melody. Harry mengekeh kecil, "kau tumbuh cepat tanpa kusadari. Yang kuingat kau masih berumur 12 tahun dan aku rasanya baru bertemu denganmu kemarin," kata Harry. Melody tersenyum, "kapan - kapan, urusi aku oke ? aku adikmu loh." Katanya.

Harry mendengus sembari tertawa kecil, mereka saling tatap lama. Melody kaget sekali saat air mata menuruni mata Harry menuju pipinya. "Harry... kau kenapa ?" tanyanya khawatir, Harry dengan cepat menghapus air matanya. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita setelah ini, tidak banyak waktu yang kita habiskan bersama..." kata Harry.

"Nah, bagaimana kalau kita pergi berlibur setelah semua ini berakhir ? aku akan sangat senang kalau kita bisa pergi ke Godric Hollow. Pasti menyenangkan, ya kan ?" kata Melody sembari memegang sebelah tangan Harry yang menatapnya nanar. "Kau tahu ? aku heran kenapa kau selalu bisa menghiburku, bakat dari mana ? dan kapan aku bisa melakukannya padamu ?" tanya Harry. Melody tertawa.
"Mungkin, itu adalah yang terbaik yang bisa kulakukan untukmu. Kurasa, dulu, Mum penghibur yang baik," kata Melody. "Kau adik terbaik yang pernah kumiliki, aku selalu sadar hal itu," kata Harry. Melody tersenyum lemah, "dan kau kakak tergila yang pernah kumiliki." Katanya.

Keduanya tertawa kecil setelah diam beberapa detik. Mereka menoleh saat mendengar raungan memekakkan telinga dan derap kaki yang banyak sekali mendekati rumah mereka. "Pasti mereka sudah datang," kata Melody sembari melompat bangun untuk membuka pintu. Dia tersenyum saat melihat Hagrid berdiri di depannya. "Hagrid!" seru Harry yang ada di belakang Melody.

Hagrid dengan susah payah masuk lalu menatap mereka, "oh, kemarilah kalian!" Hagrid menarik Melody dan Harry dalam satu pelukan. Melody tersenyum saat Hagrid sedikit menepuk - nepuk punggungnya. "Hagrid, mereka bisa tercekik," Hagrid melepaskan pelukan dahsyatnya lalu menepi. Hermioe Granger, terlihat sangat cantik dan sekarang seperti sedang mencoba mengikat rambutnya, berdiri menatap mereka dengan senyumnya.

"Hi Melody," Hermione memeluknya, lalu beralih pada Harry saat Ron, Liana, Fred, George, Louis, Liam, Lupin, Tonks, Mr Weasley, Mad-Eye, Bill, Fleur, Kingsley dan-anehnya-Mundungus masuk. "Banyak sekali yang datang," komentar Melody. "Perubahan rencana," geram Mad-Eye, dia membawa sebuah kantung besar seperti karung. Melody mengangguk, "ayo kita ke tempat yang lebih aman sebelum kami menjelaskan pada kalian." Mereka pun pergi ke dapur, semuanya langsung menarik kursi atau apapun untuk duduk.

"Kingsley, kukira kau menjaga Perdana Mentri Muggle," kata Harry, "dia akan baik - baik saja tanpa aku semalam," kata Kingsley. "Harry, Melody, coba tebak ?" kata Tonks, dia berdiri di dekat mesin cuci dengan Lupin di sebelahnya. Tonks menggerakan jari di tangan kirinya, memperlihatkan sebuah cincin berkilauan di jari manisnya. "Kalian menikah !?" seru Melody.

"Sayang sekali kalian tak bisa hadir, Harry, Melody, pernikahan kami sangat sepi."

"Brillian, selam-"

"Sudah, sudah, kita punya waktu untuk ngobrol santai nanti!" teriak Moody, mengatasi kebisingan. Moody meletakkan tasnya di dekat kaki lalu menoleh pada Melody dan Harry yang sedikit kaget. "Seperti yang mungkin telah di sampaikan Dedalus kepada kalian, kita harus membatalkan rencana A. Tambahan lagi Thicknesse sudah menyebrang, yang memberi kita masalah besar.

Menghubungkan rumah ini dengan Jaringan Floo, menempatkan Portkey di sini, atau ber-apparate masuk-keluar dari sini telah dinyatakan sebagai pelanggaran dengan hukuman penjara. Semuanya dilakukan atas nama perlindungan untuk kalian, untuk mencegah Kau-Tahu-Siapa menangkap salah satu dari kalian. Sama sekali tak ada gunanya, mengingat mantra perlindungan ibu kalian sudah melakukan itu. Yang sebenarnya dilakukannya adalah mencegah kalian keluar dari sini dengan selamat."
"Lalu bagaimana dengan masalah tentang jejak Harry ?" tanya Melody, "aku tak ta-" Harry langsung diam saat Moody menyelanya.

"Jejak! Jejak! Kita tak bisa menunggu sampai jejak punah. Grafdoem pun masih ada jejaknya. Lagi pula, begitu jejak punah, kau akan kehilangan semua perlindungan yang diberikan ibumu kepadamu."

"Jadi, apa yang akan kita lakukan ?" tanya Harry.

"Kita akan menggunakan alat transportasi yang tersisa untuk kita, yang tak bisa terdeteksi oleh Jejak, karena kita tak perlu sihir untuk menggunakannya : sapu, Thestral, dan motor Hagrid." Jawab Moody.

"Sekarang, karena kami akan memunahkan perlindungan ibu kalian lebih cepat karena rencana ini, kita harus cepat. Sisi baiknya, Kau-Tahu-Siapa tidak tahu kalian akan dipindahkan malam ini. Kami telah mengirim kabar palsu ke Kementrian bahwa kalian akan pergi tanggal tiga puluh. Hanya saja, di sini kita menghadapi Kau-Tahu-Siapa, jadi ada kemungkinan dia tahu kalian pergi malam ini. Pastilah dia memasang beberapa Pelahap Maut untuk mengawasi wilayah ini, untuk berjaga - jaga. Jadi, sudah ada selusin rumah yang telah kami beri segala perlindungan yang bisa kami lakukan. Semua tempat itu bisa digunakan untuk menyembunyikan kalian. Kalian mengerti, kan ?"

"Ya," jawab Melody mantap, "ya..." kata Harry, terlihat tidak begitu paham. "Harry akan pergi ke rumah Tonks. Setelah itu kau akan pergi ke The Burrow menggunakan Portkey," kata Moody. "Bagaimana dengan Melody ? Lagi pula, aneh sekali kalau kita semua pergi ke rumah Tonks." tanya Harry.

"Ah ya, itu poin pentingnya. Kita semua tidak akan pergi ke rumah Tonks, hanya kau dan Hagrid. Akan ada tujuh Harry Potter dan empat Melody Potter mengangkasa malam ini, masing - masing dengan satu pengawal. Kita akan menggunakan dua gelombang, yang pertama, kita akan mengungsikan Harry, Melody menunggu di sini lalu beberapa dari kami akan kembali untuk menjemput Melody."

Moody mengambil sebuah botol dari saku jubahnya yang saat dia membuka tutupnya, isinya tampak seperti lumpur. "Tidak! Tidak akan!" seru Melody dan Harry bersamaan. "Sudah kubilang kepada mereka, kalian akan bereaksi begini." Kata Hermione. "Jika kau mengira aku akan membiarkan enam orang mempertaruhkan nyawa mereka-!" protes Harry.

"Karena ini baru pertama kali bagi kami semua," cetus Ron.

"Ini berbeda, berpura - pura jadi aku-"

"Yah, tak seorang pun dari kami menyukainya, Harry. Bayangkan kalau ada yang tidak beres dan kami jadi berkaca mata, bertambang bego, dan kurus kering selamanya," kata Fred, sudah jelas dia akan menyamar menjadi Harry. "Kalian tidak bisa melakukannya jika aku tak mau bekerja sama, kalian perlu aku memberikan beberapa helai rambutku." Kata Harry.

"Wah, kalau begitu, rencana ini gagal total deh. Jelas tak ada kemungkinan sedikit pun bagi kami untuk mendapatkan rambutmu, kecuali kau mau bekerja sama," kata George. "Yeah, kami berlima belas-minus Liana yang masih punya jejak-lawan satu cowok yang tak diizinkan menggunakan sihir dan adiknya yang sepertinya tak akan melawan, kami tak punya kesempatan." Kata Fred.

"Lucu," kata Harry. "Benar - benar menggelikan."

"Tapi aku memang tak akan melawan, tak ada gunanya," kata Melody jujur, Harry mendelik padanya. "Kalau memang harus ada paksaan apa boleh buat, hampir semuanya di sini sudah di atas umur, Harry, dan mereka semua siap mengambil resiko ini." Kata Moody,
"Tapi ini gila!" teriak Harry, "Harry, tak ada cara lain, kalau kau punya cara yang lebih baik, aku yakin kami akan dengan senang mendengarkan," kata Melody. Harry menatapnya cukup lama, lalu dia menoleh pada Moody. "Nah Harry, adikmu benar." Kata Moody.

Harry mendengus, "rambutmu tolong," kata Moody. Maka, dengan perlahan, Harry mencabut beberapa helai rambutnya kemudian memasukkan ke dalam botol ramuan. Ramuan itu berasap sejenak, kemudian warnanya bergantu menjadi bening keemasan.

"Oh, kau tampak jauh lebih lezar dari pada Crabbe dan Goyle, Harry," kata Hermione, beberapa orang menatapnya dengan bingung. "Oh, kau tahu apa maksudku... ramuan Goyle tampak seperti sampah."

"Baik, Potter - Potter palsu, silahkan berderet di sini," kata Moody. Fred, George, Ron, Louis, dan Liam mendekat. "Kurang satu," kata Lupin, "ini," kata Hagrid keras. Dia mengangkat Mundungus lalu meletakkannya di sebelah Liam yang sediikit menyerngit. Melody bisa membaca pikiran Liam kalau Liam tidak suka bau tubuh Mundungus, memang siapa sih yang suka ?

"Sudah kubilang aku lebih suka jadi pelindung," protes Mundungus, "diam, geram Moody. "Kau seharusnya bersyukur, para Pelahap Maut tidak akan membunuh Harry, hanya menangkapnya. Yang harus cemas adalah para pelindung, Pelahap Maut akan membunuh mereka."
Mudungus tampaknya tidak terlalu yakin, dia menelan ludah saat Moody mengeluarkan setengah lusin gelas kecil dari balik jubahnya kemudian menuangkan polijus ke dalamnya. Satu - satu dari mereka mengambil gelas dan menatapnya sesaat.

"Bersama - sama semuanya..." kata Louis, dia sempat nyengir pada Melody sebelum meneguk ramuannya. "Meskipun aku belum pernah coba, kelihatannya... erm... menjijikan," bisik Liana. Melody mengangguk, dia sudah pernah melihat efek dari ramuan ini, dia juga belum pernah coba.

Perlahan, Ron, Fred, George, dan Liam mengerut jadi lebih pendek, Louis bertahan pada tingginya. Mundungus bertambah tinggi. Setelah mengagumi atau berkomentar tentang Harry, mereka mengganti pakaian mereka. Melody mengawasi semua Harry Potter mendekati pengawal mereka. Rasanya aneh sekali melihat Harry bertingkah sekonyol Fred, George, dan Louis, apalagi sebijak Liam yang saat berdiri pun kesan Liam-nya tetap keluar.

"Harry, kalau kau punya kembaran, sebaiknya dia punya sifat seperti Liam, akan bagus sekali," bisik Melody pada Harry yang masih bengong menatap keenam dirinya yang lain. Setelah perbincangan kecil lainnya. Moody, Mr Weasley, Lupin, Tonks, Kingsley, dan Bill memasang Mantra Pelindung tambahan pada rumah agar Melody, Liana, Hermione, dan Fleur yang akan menunggu aman.

Harry yang bersama Hagrid memakai motor Sirius. Harry duduk sespan dengan tak nyaman. Moody tak mengizinkan Melody dan yang lain keluar dari rumah. Jadi, dia hanya mengawasi kakaknya dari dalam. Berharap bahwa dia akan baik - baik saja.

"Apa ini ?"

Melody menoleh tepat ketika Kingsley dan Louis pergi. Fleur menatap tertarik mesin cuci. "Itu mesin cuci," jawab Melody. "Untuk ?" tanya Fleur lagi, "mencuci baju," jawab Melody, Liana, dan Hermione serentak. Fleur mengangguk lalu berkeliling lagi. Melody menoleh ke langit, dia sudah tak bisa melihat apa - apa.

-oOo-

Ini first chapternya, gimana menurut kalian ? Surat cintanya Niall garing banget ya ? Aku nggak pengalaman sih, hehe.
Wait for the next chapter!!
Thanks for reading!!

MW_LW

Continue Reading

You'll Also Like

66.8K 421 7
Menghamili kekasih nya sendiri agar kekasih nya tak pergi? itulah Alvano Alvano yang sudah sangat cinta dan mungkin terobsesi oleh Vanessa itu mengha...
1.6M 85.1K 39
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...
367K 18.3K 32
novel ini menceritakan seorang cewek bar bar memasuki tubuh cewek playgirl yang memiliki mantan banyak salah satunya protagonis pria. Kalau penasara...
3.9M 115K 18
Di penghujung usia tiga puluh, Jemima akan melepas masa lajangnya. Ketika ia pikir tak memiliki alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang me...