Aji dan Semestanya

By HuangNami

10.9K 1.4K 276

Kalian pasti sering mendengar mengenai "kisah cinta yang berawal dari rasa benci menjadi rasa cinta, yang di... More

PENGENALAN KARAKTER + PROLOG
01 {DAY 1}
02 {DAY 2}
03 {DAY 3}
04 {DAY 4}
05 {DAY 5}
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 END

19

133 26 0
By HuangNami

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 19 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay19
#Day19
#Imitasi

Imitasi yang berarti tiruan; bukan asli (kalung yang dibuat bukan dari emas tetapi, warnanya menyerupai emas); karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain.

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

***

Yap, mereka berdua. Aji dan Noval, dua pemuda berstatus sepasang kekasih itu memang sangat menyukai bahkan hampir menjadi sebagian dari jati diri mereka masing-masing bahwa pemandangan alam itulah yang paling indah menurut mereka untuk bisa melepaskan rasa lelah dan beban di dalam diri secara tidak langsung.

Rasa suka satu sama lain dan juga rasa suka terhadap alam semesta seperti salah satu dari dua hal yang terlihat imitasi akan adanya. Benar bukan?

Salah. Karena keserasian antar dua insan berbeda darah itu sangatlah langka, namun jika memang adanya itu berarti Tuhan memiliki takdir untuk mereka berdua yaitu Noval dan Aji.

"Kedip dulu, sayang. Apa senja jauh lebih menarik dari pada diriku?" Tanya Aji sengaja menggoda Noval yang lagi asyik memandang langit jingga.

"Eh? Hehe, sorry. Lagian kita juga jarang ke puncak sini, 'kan? Jadi ya wajar kalo aku suka liat pemandangan di sini, kamu jangan cemburu atuh." Ujar Noval dengan senyum bayinya. Lucu?

"Iya deh, buat pacar aku si penyuka senja, apa sih yang nggak? Kalo mau ke sini lain waktu tinggal bilang aja ke aku, ntar wusss langsung sampe deh," seru Aji dengan mengeratkan pelukannya pada Noval.

Mereka duduk di atas tikar kecil tipis dengan ditemani rerumputan kecil yang tak mengganggu sama sekali. Dengan posisi duduk mereka yaitu Noval yang membelakangi Aji dan Aji pun hanya memeluk erat pinggang ramping sang kekasih.

"Lu tau ga kenapa gue bisa suka banget ama senja?" Tanya Noval tiba-tiba sambil menatap Aji.

"Mungkin karna senja punya warna merah jingga yang cantik karna sebuah perpaduan kayak kita berdua?" Sahut Aji mengecup lembut kening Noval.

"Yap, bener. Kurang lebih kayak gitu, dan yang pasti karna saat gue natap senja pikiran negatif gue seketika hilang."

"Paham, sayang."

"Habis ini, kamu mau pulang ke mana?" Tanya Aji tersenyum tampan. Duuuh, meleleh hati ini.

"Euuum? Ke rumah kamu, boleh?" Pinta Noval dengan puppy eyes-nya.

"Astaga, jelas boleh sayangkuuu. Iiih, gemes banget, pacar siapa sih?"

"Pacarnya Aji Mahendra dong, harus gemesin biar ga ada pelakor tante-tante."

"Iya deng iya, yuk pulang, buru malem."

"LET'S GOOO."

Secara perlahan pun merah jingga senja sudah mulai pudar dan menghilang. Di sisi lain pun Noval dan Aji sudah dalam perjalanan menuju rumah Aji.

***

30 menit berlalu dan mereka pun sudah sampai di halaman depan rumah Aji. Dengan antusias Noval masuk lebih dulu ke dalam rumah itu, diikuti oleh Aji yang hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.

"Kok sepi?" Tanya Noval heran karena tidak mendapati sosok paruh baya alias orang tua Aji yang biasanya duduk di ruang tengah.

"Mungkin mereka sedang duduk-duduk di halaman belakang, ga perlu dicari, sekarang dah petang kamu harus mandi dulu sama jangan lupa pake air anget biar ga sakit." Tutur Aji seperti seorang suami yang menasehati istrinya. Idaman, 'kan?

"Hm, tapi kamu bilangin kalo aku mau nginep di sini biar mereka ga kaget."

"Oke, sayangkuu. Gih, mandi dulu biar wangi."

"Owkeyy."

Noval melangkah ke dalam kamar Aji. Sedangkan si pemilik kamar berjalan menuju halaman belakang rumahnya. Terdapat sebuah kolam ikan yang berukuran cukup besar yang berisi ikan-ikan hias yang dipelihara oleh Papa nya. Mama nya tengah merajut di kursi santai yang terbuat dari kayu, sedangkan Papa nya sedang memberi makan ikan-ikannya di kolam dengan melempari makanan ikan.

"Mah, Pah." panggil Aji.

"Eh, udah pulang nak? Kenapa?" Mama nya meletakan jarum serta benang rajut dan mengelus puncak kepala Noval yang menunduk.

"Itu, temen Aji mau nginep, si Noval."

"Iya gapapa, kebetulan, nanti Mama mau masak banyak, sepupu kamu mau pada dateng." Aji mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Ingin membersihkan tubuhnya. Masuk ke dalam kamar mandi tanpa ingat bahwa Noval sedang mandi.

"HEH! ANJING LU!! GUE LAGI MANDIII!!!!" Aji langsung berlari keluar kamar mandi dengan hanya berbalut handuk untuk menutupi bagian privasinya.

"MAAAFFF!!!" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu terduduk di kasurnya.

'mulus juga pantatnya...'

Aji mengucapkannya dalam hati. Takut jika mengatakan langsung, Noval akan mendengarnya dan akan marah padanya.

***

Sekarang, sepasang kekasih yang tadi sedikit bertikai tengah bersiap untuk makan malam bersama. Banyak mobil terparkir di halaman rumah Aji. Para Sepupunya datang beserta orang tua mereka yang berarti paman dan bibi Aji. Noval memakai pakaian milik Aji untuk sementara. Kemeja berwarna coklat yang di kancing menyisakan dua kancing atas yang dibuka, dipadukan dengan reguler fit pants dan sepatu putih dipakai Noval.

"Aku gugup banget, takut mereka curiga sama kita..." Noval memainkan dua jarinya sembari menunduk dan terduduk di atas kasur Aji.

Si pemilik kamar yang sedang berkaca di sebuah cermin full badan menoleh ke arah kekasihnya yang terlihat sedih. Ia tau, sangat tau resiko dan konsekuensi yang akan ia terima jika Berani berhubungan dengan sesama jenis. Apalagi, salah satu Pamannya sangat menentang hubungan jenis itu.

"Gapapa sayang... Kita harus pede dong... Pacar aku yang ganteng nan cantik ini harus senyum. Yok senyum Yok.. udah yaa, jangan sedih lagi... Apa mau pulang aja?"

"Ngga... Ngga papa kok, udah yuk turun... Nih udah senyum nihh, ayok, barangkali Mamahmu nungguin." Aji ingin sekali menggandeng tangan Noval. Memperkenalkan pria itu sebagai kekasihnya pada orang tuanya. Menikah dan berbahagia di masa depan.

"Waduh waduh waduh... Aji dah gede yak, tambah ganteng lagi." Ucap salah satu Bibi Aji yang sudah lama tidak datang kemari.

"Iya nih, anakku emang ganteng."

"Eh, ini temen Aji yah? Aduh aduh, ganteng juga ya... Namanya siapa Nak?"

"Noval Tante.."

"Kamu sopan banget yah, Tante jodohin sama anak Tante mau?" Aji sontak menggeleng saat mendengar kekasihnya akan dijodohkan. 'enak aja, Noval Aditya tuh punya Aji seorang! Ga ada yang boleh milikkin Noval selain Aji dan orangtuanya!!' batin Aji sambil menatap sinis Bibinya itu.

"Aduhhh, ngobrolnya udahan yukkk, waktunya makan malam ini..." Mama Aji menyiapkan segala masakan yang ia ada di meja makan ini sendirian.

Semuanya mulai makan dengan tenang walaupun dengan diselingi tangis, tawa dan celotehan anak-anak kecil yang hadir itu.

"Jeng, gelangnya bagus amat... Beli dimana??"

"Iy jeng, saya beli di toko emas kaliratu... Gimana? Bagus kan jeng."

"Iyaa, keliatan banget imitasi." Ujar Noval pelan. Sangat pelan hingga hanya dirinya yang bisa mendengar.

Makan malam telah selesai. Kini, keluarga besar Aji sedang bersantai di ruang tengah. Mengistirahatkan diri sebelum kembali pulang ke rumah masing-masing.

Noval dan Aji tetap di kamar. Bersantai di balkon untuk memperhatikan bulan yang terlihat buat sempurna dan sangat terang.

"Tau ga kenapa aku lebih suka Bulan daripada matahari?" tanya Noval.

"Ga tau, emang kenapa?"

"Karna, tanpa pake apapun, Aku tetap bisa ngeliat bulan tanpa harus ngerasa silau, sedangkan matahari, harus menggunakan kamera dari ponsel yang terasa silau saat mencoba melihat langsung.

"Iya juga ya? Sekarang giliran Aku, Aku mau tanya, hal apa yang paling Aku suka?"

Noval terlihat mengetuk dahinya dengan satu jari.

"Aku?" Jawab Noval sedikit tidak yakin.

"Yaa, kamu bener-bener bikin aku sesuka itu."

"Waduh, jadi malu nihh...."

Semesta?
Mungkin sebutan yang cocok untuk kekasihku, Noval Aditya....
Permata, pujaan, kekasih hatiku yang paling aku cintai....
Tidak peduli tentang gender, aku benar-benar menyukainya...
Pria dengan segala trauma yang ia pendam sendiri...

Mungkinkah kita memang ditakdirkan bersama?

Atau Tuhan hanya sedang mempermainkan kita?

Kuharap, Tuhan serius menakdirkan ku....

Semoga

••••

Sudah lebih dari seminggu Nisfya dan Pasha menjadi sepasang kekasih. Banyak yang mendukung mereka dan bahkan memiliki fansite tersendiri.

"Kak Ninis, mau jalan ga besok?"

"Boleh, mau kemana emang?"

"Ga tau jug sih, ya jalan aja dulu, ntar juga kepikiran mau kemana."

"Ya udahlah terserah kamu aja."

Mereka berdua tengah di sebuah restoran seafood yang sangat terkenal akan masakan Abalaone nya. Nisfya yang memang menyukai Seafood langsung saja memesan berbagai macam menu.

"Dihabisin loh ya."

"Hehe, iya, tenang aja..."






***

TO BE CONTINUE
Jangan bosen-bosen yaa, ini baru permulaan soalnya hehe...

See you in the next chapter!!!

Makasih juga buat yang udah vote dan komen!!

Bye Bye











Continue Reading

You'll Also Like

Destiny By omlet

Teen Fiction

4.3K 400 32
Tentang sebuah perasaan yang menolak pergi , walau tidak tau akhir nya dia akan balik mencintai atau membenci. Warning!⚠️ Ini lapak BL fujo dan fudan...
11.2K 1.4K 43
Daniel (Zhou Keyu) seorang bintang entertainment terkenal terjebak dalam kasus tabrak lari yang dibuat oleh rivalnya terpaksa bersembunyi untuk mered...
395K 41.7K 87
Iblis itu kejam tanpa ampun, namun malaikat yang tersakiti lebih mengerikan dari apapun
348K 22.4K 102
Warning !!! ini cerita Gay yang homophobic minggir sana kalian !!!! ( Gaystory !!!) Bertemu dengan dirinya adalah anugerah yang paling indah kumiliki...