♪*⁠.⁠✧𝐒𝐮𝐦𝐦𝐞𝐫 𝐒𝐧𝐨𝐰☆゚...

By Otakugirls6

9.2K 1K 164

"Karena nyolong mangga adalah jalan ninjaku..." ✧⁠*˖⁠♡𝐒𝐔𝐌𝐌𝐄𝐑 𝐒𝐍𝐎𝐖 夏の雪 [Natsu no Yuki] sᴀʟᴊᴜ ᴍᴜsɪᴍ ᴘ... More

[Prologue] ❄️Kabur☀️
[] 🌙SE.RA.PH☄️
[] 🌙Ngebolang☄️
[1]🌹Kang maling🌹
[2]🌹Anack Indih0me🌹
[3]🌹562🌹
[4]🌹(ini) Salahmu🌹
[5]🌹Kulit pisang🌹
[6]🌹Sebuah Luka🌹
[7] 🌹Sayur Capcay🌙
[8] 🦁Mangga🦁
[9] 🦁(🐺) Tsundere🦁
[10] 🦁Galau🦁
[11] 🦁WiFi🦁
[12] 🦁Oyen🌙
[13] 🐙Chicken mayo🐙
[14] 🐙20 GB🐙
[15] 🐙T̶i̶d̶a̶k khawatir🐙
[16] 🐙Penghakiman🐙
[17] 🐙Ibu negara🐙
[18] 🐙Sertraline🐙
[19] 🐙Bang udah bang..🐙
[20] 🐙Le désir d'Azul🐙
[21] 🐙(Jangan) Maafkan aku🌙
[22]🐍Telor (gosong)🐍
[23] 🐍Nostalgia🐍

[] 🌙Keluarga kecil☄️

512 56 8
By Otakugirls6

Onee-sama wangy wangy kita 🤤

__________

"Akh..." (Y/n) meringis, ia menatap sekujur tubuhnya yang penuh luka meski dibalut perban, bahkan masih banyak darah yang merembes keluar dari lain-lain putih itu hingga mengotori seprei tempat tidur.

Tubuhnya terasa remuk, jantungnya berdenyut-denyut nyeri dan rasa sakit seakan mencengkeram paru-parunya untuk berhenti bernapas, mata kirinya tidak bisa melihat apapun karena perban yang melilit kepalanya.

'Dimana aku....?'

"Oh! Dia sudah sadar!" Suara anak kecil mengalihkan atensinya, (Y/n) menoleh ke arah pintu dimana sepasang anak kembar berlari memanggil ibunya.

"Kalian berdua di luar dulu, ibu harus memeriksa kakak itu" wanita paruh baya tersebut berkata pada si kembar dan segera menghampiri (Y/n). "Halo, kau bisa mendengar ku?"

(Y/n) mengangguk, tubuhnya terlalu lemah untuk sekedar bicara. Melihat itu, wanita bermata Biru itu segera mengambil perban baru dari kotak obat-obatan.

"Ma... Maaf tapi... Di-Dimana aku...?"

"Kau ada di rumah kami, aku tidak tau apa yang terjadi padamu tapi terimakasih banyak karena kau telah menyelamatkan anak-anak ku" ucapnya perlahan melepas perban lama. "Namaku Rosella, siapa namamu, nak?"

"Aku... (Y/n)" jawabnya lemah membiarkan Rosella membalut luka-lukanya dengan perban baru.
"Tapi kenapa aku ada disini?"

Tatapan Rosella berpindah ke luar jendela yang tengah hujan, jika disadari pakaian wanita itu masih sedikit basah. "Aku sedang mencari anak-anak ku, lalu aku melihatmu melindungi mereka dari penculik"

"Tapi apa yang terjadi padamu hingga kau mendapat luka-luka itu?" Pertanyaan Rosella semakin membuat (Y/n) bungkam.

Bukankah seharusnya ia berada di kediaman Ubuyashiki bersama para Hashira lainnya? Lalu kenapa sekarang....?

"Huh...?" (Y/n) ingat, ada ledakan dahsyat yang melemparnya keluar dari pohon Sakura. Ia mendengar suara anak-anak berteriak ketakutan.

Tidak mempedulikan luka-luka di tubuhnya, (Y/n) berusaha berjalan keluar dari area gang, ketika hampir di ujung jalan ia mendengar suara teriakan.

"Lepaskan adikku!"
Teriaknya mencoba melawan meski hanya tamparan yang ia dapatkan.

"Diam kalian!"
Terlihat ada dua anak-anak tengah di kejar oleh tiga orang, mereka membawa pisau dan tali.

Pandangan (Y/n) mulai kabur, sepertinya ia kehabisan banyak darah, kepalanya terasa berputar kala rasa sesak kembali mencengkram pernafasannya. 'Tidak... Jangan sakiti mereka....'

Ingatan ketika dua adiknya yang dulu dihabisi kembali berputar seperti kaset rusak.

Dan... Semuanya gelap.
"Begitulah.. aku tidak ingat apapun..."

Rosella mengangguk paham, tangannya terangkat mengelus pucuk kepala gadis itu dengan lembut.
"Istirahatlah, tapi sebelum itu kau harus makan"

Wanita itu menyendok sup telur hangat dari mangkuk dan mengarahkannya ke mulut (Y/n).
"Nah, ayo aaaaah...."

(Y/n) terkesiap, aroma sedap sup telur hangat yang menggelitik hidung dan perlakuan Rosella terhadapnya membuat (Y/n) canggung, tapi ia tetap membuka mulutnya menerima suapan pertama. "A.. Aup... Hm! Enak..."

Rosella terkekeh kecil melihat reaksi (Y/n) yang menggemaskan meskipun sebagian wajahnya ditutup perban.
"Sungguh? Aku senang kau menyukainya, kau harus makan banyak agar cepat pulih"

"Bunda? Kami boleh masuk?" Sepasang anak kembar mengintip dari balik pintu, sang ibu mengizinkan kedua anaknya bertemu dengan (Y/n).

"Kakak! Apakah kakak sudah merasa lebih baik?" Tanya Evan dan Ellie bersamaan.

"Ya, lalu bagaimana dengan kalian?"
Balas (Y/n) menyunggingkan senyum tipis.

"Kami baik-baik saja! Terimakasih karena kakak telah menyelamatkan kami! Dan kau sangat keren ketika menghajar mereka!" Puji Evan dengan mata berbinar.

(Y/n) melahap suapan terakhir, Rosella kembali mengelus pucuk kepala (Y/n) dengan senyum keibuannya. "Baiklah, ini sudah malam dan kalian harus tidur"

"Eeeeh!? Kami masih ingin bersama kakak cantik!" Rengek Ellie dibalas gelengan oleh ibunya.

"Kakak cantik harus istirahat agar cepat sembuh, kalian juga harus tidur" Rosella menggiring si kembar keluar dari kamar, "Istirahatlah, sayang"

(Y/n) diam memperhatikan keluarga kecil itu hilang dari balik pintu. Tatapannya terfokus pada tatto sulur duri biru di lengan kirinya.

"Hadeeh, jangan-jangan gue kualat ama Nee-san.." gumamnya kembali merebahkan tubuh.

(Y/n) bisa merasakan tulang-tulangnya bergeser, memar ungu kebiruan terlukis di kulitnya bersama luka-luka lain. "Gue gak bisa tidur Cok...."

Beberapa jam telah berlalu, kondisi tubuh (Y/n) sudah sedikit membaik berkat kemampuan regenerasi nya meskipun melambat.

"Lumayan dah bisa gerak" ucapnya merenggangkan otot tangan.

*Tok tok tok!*
Suara ketukan pintu mengalihkan atensinya, ketika pintu terbuka wajah terkejut Rosella yang menyambutnya.
"(Y/n)?! Kau sudah bisa bangun sendiri? Kau sudah pulih?"

"Eum... Ya, sedikit..." Lirih (Y/n) memilin jarinya.

"Astaga, kau tidak boleh bangun dari tempat tidur, cepat duduk dan aku akan mengganti perban mu" tegas wanita menuntun (Y/n) kembali ke tempat tidur.

Rosella melepas perban berdarah dari kulit si empu dengan hati-hati, alisnya mengkerut ngeri melihat luka-luka dan memar di tubuh gadis itu. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu..."

(Y/n) bungkam seribu bahasa, bagaimana bisa ia menjelaskan semuanya? Tapi sejak ia terdampar di dunia itu pun ada aroma asing yang tercium.

Aroma sihir.
Aroma yang jarang di temuinya justru tercium menyatu dengan udara bebas.

"Kau tunggu disini, aku akan membawakan sarapan untukmu, jangan kemana-mana" tegasnya menempelkan plester di wajah (Y/n).

Time sekip!
(Y/n) mengetahui kalau Rosella bekerja di kafe, sementara Evan dan Ellie masih bocah SD, setelah berpamitan pada (Y/n) mereka pergi.

"Gila... Dunia ini modern ternyata? jadi nostalgia sama Jakarta sebelum gue mokad" ucapnya berdiri di atas atap rumah. Rosella pasti akan memarahinya jika dia tau hal ini.

Angin berhembus lembut membawa aura magis yang tipis, (Y/n) mengenakan tudung jaketnya hingga menutupi wajahnya.

"Yosshaa! Saatnya ngebolang!"

.
.
.


(Y/n) berjalan santai menyusuri jalan ramai, pakaiannya yang serba tertutup membuat wajahnya sulit dilihat. "Jadi kota ini namanya Queendom of Roses, hmm..."

(Y/n) sampai di taman bermain, ia menjatuhkan bokongnya di bangku taman dibawah pohon rindang.

Melihat anak-anak yang bermain bebas berlarian kesana-kemari mengingatkannya pada adik-adiknya di panti asuhan. "Aku merindukan mereka..."

"Nicoooo! Jangan bergerak yaa!!"

"Hei bagaimana ini? Kalau Nico jatuh bagaimana?"

"Aku tidak tau, aku tidak bisa memanjat setinggi itu..."

Perhatiannya tertuju pada anak-anak yang berkumpul di bawah pohon tinggi, (Y/n) melihat ke atas pohon dimana ada kucing yang ketakutan tidak bisa turun.

"Gak dimana-mana kocheng tetaplah kocheng, bisa naik tapi gak bisa turun" ucap (Y/n) beranjak dari duduknya dan menghampiri anak-anak tersebut.

"Kalian butuh bantuan?" Tanya (Y/n) membungkukkan badannya, anak-anak yang melihat wajah (Y/n) yang dipenuhi plester dan perban sempat terkejut.

"Si-Siapa kau!? Kau mau menculik kami ya!?" Seru anak laki-laki berambut hijau tua.

"Eeeh? Apakah aku terlihat seperti orang jahat?" (Y/n) tersenyum jahil, manik Sapphire berkilauan memantulkan cahaya matahari.

"Kau tampak mencurigakan! Kakakku bilang jangan pernah dekat-dekat Dengan orang mencurigakan!" Ucapnya lagi.

"Uh...! Kakak! Apa kau bisa menolong Nico di atas sana!?" Ucap anak perempuan dikuncir dua

"Hmm, ok" tanpa aba-aba (Y/n) melompat ke atas dahan yang tinggi, kaki jenjangnya sigap bergelantung dan berputar melempar diri ke dahan di bawah kucing berada.

"Woaaaah!? Hebat! Kalian lihat itu!? Dia sangat lincah!" Puji salah satu anak di bawah.

"Puss puss sini yok ntar gue kasih wiskas" bujuk (Y/n) mencoba meraih kocheng tersebut. "Yak! Dapet!" (Y/n) terjun bebas ke bawah, kakinya mendarat sempurna di atas permukaan tanah. "Penyelamatan berhasil~"

"Nicooo! Terimakasih kakak cantik!" Ucap mereka semua minus anak laki-laki berambut hijau tua.

"Kau baik-baik saja?" Tanya (Y/n) berjongkok dihadapannya.

"Aku... Aku minta maaf sudah mencurigai mu, padahal niatmu baik tapi aku---" ucapannya terhenti ketika sebuah tangan berbalut perban mengelus pucuk kepalanya.

"Tindakan mu sudah benar, kau tidak boleh percaya pada orang asing yang mencurigakan" ucap (Y/n) tersenyum tipis.

Semburat merah muncul di pipi anak-anak yang melihatnya. Meskipun sebagian wajah (Y/n) ditutup perban, mereka masih bisa melihat senyuman di wajah cantik itu.

*Nyuuut...*
"Akh..." Ringis (Y/n) tiba-tiba memegang lengan kirinya, telapak tangannya terasa basah dan setelah dilihat ada darah yang merembes keluar dari jaket hitamnya.

"Darah!.. kakak terluka! Bagaimana ini!?"

"Hei aku baik-baik saja, ok? Dan sekarang aku harus pergi jadi sampai jumpa lagi" putus (Y/n) berlari meninggalkan mereka.

(Y/n) berlari mencari tempat sepi, berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat di beberapa bagian tubuhnya. "Sepertinya aku terlalu banyak bergerak..."

Karena tidak fokus pada jalan, (Y/n) menabrak seorang pria berkacamata, beruntung pria itu segera menangkap (Y/n) sebelum gadis itu terjatuh.
"Maaf kau baik-baik saja...? Huh...?"

Pria berkacamata itu terperangah melihat wajah, leher gadis bermata Sapphire dibalut perban dan plester, bahkan ada memar yang terlihat.

Tangannya yang memegang lengan kiri (Y/n) terasa basah, tercium bau anyir darah darah yang melekat di telapak tangannya.

"A-Ah... Sori punten misi numpang lewat!" (Y/n) segera berlari ke arah lain.

"Hei tunggu!" Pria itu berusaha mengejar, tapi ia kehilangan jejaknya.
"Apakah dia akan baik-baik saja?"

"Astaga..." (Y/n) menggerutu mengikat perban di lengan kirinya, luka sobek kembali terbuka.

"Akhirnya aku menemukanmu, Candramawa (Y/n)-san"

Yang punya nama terkejut, ia segera berdiri dan berbalik menghadap wanita bersurai kuning yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.

Ratusan kelopak mawar biru berkumpul di tangan (Y/n) menciptakan sabit besar. "Siapa kau...?"

Sementara yang ditanya hanya tersenyum simpul. "Perkenalkan, namaku Ariesta. Bisa kita bicara sebentar? Aku yakin kau akan tertarik pada penawaran ku"

.
.
.

Rosella tidak mengerti, kedatangan (Y/n) seolah membawa banyak perubahan untuk keluarga kecilnya.

Malam itu ditengah hujan deras yang mengguyur negeri Queendom of Roses, Rosella menembus gelapnya malam demi mencari kedua buah hatinya yang belum pulang sejak pulang sekolah.

Setelah suaminya meninggal, Rosella bekerja keras demi menghidupi keluarga kecilnya, ia pulang lebih awal dari jadwal seharusnya, berlari di tengah hujan memanggil nama si kembar.

Ia menemukan Evan dan Ellie menangis di dekat gadis yang tidak sadarkan diri, melihat luka-luka di tubuh itu Rosella sempat mengira (Y/n) sudah tewas.

Tapi nyatanya (Y/n) masih hidup, setelah mendengar cerita dari si kembar, ia memutuskan untuk merawatnya hingga sembuh.

Tapi ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan hal itu.

"Lepaskan aku!"
Teriak Rosella berusaha lepas dari cengkraman beberapa debt kolektor yang menariknya.

"Ayo ikut! Kau harus melunasi hutang mu sekarang juga!"

"Lepaskan ibu kami!"
Seru si kembar berusaha melawan.

"Minggir kalian!" Bentak salah satu preman mendorong Ellie terjatuh.

"Jangan sentuh anakku!" Rosella berhasil melepaskan diri, ia segera menghampiri kedua anaknya.

"Kau telah melanggar kesepakatan! Ikut kami dan tinggalkan anak-anak mu!" Serunya menjambak rambut wanita itu.

Rosella meringis, tapi rasa sakitnya tiba-tiba hilang. Ia menoleh ke belakang dikejutkan dengan pemandangan yang...

Sulur-sulur duri raksasa tumbuh dari berbagai arah, membelit para preman hingga mereka tidak bisa bergerak.

"Aaahh!! Toloong! Toolooong!!" Satu dari mereka berhasil lolos dari sulur duri, dan berlari.

Rosella segera membawa Evan dan Ellie pulang, ia yakin (Y/n) masih istirahat di kamar tamu mengingat seberapa fatalnya luka-luka di tubuh gadis itu.

*Tok tok tok!*
"(Y/n)? Astaga (Y/n) apa yang terjadi!?" Teriak Rosella panik melihat darah merembes keluar dari perban di tubuhnya, sementara (Y/n) yang berusaha mengganti perbannya sendiri pun cengo dibuatnya.

"Jawab aku, apakah kau keluar rumah selagi aku dan anak-anak tidak ada?" Pertanyaan Rosella semakin membuat (Y/n) ciut.

"Aku cuma jalan-jalan sebentar..."

Rosella tepok jidat, "Dengan luka separah itu? Apa yang kau pikirkan? Bagaimana kalau kau---"

"Aku mendapat pekerjaan" sela (Y/n) menatap dalam iris biru si empu, "aku tidak bisa diam saja di sini setelah semua yang kalian lakukan padaku"

"Aku akan pastikan debt kolektor tidak akan menganggu kalian lagi, kalian akan hidup berkecukupan jadi kumohon..." Jeda sejenak, (Y/n) menundukkan kepalanya.

"Biarkan aku pergi malam ini"

Bonus!

Waduh 😅

Continue Reading

You'll Also Like

544 105 2
❝Kapan kau akan bangun Dokja? Aku selalu menunggumu.❞ ❝Waktuku sudah tidak banyak lagi.❞ ──────────────────────── Kisah Kim Dokja yang menderita Na...
120K 18.6K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
64.1K 10.1K 20
Setelah tidak lama bertemu, akhirnya aku bisa menemui kakakku. Tentu saja sulit mendapatkan informasi mengenai kakak karena dia tidak mau aku terliba...
1.3K 152 8
INFO !! : Non Formal,Non Baku Banyak kata kata kasar,dan typo! (y/n) mencintai teman kecilnya yaitu Kirigaya Kazuto,namun Kazuto alias Kirito mengang...