♪*⁠.⁠✧𝐒𝐮𝐦𝐦𝐞𝐫 𝐒𝐧𝐨𝐰☆゚...

By Otakugirls6

10.4K 1.1K 166

"Karena nyolong mangga adalah jalan ninjaku..." ✧⁠*˖⁠♡𝐒𝐔𝐌𝐌𝐄𝐑 𝐒𝐍𝐎𝐖 夏の雪 [Natsu no Yuki] sᴀʟᴊᴜ ᴍᴜsɪᴍ ᴘ... More

[Prologue] ❄️Kabur☀️
[] 🌙Keluarga kecil☄️
[] 🌙SE.RA.PH☄️
[1]🌹Kang maling🌹
[2]🌹Anack Indih0me🌹
[3]🌹562🌹
[4]🌹(ini) Salahmu🌹
[5]🌹Kulit pisang🌹
[6]🌹Sebuah Luka🌹
[7] 🌹Sayur Capcay🌙
[8] 🦁Mangga🦁
[9] 🦁(🐺) Tsundere🦁
[10] 🦁Galau🦁
[11] 🦁WiFi🦁
[12] 🦁Oyen🌙
[13] 🐙Chicken mayo🐙
[14] 🐙20 GB🐙
[15] 🐙T̶i̶d̶a̶k khawatir🐙
[16] 🐙Penghakiman🐙
[17] 🐙Ibu negara🐙
[18] 🐙Sertraline🐙
[19] 🐙Bang udah bang..🐙
[20] 🐙Le désir d'Azul🐙
[21] 🐙(Jangan) Maafkan aku🌙
[22]🐍Telor (gosong)🐍
[23] 🐍Nostalgia🐍

[] 🌙Ngebolang☄️

440 49 7
By Otakugirls6

"You my Sin my renewed

Before my soul, my Messiah

In messed love, date a love

We wanna hear, they are our prayer"

.
.
.


"Maaf tapi apakah ada yang bisa membantuku!? Jubahku terbakar!"

Mendengar suara yang tak asing, (Y/n) segera menoleh melihat Kalim berlarian dengan api yang membakar jubahnya.

"Kalim-san!? Tunggu Kalim-san! Bertahanlah!" (Y/n) ikut berlari sambil membawa sebatang jagung yang sudah matang sempurna.

"Kalim-san berhenti disana!"
(Y/n) terpaksa menumbuhkan sulur duri di lantai guna menjatuhkan Kalim dan...

*Gubrak!*
"Aduh!"
Ringis Kalim mencium lantai.

"Astaga bukankah sudah kubilang untuk berhenti!?" Omel (Y/n) menggunakan Api Ayakashi untuk membakar sihir Grim, hasilnya api yang disemburkan oleh kucing jadi-jadian tersebut hilang tanpa bekas.

"Eh!? Apinya hilang!? Uwaaah! Terimakasih (Y/n)! Kau penyelamat ku!" Kalim menangis Bombay memeluk (Y/n).

"Senpai tolong tenanglah..." Pasrah (Y/n) menepuk-nepuk punggung lelaki itu dengan lembut, sedari dulu ia paling tidak bisa menghadapi orang yang menangis.

Kalim yang mendapat perlakuan hangat tersebut malah semakin mengeratkan pelukannya, tangisannya pun makin kencang di telinga malang (Y/n).
'Kok makin kenceng sih nangisnya!?'

"Ah aku punya jagung bakar, kau mau tidak?" Tawar (Y/n) memberikan jagung bakarnya, Kalim yang tergiur dengan aroma sedap dari makanan tersebut pun langsung menerimanya.

"Terimakasih! Wah ini enak!"
Puji Kalim menggigit jagungnya tanpa pikir panjang. Bikin khawatir nih anak...

Ok kembali ke permasalahan utama, Grim yang tidak henti-hentinya menyeburkan api benar-benar membuat Riddle kesal.

"Kucing jadi-jadian itu telah merusak aturan Queen of Hearts!" Kesal Riddle mengangkat Magical Pen-nya.

"OFF WITH YOUR HEAD!"

Grim yang terkena Unique Magic Riddle terjatuh dengan kerah sihir bermotif mawar, Riddle yang melihat Grim frustasi tidak bisa menggunakan sihirnya lagi pun tersenyum remeh.

"Itu adalah efek dari Unique Magic ku, kau tidak akan bisa menggunakan sihirmu selama kerah itu masih ada di leher mu" jelas Riddle melipat tangan.

"KAU..!! KAU MEMBUATKU KESAL!"
Teriak Grim hendak melompat mencakar wajah Riddle, si empu nyaris terjatuh kebelakang jika seseorang tidak segera menahan tubuhnya.

Grep!
Semua orang terpaku ketika seseorang melesat begitu cepat menahan punggung Riddle dan mencengkram wajah Grim.

"Kau tidak apa-apa, Senpai?"

Riddle terlalu bingung untuk menjawab, beberapa detik yang lalu ia hampir menjadi korban dari kucing jadi-jadian yang hendak mencakar wajahnya.

Bukan hanya Riddle, tapi Kalim yang sejak tadi bersama (Y/n) pun baru sadar kalau lelaki itu sudah berpindah tempat di sisi ketua asrama Heartslabyul.

"A-Aku baik-baik saja, terimakasih"
Ucap Riddle berdehem, manik abu-abunya menatap nyalang sosok makhluk yang kini tunduk di cengkraman tangan (Y/n).

"Berani sekali kau! Tidak hanya melanggar aturan Queen of Hearts tapi kau juga mengacaukan upacara penerimaan siswa baru! Kau harus diberi hukuman yang setimpal!"

"Tenangkan dirimu, Riddle-san. Sekarang apa yang harus kita lakukan, Headmaster?" Azul menengahi.

"Segera keluarkan Kucing jadi-jadian itu dari sini!"

"Hah!? Tidak! Aku tidak mau! Aku akan menjadi penyihir yang hebat! Aku tidak mau keluar!" Grim meronta-ronta. "Pokoknya aku tidak mau--- uph!?"

Ucapannya terhenti ketika (Y/n) memasukkan jagung bakar kedalam mulut Grim. "Tidak bisakah kau diam?"

"Jadi... Headmaster, apa yang akan anda lakukan dengan (Y/n)-san?" Tanya Riddle mengejutkan semua yang ada di sana.

"Aku akan memulangkannya, maaf nak tapi Night Raven College bukan tempat yang sesuai untukmu" ucap Crowley mengelus kepala (Y/n).

"Tidak masalah, untuk sekarang tolong kirim aku pulang"

Crowley mulai berbicara pada Dark mirror untuk memulangkan (Y/n), tapi tidak ada reaksi apapun dari cermin tersebut.

"T-Tidak ada... Tempat yang dia tuju tidak diketahui..." Jawab cermin tersebut terbata-bata.

Kini mereka semakin bingung dengan Dark mirror, untuk pertama kalinya cermin itu tampak.... Ketakutan?

"Tunggu, apa? Tidak diketahui? Nak katakan padaku darimana kau berasal" ujar Crowley menatap curiga pada sosok bermata Sapphire tersebut.

"Jepang, Era Taisho, daerah Asakusa"
Jawab (Y/n) mengingat daerah di dunia manusia yang ia tinggali dulu ketika ada misi bersama Tanjirou.

"Jepang? Asa...kusa? Dimana itu?"
Gumam Crowley tidak sadar kalau (Y/n) tengah menatap tajam Dark mirror, manik Sapphire-nya berkilat terang, tanpa sadar (Y/n) mengepalkan sebelah tangannya.

"Sepertinya aku paham sekarang, aku berasal dari dunia lain. dan sepertinya cermin itu tidak dapat mendeteksi tempat asalku, apakah aku benar?" Tanya (Y/n) panjang lebar, Crowley hanya mengangguk pelan.

Sebenarnya (Y/n) bisa saja memberitahukan alamat rumah Rosella di Queendom of Roses, tapi mungkin ia akan tinggal....

Jika (Y/n) menetap di NRC mungkinkah ia bisa mencari jalan pulangnya ke dunia Youkai?

Dark Mirror tau dia bukan berasal dari dunia Twisted Wonderland, bukankah itu artinya ada peluang bagi (Y/n) untuk pulang?

.
.
.

Time sekip :v

Ok seperti yang kita ketahui, pak kepsek baik haty yang tak lain bernama Dire Crowley menempatkan MC kita di bangunan asrama tua buriq nan bobrok tak berpenghuni yang disebut Ramshackle dorm.

Yaah meskipun dia meyakinkan (Y/n) akan membantunya mencari jalan pulang sementara (Y/n) ditugaskan menjadi tukang bersih-bersih. //Curiga

(Y/n) POV!

Memang meragukan sih, tapi aku tidak punya pilihan lain selain Percaya, toh lagipula ini keputusanku untuk menetap bukan?

Juga, entah bagaimana Grim mengikuti ku dan entengnya dia bilang 'Manusia ini tidak akan bertahan di NRC tanpaku!'

Dasar kucing jadi-jadian less akhlak :)
Memang dasarnya aku harus membuatnya menjadi kucing bakar ala chef Junaedi.

Keesokan harinya Grim berkelahi dengan siswa Heartslabyul yang bernama... Siapa dah? Aceng ya?
Lupakan namanya! Mereka berkelahi hingga tidak sengaja membakar patung Queen of Hearts!

Headmaster marah, jadi kami harus membersihkan kaca jendela yang banyaknya bukan main.

Tapi Ace malah kabur, Grim mengejar-ngejar si kepala orange, setelah ketangkep malah Grim sendiri yang kabur, ok kejar-kejaran part 2.

Ketemu siswa Heartslabyul lain yang tampak tidak asing, ternyata namanya Deuce, aku pernah melihatnya kemarin.

Niatnya sih pengen bantuin tapi malah tambah rusuh, ceritanya pengen nangkep Grim tapi yang dilempar Ace, jadilah lampu gantung mewah tersebut hancur.

Kanjeng Headmaster marah part 2.
Karena tidak mau dikeluarkan dari sekolah, kami berempat ditugaskan mencari batu khusus yang ada di Dwarf's mine.

Setelah Kanjeng kepsek menyerahkan kunci Dark mirror kami pun langsung gasken ke sana.

Ok mari kita selesaikan semua kekacauan ini agar aku bisa berfikir sejenak!

Yaaa...
Maunya sih.

POV end.

"Headmaster tidak bilang ada hantu di rumah itu!" Teriak Ace berlari dari kejaran hantu-hantu.

(Y/n) sih ikut-ikutan lari aja, siapa tau dia akan menemukan hal menarik.

Mereka berlari hingga mereka sampai di sebuah tempat yang agak gelap, dimana banyak batu sihir yang tertancap di tanah dan dinding batu.

beberapa diantaranya sama persis dengan yang ada di Lampu gantung mewah yang sudah hancur layaknya hati ditinggal doi.G

"Kita menemukannya! Ayo ambil sebelum hantu-hantu itu mengejar ki--"

"Sssht!"
(Y/n) mengisyaratkan untuk diam, telinganya menangkap suara-suara yang tak jauh dari posisinya.

Benar saja, sosok makhluk berkepala botol retak berisi tinta muncul dan berteriak marah ketika melihat Ace hendak mengambil batu.

"BAATU.... MILIKKUU!..AKU TIDAK AKAN... MEMBERIKANNYA!!!"

"AAAAHH!!"
teriak ADeuce dan Grim lari tunggang-langgang meninggalkan (Y/n) sendirian. Sialan Lo pada...

"Mereka meninggalkan ku ya? Astaga jahatnya~ aku takut huhuhu~" (Y/n) berpura-pura menangis, sedetik kemudian ekspresi wajahnya berubah 180°.

"Eh tapi bo'ong hiyahiyahiya :v"
Seru (Y/n) mengangkat satu tangannya menciptakan sabit besar berwarna biru.

Di tempat lain...

"Hah...hah..hah.. aku lelah sekali!"
Lirih Ace dengan nafas terengah-engah.

"Tunggu sebentar, dimana (Y/n)?"
Celetuk Deuce menyadari ada yang kurang dari kelompok mereka.

"Hah?"
Beo Ace dan Grim bersamaan.

"Kita meninggalkannya bersama monster tinta tadi!" Ace berseru tidak sadar, kini kekhawatirannya memuncak mengingat (Y/n) adalah manusia tanpa sihir.

Apa yang bisa dilakukan (Y/n) untuk melindungi dirinya sendiri?

"Kita harus kembali ke sana! (Y/n) membutuhkan kita! Dan kita juga belum sempat mengambil batu pengganti lampu!" Ucap Deuce langsung dibalas TIDAK oleh Ace.

"Hah!? Tidak mau! Kau ingin kita membahayakan nyawa!?"

"(Y/n) ada di sana! Kau paham!? Dan lagi coba tebak gara-gara siapa kita semua bisa berada di sini!? Aku akui aku juga melakukan kesalahan tapi bagaimana dengan kalian!? Apakah kalian sadar kitalah yang menyeret (Y/n) kedalam situasi ini!?" Bentak Deuce membuat Ace dan Grim tersentak.

"Dan sekarang kalian akan meninggalkannya begitu saja, begitu!?"

Ace terdiam, perkataan Deuce ada benarnya, jika seandainya Ace tidak mengejek duo Ramshackle tersebut mungkin Grim tidak akan menyerangnya hingga hukuman ini terjadi.

"Tapi aku---"

"KALIAN... KALIAN MENCOBA MENCURI BATU KAMI!!!" Raungan keras mengangetkan ADeuce yang tengah berdebat, mereka tidak menyadari masih ada satu Monster yang mengikuti mereka.

"Apa itu...!?"
Gumam Ace bisa didengar oleh Deuce dan Grim.

"Aku benci mengatakan ini tapi kita harus bekerja sama!" Ucap Deuce mengeluarkan Magical Pen-nya.

"Tch tidak ada pilihan lain...! Kau juga kucing!"

"Fgnna!! Aku bukan kucing! Aku akan buktikan aku kuat!"

Dengan begitu jadilah dua manusia dan satu ekor kucing jadi-jadian mencoba melawan monster, tidak sadar kalau ada seseorang yang tengah menonton di atas pohon.

"Mereka itu makhluk apa sih? Dedemit kah?" (Y/n) berucap sembari mengunyah Onigiri.

Flashback...

(Y/n) melompat ke belakang, kaki jenjangnya mendarat sempurna di permukaan tanah, netra Sapphire-nya tak lepas dari sosok monster berkepala botol retak.

"Sebenarnya kau ini makhluk apa?" (Y/n) menangkis serangannya, berusaha untuk berhati-hati agar tidak langsung membunuh makhluk itu.

Ini aneh, pada dasarnya (Y/n) bisa mendeteksi emosi dan makhluk hidup hanya melalui aroma...

Tapi Monster yang saat ini dihadapinya sama sekali tidak memiliki aroma, hanya ada keinginan untuk menyerang membabi-buta.

Srat!
Serangan monster itu berhasil menggores pipinya, disaat yang sama pengelihatannya terhubung dengan Kasuga yang memperhatikan ADeuce dan Grim tengah melawan monster yang lebih kecil.

(Y/n) melompat ke atas, sabit besarnya berputar menciptakan ratusan kelopak mawar biru yang menghalangi pandangan.

"Pernafasan mawar biru, bentuk keempat, Kanigara pelangi jingga"

Tap!
Cahaya pelangi jingga dari tebasan-tebasan acak bergerak bebas mencabik monster tinta, (Y/n) mendarat sempurna di belakang monster tinta yang tidak berdaya.

Gadis itu berbalik badan, dilihatnya Monster yang tidak bisa bergerak, cairan hitam seperti tinta mulai meluber keluar dari kepala botolnya yang pecah.

(Y/n) berjongkok mengamati cairan hitam tersebut, tak lama kemudian sisa tubuh monsternya lenyap menjadi asap hitam.

"Sekarang bagaimana keadaan mereka ya?" Tanpa ba-bi-bu lagi (Y/n) berlari ke arah lain.

Flashback end.

"H-hei monster tinta! D-disini!" Seru Grim gugup hingga monster itu berteriak dan mencoba menangkap kucing jadi-jadian tersebut.

"SERANG DIA!"
Ace berseru mengeluarkan Sihir
angin ke monster itu

"Ffgnaa!!!"
Grim berteriak sambil menyemburkan api, monster itu terdesak sampai mengambil ancang-ancang untuk kabur.

"O-oke tenanglah diriku... Sesuatu yang besar dan berat...Oh aku tau!" Deuce bermonolog kepada dirinya sendiri.

"KELUARLAH CAULDRON!!!" Seru Deuce menjatuhkan Cauldron sehingga kepala monster tersebut retak dan tumbang.

Hening, tidak ada suara setelah monster itu tumbang.

"Ki-Kita berhasil!"
Teriak Grim.

"Kita menang! Sekarang kita harus kembali pada (Y/n) agar--"

"DEUCE DIBELAKANG MU!"
Ace berteriak ketika monster tinta yang mereka kalahkan bangkit kembali dan akan memukul Deuce.

*Sriink~*
*Slash!*
Kilatan cahaya biru melesat melewati Deuce yang membatu, Ace dan Grim pun sama terkejutnya ketika sebuah sabit besar menancap di tanah, tak lama kemudian senjata besar itu menjadi kobaran api biru yang membakar sisa tubuh monster yang ikut lenyap.

"Sungguh mengejutkan kalian bisa bekerjasama dengan baik..." Ucap (Y/n) dari belakang.

"(Y/N)!?"
seru ketiganya melihat sesosok lelaki berambut Magenta dengan santainya berjalan ke arah mereka sambil menenteng keranjang berisi bebatuan cantik.

"Dalam pertarungan, tidak seharusnya kalian mengalihkan pandangan dari musuh" nasehat (Y/n) berjalan melewati keduanya, ia mendekati bekas tanah yang terbakar.

"Ka-kau.... Kau baik-baik saja?"
Tanya Ace, matanya menyipit ketika tidak sengaja melihat goresan berdarah di pipi (Y/n).

"(Y/n), pi-pipimu berdarah.."
Deuce buru-buru mengambil sapu tangan dari sakunya, lelaki itu menyeka darah di wajah lelaki itu dengan lembut.

"Terimakasih, Deuce"

"Ffgnaa!! Bagaimana kau bisa berada di sini!? Bagaimana dengan Monster besar tadi!? Dan apa pula sabit besar yang membakar monster itu!?" Tanya Grim beruntun.

"Aah Monster besar yang pertama sudah mati, jadi aku menyusul kalian kesini, dan sabit besar tadi itu punyaku, apakah sudah jelas?"

"Ka-kau melawannya sendirian?"
Gumam Ace tidak percaya.

"Kira-kira begitulah, ayo kembali ke NRC, aku sudah dapatkan batunya" jawab (Y/n) tanpa menoleh ke belakang.

"Hei tunggu aku mencium bau yang enak di sekitar sini!" Ucap Grim tiba-tiba berlari ke sekitar bekas tanah yang terbakar. "Aku menemukannya!"

"Batu?"
Beo ADeuce dan (Y/n) menatap batu hitam yang digenggam Grim.

"Haup!"

(Y/n) melotot seketika, melihat Grim yang tiba-tiba melahap batu hitam aneh dari tanah tentu membuatnya terkejut. "Oi---"

"Enaaaak!! Ini sangat enak!"
Grim berseri-seri mengunyah batu hitam tersebut.

"Uh kau makan sampah dari tanah? Menjijikan" Ace bergidik membayangkan batu yang dimakan.

"Kau sungguh tidak apa-apa? Apakah kau merasa sakit?" Tanya (Y/n) mengangkat Grim mencoba melihat kondisi tubuhnya.

"Nyah! Aku baik-baik saja! Lagipula batunya enak!" Jawab Grim melompat ke atas bahu (Y/n).

.
.
.

(Y/n) dkk kini kembali kesekolah pada sore hari dan menemui Kanjeng kepsek baik haty yang biasa kita panggil Headmaster Crowley lagi otw bikin surat pengeluaran siswa :)

(Y/n) memberikan keranjang berisi bebatuan kristal sementara ADeuce nge-reog karena tidak diberitahu adanya Monster aneh di tambang tersebut.

"Hah? Monster berkepala botol tinta? di Dwarf's mine? Tolong jelaskan lebih detail " Ucap kepsek, (Y/n) menjelaskan semuanya dari awal sampai mereka mendapatkan bebatuan cantik yang kini di tangan Crowley.

"OOH....OOOH?!" Crowley mulai menangis tersedu-sedu hingga membuka sedikit topengnya.

"Dia kenapa?"
Tanya (Y/n) pada ADeuce hanya dibalas gelengan kepala oleh yang bersangkutan.

"Selama ini belum ada murid NRC yang mau bekerja sama! Tapi akhirnya....!"

Kepsek berceramah bahwa dia sangat terharu karena untuk pertama kalinya mendengar bahwa murid dari Night Raven College berkerja sama dengan baik untuk mengalahkan musuh.

Padahal selama ini murid NRC sangat arogan dan sombong karena mereka sudah bersekolah di tempat yang bergengsi, bahkan sebelum ia menjabat sebagai Headmaster pun sudah begitu.

"Ini berkat kalian berdua! (Y/n) tidak memiliki sihir tapi aku yakin orang sepertimu dibutuhkan untuk masa depan sekolah ini! bagaimana kalau kau jadi siswa resmi NRC saja?!" Ujar pak kepsek dengan semangat 45.

"HAAAH?!!"

"Maaf Headmaster tapi kau tau sendiri aku tidak memiliki sihir"
Celetuk (Y/n) mendapat tatapan bertanya dari tiga kawannya yang ikut ke Dwarf's mine.

'Lalu sabit besar dan api biru tadi itu apa?' Batin ketiganya tanpa menyuarakan pikiran.

"Tidak masalah! Aku sangat baik hati! Tapi karena kau tidak memiliki sihir, Grim juga diangkat menjadi siswa untuk menemanimu dengan begitu kalian akan dianggap menjadi satu siswa"

Ucapan Crowley yang tersenyum membuat Grim sangat bahagia, tidak percaya bisa masuk kampus ini setelah semua yang terjadi.

"Fggnna?!! Aku bisa masuk sekolah ini juga..?" Girangnya dengan matanya yang berbinar-binar.

Crowley memberikan kristal ungu pudar sebagai simbol tanda status mahasiswa untuk grim yang dijadikan kalung dan memberikan Ghost Camera pada (Y/n).

Mereka berempat berjalan hingga berada di Hall of Mirror untuk berpisah.

"Aku tidak menyangka besok kita akan menjadi teman sekelas (Y/n)" Ace tersenyum kearah (Y/n) dan Grim.

"(Y/n), aku benar-benar minta maaf karena meninggalkan mu tadi..." Lirih Deuce sedikit membungkukkan badannya.

"Tidak masalah... Yah pokoknya sampai besok" (Y/n) menjawab kikuk tidak tau harus membalas bagaimana.

Singkat cerita (Y/n) dan Grim sudah kembali ke Ramshackle dorm, gadis yang masih menyamar sebagai lelaki itu melepas Hoodie-nya. "Baiklah Grim, saatnya bersih-bersih"

"Fgnna!? Bersih-bersih!? Tidak mau! Aku lelah setelah ---" ucapan Grim terhenti ketika melihat sepasang manik Sapphire tengah menatap tajam padanya.

"O-Ok aku akan membersihkan langit-langit kalau begitu...." Ucapnya terbata-bata mencari kemoceng.

Bonus!

Lagi ngeliatin apa sih pack...

Continue Reading

You'll Also Like

551K 56.5K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
141K 11K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
402K 29.5K 39
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
774K 57.5K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...