Physical Attack √

Bởi Anzimo

371K 22.2K 358

Setelah tamat dari SMA Amona memutuskan untuk melanjutkan study nya ke Prancis, ia ingin menekuni kegemaranny... Xem Thêm

Prolog
1. Pulang
2. Viral
3. Gara-gara Tante Arum
4. Conference pers
5. Cerita lama
6. Croissant
7. Sherin-Justin day
8. Aku, Ayah, dan Bunda
9. Tante Arum VS Amona
10. Bakar-bakar
11. Little Things
12. Moa bakery
13. Ke lombok yuk?
14. Anak gadis ayah
15. Short story (Amona & Alden)
16. Lombok pt.1
17. Lombok pt. 2
19. Lombok pt. 4
20. Lombok pt. 5
21. Lombok pt. 6
22. Lombok pt. 7
23. Bucin? iiiiii
24. postingan singkat tentang AmoRon
25. ghosting
26. Teknik Marketing
27. Jaelangkung
28. cuddle
29. Konser
30. The End
ekstra chapter
Info dan sequel(?)
ekstra lagi nih

18. Lombok pt. 3

9.6K 629 9
Bởi Anzimo

Valeron mengajakku untuk snorkeling di pantai pink, atau nama sebenarnya adalah Pantai Tangsi. Pantai ini disebut pantai pink karna pasirnya bersemu pink, walaupun warnanya tidak begitu kentara tapi jika dibandingkan dengan warna pasir pantai lain jelas ada bedanya.

Lelaki dihadapanku kini menyerahkan perlengkapan snorkeling seperti mask, snorkel, dan kaki katak atau fins kepadaku. Sebenarnya aku takut, aku juga tidak yakin karena ini baru pertama kali aku melakukannya, pemandu tadi sudah memperingatkan jika takut tidak ikut tidak apa-apa karena daripada panik dan bisa membahayakan diri sendiri.

Valeron bilang kalau pantai ini tidak cukup dalam, bisa melihat dengan jelas terumbu karang yang ada dibawah sana dengan ikan-ikan bewarna yang sangat memanjakan mata. "Gapapa, sama gue aja." Kata Valeron yakin menatap kearahku, aku masih berpikir keras untuk ikut snorkling atau tidak, pasalnya aku pun tidak bisa berenang dengan lancar.

"Masa jauh-jauh ke Lombok ga snorkling, mayan buat feed ig kan?" Tutur Vale mencoba memersuasiku untuk tetap turun dan ikut dengannya.

Pemandu yang sedari tadi melihat percakapanku dan Valeron pun hanya menunggu. "Mbaknya bisa pakai pelampung kalau misal takut tenggelam," Katanya padaku.

Aku bimbang, tapi dengan tarikan napas dalam akhirnya aku mengiyakan, mengenakan semua alat bantu untuk snorkling dan segera turun dibantu oleh pemandu yang berjaga diatas dan Valeron yang sudah turun kebawah. Segera kutarik tangannya untuk menjaga keseimbangan.

Dadaku berdetak tak karuan, selain takut tidak bisa menjaga keseimbangan juga dikarenakan tubuhku yang sangat dekat dengan Valeron. Pemandu di depan segera menjelaskan beberapa panduan agar kami tetap aman dan menikmati keindahan pantai tanpa mengalami kendala.

"Pantai ini tidak terlalu dalam, kalian bisa dengan jelas melihat terumbu karang dibawah sana. Tapi saya sarankan jangan banyak menyentuh beberapa terumbu karang karena ada yang tajam sehingga bisa membuat kaki terluka." Kata pemandu, aku dan Valeron segera mengangguk, kemudian mengikuti pemandu didepan.

Ku gerakkan kakiku kedepan tapi tidak bisa, ish kenapa berat sekali, Valeron tertawa mengejek kemudian menarikku kearahnya dan membawaku bersamanya untuk mengikuti pemandu. "Padahal udah pake pelampung, masih aja susah gerak." Katanya sinis, aku mendengus.

"Aku kan udah bilang kalau aku gamau." Balasku cemberut, mata lelaki itu menyipit, "Beneran gamau? Coba lo liat kebawah," Ucapnya, segera ku tundukkan kepalaku melihat kebawah seperti kata Valeron dan betapa terkagumnya aku ketika melihat ikan-ikan dan juga terumbu karang berwarna warni menghiasi laut. Mataku berbinar.

Bapak pemandu mulai menjelaskan, "Kalau dilihat, pasirnya sekarang udah engga bewarna pink kan ya mas, mbak?" Ucapnya memberi sebuah pertanyaan kepadaku dan Valeron. Kami mengangguk.

"Kalau dulu warna pink, itu karena pecahan terumbu karang yang bewarna merah bercampur dengan pasir yang bewarna putih, terumbu karangnya tumbuh di perairan dangkal, seperti yang mas dan mbaknya lihat saat ini, biasanya pecahan terumbu karang tadi terbawa arus ombak ketepian."

"Biasanya juga ada pulau pasir yang akan muncul pas air lautnya lagi surut atau kalau orang sini nyebutnya pasir timbul." Lanjut sang pemandu.

Aku semakin takjub mendengar penjelasan sang pemandu tadi, bisa kulihat disekitar sini terdapat kalau air lautnya jernih bewarna biru, dibawahnya terpampang terumbu karang bewarna warni yang menakjubkan, didepan sana aku juga bisa melihat adanya bukit hijau yang cukup tinggi.

"Pak? Bukitnya bisa di daki?" Tanyaku kepada sang pemandu, bapak itu tersenyum dan mengangguk.

"Bisa mbak, bahkan mbak bisa piknik diatas sana sambil liat pemandangan," Katanya dengan nada riang, aku menatap Valeron berharap lelaki itu mau mengajakku kesana. Lelaki yang kutatap malah melengos, memotret beberapa terumbu karang yang ada dibawah sana.

"Dulu pantai pink namanya pantai tangsi, engga banyak orang yang mengetahui pantai ini, aksesnya juga sangat sulit karena harus menelusuri hutan tropis dan jalanan yang rusak. Mas sama mbaknya tadi kesini pake boat kan?"

Kami mengangguk lagi, "dulu cuma wisatawan muda orang Lombok yang kesini, lalu dari tahun ke tahun pantai ini viral, kemudian pelaku pariwisata di Lombok mengembangkan potensi wisata dan diberi nama yaitu pink beach Lombok. Mereka juga mulai memberi alternatif menuju tempat ini dengan menggunakan jalur laut, makanya tadi mas sama mbak kesini pake boat." Jelas si pemandu.

Aku menghirup udara dengan rakus, merasakan segarnya pemandangan ditempat ini, juga bagaimana tenangnya air laut.

"Disini ombaknya ga besar ya pak," Ujar Vale tiba-tiba. Bapak tadi menoleh dan dengan segera menjawab, "Iya, makanya cocok buat snorkeling."

Jujur kalau boleh, aku ingin tinggal disini saja, aku akan mendirikan rumah di pinggir pantai, setiap hari aku akan menikmati pemandangan yang memanjakan mata ini.

"Mas sama mbaknya lagi honeymoon ya," Celetuk pemandu tiba-tiba, aku terkejut memandang sang pemandu lalu tatapanku beralih menatap Vale, "Engga pak, kami---," Ucapanku dipotong oleh lelaki itu. "Kami bukan suami istri pak, kami masih pacaran," Sahutnya yang semakin membuatku menajamkan mata.

Segera kucubit lengannya yang membuat ia mengaduh kesakitan. "Oh gitu, saya kayak ga asing sama wajah mas nya," Kata pemandu tadi sambil menampilkan wajah mengingat-ingat, Valeron tersenyum canggung, "Muka saya emang pasaran pak," Katanya membuatku tertawa terbahak.

"Masasi mas," Ujar pemandu tadi masih tak percaya, Vale mengangguk lalu menyerahkan ponselnya yang sudah dilindungi anti air kepada pemandu tadi. "Tolong fotoin kita berdua pak," Ucap Vale sambil menyerahkan ponselnya.

Aku sedikit berjengit ketika ia mendekatkan tubuhnya kearahku, "Cepet pose, ntar kalo jelek lo ga terima," Kata Vale menatapku, aku segera mengalihkan pandangan darinya, lalu tersenyum canggung kearah kamera.

Beberapa kali pemandu itu memotret kami, lalu Valeron mendekat sebentar kearah pemandu untuk membisikkan sesuatu yang tidak dapat kudengar, setelah itu ia kembali mendekat kearahku.

Pemandu menghitung dari 3 ke 1, dengan sangat cepat dan tanpa aba-aba Valeron mencium pipi kiriku dengan cepat yang membuatku mematung ditempat seperti tubuhku yang melayang tinggi dengan perut yang menggelitik. Gila, Vale sudah gila.

"Valeron!!" Teriakku ganas kembali memcubitnya dan membuat tubuh kekar itu sedikit oleng, segera ia menarikku untuk menjaga keseimbangannya karena aku membawa pelampung. "Ganas banget, kalo gue tenggelem gimana," Sungutnya, aku tidak peduli, kemudian menjauh dari Valeron.

Kami kembali ke kota dengan keadaan yang sangat canggung, beberapa kali ia mengajakku bicara, tapi aku hanya membalas seadanya.

Setelah kegiatan snorkling tadi aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Valeron yang tiba-tiba saja menciumku. Kadang dadaku berdebar dengan kecepatan yang tidak normal dan membuat pipiku memerah hanya dengan mengingatnya, saat ini aku tidak berani untuk keluar dari kamar, tentunya karena takut bertemu dengan lelaki itu.

Hampir seharian aku terdiam didalam kamar, tertidur sebentar kemudian bangun di pukul empat sore. Aku memutuskan untuk pergi mandi dan melakukan kegiatan sholat. Ingin keluar tapi aku masih takut bertemu dengannya.

Namun, perutku sangat sakit karena menahan lapar seharian. Mau tak mau dengan mengendik-ngendik aku berjalan keluar untuk pergi ke minimarket ataupun restoran yang bisa sedikit mengganjal perutku. Tapi belum sempat aku membuka pintuku lebar, didepan sudah ada Valeron yang memasang wajah datarnya tepat didepan pintu, aku sedikit terkejut kemudian tersenyum canggung kearahnya. "Lo belom makan kan?" Tanyanya dengan datar, aku mengangguk canggung lalu--- "Iya, ini keluar mo makan." Kataku, "Yaudah ayo," Ajak Valeron segera berjalan mendahuluiku menuju tempat makan, aku bergeming sebentar lalu mengikutinya di belakang, harus bersikap bagaimana menghadapi Leo nanti. Kenapa lelaki itu terlihat biasa saja, ishhhh.

Sesampainya di tempat makan kami segera memesan makanan, karena menghindari rasa canggung diantara kami, aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi sampai makanan datang, setelah itu aku segera menikmati hidangan. Hanya ada keheningan selama kami makan. Sampai akhirnya Leo membuka pembicaraan.

"Lo ngehindar dari gue ya," Tanyanya menyelidik, aku tertegun kemudian menggeleng pelan. Valeron hanya menghembuskan napasnya pelan, "Lo marah karena tadi?" Lanjutnya kembali aku menggeleng. "Terus kenapa?" Katanya.

"Aku gapapa, emang capek aja tadi terus tidur," Jawabku, Valeron mengangguk pasrah. Sepertinya ia tidak ingin membuat suasana liburan menjadi buruk, setelah selesai makan kami memutuskan untuk berjalan-jalan disekitaran penjual oleh-oleh khas Lombok. Beberapa pernak-pernik kadang membuatku tertarik dan ingin mampir sebentar tapi kuurungkan karena lelaki itu tidak berhenti sama sekali, aku pun juga tidak ingin memintanya untuk berhenti, entahlah, suasana menjadi aneh semenjak kejadian tadi.

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

766K 64.7K 38
"Masih doyan flashback? Norak. Kenangan itu adanya di belakang. Kalau kangen, lirik aja lewat spion. Nggak usah repot-repot nengok apalagi puter bali...
395K 32.2K 46
Alvero Keshav tahu dia tidak mencintai Aisha, gadis yang dijodohkan ibunya padanya. Ia hanya menikahi gadis itu karena ayahnya menjajikan posisi CEO...
996K 59.2K 46
"Hei." Sapaku, entah aku merasa aneh menyapa wanita kali ini, aku tidak terbiasa memulainya. Scarla terdiam berbalik dan menoleh menunjuk dirinya. "I...
455K 23.7K 39
"Aku mencintaimu!" "Kau tahu jika aku gay?" ______ Tidak disangka! Alec, The Most Handsome Billionarie tahun ini ternyata penyuka sesama jenis! Catat...