Race [JAEMJEN]

Від imyourtart

5.4K 400 2

seorang lelaki dominan yang hidupnya sangat suka untuk berbalap motor. Narez namanya, Dan datanglah seorang l... Більше

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS🔞
DUABELAS
EMPATBELAS🔞
LIMABELAS

TIGABELAS

190 17 0
Від imyourtart

Narez dan Bastian sekarang lagi beberes dan berbenah untuk pindahan ke kediaman resmi mereka.

sebenarnya gak terlalu banyak yang bakal mereka bawa ke rumah baru mereka, tapi karena males, jadi mereka leha leha dulu.

setelah beberes dan bebenah ini itu mereka putusin untuk nonton film yang langganan di netf*ix.

Di sofa sekarang mereka lagi sayang sayangan.

"Sayang, semuanya udah gak ada yang ketinggalan kan? Udah masuk koper semua kan?" ucap Narez, yang kepalanya sedang dalam pangkuan paha Bastian.

"Udah, sayang." jawab Bastian sambil mengelus elus lembut rambut Narez.

"Oh iya, kita berangkat jam berapa?" lanjut Bastian.

"Kata bunda terserah kita aja, sayang."

"Oohh," Bastian membulatkan bibirnya berbentuk 'o'

"Katanya, mau ada reunian SMA. Kita ikut gak ya?"

"hm? Oh! Aku lupa kalau udah lulus SMA. Hehe...

Tapi, menurut aku ya.. kita ikut aja sekalian kangen kangenan sama sekolah!" titah Bastian.

"hm.. yaudah, kita ikut ya?"

"iya!"

Sekarang udah jam 14.05, sepasang pasusu itu sedang dalam perjalanan ke rumah baru mereka.

Perjalanannya sekitar 1,5 jam dari apart Bastian.

Kamar Apart Bastian juga udah laku, lumayan buat jajan.

Akhirnya mereka udah sampai di depan komplek, Sekarang- Bastian minta Narez buat mampir ke indomarried dulu.

"Kamu nitip apa, rez?" tanya Bastian sambil nyari dompetnya yang setebel skripsi numpuk.

Cowok Agustus itu mikir sebentar sebelum memutuskan apa yang bakal dia makan, "chitato aja deh, by. Rasa rumput laut ya."

"oke, tunggu yaaa." Narez mengangguk.

Lalu Bastian berjalan ke dalam minimarket tersebut.

Lalu ia disambut dengan mbak mbak yang ngebow, "selamat datang di indomarried. Selamat berbelanja."

Bastian ngejawab nya cuma ngangguk sambil senyum manis.

Ia jalan lagi ke arah perminuman, ia memilih untuk beli yang dingin-dingin. Soalnya diluar panas pol.

Bastian buka lemari pendingin itu, dan ia ambil minuman yang pengen dia minum.

Setelah mengambil, Bastian menuju percikian, buat ngambil pesenan suaminya.

"Eh, Bastian?"

Bastian mendongak ke arah ia dipanggil.

Ia lihat lelaki itu yang sedikit lebih tinggi darinya-- sekitar 2 cm an.

"hadyan?" Bastian mengernyit kala lelaki yang ia temukan itu mantan pacarnya. Mereka putus dengan cara yang tidak baik.

Mereka putus karena- hadyan menghamili teman perempuannya dalam keadaan mabuk, dan saat itupun hubungan mereka dalam keadaan renggang.

Bastian yang mengetahui itu pun hanya bisa menerimanya sambil menertawai dunia.

Mereka menjalin hubungan bukan dengan waktu yang cepat, mereka berhubungan 5 tahun.

Saat itu, Bastian pikir dia udah nemuin cowok yang buat nemenin ia hidup sampai mati.

Tetapi pikiran nya meleset jauh, ia malah dikecewai oleh lelaki yang ia percaya untuk menjaganya, memperlakukan nya dengan baik.

Mereka sudah cukup lama tidak bertemu, Bastian gak nyangka mereka bertemu disaat seperti ini.

"Iya, aku hadyan."

Kenaliiinn dulu yaaa, ini hadyan. Mantan pacar Bastian 3 tahun lalu.

Hadyan sama Bastian putus karena hadyan hamilin temen ceweknya.

Hadyan ini tipe orang yang kalo mabuk-- tititnya auto tegak. Ga peduli ia punya pacar atau cewek, cowok. Ia bakal tetep menuhin hasratnya. Tanpa peduliin apa yang bakal terjadi.

Sebenernya hadyan ini baik tapi engga juga. tapi ya gitu deh. Dia juga sayang sama cinta Bastian. Tapi karena dia gabisa nahan nafsunya-- dia jadi ngecewain orang yang dia cintai.

Bastian sama hadyan ini toxic relationship ya? Hadyan juga kalo ada masalah sepele sama Bastian pasti dia bakal langsung meledak. Bisa aja mukul Bastian ini bonyok. Terus setelah beberapa jam baru deh hadyan moodnya jadi enakan lagi.

Jadi, Bastian ngerasa kalo dia ini korban, tapi dulu dia sayang banget sama Hadyan. Makanya dia gak berani bilang ke siapapun kalo dia abis dipukulin hadyan.

Cinta itu emang buat seseorang jadi bego. Bastian ngerasain itu.

oke, lanjut yaa.

***

"kamu... B-baik?" tanya Hadyan.

Bastian pun hanya mengangguk kikuk.

Mereka sekarang lagi ngobrol di balik rak rak makanan.

Hadyan melirik cincin yang Bastian pakai.

Ia mengenali cincin tersebut, seperti cincin nikah.

"Bastian," saat bastian fokus memilih milih camilan, ia dipanggil.

"h-hm?"

"Kamu, udah nikah?"

"i-iya.."

"maaf. gue harus pergi, suami gue udah nunggu. Permisi," Bastian kikuk, ia langsung menuju kasir dan membayar belanjaan yang ia pilih.

Lalu berlari dari minimarket menuju mobil milik suaminya.

"Maaf, Bastian. Aku sayang kamu." Hadyan hanya melihat mantan kekasihnya pergi meninggalkannya untung menuju dekapan orang lain.

Lalu liquid bening menetes dari matanya.

Ia menyesal apa yang dilakukan nya di masa lalu.

Bastian membuka pintu mobil Narez,
Ia terengah engah.

"Hey, kenapa sayang?" Narez yang bingung pun hanya bisa bertanya, lalu mengambil air putih untuk ia berikan pada suami mungilnya.

Bastian menerima air putih itu dengan baik, ia teguk sampai lega.

"A-aku ketemu mantan aku... Hadyan."

Narez membelalakkan matanya, ia sudah tau pasal Bastian yang putus dengan mantannya dengan cara yang tidak baik.

"Sayang, dia gak apa apain kamu kan?"

"E-engga... Tapi aku masih.."

"Iya, aku tau, sekarang... Udah ada aku yang ngejagain kamu, kamu jangan khawatir lagi ya. Sayang?" Narez mengelus elus rambut sang suami.

"Aku takut banget tadi... Aku masih trauma... Narez."

"Iya, sayang... Lupain aja ya kejadian tadi. Anggap kejadian itu ga ada. Sekarang disamping kamu ada aku. Aku janji bakal jagain kamu," Narez mengecup kening Bastian, lalu ia tersenyum.

Bastian pun tersenyum, terlihat pernyataan tersirat dari tatapan Narez yang mengatakan kalau itu adalah kejujuran.

***

Mobil mewah Narez mulai masuk ke pekarang rumahnya, rumahnya dan Bastian kini sudah semakin enak dilihat.

Dengan cat putih yang menarik perhatian, dan kolam berenang yang cukup luas.

Mata Bastian berbinar, lalu ia bawa dirinya memasuki rumahnya, ia ambil kunci rumah tersebut.

Lalu ia buka pintu besar dan mewah itu.

Cklek

DOR!
DOR!
DOR!

Bastian seketika melotot, ia lihat bunda, mama, ayah, dan papa. Berada disana.

Bunda dengan memegang kue bertuliskan 'selamat menempuh jalan baru ya! Kami sayang kalian.'

Lalu mama yang memegang confetti party popper, sehingga membuat lantai rumahnya berserakan confetti dimana mana.

Dan ayah dan papa yang meniup pluit untuk meriahin suasana yang hening.

"L-loh? Kalian dapet dari mana kuncinya?" tanya Bastian yang masih bingung.

"Kami buat kunci cadangan hehe..." jawab papa yang cengengesan.

Lalu dateng deh suami Bastian yang telat, karena gak ikutan kaget.

"Sayang-- hah? Kenapa disini? Katanya gak bisa dateng." tanya Narez menginterupsi.

Narez ngelipet tangannya di depan dada, terus naikin satu alisnya.

"hehe, maaf ya, nanti kami jelasin di dalem!" celetuk bunda.

sekarang semuanya udah duduk bersampingan dan berhadapan di sofa ruang tamu.

''oh, iya ini coba tiup lilinnya dulu.'' pinta papa dalam keheningan dan kecanggungan itu.

Narez sama Bastian langsung tatap tatapan, disitu Narez ngangguk kecil.

Mereka berdua langsung niup lilin yang nyala sedari tadi.

Hufft...!

Lilin itu langsung padam, dengan reflek semua orang pun tepuk tangan sambil ngomong 'amin'

''selamat menempuh hidup dan jalan baru ya sayang... bahagia terus ya...'' ucap bunda, dia gak nyangka kalo anaknya udah beranjak dewasa dan udah nikah juga, padahal dulu Narez masih sering koloran sambil keliling komplek. orang gila pun kalah warasnya sama Narez.

''duh... mama nangis nih! kalian bareng terus ya...'' mama tia langsung nangis kejer abis ngomong itu.

''kenapa jadi ribut sama mellow gini deh...'' kedua bapak itu berdempetan abis ngomong itu lalu saling peluk. sambil nahan matanya yang berkaca kaca plus merah.

Narez dan Bastian gak tau harus bereaksi apa, kalo keadaannya gini.

***

akhirnya setelah sekitar 3 jam an, orangtua mereka pergi dari rumah, katanya gak mau lama lama takut nangis lagi ceunah.

Narez sama Bastian juga bisa sayang sayangan tanpa dicie cie in lagi sama orangtua mereka. dan mereka bakal nikmatin waktu mereka sambil cuddle-- cuddle itu kesukaan merek berdua, dimana kedua pasangan itu bakal saling ngedekap.

dan mereka lagi diposisi itu. Narez yang ngecupin pucuk kepala Bastian, dan Bastian yang ngalungin tangannya ke leher Narez sambil dipangku paksu (Narez)

''rez,'' panggil Bastian yang dibales dehaman Narez.

''hm? kenapa sayang?''

''aku mau masak, lepasin dong, aku harus masak buat mam malem. sekarang udah jam 5, nareeeeeezzzzz.''

Narez ketawa kecil terus dia usak usak rambut hitam legam Bastian. dan dia renggagin dekapannya agar sang terkasih bisa keluar.

Bastian beranjak, lalu ia curi kecupan di pipi Narez.

sang empu hanya bisa terpaku beberapa saat dengan semburat merah di pipinya itu.

Bastian mengambil bahan bahan buat masakan dia malem ini, kebetulan pas di apart Bastian masih ada sisa stok makanan, jadi dia bawa aja kerumah baru.

malem ini dia mau masak nasi kari jepang, kebetulan dia belajar dari yutup.

dia mulai masaknya, gabutuh 1 jam akhirnya nasi karinya jadi.

setelah dia masak, Bastian sajiin makanan menggoda itu di meja makan, terus dia ngampirin suaminya. dia liat suaminya terpejam.

''narez, sayang... mas suami...'' setelah kata 'mas suami' keluar dari bibir suami mungilnya, dia langsung melek.

terus langsung gercep duduk, hal itu buat bastian terkekeh.

''eh, iya? kenapa adek mas?'' ucapan itu buat bastian tersipu malu.

when he called me 'adek' HATI ADEK BERANTAKAN MAS!

"M-makan mas!!" Narez seketika tertawa, ngeliat tingkah suami mungilnya yang malu malu kucing gitu.

"Yaudah, ayo makan."

keduanya jalan bersampingan, terus Narez ngerangkul pundak Bastian bak sahabat. dan mereka duduk berhadapan.

Narez mulai nyicipin masakan suami mungilnya itu, satu suapan masuk. beuh enaknya ampe ulu hati.

Narez gaboong, masakan suaminya itu enak banget.

''kenapa suamiku hebat banget ya bikin makanan?'' puji Narez yang dibalas senyuman manis oleh Bastian.

''sering sering ya masakin aku gini? aku pasti kangen banget dimasakin kamu pas di australia...'' Bastian yang ngedenger itu hatinya langsung mencelos, dalam waktu deket ini Narez bakal ke australia.

''t-tapi... aku bisa nengok kan? ya... kayak nginep di sana beberapa minggu.''

''hey, kamu denger kan 3 bulan lalu ayah bilang apa? 'kamu boleh kesana dan bareng sama aku. tapi kamu mau kuliah disini.''

''gaenak ngebahas ginian sambil makan, udah ya? makan lagi aja. abis ini kita check up kandungan kamu ya?'' lanjut Narez.

Bastian mengangguk dan langsung ngelanjutin makannya.

dan selama kurang lebih 15 menitan mereka makan dan di selingi candaan sama guyonan-- akhirnya mereka buru buru mandi buat Bastian check up kandungannya.

Sepasang pasusu itu lagi ada di mobil, bersiap untuk ke rumah sakit.

Cuma butuh 15 menit dari rumah baru mereka ke rumah sakit.

"Ayo, sayang, udah sampai." ucap Narez, sambil ngelus ngelus pipi suaminya.

"Ayoo!"

***

Mereka masuk ke dalam ruangan tersebut, dan mereka dilayani dokter yang kemarin bilang Bastian asam lambung.

"Eh, mas Narez, mau cek ya?" Dokter dongo itu bangun dari duduknya.

Narez hanya mengangguk.

"Oh, silahkan, naik ke brankar dulu ya mas Bastian."

"Oke, dok." jawab Bastian.

Bastian langsung berjalan ke arah brankar rumah sakit yang lumayan gede.

"Baik, saya cek dulu ya. Kaosnya disingkap ya,"

Bastian dengan reflek natep suaminya itu, 'jangan protes!'

Kira kira gitu isi hati dari tatapan Bastian.

Dokternya mulai ngecek perut Bastian yang masih rata.

Setelah ngecek ini itu, dokternya nyuruh mereka berdua buat duduk.

"saya kasih penjelasan ya, oke. Karena mas Narez mau jadi Bapak... Jadi boleh saya panggil 'pak'?" tanya dokter nya dengan sopan.

"boleh lah dok, masa ga boleh."

Dokternya ketawa kecil, lalu mulai ngejelasin.

"Jadi, kandungan Mas Bastian udah masuk 3 Minggu, nah biasanya 1-13 Minggu ini trimester 1, mas Bastian pasti ngalamin gejala mood berubah ya?"

"Iya dok! Masa saya sampingan sama temen saya di protes? Terus langsung meluk saya!" celetuk Narez, dihadiahin perutnya disikut Bastian.

"Nah itu salah satu gejalanya, Mas Bastian banyakin makan sayur ya? Sama buah deh."

"siap siaga saya mah dok!" canda Bastian.

"Dok, kalo masih trimester pertama boleh berhubungan badan gak ya dok?" tanya Narez dengan hati hati, Bastian kaget terus nyubit pelan lengan Narez.

"Sebaiknya sih... Ditahan dulu ya nafsunya sama s word nya ya pak... Takut nyelakain baby-nya." jelas dokter itu, dalem hatinya cekikikan.

Bastian bengong, 'ini dokternya yang bego apa gue salah milih dokter?'

"dijaga ya pak baby nya, bapak di monitor lihat kan? Sehat itu." ucap dokter yang langsung di iyakan Narez.

"oke, makasih ya dok, oh iya. Kapan Bastian bisa check up lagi ya dok?" tanya Narez saat hendak beranjak dari duduknya.

"Seminggu kemudian, pak Narez,"

"Ah, oke dok, saya pamit ya."

***

"Yang..." Panggil Bastian di hening heningnya suasana dalam mobil.

"Hm, kenapa, sayang?"

"Aku mau, jus alpukat campur bayam..."

"H-hah? Ah, yaudah nanti kita beli ya?"

"yeeeaayy!!"

***

Mobil Narez berhenti di Abang Abang penjual jus.

"Aku beli jus dulu ya?" Narez mengelus elus rambut sang suami.

"iya, jangan lama lama ya, aku ngantuk!"

"Iya sayang,"

Narez pun keluar dari mobil, lalu ia menghampiri Abang Abang tersebut.

"Bang, suami gue request jus alpukat campur bayam bisa gak?" tanya Narez pada abang yang namanya Doni.

"Bisa dong, dek! Apasih yang ga saya bisa. Sebentar ya saya buatin dulu."

Narez mengangguk, lalu ia duduk di kursi yang tersedia.

Narez rogoh kantung celananya guna mencari ponselnya.

Ia membuka kontak, lalu ia menelepon nama kontak yang tertera di layar, 'papa yudha'

'halo, pah?'

'eh, iya kenapa nak?'

'pah aku mau ngomongin sesuatu, tentang aku lanjutin kerjaan papa sama Bastian dan baby.'

'pertama aku mau bahas baby, pah. Bastian udah hamil aku baru aja check up. Nanti tolong kasih tau ke Bunda, mama Tia, ayah jerry, ya pah?

Baby udah masuk umur 3 mingguan, aku bahagia banget! Dan dia sehat banget, aku makin seneng. Dan bentar lagi aku jadi ayah!'

'astaga nak, papa mewek ini... Selamat ya sayang, nanti papa kabarin ke yang lain ya, sayang?'

'iya, pah, makasih ya.'

'oh iya, tentang Bastian sama lanjutin kerjaan papah maksudnya gimana Rez?'

'jadi gini, pah. Bastian kan lagi hamil, terus aku kan mau ke Australia, nah otomatis Bastian ga ada yang ngejaga dong? Jadi Bastian boleh ikut aku gak pah? Tapi Bastian belum aku omongin sih. Tapi habis ini aku mau omongin bareng dia.'

'paham, paham, boleh kok rez. Nanti kan kamu sibuk kuliah sama kerja. Justin kan ikut ya? Justin bisa jagain Bastian di Australia kalo kamu sibuk. Gitu maksud kamu?'

'iya, pah.'

'oke, oke. Bulan depan kamu ke Australia ya? Jaga Bastian sama Justin loh.'

'iya pah, tenang aja. Makasih ya pah.'

'iya sayang, yaudah papa lanjut kerja dulu ya?'

'iya pah, semangaaatt!!'

'makasih, abang.'

Teleponnya langsung dimatiin oleh dua pihak, secara kebetulan jusnya udah selesai dibuat.

"Dek narez, ini udah selesai,"

"Oh, makasih ya bang Don. Jadi berapa?"

"20 ribu aja, dek."

Narez ambil 1 lembar uang kertas bernilai 50.000

"Nih bang, ambil aja kembaliannya."

"Aduh, hatur nuhun pisan dek. Makasih ya dek Narez. Semoga rezekinya lancar ya."

"Iya makasih bang, gue pergi dulu ya."

Bang Doni mengangguk, lalu Narez langsung kembali ke mobil.

"Hai, manis." goda Narez ke Bastian yang merhatiin dia sedari tadi pake puppy eyes.

"Nih pesenan kamu, dicoba ya."

Bastian mengangguk bahagia.

Slurp
Slurp

"Enak bet dah! Makasih ya mas suami!"

"Iya, sama sama ayang. Yaudah kita pulang ya?"

"Sayang,"/ "Rez," ucap mereka berdua barengan, keduanya sama sama ketawa.

"Kamu dulu aja," pinta Narez, ia bakal ngalah dulu.

"oke...

Aku.. mau ikut... Sama kamu."

Mata Narez langsung membelalak, kaget!

"Aku, bunda, mama, sama ayah dan papa, bolehin sayang.. tapi aku ga mau maksa. Kamu beneran mau?"

Narez nengok Bastian yang raut mukanya biasa aja, lalu Bastian ngangguk.

"Iya, aku mau. Aku mau ikut, baby-nya takut kenapa napa kalo ayahnya ga ada dideketnya."

Mata Narez langsung sayu, terus dia ngelus ngelus surai sang suami.

"Iya, makasih ya sayang..."

"Terus kalo kita di luar negeri selama 2 tahun siapa yang jagain rumah?" tanya Bastian bingung.

"Kan bunda sama mama, atau ayah sama papa sering kesana buat bersihin. Tenang aja sayang, semuanya udah aku urus!"

"iya, mas suami!! Makasih ya!"

Narez ngangguk lalu cium pipi gembil punya Bastian.




























Продовжити читання

Вам також сподобається

157K 7.7K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
70.2K 3.4K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
80.7K 7.1K 79
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
389K 31.5K 63
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"