WHITE LOTUS - TAEGYU

Galing kay winterlazulli

44.5K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... Higit pa

【KONTEN】
00【WL❦】- Hujan Musim Semi
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
04【WL❦】-Seleksi
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
38-【WL❦】Berlayar ke selatan
39-【WL❦】Saingan cinta?
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

15【WL❦】- Sepasang burung

697 85 14
Galing kay winterlazulli


【White Lotus❦】

———

Pada musim panas, bunga teratai mekar dengan sangat cantik menghiasi setengah perairan di Istana Musim Panas yang indah. Beomgyu menikmati pemandangan dari jendela bunga di paviliun Kaisar, bersandar dengan malas— ditemani para pelayan yang mengipas lembut kearahnya. Sementara sang pemilik Paviliun; Yang Mulia Kaisar Taehyun— setelah beristirahat bersama Beomgyu tiba-tiba saja harus pergi menemui para menteri yang meminta audiensi. Seharusnya Beomgyu kembali ke Paviliunnya sendiri tetapi Kaisar Taehyun benar-benar menahan Beomgyu di sini dan meminta dia untuk menunggu pria itu kembali. Jadi di sinilah Beomgyu sekarang, dipenuhi kebosanan dan rasa kantuk.

Hyein melihat tuannya yang terkantuk-kantuk berbisik rendah, "Tuan, budak pikir tidak apa-apa jika anda tidur sebentar. Budak akan meminta para pelayan keluar agar tidak mengganggumu."

Beomgyu menggeleng pelan, itu karena dia terlalu banyak memasukkan makanan ke dalam perutnya sehingga terasa penuh dan membuatnya mengantuk. Dia juga tidak berani untuk tidur siang di paviliun Kaisar tanpa sang penguasa itu. Takut-takut orang akan memanfaatkan ini untuk memfitnahnya. Katakan bahwa Beomgyu terlalu banyak berpikir, tetapi menurutnya mencegah lebih baik daripada mengobati. "Tidak perlu, aku bisa menahan ini. Sebaiknya kamu meminta orang untuk membawakan alat melukis, lebih baik aku membuang waktu dengan melatih teknik melukisku lagi." Ujar Beomgyu tegas membuat Hyein tidak berani membantah dan buru-buru pergi keluar untuk memanggil orang.

Jadi dalam waktu dua dupa, Beomgyu telah menyelesaikan lukisan sederhana berupa tangkai-tangkai bunga teratai yang anggun dan lembut. Yang menarik dari lukisan itu ada pada dua burung kecil dan dua baris puisi yang berbunyi;

"Kita adalah sepasang burung yang bersarang didahan. Salah satunya terbangun di pagi hari hanya untuk mendapati dirinya sendirian."[0]

"Ternyata selain pandai melukis dan menari, selir ai juga mempelajari puisi?"

Beomgyu terperanjat di tempatnya, sedikit ketakutan oleh karena itu saat dia berbalik dia hampir tersandung. Beruntung Kaisar Taehyun yang tiba-tiba muncul seperti hantu itu sangat sigap dan menahan pinggang Beomgyu dengan kedua tangannya yang kokoh. "Oh Zhen telah mengejutkan mu." Ada humor dimatanya saat melihat wajah ketakutan Beomgyu.

Beomgyu menahan nafas sejenak sebelum menghembuskannya dengan kasar. Dia memicing ke arah Kaisar dan mengeluh, "Yang Mulia selalu seperti ini, mengejutkan selir ini setiap waktu!"

Kaisar Taehyun terkekeh dan merangkul tubuh Beomgyu lebih erat. "Salah Zhen." Akunya setengah tulus.

Beomgyu mendengus halus. "Jantung selir harus diperiksa nanti, takut bahwa itu akan lepas setiap kali Yang Mulia mengejutkan selir ini." Tidak bisakah pria ini datang dengan cara yang lebih normal? Pikir Beomgyu prihatin.

"Baiklah-baiklah selir ai harus pergi menemukan tabib Kekaisaran. Tubuh selir ai secara alami sangat penting, ini Zhen yang tidak berhati-hati." Jelas Kaisar Taehyun masih mengolok-olok Beomgyu membuat selir kecil itu melotot lucu.

Kaisar Taehyun mencubit daging lembut diwajah Beomgyu dengan gemas. Sebelum berbalik untuk memandangi lukisan Beomgyu. Alisnya berkedut halus pada dua baris puisi yang mencolok. "Puisi ini..."  Nada suaranya menjadi lebih dalam.

Beomgyu tidak segera menjawab tetapi mengambil kuas tipis untuk meratakan warna pada lukisannya. "Selir hanya menuliskan dengan sembarangan, selir pikir sepasang burung yang selir lihat menggambarkan puisi ini dengan baik. Jadi tulis lah.." Maniknya menatap ke arah sekumpulan teratai besar di depan, ada seekor burung bersembunyi di bawah daun teratai yang lebar. Sendirian seolah menunggu burung lain untuk datang.

Kaisar Taehyun mengikuti arah pandangannya dan berbalik untuk melihat mata bunga persik yang kini berubah muram. Suasana hati selir kecilnya menjadi berubah-ubah dan Kaisar Taehyun berpikir bagaimana dia bisa membuat selir ini tersinggung? "Selir ai dalam suasana hati yang buruk?" Setelah menghabiskan waktu yang meski tidak banyak, Kaisar Taehyun bisa menyimpulkan beberapa poin tentang Beomgyu dan selir ini bukan orang yang mudah mengeluh. Sebelumnya dia berpikir apakah Beomgyu sedih karena dia jarang membalik papan namanya, tetapi setelah dipikir-pikir mungkin juga karena selir kecil ini cemburu.

"Zhen melihatmu terus murung hari ini, ayo katakan pada Zhen, dimana Zhen telah menyinggung mu?"

Beomgyu menghembuskan nafasnya, "Beraninya selir menyalahkan Yang Mulia?" Dia berbalik untuk saling berhadapan dengan Kaisar Taehyun. "Selir melihat keluarga kelahiran selir di acara tadi pagi dan menjadi emosional." Akhirnya dia mengaku dengan jujur.

'Jadi itu masalahnya...' Lantas Kaisar Taehyun melirik kembali ke arah lukisan milik selir kecilnya dan merasa bahwa dia telah salah menilai. Dia pikir karena dia baru saja menerima selir lain, Beomgyu menjadi cemburu. Bukannya puisi karya Pan Yue ini dibuat untuk mengenang istrinya yang sudah meninggal? Dia pikir, Beomgyu menggunakan puisi ini untuk meminta belas kasihnya.

Melihat Kaisar diam, hati Beomgyu menjadi was-was dan waspada jika pria itu akan salah paham. Dia buru-buru berkata dengan rasa bersalah, "Selir tahu bahwa tidak pantas bagi selir untuk berperilaku seperti ini. Bagaimana selir adah seorang yang sudah menikah, orang mengatakan jika kamu menikahi ayam maka ikuti ayam dan jika kami menikahi anjing ikuti anjing. Tetapi nenek tua dirumah selalu menyayangi selir dengan baik, selir selalu merasa bersalah telah meninggalkan wanita tua itu." Berbakati kepada yang lebih tua adalah hal yang paling dijunjung tinggi pada masa ini dan Kaisar Taehyun adalah jenis pria yang sangat menghormati ibu dan nenek Kekaisaran sejak dia masih muda. Beomgyu benar-benar berharap dia bisa menggunakan trik ini agar Kaisar Taehyun mengizinkannya bertemu keluarga kelahirannya.

"Selir meminta maaf pada Kaisar karena telah membuat keributan."

Menghela nafas tidak berdaya, Kaisar Taehyun membawa selir kecil itu ke dalam rengkuhannya. "Keributan macam apa? Apakah merindukan keluargamu adalah sebuah kejahatan?" Ujar Kaisar dengan nada bergurau.

Beomgyu mengerucutkan bibirnya dan mencicit, "Selir telah melanggar aturan bagaimana selir tidak merasa takut."

Jika itu adalah orang lain dan dilakukan diwaktu yang tidak tepat, Kaisar Taehyun pasti akan merasa tidak senang. Tetapi Beomgyu benar-benar beruntung bahwa dia melakukan rencana ini sekarang.

"Sebenarnya, Permaisuri telah membuat proposal agar para selir bisa bertemu dengan keluarganya. Jadi kamu sama sekali tidak melanggar aturan apapun."

Mata Beomgyu membulat cerah dan senyumnya mekar dengan cantik. "Yang Mulia, apakah itu artinya selir bisa melihat wanita tua itu?"

Kaisar Taehyun mengangguk. "En, Zhen akan meminta Kasim Jung memberitahu Nyonya Choi untuk menemuimu di paviliun."

Beomgyu tertawa bahagia dan di dalam hatinya dia puas. Melihat pria di depannya, Beomgyu merasa Kaisar jauh lebih enak dipandang, bahkan hatinya yang sempat berat akibat tindakan Kaisar yang menambahkan kecantikan tiba-tiba saja hilang dari pikirannya. "Terimakasih atas kemurahan hatimu Yang Mulia."

Kaisar Taehyun memiringkan kepalanya, "Kamu begitu sopan." Pria itu kemudian melambaikan tangan pada Kasim Jung dan berkata; "Biarkan orang kita mengeringkan lukisan Wanyi Choi dan simpan ke dalam gudang pribadi Zhen."

Keputusan itu lantas membuat Beomgyu membulatkan matanya lucu. Dia buru-buru berkata; "Yang Mulia, lukisan selir ini hanyalah karya sembrono, bagaimana selir bisa membiarkan Yang Mulia menyimpan lukisan remeh ini." Pipinya putih bersemu, menurutnya hasil lukisan itu tidak memuaskan dan dia melakukannya secara acak, tidak layak untuk sang Kaisar.

Kaisar melirik lukisan itu lagi, memikirkan barisan puisi itu akhirnya Kaisar berpikir ulang; "Kalau begitu mengapa selir ai tidak melukis untuk Zhen? Biarkan Zhen melihat lukisan selir ai yang serius agar Zhen bisa menyimpannya secara pribadi." Tawar Kaisar Taehyun.

Seharusnya sudah waktunya Beomgyu kembali tetapi karena Kaisar menyebutkan hal-hal, bagaimana Beomgyu bisa melewatkan kesempatan? Semakin lama dia bisa bersama Kaisar semakin bagus. Jadi dengan senyum sumringah Beomgyu memerintahkan para pelayan menyiapkan kanvas baru. "Jenis lukisan apa yang Yang Mulia Kaisar inginkan? Selir ini akan melakukan yang terbaik untuk membuatnya."

Kaisar Taehyun kini berdiri di belakang Beomgyu yang siap menggoreskan tiap helai bulu kuas di atas kanvas. "Teknik selir ai dalam melukis makhluk hidup sangat baik, bagaimana dengan burung merpati dan beberapa bunga Peony agar lebih hidup dan indah?"

Beomgyu membuat gerakan berpikir secara alami dengan kepala yang dimiringkan dan mata bunga persik yang Berkedip-kedip. Tampak lucu dalam pandangan Kaisar Taehyun. "Selir akan mencobanya!"

Pertama-tama Beomgyu menggunakan kuas yang sangat tipis untuk membuat sketsa kasar, ini dia pelajari dari pengetahuannya di buku cerita milik Choi Yejun. Dikatakan orang-orang maju menggunakan alat bernama pensil yang lebih mudah dalam menulis dan menggambar, sayang sekali bahwa Choi Yejun tidak mempromosikan alat itu sekarang. Beomgyu hanya bisa mengakalinya dengan mempertipis bulu kuasnya untuk mendapat garis kecil yang halus.

Pada goresan pertama, Beomgyu membuat bentuk abstrak. Sedikit melingkar namun bengkok di beberapa bagian. Seperti batu tetapi bukan batu. Kaisar Taehyun meliriknya dengan penasaran. "Oh objek apa yang dilukis oleh selir ai?"

Beomgyu tidak segera menjawab, dia lantas mengambil kuas lain dan mencelupkannya pada cat pewarna berwarna coklat dan mewarnai bagian itu dengan hati-hati. Menjaga ketebalan pigmen dengan serius. "Kembali pada Yang Mulia, Selir sedang menggambar batang pohon mati."

"Begitu?" Perlahan-lahan Kaisar Taehyun menyaksikan satu persatu potongan gambar yang jelas. Potongan batang pohon, lalu daun pisang di atasnya, ada sketsa bunga hingga kupu-kupu. Terakhir tentu saja burung merpati yang dia pinta.

Kang Taehyun mengamati lukisan setengah jadi itu lalu matanya jatuh pada wajah Beomgyu yang tampak serius. Mata bunga persik yang biasanya tampak berair seperti kolam musim gugur dan wajah yang lembut itu kini berganti dengan keseriusan yang membius. Jauh di dalam hatinya dia tidak bisa tidak memuji bahwa orang di depannya memang sangat berbakat. Sangat disayangkan dalam beberapa tahun terakhir nama Choi Beomgyu jarang terdengar.

"Ketika Zhen masih menjadi Pangeran, Zhen sering mendengar reputasi berbakat selir ai. Tetapi setelah Zhen naik tahta, Zhen kurang mendengar nama selir ai." Tahun ketika Kang Taehyun menjadi Putra Mahkota, untuk menstabilkan posisinya, Ibu Permaisuri saat itu mengisyaratkan dia untuk membawa masuk anak-anak dari menteri penting ke Istana Timur. Salah satu yang menjadi kandidat adalah Choi Beomgyu ini yang menjadi permata di telapak tangan Perdana Menteri Choi. Hanya saja, Kang Taehyun yang ambisus tidak ingin mengandalkan menteri yang terlalu kuat untuk mengkontrolnya oleh sebab itu dia menunggu hingga dia bisa naik tahta untuk menahan para menteri yang gelisah. Siapa sangka pada wajib militer pertama, Choi Beomgyu lolos. Dikatakan bahwa dia jatuh sakit selama masa berkabung mantan Kaisar. Memang agak membuat Taehyun curiga terutama ketika orang-orangnya mengatakan bahwa putra shou perdana menteri yang jatuh ke kolam dingin adalah tuan muda kedelapan tetapi tuan muda ketujuh bahkan ikut jatuh sakit. Apalagi setelah kejadian itu, tuan muda kedelapan yang dikatakan pengecut dan tidak terlihat Perlahan-lahan berubah dari ayam menjadi burung phoenix yang sangat berlawanan dengan Choi Beomgyu yang tiba-tiba menghilang dalam kesunyian. Memikirkannya akan membuat orang bertanya-tanya.

Kuas yang hendak menyapu bunga Peony merah itu terhenti. Beomgyu mengerling ke arah Kaisar Taehyun yang kini menatap lurus matanya. Rasa ingin tahu pria itu membuat Beomgyu tersenyum. "Musim dingin tahun itu sangat membeku dan musibah menimpa adik kedelapan secara tiba-tiba sementara semua orang tidak siap. Keluarga selir sibuk berkabung untuk mantan Kaisar dan hanya tersisa para generasi muda untuk menjaga tubuh koma adik kedelapan. Sebagai salah satu yang lebih tua, selir ini juga harus bertanggungjawab untuk merawatnya. Siapa sangka bahwa selir ini menjadi kelelahan dan ikut jatuh sakit yang berkepanjangan." Beomgyu mendesah prihatin.

Di kuil itu mereka harus menyembah di aula yang dingin setiap hari, menangisi Kaisar sampai air mata kering dan makanan yang tersedia hanya seadanya, sayuran hijau yang layu tanpa daging yang enak! Belum cuaca yang ekstrim saat menjaga Choi Yejun yang sekarat ada juga melayani orang yang lebih tua seperti nenek dan Nyonya utama, benar-benar menguras banyak tenaga. Beomgyu menderita demam yang parah dan membuatnya tidak lagi bisa kedinginan, setiap musim dingin dalam dua tahun terakhir dia akan jatuh sakit selama beberapa hari setiap tahun!

Melirik wajah Kaisar yang berkerut Beomgyu segera mengganti raut wajahnya dan berkata dengan lebih santai; "Setelah sembuh, nenek mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan selir ini akan dewasa jadi selir harus lebih banyak belajar tentang menjadi istri yang baik dan melakukan lebih banyak pekerjaan rumah." Nenek tua itu mengajari banyak hal secara pribadi, tentang hubungan luar dan dalam sebuah keluarga terutama keluarga kerajaan. Dari menangani budak yang tidak setia dan bagaimana menyelesaikan masalah selir kecil di halaman belakang ayahnya sendiri. Bahkan memberitahu Beomgyu banyak rahasia gelap yang wanita tua itu ketahui dan mengajarinya agar menjadi lebih pintar.

"Jadi selir memutuskan untuk lebih sedikit keluar di tahun-tahun berikutnya." Beomgyu memutar ujung kuas untuk mengakhiri pewarnaan.

"Nah selesai." Dia tersenyum manis sambil memandang kanvas yang tidak lain adalah perkamen di atas meja batu. Para pelayan dengan sigap mengangkat perkamen itu dan menggantungnya di tiang untuk di keringkan. "Apakah lukisan ini memuaskan selera Yang Mulia?"

Kaisar Taehyun menyimpan senyumnya dan berdehem, berpura-pura menilai lukisan Beomgyu dengan teliti. Meski begitu dia benar-benar mengagumi dedikasi Beomgyu dalam melukis untuknya. "Seperti yang diharapkan dari selir ai yang penuh bakat, lukisan ini tentu sangat indah. Peony merah dan merah muda sangat segar yang menggambarkan musim panas yang cerah. Nah Kasim Jung, setelah cat mengering segera masukan ke dalam peti, Zhen akan membawanya ke Istana Kekaisaran." Ujar Kang Taehyun tegas.

Kasim Jung yang sedari tadi diam buru-buru menyahuti, "Budak ini pasti akan mengingatnya untuk Yang Mulia."

Beomgyu menyeka tangan yang ternoda cat pewarna dengan sapu tangan basah, lalu bergerak bergelayut di lengan Kang Taehyun tanpa tahu malu. Kaisar tentu saja menyambut kecantikan ke dalam pelukannya dengan mudah. "Sudah hampir sore, selir ai belum tidur siang bukan begitu? Mari kita beristirahat sejenak, ada perjamuan malam ini yang akan menghabiskan banyak tenaga."

Beomgyu mengedipkan matanya dengan sengaja pada Kaisar. "Kalau begitu, selir akan kembali ke Paviliun." Tatapannya yang agak enggan itu ditangkap Kaisar dan membuat sang pria menghela nafas tidak berdaya secara diam-diam.

Hyein dan Chanhee merasa sangat disayangkan tetapi tuan sudah berkata, mereka tidak berani banyak bicara. Beomgyu hendak melangkah saat tangannya ditahan, dia berbalik dan Kaisar Taehyun sudah sangat dekat dengan tubuhnya. "Yang Mulia?"

Kaisar Taehyun meremas lembut tangan Beomgyu dan menatap mata yang penuh kebingungan lalu menghembuskan nafasnya. "Kamu sudah bekerja keras hari ini, sebelum beristirahat biarkan dapur menyajikan sup biji teratai untukmu."

Beomgyu berkedip dan mengangguk pelan. "Baiklah. Yang Mulia juga harus beristirahat, selir melihat Yang Mulia tidak makan apapun selama festival tadi. Dapur juga harus menyajikan makan bergizi untuk diri anda yang terhormat. Selir menyarankan acar mentimun yang pedas untuk merangsang nafsu makan." Mendengar betapa Beomgyu banyak bicara dan terlihat bahwa selir kecil itu memperhatikan dirinya, Taehyun tidak bisa menahan senyum.

"Seperti yang diharapkan dari seseorang yang suka makan." Kaisar menyentil pucuk hidung Beomgyu dengan jarinya dan selir kecil itu menyeringai lebar.

"Jika Yang Mulia merasa bingung, selir ini bersedia memberikan saran!"

"Hm Zhen tahu itu."

"Eum, selir akan kembali dulu Yang Mulia."

Hyein dan Chanhee buru-buru menuntun Beomgyu pergi, meninggalkan Kaisar dan sekelompok pelayan di belakang. Sebelum langkah benar-benar pergi, Beomgyu mendengar sama orang berbicara.

"Setelah kita kembali ke Istana, ingat untuk menggantung lukisan Wanyi Choi di ruang kerja Zhen."

Senyum tipis terulas di sudut bibir Beomgyu dan langkahnya menjadi lebih tegak dengan dagu yang sedikit terangkat. Keluar dari paviliun Kaisar.

Pada Festival Perahu Naga, Kaisar Taehyun menerima kecantikan masuk yang membuat banyak selir merasa tidak puas, ketika kabar bahwa Kaisar meminta Wanyi Choi datang ke paviliun sang penguasa, para selir itu semakin tidak bahagia lagi. Meski mereka masam sampai gigi terasa sakit, Beomgyu tentu saja tidak peduli, dia kembali ke paviliun dengan senang hati.

"Aku akan bertemu dengan keluargaku lusa, Chanhee lihat lagi barang-barang untuk hadiah. Dan Hyein nanti kamu bisa meminta izin Kasim pengawas untuk pergi keluar Istana dan mengantarkan hadiah ibuku secara pribadi." Titah Beomgyu tegas.

Kasim dan pelayan Istana masih bisa keluar Istana dengan bebas tentu saja dengan membayar sejumlah perak untuk bisa mendapat token perizinan. Namun Beomgyu adalah orang yang kaya dan murah hati, beberapa keping perak bukanlah apa-apa dibandingkan kehormatan untuk ibunya.

Hyein; "Pelayan ini pasti akan menyampaikan niat baik tuan pada Jang Yiniang."

Beomgyu mengangguk puas. Dia telah berganti pakaian dan menyegarkan diri saat orang-orang dari dapur istana datang membawakan sup biji teratai. Dengan wajah berseri dia menerimanya.

Chanhee secara alami senang untuk tuannya, melihat selain sup biji teratai ada semangkok potongan buah-buahan dengan es di dalamnya matanya bersinar. "Lihat ini tuan, Yang Mulia tampaknya memikirkan anda lebih banyak."

Pelayan dari dapur tersenyum mendengar hal itu, semua orang di Istana musim panas tahu bahwa ada beberapa selir tertentu yang di sukai oleh Kaisar mereka jadi tentu saja mereka tidak berani lalai. Meski Wanyi Choi ini bukan yang paling disukai, Wanyi Choi masih bisa dikatakan agak disukai. "Tuan Wanyi Choi selain sup biji teratai, Yang Mulia Kaisar juga mengirim es buah-buahan untuk anda. Cuaca agak panas jadi baik untuk menginginkan suhu tubuh dengan es." Ujar pelayan itu cakap.

Beomgyu tidak peduli dengan trik menjual orang lain, dia sangat senang dengan pelayan ini. Melirik Chanhee, pelayan kecil itu dengan cepat mengerti. "Seperti yang diharapkan dari Yang Mulia Kaisar, begitu perhatian. Nah tuan kecil bisa menikmati ini... Terimakasih untuk kerja kerasmu Nona Yuma." Dengan itu, Chanhee memasukkan sekantong kecil perak ke dalam pelukan gadis pelayan tersebut yang diterima dengan wajah sumringah.

Dibanding dibuat menjadi sup, Beomgyu lebih suka biji teratai segar yang sedikit pahit. Hanya saja yang ini di pesan khusus oleh Kaisar, Beomgyu tidak berani lalai. Beomgyu menyesap bubur biji teratai beberapa kali sebelum berhenti karena rasa manis yang lengket. Dia menyerahkan mangkok pada Hyein, "Kamu bisa habiskan ini." Lantas tangannya terulur pada mangkok lain yang berisi potongan buah dengan es. "Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan kesegaran buah dan es di dunia ini." Gumam Beomgyu kecil.

Hyein membagikan sup biji teratai yang tidak seberapa itu kepada para pelayan lain dan Chanhee kembali tidak lama kemudian dengan wajah yang lebih sumringah. "Tuan, seseorang memberitahu budak bahwa Kasim Jung sedang dalam perjalanan kemari!"

Sontak semua mata pelayan berbinar, tuan mereka tampaknya sangat beruntung hari ini! Mungkin kah Yang Mulia akan membalik nama tuan mereka malam ini?

Beomgyu meletakan sendok perak dan mengangkat wajahnya. "Baiklah kalian mundur, mungkin Kasim Jung hanya akan mengantarkan beberapa hadiah." Ada acara penting nanti malam dan Beomgyu tidak berpikir bahwa Kaisar akan tertarik dengan kegiatan musim semi setelahnya. Paling-paling pria itu akan memberikan mainan sebagai tanda terimakasih atas layanannya tadi siang.

Hyein buru-buru meminta pelayan yang tidak berkepentingan mundur dan menyisakan tiga orang di aula utama. Prosesi Kasim Jung segera tiba dan disambut hangat oleh kedua pelayan kelas satu Beomgyu, bahkan dirinya sendiri secara pribadi juga mengikuti.

"Kasim Jung datang tergesa-gesa di cuaca yang panas, masalah apa yang tengah kamu hadapi?" Dia mengedipkan mata pada Hyein.

Hyein lantas menarik Kasim Jung untuk duduk, "Ayo Kasim Jung sudah datang mengapa tidak duduk sebentar menikmati sup buah dingin." Orang di sebelah Yang Mulia Kaisar datang hanya dengan dua alasan, pertama memberitahu berita baik dan yang kedua adalah berita buruk. Melihat sekilas pada hal-hal dibelakang Kasim Jung, Hyein tahu bahwa tuannya telah mendapat rahamat Kaisar lagi. Dan sebagai perantara, mereka tidak bisa melayani orang-orang Kaisar secara sembarangan. "Tuan kecil kita suka buah-buahan yang diberikan dapur hari ini, bahkan menghabiskan dua mangkuk sup buah. Budak dan yang lain juga mencicipinya, rasa segar dan dingin tidak bisa dilewatkan. Jadi berbagilah hal baik ini dengan Kasim Jung."

Beomgyu menempatkan dirinya di sofa Kekaisaran dengan tampilan malas namun masih meninggalkan jejak keanggunan. Dia juga memberikan senyum sopan pada Kasim Jung, "Kasim Jung tidak perlu sopan dengan ku. Ayo duduk dulu dan biarkan orang-orang mu untuk menyelesaikan tugas." Katanya tanpa tergesa-gesa.

"Tuan kecil, pelayan ini diperintahkan Yang Mulia Kaisar untuk membawakan tuan kecil hadiah. Yang Mulia Kaisar berkata bahwa Yang Mulia sangat menyukai lukisan tuan kecil dan merasa bahwa itu layak untuk dihargai.... Berikut adalah daftarnya..."

Kasim Jung telah mengikuti Kaisar Taehyun sejak tuannya masih kecil dan tidak kekurangan hal-hal seperti itu. Namun sikap Wanyi Choi dan para pelayan disekitarnya selalu membuat Kasim Jung lebih nyaman. Meskipun dia adalah tangan kanan Kaisar, beberapa orang akan memperlakukannya terlalu sopan, menjilat berlebihan bahkan meremehkan nya dengan jijik hanya karena dia seorang pria yang telah dikebiri. Meski orang-orang tidak menunjukan secara gamblang, mata Kasim Jung secara alami lebih tajam dari orang lain, bagaimana dia bisa tidak tahu? Beruntungnya adalah dia orang yang profesional saat melaksanakan tugas. Tetap saja, bertemu dengan orang yang tidak sombong dan rendah hati seperti Wanyi Choi lebih menyenangkan dirinya.

"... Seperangkat alat melukis, dua belas kotak pewarna khusus, sepasang anting lazuli, sekantong teh jarum perak dan sekeranjang buah ceri dan leci." Kasim Jung berhenti dan menyaksikan bahwa Wanyi Choi mengubah raut wajahnya disetiap hal yang disebutkan. Pada pandangan pertama, tuan kecil itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk paham. Hanya ketika bagian terakhir, Kasim Jung menangkap antusiasme pihak lain dan diam-diam mencatat ke dalam hatinya untuk dilaporkan kepada Kaisar Taehyun.

Beomgyu puas, meski hal-hal yang diberikan Kaisar bukanlah permata yang langka. Bahwa Kaisar memberikan set melukis itu adalah arti penghargaan Kaisar atas kerja kerasnya. Lalu buah leci dan ceri adalah jenis buah upeti yang sulit ditemukan di ibukota karena budidaya buah-buhan ini hanya bisa hidup diwilayah tertentu. Secara alami langka dan selir kecil seperti Beomgyu sebenarnya tidak dapat memilikinya. Pengecualian untuk hadiah Kaisar kali ini, Beomgyu beruntung.

"Agar tidak menyia-nyiakan kebaikan Kaisar, tolong Kasim Jung untuk memberitahu Kaisar bahwa selir ini akan berlatih melukis lebih rajin lagi serta memberikan lukisan terbaik untuk Yang Mulia di masa depan." Beomgyu mengatakannya dengan nada penuh kasih sayang. Ketika pelayan kecil memberikan kotak pewarna kepadanya, dia melihat bahwa setiap cat berkualitas tinggi dan merasa lebih sayang lagi dan memeluk kotak itu dengan hati-hati.

Kasim Jung mengangguk puas, Kaisar paling menghargai orang yang juga menghargai Kaisar. Bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun sebab meski tuan penguasa itu selalu tampak acuh tak acuh, sebenarnya Kaisar Taehyun adalah orang yang suka bernostalgia. "Tuan kecil punya banyak waktu untuk melayani Yang Mulia, luangkan saja waktumu. Budak ini telah mencatat kata-kata mu dan akan segera kembali. Jika ada hal lain, tuan kecil bisa memberitahu pelayan ini..."

Sejak Kasim Jung mengingat Wanyi Choi ini dan melihat sedikit cara sang tuan tinggal di Istana dalam secara diam-diam. Bagaimana dia melewati sedikit kesulitan dan mendapat mata hijau Kaisar, Kasim Jung tahu bahwa Wanyi Choi akan menjadi salah satu yang bertahan di harem. Dia tidak akan pelit untuk memberi sedikit bantuan.

Beomgyu menggunjingkan senyum lembutnya dan memetik serangkaian ceri merah dari nampan porselen. "Selir berharap Yang Mulia dapat lebih memperhatikan kesehatan. Selagi kita masih tinggal di Istana Musim Panas yang sejuk, bukankah lebih banyak berjalan-jalan bagus untuk menyegarkan mata? Kasim Jung, selir hanya berharap Yang Mulia bisa lebih menikmati dirinya sendiri." Beomgyu tidak terburu-buru tentang bantuan Kasim Jung tetapi memilih untuk menunjukkan bahwa tentang hatinya kepada Kaisar Taehyun. Menerima adalah satu hal dan memanfaatkan adalah hal lain.

Kasim Jung bahkan lebih puas. Bantuannya adalah masalah sepele tetapi menggunakannya perlu waktu yang tepat. "Ketulusan tuan kecil ini secara alami pasti akan dihargai."

Mengigit ceri yang penuh air, rasa manis dan sedikit asam memenuhi mulut Beomgyu dan senyumnya bahkan lebih lembut. Dia menyaksikan punggung Kasim Jung menghilang dari kejauhan lantas meminta para pelayan mendaftarkan semua hadiah dan menyimpannya.

Hyein menyajikan leci dengan es serut dan beberapa potong kue kering yang agak hambar di atas meja. "Tuan, rencana perlahan kita benar-benar dapat dilakukan. Budak ini berharap tuan selalu dihargai oleh Yang Mulia." Meskipun tuan kecilnya belum di sukai seperti Selir Yang Mulia. Atau dimanjakan seperti Selir Chen, diantara selir yang baru memasuki Istana. Selain Wanyi Zhen. Wanyi Shen dan Han Meiren, tuan mereka juga agak disukai. Jika bukan karena tuan mereka ingin menggunakan jalur aman saat ini, untuk melewati tiga yang terakhir, Hyein percaya bahwa tuannya bisa melakukannya. Hanya saja, rencana tuannya adalah misteri dan Hyein tahu bahwa mereka harus bersabar untuk bisa mendaki kepuncak.

Beomgyu memberikan balasan dengan senyum andalannya dan menikmati buah upeti sampai dia merasa kenyang. "Ayo simpan sisanya, aku akan memberikan beberapa kepada wanita tua itu saat kami bertemu." Yang di pikirkan Beomgyu saat ini adalah keluarganya adapun Kaisar....

Begitu Kasim Jung kembali ke sisi Kaisar Taehyun, dia menceritakan segalanya tentang Beomgyu yang memberikannya sup buah, tentang bagaimana Beomgyu sangat menyukai cat pewarna pemberian Kaisar termasuk semua kata-kata yang diucapkan Beomgyu. Lengkap tanpa dikurangi dan di lebih-lebihkan.

Kang Taehyun mengingat sosok Beomgyu yang seperti bunga pir yang disiram air hujan. Kelembutan shou itu sangat alami dan setiap senyuman orang lain bahkan lebih. Meski cara bergaul mereka tidak dipenuhi romansa yang manis dan hanya berbicara hal-hal remeh. Kaisar tidak merasa bahwa mereka berdua canggung. Kadang-kadang ambiguitas diantara mereka merangsang Kaisar Taehyun dan memberikan sensasi tersendiri.

Sejujurnya, Kang Taehyun bukan tipe yang menuntut banyak hal pada selir-selirnya. Lagi pula ada terlalu banyak dari mereka yang juga memberi hiburan tersendiri, adapun apakah yang satu lebih istimewa dari yang lain. Itu tergantung suasana hatinya untuk menentukan. Dan ketika dia  meminta orang-orangnya memperhatikan Choi Beomgyu dan mengetahui bahwa selir kecilnya adalah orang yang menyukai gosip-gosip kecil sebagai hiburan. Kang Taehyun tidak berpikir dia picik. Menurut Kang Taehyun, selir yang memiliki beberapa pemikiran lebih baik dari selir yang tampak jinak dan pendiam dipermukaan tetapi memiliki pikiran yang dalam di belakangnya.

Adapun mengenai kata-kata Beomgyu yang perhatian, terlepas dari tulus atau tidaknya. Kaisar Taehyun benar-benar memberikan satu poin tambahan terhadap Beomgyu di dalam hatinya.

"Wanyi Choi adalah yang masuk akal, Zhen merasa dia sangat sesuai dengan selera Zhen." Ujar Kaisar Taehyun pada akhirnya.

Tidak ada yang lebih tau tentang frefrensi Kaisar dibanding Kasim Jung. Dia tahu bahwa dia telah berdiri di sisi yang tepat akan tetapi dia tidak perlu segera berlayar di atas kapal. Dengan janji Kaisar sebelumnya dan penilaian hari ini, Kasim Jung sudah tahu langkah macam apa yang harus dia ambil di masa depan. Jadi dia berkata; "Wanyi Choi adalah sosok yang murni." Pujinya singkat yang mendapat angggukan Kaisar Taehyun.

"En, Baiklah kamu turun. Zhen akan bersiap untuk acara malam ini."


Pada malam hari, Istana Musim Panas secara alami terang benderang dengan ratusan lenterang yang tergantung disetiap sisi bangunan. Cahaya bulan bahkan hampir terkalahkan dengan terangnya lentera. Aula semi terbuka di tengah danau adalah tempat perjamuan diadakan telah dipenuhi tamu undangan dari berbagai keluarga bangsawan dan pejabat berperingkat. Masing-masing menempati paviliun tepi sungai di temani dengan hidangan Kekaisaran yang istimewa.

Choi Yejun memasuki paviliun dengan para saudaranya yang 'baik.' Kursi keluarga Perdana Menteri berada di tempat yang bagus, sejajar dengan keluarga Bangsawan. Pemandangannya tentu saja yang terbaik, sebab dari sana mereka bisa melihat pertunjukan dengan jelas dan yang paling penting adalah bisa menyaksikan seluruh wajah keluarga Kekaisaran.

Sebagai orang modern yang menjelajah waktu ke masa lampau. Dan meski dia memiliki rasa sombong manusia maju, Choi Yejun masih terpukau dengan kemegahan pesta Kekaisaran. Ini tidak hanya berdasar pada gaya pakaian era ini yang meski rumit, itu dipenuhi dengan kemewahan, batu-batu permata dan mutiara bertabur disetiap kepala manusia hingga cara bicara setiap orang yang penuh lika-liku namun menunjukkan kecerdasan mereka. Serta dari sinilah dia menemukan kesenjangan sebenarnya anatara orang biasa dan yang disebut dengan arsitokrasi, dimana piramida kelas sosial membuat Choi Yejun merasa terintimidasi.

Meski begitu, Choi Yejun enggan melepaskan harga dirinya dan tetap mengangkat dagunya dengan tinggi. Berbanding terbalik dengan Choi Jinni dan Choi Seungmin yang biasanya tampak angkuh namun kini memasang wajah yang murah senyum dan berusaha bertindak rendah hati. Keduanya melirik sosok Choi Yejun dengan mata setengah tersenyum tetapi tidak mengingatkan saudara itu untuk berhenti bertindak arogan di depan keluarga Kekaisaran.

Nyonya Utama dan Nyonya tua Choi diam-diam melihat Choi Yejun dan masing-masing mendengus di dalam hati. Yang satu mencibir dingin dan yang satu hanya bisa menghela nafas tidak berdaya. 'Cucu ini awalnya telah keluar dari kepengecutan tetapi lambat laun dia menjadi percaya diri dan berani. Sayang sekali dia tumbuh menjadi sombong dan sombong.'

"Ini adalah kesempatan yang langka untuk kalian bisa menghadiri perjamuan Istana. Untuk itu patuhlah dan jangan membuat keributan. Kita disini tidak hanya sekedar untuk datang sebagai tamu, tetapi untuk wajah Perdana Menteri dan saudara kalian yang berada di Istana dalam." Ujar wanita tua itu penuh peringatan.

Choi Jinni yang ayahnya hanya pejabat peringkat lima tidak dapat menghadiri acara tetapi berkat pamannya yang seorang perdana menteri dan nenek yang mencintainya. Dia dapat hadir dan menyaksikan kemeriahan perjamuan yang sudah lama dia impikan dan tentu saja dia tahu bagaimana harus bersikap bahkan jika dia membenci Choi Yejun sampai mati dia tidak akan berkomplot melawannya secara membabi buta. "Nenek, cucu ini tahu. Para saudara pasti akan menjaga satu sama lain dengan baik."

Choi Seungmin mengangguk membenarkan. "Nenek jangan khawatir, Seungmin akan menjaga para adik untuk nenek. Ada saudara perempuan tertua dan kakak ketiga juga di sini, kami tentu saja tidak berani ceroboh."

Heejin dan Yeonjun juga memberikan kata-kata untuk menenangkan nenek tua mereka. Hanya Choi Yejun yang diam-diam melihat kesana kemari dari tempat paling belakang. Masih dengan posturnya yang lurus dan wajah dingin.

Nyonya utama melirik Choi Yejun dengan dingin dan tertawa sarkatis di dalam hatinya; 'Seperti yang diharapkan dari putra seorang wanita pedagang rendahan. Penampilan yang sama persis seperti ibunya pertama kali memasuki pintu rumah perdana menteri. Orang yang tidak tahu ketinggian langit dan bumi masih berpura-pura menjadi burung layang-layang yang terbang indah dilangit, tanpa tahu bahwa ada banyak pemburu yang menatapnya.' Setelah puas membuat Choi Yejun mempermalukan dirinya sendiri, Nyonya utama berbisik pada pelayan pribadinya untuk mengatur Choi Yejun. Jangan sampai perilaku anak itu semakin mencolok dan membuat keluarga mereka menjadi lelucon.

"Ayo kalian bisa bertemu dengan banyak orang hari ini. Beberapa dari mereka adalah bangsawan terhormat dan terpelajar, meski beberapa dari kalian tidak berpolitik, membangun beberapa relasi itu penting terutama setelah kalian menikah. Kalian bisa berbaur dengan siapapun tetapi ingat untuk mendahulukan wajah Perdana Menteri dan jangan bersikap sombong dan kurang ajar. Ini di Istana Kaisar bukan rumah dimana kalian bisa berkelahi sesuka hati." Ujar Nyonya utama dengan tegas, menatap wajah setiap putra dan putri keluarga Choi dengan penuh penekanan.

"Baik bu!"

"Yang Mulia Kaisar telah tiba! Permaisuri dan Janda Permaisuri telah tiba! Para Selir Kekaisaran telah tiba!"

Dari tempat duduk itu Choi Yejun menyaksikan prosesi yang hanya bisa dia lihat dalam drama televisi di era modern. Kali ini adalah versi nyata yang luarbiasa khidmat. Yang pertama muncul tentu saja adalah sang Penguasa; Kaisar Kang Taehyun, Permaisuri Lee dan Janda Permaisuri lalu deretan Selir Kekaisaran yang seindah bunga-bunga di taman.

"Hormat pada Yang Mulia, Panjang Umur Yang Mulia!"

Semua orang membungkuk dalam dan Choi Yejun pun tanpa terkecuali. Bagi orang modern yang selalu menjunjung tinggi kesetaraan, Choi Yejun benar-benar membenci praktik seperti ini. Mengapa orang lain harus membungkuk begitu rendah untuk manusia lainnya? Sementara mereka sama-sama hidup dan bernafas di dunia yang sama? Hanya karena kekuatan seseorang lebih besar jadi orang lain harus tunduk hingga takut mati karenanya? Tentu saja itu hanya gumaman dalam hari Choi Yejun.

"Bagun. Zhen sangat senang dengan kesuksesan acara hari ini jadi para pejabat tercinta tidak harus begitu formal. Ayo kembali bersenang-senang, mulai tahun ini mungkin negara kita bisa lebih meriah." Suara Kaisar Taehyun terdengar dalam namun nadanya dipenuhi dengan suka cita, apalagi wajah tampan pria itu tampak berseri-seri.

"Dengan Yang Mulia Kaisar yang memimpin Negara dengan penuh kebijaksanaan, negara kita akan makmur hingga seratus tahun." Ujar seorang punggawa menanggapi membuat Kaisar Taehyun tertawa senang.

Kemudian seperti sebelumnya, acara tentu saja tentang menikmati kesenangan. Musik dan tarian yang dilakukan oleh kelompok khusus, segala jenis makanan enak di sajikan dan ada banyak pembicaraan diantara orang-orang ini.

Choi Yejun merasa tersesat sendiri, dia duduk dengan tidak nyaman di sudut sementara saudara-saudaranya berbincang satu sama lain, begitu pula orang dewasa di depan. Masing-masing sibuk dengan kenalan, hanya dia yang terasing. Sejak Choi Yejun memutuskan menggunakan tubuh asli sebaik mungkin, selain memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik, dia juga berusaha berbaur dengan orang-orang di ruang dan waktu ini. Sayang sekali bahkan setelah dia meraih sejumlah perhatian sebagai orang yang berbakat, status anak selir yang rendah benar-benar membatasi Yejun dalam banyak hal. Terutama dalam kelas sosial, orang-orang dengan status anak sah dari keluarga bangsawan enggan berteman akrab dengannya dan hanya orang-orang tertentu yang mau menerimanya. Itu benar-benar membuat Choi Yejun yang selalu populer di era modern menjadi sedikit tersinggung.

'Mereka sangat bangga dengan status anak sah itu tetapi bahkan beberapa orang tidak sebaik anak yang dilahirkan selir. Mereka terus memandang rendah aku, mereka tidak menyadari bahwa pikiran mereka lah yang tidak layak.' Choi Yejun mendengus dalam hati.

Tidak peduli seberapa meriah acara, Choi Yejun tidak terhibur. Setelah semua orang dibebaskan dari acara formal dan dapat berbaur satu sama lain, Choi Yejun pergi mencari beberapa kenalannya. Sebelum dia bisa keluar dari barisan. Matanya tanpa sengaja menangkap sebuah pemandangan di depan.

"Kakak ketujuh sepertinya cukup disukai oleh Yang Mulia!" Pekikkan tertahan terdengar di depannya.

"Sudah kuduga, tidak mungkin adik ketujuh tidak disukai semudah itu! Itu bagus untuk disukai Kaisar, dengan begitu kita juga mendapat manfaat."

Apa yang terjadi adalah saudara ketujuhnya— Choi Beomgyu baru saja mendapat kata-kata baik oleh Kaisar. Sang Penguasa itu memuji Beomgyu sebagai orang berbakat dan menghadiahkannya dengan sejumlah makanan lezat. Meski tampak remeh, menunjukkanya di depan semua orang adalah hal lain. Itu seolah menegaskan perhatian Kaisar pada saudara itu. Apalagi dia bisa melihat senyum lembut Kaisar untuk Choi Beomgyu dan saudaranya bahkan tersipu malu.

Setengah hati Choi Yejun mendengus, dia memandang rendah seorang pria seperti Kaisar yang memiliki tiga istri dan empat selir. Tapi di sisi lain melihat itu juga membuatnya merasa rumit.

Sejak saudara itu memasuki Istana, kediaman Perdana Menteri menjadi lebih halus. Kadang-kadang dia mendengar beberapa gosip diantara pelayan bahwa benar-benar hebat bagi anak Jang Yiniang bisa menjadi Selir Kaisar. Kehormatan dan kekayaan pasti akan menghujani Jang Yiniang. Apalagi sejak saat itu, Nyonya Utama yang sombong bahkan menjadi lebih sopan terhadap Jang Yiniang yang membuat siapapun iri termasuk ibunya. Dan seolah-olah pemilik aslinya masih ada, jauh di dalam hati Choi Yejun dia bertanya-tanya mengapa saudara ketujuh itu sangat beruntung. Sejak masih kecil, kakak ketujuhnya sudah menonjol dengan wajah yang cantik. Lalu dia menguasai banyak hal dengan mudah bahkan saudara keempat yang lahir sebagai anak sah tidak sebaik dia. Apalagi pemilik asli yang seorang pengecut!

"Nenek mengatakan bahwa kita bisa bertemu dengan kakak ketujuh besok!"

"Benarkah? Bagus sekali kita punya kesempatan ini!"

Choi Yejun kembali dari lamunannya, dia menggelengkan kepala dan memalingkan wajah dengan cepat. Kemudian tanpa mengatakan apa-apa dia meninggalkan saudara-saudara itu di belakang. Meski wajahnya tertunduk, jika seseorang memperhatikan lebih teliti orang bisa melihat bahwa wajah cantik itu tenggelam dalam kesuraman.

———
Bersambung.....
———

PAN YUE; adalah seorang penyair fu Tiongkok terkemuka di Dinasti Jin Barat . Dia populer disebut sebagai Pan An (潘安) dan terkenal karena ketampanannya sejak usia muda. "Pan An" telah menjadi buah bibir Cina untuk pria tampan.

[0] adalah Karyanya yang terkenal,   ditulis untuk mengenang istrinya yang telah meninggal.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

75.4K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
244K 36.6K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
65.3K 5.9K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...