Aji dan Semestanya

By HuangNami

9.5K 1.3K 276

Kalian pasti sering mendengar mengenai "kisah cinta yang berawal dari rasa benci menjadi rasa cinta, yang di... More

PENGENALAN KARAKTER + PROLOG
01 {DAY 1}
03 {DAY 3}
04 {DAY 4}
05 {DAY 5}
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 END

02 {DAY 2}

543 52 44
By HuangNami

#50menulisbersama
#Day2
#ClueTeyan
#Teyan

Don't forget to Vote, Coment, and Follow Guess
Happy Reading My Readers

***

Malam pun berganti pagi. Sang surya pun sudah menampakkan wujudnya di ufuk Timur sebagai pertanda bahwa hari baru telah menanti.

Seperti mata batin yang mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya, sinar mentari milik sang surya mencoba menelisik masuk melewati sela-sela gorden kamar tidur seseorang dengan gerak lihainya yang terkesan unik.

Berhasil melewati penghalang berupa dinding dan jendela kaca kamar tidur, saat ini sinar mentari mencoba membangunkan sosok pria mungil nan manis yang masih terlelap dalam alam mimpinya.

Membangunkannya dengan cara menerpa lembut wajah tampan yang terbalut erat dengan kesan manis itu, tak lama pria dalam tidurnya mulai membuka matanya dengan perlahan lalu mengerjap beberapa kali guna memperjelas penglihatannya.

Menguap sambil meregangkan tubuh kecilnya, tatapan mata bulat itu tertuju langsung pada luar jendela yang masih tertutupi oleh gorden meski angin berusaha membuka gorden yang menghalangi pandangan Noval.

Berganti melihat jam dinding kamar yang masih menunjukkan pukul enam pagi. Noval pun segera beranjak dari atas ranjang tidurnya lalu memilih setelan baju santai untuk ia gunakan di minggu pertama kuliahnya.

"Pagi juga gue bangun. Haha, anak rajin nih bos. Contohlah wahai semesta." Ujar Noval dengan senyum Pepsodent nya.

"Tapi gw lupa, gw harusnya liat Arunika, tapi matahari aja dah tinggi gini, telat banget anjir"

Selang sepuluh menit berlalu, Noval pun keluar dari bilik kamar mandi lalu memperlihatkan dirinya yang mungil di depan kaca besar yang bersandar di sisi pojok kamar tidur.

"Anjir, gue cakep amat cuy. Gila, ya dong bibitnya pak Hendri sama bu Dewi, ehe."

Setelah puas mengaca diri sendiri, ia pun segera membawa tas ransel kecilnya lalu berjalan santai ke arah ruang makan sembari mengalunkan lagu favoritnya yang berjudul Angel Baby karya Troye Sivan.

"Aduh, anak mama kok ganteng banget sih." Seru sang bunda saat melihat sang anak menuruni anak tangga.

"Noval kan emang ganteng, Bun." Sahut Noval dengan percaya diri lalu mengambil tempat duduk di meja meja makan.

"Ya iyalah, kan itu juga dari Gen bunda sama Ayahmu" Goda sang bunda sambil menata piring di atas meja makan.

"Idihhh iyadeh sipaling cantik sampe anaknya jadi seganteng ini" Ujar Noval menyahuti Godaan Bundanya.

"Oh, ya. Nisfya belum bangun, Bun? Terus Ayah kemana?" Tanya Noval disela-sela acara sarapanya.

"Ngga tau tuh, mungkin masih molor dia. Kalo Ayah udah berangkat pagi-pagi tadi.. katanya ada rapat penting" Sahut sang bunda seadanya.

"Rapat apa Rapat nih bund??." Ujar Noval yang kini menggoda sang Bunda.

"Hush, jangan gitu ah, Ayah beneran rapat kok, Bunda dikirimin foto sama sekertaris Ayah tadi"

"Dikira... Bunda, Noval berangkat dulu yaa, kalo nunggu Kak Ninis pasti lama, toh Noval bisa pake motor aja, hari ini jadwalnya pameran Unit Kegiatan Mahasiswa" mencium tangan sang Bunda dan berangkat menuju kampusnya.

***

"Adek ganteng Ninis mana Bunda?" ujar Nisfya tiba-tiba. Baru saja Bunda Noval ingin membangunkannya.

"Udah berangkat dia, katanya jadwalnya pameran apa gitu tadi Lupa Bunda" jawab Bunda Noval sambil mencuci piring bekas sarapan Noval.

"Waduh, iya Ninis jadi panitianya!!! Aduh telat iniii!!!" Seru Nisfya lalu dengan cepat melesat menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat ke kampus.

Terlihat Bunda Noval hanya menggelengkan kepalanya. Astaga, sungguh keajaiban bagi hidupnya dapat memiliki dua orang anak yang memiliki sifat bertolak belakang. Ya, Nisfya sudah seperti anak baginya.

"Bunda!! Ninis berangkat dulu yaaa!!" Teriak Nisfya dari depan pintu. Dengan terburu-buru dirinya memakai Almamaternya.

"Iya sayang, hati-hati, jagain Noval buat Bunda!!" Balas Bunda lalu segera berjalan ke arah ruang tengah untuk menonton TV. Omong-omong acara kesukaannya sudah hampir mulai.

***

"Dih, caper lu ama mereka?" Ketus Noval melihat Nisfya yang selalu tebar pesona pada para mahasiswa baru.

"Iya dong, secara nih ya kan, Nisfya yang cantik kaya gini udah ga pantes jadi jomblo tauu." Seru Nisfya lalu berjalan mendahului Noval dan berkumpul dengan para panitia.

"Dih, cantik darimana anjir, kek monyet lepas kandang gitu"

Hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit, Noval berkeliling pameran ini. Ntah, ini hanya untuk formalitas saja. Dirinya sama sekali tidak tertarik. Dia hanya ingin menjadi Mahasiswa Kupu-kupu atau Kuliah-pulang Kuliah-pulang.

"Nopaaaalll!!!" Seorang wanita tiba-tiba berlari dan memeluk Noval dari belakang.

"Heh, Lu kok baru keliatan sih???!!!"

"Njink? Emang dari kemaren gw transparan gitu? Lu pikir gw apaan dah Asyuu"

"Ya enggak gitu maksudnya tolol, maksud gw tuh, Lu kok baru keliatan? Kemaren gw ga liat Lu di kelas"

"Tang"

"Hm? Paan, nama gw tuh Lintang anjirr, jangan di singkat gitu, Lu kira gw perkakas apa" Seru wanita yang mengaku bernama Lintang itu. Lintang Ayudisha, teman Noval sejak SMA. Si cantik penuh pesona namun sedikit aneh itu berhasil membuat Noval luluh. Luluh dalam artian dirinya mau berteman dengan Lintang. Wanita cantik itu selalu penasaran dengan sosok Noval yang selalu menyendiri.

"Ni anak apa kaga kesepian? Sendirian Mulu gw liat-liat" pikir Lintang pada saat itu.

»KILAS BALIK«

"Haiii, kenalin gw Lintang Ayudisha!!"

"Noval"

"Lu tau kantin dimana ga?"

"Sebelah UKS"

"UKS dimana?"

"Disebelah XII IPS 1"

"Kelas XII IPS 1 dimana?"

Saat itu, Lintang adalah murid pindahan. Dirinya langsung tertarik pada Noval. Bukan, bukan tertarik sebagai kekasih, namun sebagai teman.

"Noval, gw mau jadi temen Lu"

"Gw ga mau"

"Gw maksa!"

"Ya udah terserah"

Sejak saat itu, mereka berdua terus berteman hingga sekarang.

»KILAS BALIK SELESAI«

***

Selesai acara, Noval akan pergi dengan Lintang dan pacarnya, Devan Pratama. Sedangkan Nisfya langsung pulang karena dirinya diberi kabar bahwa Bunda Noval mendadak pusing dan mual.

"Tante, bersih-bersih diri dulu ya. Setelah itu makan, Nisfya sudah menyiapkan makanan dengan sayur bening sama teh anget biar tubuh Tante mendingan, trus jangan lupa diminum obat yang ini, tadi Nisfya sempetin beli di apotek depan komplek, habis itu istirahat yang nyenyak, nanti Om Hendri bakal Nisfya kasih tau." Ujar Nisfya dengan wajah teduh.

"Makasih banyak, sayang, kamu jadi repot gini deh jadinya."

"Ih, ngga repot sama sekali Tante ku yang paling cantik. Hehe, uda ya. Nisfya mau jemput Noval dulu, keburu ngomel tuh anak, katanya Lintang sama Devan ga bisa nganter, jadi minta jemput ke aku"

"Iya, hati-hati. Oh, ya. Tante boleh minta tolong sesuatu?" Tanya Dewi pada Nisfya saat teringat sesuatu.

"Boleh banget atuh, Tan. Mau minta tolong apa?" Sahut Nisfya sembari bertanya balik.

"Itu, nak. Tante uda niat hati dengan ikhlas mau berbagi harta Tante dengan memberi sumbangan pada Panti Asuhan yang ada di dekat komplek perumahan ini. Nah, syukurlah Tante uda mulai bisa nyumbang sejak tiga bulan yang lalu. " Ujar Dewi menjelaskan sebagian dari yang ingin dikatakan.

"Oh, ya. Syukurlah, semoga Tante dan sekeluarga sehat selalu dan rejekinya lebih dilancarkan," ujar Nisfya tersenyum.

"Iya, nak. Amin. Nah, untuk minggu ketika bulan lalu Tante uda ke sana sama Noval. Kebetulan waktu itu dia minta ikut sama Tante. Nah, barangkali nanti dia mau ikut, kamu tolong ajak dia juga ya. Kalaupun tidak, Tante mohon kamu wakilkan Tante untuk ke sana. Kamu paham, kan?" Ujar Dewi sekali lagi memberi penjelasan.

"Oh, bisa banget Tan. Malahan Nisfya juga suka anak kecil, hehe mereka itu lucu buat Nisfya. Nanti urusan itu biar Nisfya yang handle, sekarang Tante mandi, makan, minum obat, trus istirahat. Badan Tante panas pasti demam, jadi jangan sampai sakit," tutur Nisfya dengan lembut.

"Iya, nak. Makasih."

"Iya, Tan. Ya sudah, Nisfya izin jemput Noval dulu," pamit Nisfya pada Dewi.

"Iya, hati-hati kalo nyetir."

"Oke, kapten."

***

Saat ini mereka berdua, Nisfya dan Noval lagi asik mendengarkan musik barat favorit mereka di dalam mobil Nisfya sendiri. Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri seperti sudah terhanyut ke dalam melodi indah yang memabukkan.

"Eh, tong. Lu tumben amat mau gue ajak keluar rumah? Kesambet apa lu?" Seru Nisfya tiba-tiba.

"Ya, serah gue lah. Napa lu nanya-nanya?" Ketus Noval yang justru mendapat jitakan lembut di keningnya.

"Asem nih anak. Gue cuma nanya anjir. Biasa aja kali, ngegas mulu. Pantes ngga ada seme yang mau ama lu, modelan biadab gini sapa yang mau." Ketus balik Nisfya tak mau kalah.

"Gue cakep ye, asal lu tau. Jelas ada lah yang mau ama gue, gini-gini banyak nyetok antrian cewe." Sahut Noval lebih unggul.

"Iya dehhh sipaling ganteng mah pedenya dah mendekati kek orang gila, halu nya ketinggian"

Tak mau memperpanjang perdebatan sekecil pasir, mereka berdua pun melanjutkan perjalanan dengan alunan musik yang sudah berganti sekian kalinya.

Perjalanan yang tidak panjang juga tidak pendek karena memakan waktu 30 menit, saat ini mereka berdua sudah sampai di depan pekarangan Panti Asuhan Tambatan Hati.

Nisfya dan Noval pun turun dari mobil setelah memarkirkan mobil di tempat yang strategis. Belum juga melangkahkan kakinya, mereka berdua sudah disambut hangat dengan lima anak kecil yang mungkin berkisar usia antara tujuh tahun sampai sebelas tahun. Menyambut dengan senyum lebar nan manis yang semakin menambah kesan lucu pada diri mereka yang sangat menggemaskan.

"Kak Noval! Huaaa, Kak Noval main ke sini lagi ternyata—"

"E-eh? Kakak cantik ini siapa?"

Sambut bersama pertanyaan yang bertubi-tubi itu sudah biasa Noval dapatkan saat mengunjungi pantai asuhan yang dimaksud sang bunda.

"Kenalin, ini namanya Kak Nisfya, dia kakak sepupu Kak Noval. Salam dulu, gih." Ujar Noval memberi pengertian pada mereka.

"Salam kenal, Kak Nisfya cantik."

"Salam kenal juga, kakak."

Dan seterusnya, mereka berlima pun menjabat tangan Nisfya sembari mengulas senyum lebar mereka.

"Kita berdua ga dia ajak masuk nih?" Tanya Noval menggoda anak-anak di depannya.

"Eh, iya, lupa kita. Ayo kita temui Ibu panti dulu hehe." Ujar yang paling besar di antara mereka berlima.

"Ayo."

Lalu mereka pun berjalan masuk menuju pintu utama panti.

***

"Kak Aji!" Teriak seorang anak remaja berkisar usia 13 belas tahun.

"Hei, Lily. Jangan lari-larian, nanti jatuh terus luka, gimana?" Ujar seorang pemuda tampan yang bernama Aji.

"Hehe, abis Lily rindu Kak Aji tau," ujar remaja di depannya yang bernama Lily.

"Oh, yah? Padahal kita baru hari Jumat minggu lalu bertemu lalu bermain sangat lama karena adik cantik satu ini, hm." Ujar Aji menggoda Lily sembari mengusap lembut rambut panjang Lily.

"Hehe."

"Itu, kenapa di sana ramai banget?" Tanya Aji sambil menunjuk keramaian di depan pintu utama panti.

"Oh, itu. Di sana ada orang yang biasanya Teyan ke panti ini."

"Teyan? Apa itu, dek?"

"Teyan itu artinya semacam pengumpulan uang untuk dibuat donasi atau sumbangan dan sejenisnya, Kak."

"Oh, kakak baru denger."

"Hehe, Lily aja tau karna sering denger Ibu panti bicara sama Bibi panti."

"Ya, sudah. Ini kamu kasih ke Ibu panti dan ini permen khusus buat kamu."

"Waw, makasih banyak Kak."

"Kak Aji boleh kesana ngga? Barangkali butuh bantuan gitu"

"Boleh banget kakk, ayo Lily anter"

Aji dan Lily berjalan bersama. Tubuh tinggi Aji dan tubuh kecil Lily terlihat lucu dan mereka berdua seperti ayah dan anak.

"Yang kesini biasanya siapa?"

"Kak Noval sama Bunda Dewi!!"

"Kok kamu kenal?"

"Kan Lily kadang ikut main sama kak Noval, tapi Lily sekarang sibuk karna udah SMP"

Aji mengangguk. Dirinya berjalan masuk ke dalam panti. Suasana disini sangat nyaman dan hangat. Sangat berbeda dengan suasana di rumahnya. Saat masuk, tatapannya bertemu dengan tatapan pemuda yang kemaren ia temui terluka.

"Lo?"

"Nama gw Aji"

"Iya, Aji, Lo kesini juga?"

"Hm"

"Kebetulan banget, oh ya, gw belum bilang makasih kan ya? Makasih udah nolongin gw kemaren ya"

"Ya, sama-sama"

***

To be Continue

Thanks for your reading, My Readers love

Yang belum Vote, Komen, dan Follow jangan sampai lupa oke

Jangan nunggu End kalo baca, karna ini story spesial yang wajib dapat dukungan dari Readers baik hati ini

See You Next Chapter (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 324K 59
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
630K 41.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
2.9M 144K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
509 51 5
Tentang Wira sang bad boy dan ketua geng motor dari SMA swasta dan Ervan badboy dari SMA negri. Kehidupan mereka yang jauh berbeda tiba-tiba saja dip...