Just Like

By noquiyea

134 15 1

Zalika dan Vasco mengalami kecelakaan setelah menemukan rahasia dibalik hubungan antara Reza dan Naya. Zalika... More

1. An Accident
2. Wake Up
3. We Just
4. Just Talking
5. We Don't Know
6. Just Cut it Off

7. Angry

11 2 0
By noquiyea

"Cie, yang seneng udah bisa jalan," Vasco tersenyum lebar menyambut kedatangan Zalika yang baru kembali dari ruangan dokter bersama Kak Teddy.

Kak Teddy hanya mengantar Zalika saja. Ia berkata bahwa ia harus bergegas pergi untuk kembali ke kantor  nanti.

Mendengar ucapan Vasco tadi, senyuman pun ikut menghiasi wajah manis Zalika. Ia senang mendapatkan sambutan penuh semangat dari Vasco.

"Gue bisa segera pulang, dong. Lo kapan pulangnya?"
Vasco mengetuk dagunya pura-pura berpikir. "Gue pulang kalo lo juga pulang," balasnya lalu tersenyum puas.

Kak Teddy yang baru selesai membantu Zalika kembali ke tempat tidurnya pun memberikan adiknya air mineral untuk diminum. Ia lantas duduk di kursi yang ada di antara ranjang Zalika dan Vasco.

"Nanti Vasco akan tinggal sama kita," Teddy tersenyum menoleh pada Vasco kemudian kembali pada Zalika. "Sampai Vasco bisa kembali pada kondisi semula dan dia bisa tinggal sendiri di rumahnya, Papanya Vasco menitipkan dia di keluarga kita."

Zalika tidak bisa mengontrol ekspresinya. Campuran antara bingung dan keberatan.

"Kenapa? Memangnya dia gak punya rumah?"

"Punya," sahut Teddy menenangkan adiknya. "Tapi keluarganya sibuk. Gak ada yang merawat dia di rumah. Kalau di rumah kita, ada kamu, ada kakak, ada ayah, juga bunda. Rumah kita ramai," pemuda itu memberi pengertian.

Zalika menoleh pada Vasco kemudian menghela napas. Sebenarnya ia kasihan jika Vasco sendirian dalam keadaan yang belum sembuh total. Melihat selama ini orang tuanya sangat sibuk bekerja dan kakaknya pun sibuk sehingga jarang menjenguk. Vasco selama ini mungkin tertawa dan gembira saja. Tapi entah di dalam hatinya. Zalika jadi mulai berpikir, apakah Vasco benar-benar baik-baik saja selama ini.

Setelah selesai membantu Zalika dan Vasco, Kak Teddy pamit. Ia berkata bahwa nanti setelah selesai dengan urusan kanto, ia akan menjemput bundanya untuk menggantikan menjaga Zalika sekaligus mulai mengemas barang-barang yang akan dibawa pulang. Ayah tidak bisa datang untuk sementara karena harus bolak-balik ke kantor mengurus pekerjaan yang bermasalah. Sedangkan Bayu dan Neysa yang menjaga Vasco, baru akan datang pukul dua belas siang nanti karena semalam mereka berjaga sampai pukul satu malam.

"Berduaan doang sama lu, gue jadi takut," Vasco tersenyum sambil duduk menatap Zalika yang sedang membaca sebuah novel.

"Takut kenapa?" Zalika tidak mengalihkan perhatiannya. Ia membalas sambil tetap membaca bagian yang sedang menarik perhatiannya.

"Takut makin sayang sama lo. Terus jadi pengen jagain." Vasco tersenyum kecil meski Zalika tak melihatnya. "Beberapa minggu di ruangan yang sama bikin gue kenal lo lebih dalam. Dan gue merasa nyaman."

Zalika menutup bukunya. Ia meletakkan bukunya di atas meja kemudian mengubah posisi duduknya menghadap Vasco.

Vasco tersenyum menatapnya. Tidak surut senyum itu ketika berhadapan dengan tatapan tenang yang Zalika tunjukan.

"Vas, lo tuh cuma lagi merasa kosong. Jangan main-main sama gue. Gue lagi males ngadepin cowok iseng yang nyebelin kayak elo."

Pemuda itu tertawa renyah. "Kalo beneran gue suka sama lo gimana?"

"Dih, mana ada?"

"Ada."

"Gak ada," sanggah Zalika tak mau kalah.

"Ada."

"Lo—"

"Debat kenapa, sih? Suaranya sampai kedengaran dari luar," Suara berat Reza menginterupsi perdebatan kecil keduanya. Pemuda itu datang dengan seikat bunga mawar merah muda dan sebuah tas yang entah apa isinya.

Wajah Reza yang tadinya biasa saja, seketika berubah kaku saat mendapati ada yang berubah dari Zalika.

"Kamu potong rambut, Za?" Seperti menahan sesuatu, Reza berusaha menjaga nada suaranya.

Zalika mengangguk kecil. "Iya. Dua hari lalu aku potong rambut. Vasco nawarin buat potong sekalian karena dia juga mau merapikan gaya rambutnya."

"Kenapa gak ijin Mas Reza dulu?" Reza masih tampak berusaha  mengendalikan nada suaranya. "Memangnya sesulit itu minta ijin? Kamu tau, kan. Mas Reza gak suka rambut kamu jadi pendek."

Zalika menatap Reza dalam diam. Kini tatapannya berubah datar dan dingin. Seperti bukan Zalika yang Reza kenal selama ini.

"Memangnya aku siapanya, Mas? Aku gak berhak atas diriku sendiri? Aku harus selalu nurut sama maunya Mas sementara Mas seenaknya, iya?"

"Kok jadi ngomong gini? Kamu mojokin aku? Di sini kamu yang salah, Za. Jangan malah berusaha ganti topik."

"Aku berhak atas diriku sendiri, Mas. Aku berhak juga untuk memudahkan bunda merawatku. Selama aku sakit, Bunda kesulitan rawat aku. Rambut panjangku bikin bunda kerepotan nyucinya. Makanya aku potong."

"Kan bisa panggil orang salon, Za. Gak perlu dipotong," Reza menyanggah. "Lagian kamu ini paham, kan. Mas Reza gak suka kalau rambut kamu pendek."

"Jadi sekarang Mas gak suka sama aku?" Zalika tidak menghentikan pertanyaan yang terlintas begitu saja di kepalanya. Rasanya itu memang pertanyaan yang tepat untuk ia tanyakan saat ini. "Rambut aku pendek sekarang. Dan aku gak ngikutin maunya Mas Reza. Jadi Mas gak suka lagi sama aku, iya?"

Wajah Reza semakin kaku. Tegang, tentu saja karena dia sendiri tidak bisa serta merta mengeluarkan pendapatnya dihadapan Zalika yang dianggapnya masih sakit.

"Kita gak perlu bahas itu sekarang." Reza menyudahi sambil berjalan mendekat dan meletakkan tas yang ia bawa di sebelah tempat tidur Zalika. Ia menghela napas panjang lalu menghembuskannya pelan. Pemuda itu tersenyum lantas memberikan kecupan di dahi Zalika dengan lembut.

Zalika mendengus pendek. Ia menegakkan posisi duduknya dan membiarkan Reza duduk di kursi.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

Reza menoleh pada Zalika lantas melirik Vasco yang sejak tadi menyimak obrolan mereka berdua.

"Tanya aja. Emang mau tanya apa?"

"Jujur sama aku. Mas jalan sama Naya?"

Reza tidak langsung menjawab. Sekali lagi ia melihat Zalika kemudian melirik pada Vasco sesaat.

"Maksud kamu gimana? Kan, Naya sahabat kamu sendiri kenapa jadi dihubungin sama Mas?. Kamu juga kenapa tiba-tiba  tanya begitu?"

"Gak apa-apa. Tanya aja, sih. Soalnya kalau diingat-ingat. Beberapa kali kalian kesini berdua. Terus ada yang lihat kalau Mas sering ke kampus jemput Naya."

"Siapa yang bilang? Mas bakal datangi dia."

"Buat apa?" sambar Zalika. "Mereka gak ngadu ke aku, kok. Mereka justru tanya apakah kita udah putus apa belum. Soalnya kata mereka Naya sama Mas mesra."

Reza menatap Zalika kemudian menggeleng kecewa. "Terus kamu lebih percaya sama omongan orang lain daripada penjelasanku?" ucapnya dengan nada meninggi.

"Justru karena aku pengen denger penjelasan Mas makanya aku tanya," balas Zalika dengan lembut dan tenang.

"Cara kamu ngomong tuh bukan orang tanya, Za. Tapi kamu nuduh. Lagian, kamu asal ngomong gini gak ada bukti, Za."

Hening sejenak. Baik Zalika maupun Reza saling bersitatap dalam diam. Zalika tampak tenang sementara Reza terlihat marah atas apa yang baru saja terjadi.

"Udah, Za. Mas kesini niatnya mau jenguk kamu. Mau baik-baik sama kamu karena beberapa waktu belakangan sibuk sama kerjaan. Tapi kamu malah bikin marah kayak gini."

Zalika tidak membalas lagi. Sorot matanya benar-benar datar.

"Mas pamit aja. Kamu renungin diri disini. Renungin apakah sikap kamu barusan adalah benar. Kita udah tunangan, Za. Kedepannya kita akan menjalani hal yang lebih dari ini. Kalau kamu gak bisa percaya sama Mas kayak gini, gimana kita kedepannya nanti? Pasti makin sulit, kan?"

Reza lantas berkemas. Ia bangkit dan mengusap pipi Zalika.

"Mas bawakan makanan kesukaan kamu. Dimakan nanti."

Zalika masih tidak menjawab. Ia diam saja kemudian menatap ke arah lain.

"Mas pamit," Reza pun meninggalkan ruangan. Menyisakan kosong dan sepi serta perasaan menggantung akibat perdebatan mereka yang tak mencapai kesimpulan.

[]

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 6.1K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..
Cafuné By REDUYERM

General Fiction

119K 10.9K 36
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

65.8K 5.5K 43
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
727K 6.3K 19
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...