Aji dan Semestanya

By HuangNami

9.6K 1.3K 276

Kalian pasti sering mendengar mengenai "kisah cinta yang berawal dari rasa benci menjadi rasa cinta, yang di... More

PENGENALAN KARAKTER + PROLOG
01 {DAY 1}
02 {DAY 2}
03 {DAY 3}
05 {DAY 5}
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 END

04 {DAY 4}

349 52 63
By HuangNami

Hai Guys!!

Aji sama Noval dah sampe chapter 3 nihhh
Jangan Lupa, Vote, Komen, Follow and Share yaaa

#eventmenulis #50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay4
#clue day4
#kelindan

kelindan: benang yang berpilin; penggulung benang;benang yang sudah dimasukkan ke dalam lubang jarum untuk keperluan menjahit, dan penggulung benang atau gelendong.

Dikulum,dikunyah
Selamat membaca Semuanyaahh

⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Kegiatan Ospek untuk hari ini sudah selesai. Noval baru saja akan melaju dengan motornya, namun seorang pemuda yang baru menaiki motor disebelahnya langsung menarik atensi Noval.

"Mau pulang juga?" Tanya Noval.

Pemuda itu mengangguk. Aji, ya pemuda itu adalah Aji yang kini tengah memasang helm di kepalanya dan menaiki motor miliknya sendiri.

"Hati-hati yaa!" teriak Noval saat motor Aji mulai hilang dari pandangannya.

"Hmm, owkeyy kita mau kemana nih enaknya... Bunda sama Ayah pasti ga di rumah, males ah pulang." Noval mulai menjalankan motornya. Entah dirinya akan kemana yang penting jalan terlebih dahulu.

Disisi lain, Aji sedang menuju Rumah sakit Rancabadak untuk menemani Mama nya. Tadi pagi saat akan berangkat kuliah, Papahnya berpesan padanya untuk menemani Mamahnya sepulang kuliah. Sedikit ragu, ia takut akan canggung apabila hanya berdua dengan Mamahnya. Sejujurnya, dirinya sangat ingin dekat dengan Mama nya tapi dirinya ragu, bingung dan takut.

Ragu jika Mama nya menolaknya.

Bingung jika Mama nya tidak menyukai kehadirannya.

Takut jika Mama nya mendorongnya pergi.

Berada di depan pintu kamar VIP milik Mama nya. Mengetuk pelan pintu itu dan membukanya. Bisa Aji lihat, sang Mama sedang tidur dengan damai. Luka-luka luar sudah mulai membaik dan hanya tinggal luka dalam yaitu patah tulang di pergelangan tangan. Duduk di kursi yang tersedia di sebelah brankar dan menatap wajah cantik Mama nya yang kini mulai menua.

"Mah, Aji kangen, Aji pengen bisa disayang sama Mamah... Aji pengen deket sama Mamah... Aji pengen manja-manja sama Mamah... Kapan Aji bisa ngerasain itu Mah? Kapan?!" Aji meneteskan air matanya. Sesakit itu memang apabila kita memiliki orang tua, namun kita tidak merasakan kehangatan dari pelukan orang tua kita.

Tenggorokannya tercekat. Napasnya tersendat. Aji ingin sekali menangis meraung di sini. Menanyakan banyak hal pada Mama nya. Di pikirannya terus menggumamkan kata 'kenapa?'.

Menahan dengan sekuat tenaga agar tangisannya tidak bersuara. Kalian tahu? Menangis tanpa suara itu sangat menyakitkan. Dada nya sesak. Tangannya menutupi mulutnya sendiri agar benar-benar tidak bersuara.

Aji berdiri dari duduknya, "Mah, Aji pergi dulu sebentar." Setelah mengucapkan hal itu, Aji pergi. Lebih tepatnya ke kamar mandi. Aji ingin membasuh wajahnya.

Berdiri di depan wastafel, Mencuci muka dan berkaca. Matanya sedikit merah dan juga wajahnya sedikit kuyu.

Setelahnya, ia keluar dari kamar mandi dan mendapati Mama nya sudah bangun dan menatap ke arah luar jendela.

"Mah," panggil Aji. Dirinya kembali duduk di kursi sebelah brankar. Menatap mata hitam Mama nya yang tampak sedikit bergetar.

"Aji... Udah gede ya sekarang... udah bisa jalan-jalan tanpa harus minta ke Mamah sama Papah.." Aji menunduk. Sial, matanya hampir meneteskan air mata lagi.

"Ya."

"Maafin Mamah ya sayang."

Aji hanya diam. Sebagian dari dirinya memang ingin dekat dengan Mama nya namun, sebagian yang lain masih belum bisa memaafkan Mama nya. Sejak kecil, Aji tidak pernah diurus oleh orang tuanya. Bahkan mungkin, Mama nya tidak pernah memandikannya atau pun menciumnya sebelum tidur.

Pria tampan itu berdiri. Lalu berlari pergi dari keberadaan Mama nya. Berada di sana membuat dadanya sesak. Berlari hingga kini Aji berada di tempat parkir di mana motornya terparkir.

"Maaf Mah, Aji masih berat buat maafin Mamah... Maaf."

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Noval sudah pulang ke rumah. Bundanya terlihat sedang menjahit pakaian di ruang tengah sambil menonton TV. Seketika pikiran Jahil Noval muncul. Ia mengendap-endap untuk mengagetkan Bundanya.

"Bund!! Noval mau ngagetin Bunda tuhh!!" Nisfya berteriak dari tangga. Membuat Noval sontak kaget.

"Noval... Uang jajan mau dipotong?" ancam sang Bunda membuat Noval menggelengkan kepalanya ribut dan bersimpuh di depan Bundanya.

"Ngga Bund, maaf hehe, tadi cuma bercanda aja kok."

"Kamu Bunda hukum, beliin Kelindan buat Bunda."

"Kelindan apaan Bunda?"

"Itulohh, Benang buat njahit... yang gede ya, biar awet, belinya di toko kain, biasanya ada. Di toko kain mana aja deh, warna item ya."

"Siap Bunda."

Noval menaruh tas nya di sofa dan kembali melesat pergi ke toko kain. Namun saat hampir sampai, Noval sudah bisa melihat kalau toko kain yang dituju nya tutup. Membuka ponsel untuk menelpon Bunda, namun Noval sudah tahu jawabannya.

"Alah, paling nanti disuruh cari toko lain."

"Telfon Lintang aja apa ya? Tante dia kan penjahit."

Membuka aplikasi WhatsApp dan mendial nama Lintang di kontak. Menelpon gadis cantik yang sebenarnya sedang memakai masker kecantikan.

"Hm?paan?"

"Toko kain yang buka dimana deh? Kalo ngga, yg Tante Lu biasa belanjain kain dimana?"

"Buat paan emang nya? Mau buka toko baju Lu?"

"Kaga, Bunda minta dibeliin Kelindan."

"Itu apa deh?"

"Benang."

"Gue punya banyak nih, kalo mau, ke rumah aja sini."

"Syappp."

Noval mematikan ponselnya dan langsung melaju ke rumah Lintang. Tidak perlu membeli jadi tidak perlu ada pengeluaran.

Sesampainya di rumah Lintang, Noval langsung masuk saja karna memang sudah kebiasaannya untuk langsung masuk ke dalam rumah Lintang.

"Lintang~~ main yookkk."

"Berisik njir, kucing Gue lagi pada tidur."

"Yaelah, kucing doang kok."

"Lu pikir, Gue punya kucing 5 itu ga pusing? Pusing anjir, apalagi si Jimbon sama Moci berantem mulu, Sofa sama kasur Gue jadi sasarannya!"

"Si Lala ada ga? Kangen nih sama tuh kucing gembul."

"Biasa, di kandangnya.. kok Lu malah main sama kucing si? Bukannya mau minta benang?"

"Yaelah... Nanti aja si, Gue mau main ama Lala dulu."

Sedangkan di rumah Noval•••

"Duh, kok Noval lama banget ya?"

"Main dulu nih Bund.. pasti."

"Tolong telfonin Noval dong, suruh cepetan."

"Okeii, bentar."

"Hm! Paan?"

"Lu dimana heh?! Cepetan, benang nya dah ditungguin Bunda!"

"Oke, sampein ke Bunda, anaknya yang paling ganteng ini ondeway ke rumah."

"Ck, pasti main dulu ya Lu?"

"Hehe."

"Malah ketawa, Heh!—"

Tuttt

Panggilan dimatikan oleh Noval. Ia malas mendengar ocehan dari kakak sepupunya itu.

"Gimana Nis?"

"Katanya lagi di jalan Bund, tu anak main dulu keknya."

"Astagaa, kayak bocil aja."

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Dalam perjalanan pulang, Noval melihat Aji yang tengah terduduk di halte bus pinggir jalan. Dapat ia lihat pemuda tampan itu sedang melamun.

"Loh, Aji?" Seru Noval sedikit terkejut.

"Hm? Eh, Noval.. Apa kabar?" Seru Aji sedikit canggung.

"Gue baik. Lu sendiri?"

"Gue juga baik."

"Oh. Trus ngapain bengong sambil duduk sendirian di halte kek gini?" Tanya Noval mencoba mencari topik pembicaraan.

"Cuma pengen nenangin diri aja," ujar Aji sembari menatap langit biru dengan awan abu pertanda cuaca mendung.

"Oh, oke." Sahut Noval semakin canggung.

"Lu sendiri dari mana?" Tanya balik Aji mencoba mengakrabkan dirinya dengan Noval.

"Gue tadi abis dari rumah Lintang, minta benang, eh ga minta sih, di kasih sama Lintang, kan gue ga minta."

"Oh."

"Oh, ya. Mau mampir ke rumah gue ngga? Gue liat-liat nih cuaca makin mendung aja, kalo lu pulang sekarang gue ngga yakin lu sampe rumah masih tetep kering palingan udah basah kuyup." ajak Noval.

"Boleh, kebetulan lagi males pulang juga."

"Sekarang kita cabuttt."

Mereka berdua menaiki motor masing-masing. Noval memimpin jalan dan Aji mengikuti. Aji sedikit tersenyum, melihat badan Noval yang, pendek, mengendarai motor besar, terlihat lucu di matanya.

'lucu'

Rintik gerimis mulai turun. Noval mempercepat laju motornya dan diikuti oleh Aji. Hingga akhirnya mereka berdua sampai di rumah Noval. Si pemilik rumah membuka pintu perlahan agar Bundanya tidak tahu dirinya sudah pulang. Namun hal itu percuma. Bundanya sudah bersiaga di belakang pintu.

"Ditungguin eh taunya malah main.. mau di potong ya uang jajannya?"

"Eh jangan Bunda! Noval ga sengaja... Kelupaan tadi karna diajakin main sama Lintang."

"Ngga usah cari alesan, Lintang yang bilang ke Bunda kalo kamu yang main ke sana."

"Tapi Lintang yang ajak Bunda~~"

"Permisi Tante."

"Eh? Siapa dia, nak?"

"Temen baru Noval Bund."

"Aduh aduh, ganteng... Ayok sini masuk, aduh bajunya basah, kehujanan ya? Ayok sekarang mandi terus ganti baju, pake baju Ayahnya Noval aja, kek nya pas deh."

"Bundaaaaaa Noval juga dingin nihh."

"Ah kamu mah ga usah, bisa merhatiin diri sendiri kan?"

"Ck, yang disini anak Bunda siapa sih?"

"Nisfya sama, ganteng, nama kamu siapa nak?"

"Aji Mahendra, Tante."

"Nahh, anak Bunda itu Nisfya sama Aji, sayang, jangan panggil Tante ya, panggil aja Bunda."

"I-iya, Bunda."

"Terus Noval anak siapa?"

"Ya mana Bunda tauu, kok tanya Bunda."

Noval langsung pergi ke kamarnya. Membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya ke kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi ornamen bintang serta planet-planet yang ada di Tata Surya. Semua ornamen itu dipasang oleh Ayahnya saat dirinya masih kecil. Menyalakan pendingin ruangan lalu bangun dan berjalan menuju balkon. Hari sudah sore. Beberapa jam lagi, langit Swastamita dengan ciri khas berwarna Oren kekuningan serta biru itu akan terlihat.

Duduk di balkon sambil mendengarkan lagu bergenre R&B dan lagu-lagu dari grup One Direction. Lagu favoritnya adalah Little White Lies dan Better Than Words. Menurut nya, lagu milik mereka sangat unik dan nyaman di dengar.

Tok Tok Tok

Pintu kamar Noval diketuk. Si pemilik kamar pun membuka pintu dan mendapati Aji yang sudah membersihkan diri.

"Hai? Boleh masuk?"

"Silahkan... Ga ada apa-apa juga."

"Kamar lu.. penuh sama hal-hal tentang angkasa..."

"Kalo lu liat kamar mandi gue, pasti lebih kaget lagi."

"Emang isinya apa?"

"Kek galaksi."

"Haha.."

Noval bingung. Apa yang membuat Aji tertawa? Dan kenapa, tawa Aji membuat dada Noval sedikit berdebar?

"K-kok ketawa sih!!"

"Gue kaget aja, ada ya orang kek lu."

"Ya ada lahhh.... Lu juga aneh, pake bahasa Sansekerta mulu.. Gue kalo ngobrol ama lu harus mikir artinya dulu."

"Kosakatanya itu bagus. Lebih menarik menurut gue. Dan jarang ada orang pakai kata-kata itu."

"Oh ya Ji, bunga yang lu suka itu apa?"

"Kanigara"

"Bentar, Gue mikir dulu, ah, itu apa ya, Bunga Matahari ya."

"Hm."

"Kenapa suka sama Kanigara?"

"Karna gue suka warna kuning."

'kok sama juga sih, bahkan warna kesukaan dia kuning? Anjirlahhhh.' Senandika Noval.

Sepertinya Benang Merah takdir di antara mereka mulai terjalin. Menyambung dan menjadi satu benang yang begitu panjang. Sama seperti kisah mereka. Yang masih sangat panjang.

***

To be Continue

Bagaimana readers?
Udah mulai Deket nih... Wkwk

Buat yang ga tau arti-arti nya
1. Kelindan
    •benang yang berpilin; penggulung benang;benang yang sudah dimasukkan ke dalam lubang jarum untuk keperluan menjahit, dan penggulung benang atau gelendong. Disini, Gue ambil yang benang buat njahit.

2. Swastamita
    •berasal dari Bahasa sansekerta yang bermakna senja.

3. Bumantara
    •bermakna angkasa.

4. Bahasa Sansekerta
    •bahasa kuno Asia Selatan yang merupakan cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini berkembang di Asia Selatan setelah moyangnya mengalami difusi trans-budaya di wilayah barat laut Asia Selatan pada Zaman Perunggu.

5. Kanigara
    •bermakna Bunga Matahari

Cuacanya kok ga nentu gini sih? Bikin gampang sakit..
Author juga lagi sakit, uhuk-uhuk;v

Jaga kesehatannya ya semuanyaaaa

Terima kasih telah membaca karya kamiii
See you in the next chapter!!!












Continue Reading

You'll Also Like

906K 85K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
531 54 5
Tentang Wira sang bad boy dan ketua geng motor dari SMA swasta dan Ervan badboy dari SMA negri. Kehidupan mereka yang jauh berbeda tiba-tiba saja dip...
4.9K 1.1K 25
Takdir. Setiap insan manusia di muka bumi ini tentu memiliki takdir mereka sendiri. Apakah takdir mereka baik atau tidak, semua tergantung dari diri...
5.7K 749 29
"I'm not gay. Tapi jika itu Dipta, maka aku akan berteriak kalau aku seorang gay." Kalimat itu menjadi salah satu tamparan bagi ku, iya Zayn dengan...