Pradigta2 (BTS lokal)

By fitriarhamawati

16.4K 1.4K 443

kehidupan mereka dimulai dari sekarang.... More

hai
1
2
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
3
19
20
21
22
23
24
HBD!
25
26
27
28
29
4
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
5
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
6
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
HBD!!
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Spesial Partđź’ś
spesial Partđź’ś
Cek?

87

159 16 2
By fitriarhamawati

Hujan deras terus mengguyuri jalanan. Revan terjebak dalam hujan deras tersebut.

Ia menatap langit yang terlihat mendung. Kapan hujan ini akan Reda??

Hari sudah semakin Sore. Dan Revan masih setia berada di Kampusnya tersebut.

Mau berlari ke Arah parkiran kampus, namun ia urungkan kembali niatnya tersebut karena hujan sangat deras sekali.

"Kepala gue pusing lagi." Lirihnya.

Saat tengah menunggu Hujan Reda tiba-tiba saja ia tak sengaja melihat seorang yang tak asing baginya tengah berlarian di tengah derasnya hujan.

"Lepasin aku!"

"Enggak! Gue minta maaf!"

"Maaf kamu bilang?! Kamu itu sama aja kaya yang lainnya Jahat!!!"

"Gue gak bermaksud, Ji!"

"Cukup! Aku gak mau dengerin semua ucapan kamu!"

"LEPASIN DIA!"

BUGH!!!!

Wanita itu menatap kaget dengan apa yang sudah Revan lakukan.

Revan datang menghampiri mereka berdua lalu menghajar salah satunya secara tiba-tiba.

"LU BUDEG YA ANJING?! LU NGAPAIN DIA HUH?!" Teriak Revan tak suka.

"Lo siapa, huh?! Ini buka Urusan lo!!" Tegas orang tersebut.

"Van, udah Van." Rerai wanita tersebut.

Revan menatap wanita tersebut. Sepertinya wanita itu menangis.

"Lo gak papa?" Tanya Revan. Dia hanya membalas dengan anggukan saja.

"Ji..." panggil Orang tersebut yang barusan Revan hajar.

"Aku gak mau ketemu sama kamu lagi!!" Tegas Wanita tersebut.

Revan menatap Tajam laki-laki itu. "Pergi lo dari sini!!" Usir Revan.

Orang itu pun pergi begitu saja meninggalkan Revan dan wanitanya.

"Makasih ya Revan."

"Ikut gue!" Revan pun menarik Paksa tangan wanita tersebut menuju kearah mobilntya.

Kondisi Revan dan dia sangatlah basah kuyup akibat derasnya hujan.

Didalam Mobil, mereka berdua pun hanya diam saja.

"Lu ngapain sih kaya orang gila ribut kaya barusan?!" Tanya Revan tak Habis pikir.

"Dia jahat." Lirihnya merasa sedih.

Revan melirik sekilas kearah Wanita itu.

"Aku pikir dia orang baik. Ternyata enggak." cicitnya lagi.

"Makasih ya kamu udah bantuin aku barusan?" Katanya mengalihkan pembicaraan.

"Terpaksa gue bantuin lo!" Kata Revan dengan raut wajah malasnya.

"Yaudah kalau begitu aku mau pergi dulu." Pamitnya. Namun dengan cepat Revan menahan Tangan wanita tersebut.

"Lu gak liat di luar hujan, huh?!" Omel Revan, lagi.

"Gue bakal anterin lo balik!" Tegas Revan.

Wanita itu hanya diam saja. Kenapa Revan melakukan semua ini?

"Gak usah geer! Gini-gini juga gue masih punya rasa kasian sama orang!"

"Makasih."

"Hem.."

Revan pun melajukan mobilnya tersebut pergi dari Area parkiran Kampus di tengah derasnya Hujan.

"Apa semua laki-laki itu sama ya?" Tanya wanita tersebut secara tiba-tiba.

"Dia cuman akan baik pas lagi mau ngedeketin doang? Terus pas udah deket dia akan memperlakukan kita seenaknya." Gumamnya lagi.

"Apa kamu juga gitu Van? Kamu baik sama aku terus setelah itu kamu bakal seenaknya ngehina aku?" Tanyanya kepada Revan.

"Maksud Lo apa?!"

"David. Aku pikir David itu beda dari laki-laki yang lainnya. Dia begitu baik banget sama aku. Dia juga selalu melakukan apapun yang aku suka. Tapi sekarang, dia malah berkhianat dari aku..."

"Berkhianat?"

"Iya, Dia bilang cinta sama aku. Tapi dia malah berkhianat di belakang aku."

Revan hanya diam saja..

"Aku pikir semua laki-laki itu sama."

"Gak usah nyamain semua orang itu sama! Gue beda sama dia!" Tegas Revan.

"Tapi kamu juga selalu gitu sama aku. Kadang baik, terus kadang nyebelin." Katanya Apa adanya.

"Ya tapi kan gue gak berkhianat!" Tegas Revan.

Wanita itu hanya diam saja menatap bingung kearah Revan.

"Ma—maksud gue! Gue gak kaya cowok lu itu."

"Dia bukan cowok aku. Dia cuman temen aku."

"Terserah, gue gak perduli!" balas Revan acuh.

***

Akibat hujan deras tadi sore. Saat ini Revan tengah berbaring lemas di tempat tidurnya. Tubuhnya menggigil hebat karena kedinginan. Kepalanya juga terasa sangat pusing. Bahkan perutnya juga terasa mual. Ada apa dengan Revan??

Rianti terlihat khawatir dan panik dengan kondisi Revan.

Saat ini Abian tengah memeriksanya.

"Gimana Bang?" Tanya Galen kepada putra sulungnya tersebut.

"Revan kayanya Demam ayah."

Seluruh keluarga terlihat sedih mendengar Revan yang sakit Demam.

Mereka semua sangat tak tega melihat bayi besar Pradigta yang hanya diam saja tak ada gairah di tempat tidurnya.

Rianti membelai lembut rambut anaknya itu. Bahkan suhu tubur Revan pun sangat panas sekali.

"Sayang jangan sakit ya?"

Revan hanya mendusel dusel saya kepada Rianti. Mencari kehangatan didalam pelukan Bundanya.

"Dek, waktu makan siang kamu makan gak?" Tanya Abian memastikan.

Revan menggeleng kecil. Pantas saja. Perutnya kosong, terus dia juga kehujanan tadi waktu mau pulang. Maka dari itu ia bisa sakit seperti ini.

"Kenapa gak makan?" Tanya Ezio.

"Gak laper!"

"Tumben banget." Heran Reynal.

"Lain kali kamu harus makan, Dek. Biar kamu gak sakit!" Kata Abian menasehati.

"Bundaaaaa..." Rengek Revan mengadu kepada Rianti. Karena abang-abangnya mengomelinya.

"Yaudah, makan sekarang ya, mau? Bunda suapin?" Tawar Rianti.

"Gak mau pait." Tolaknya.

"Kalau kamu gak makan. Yang ada makin sakit, Dek." Kata Riyan menasehati.

"Tapi gue gak mau!" Tegas Revan.

"Mau sama Ayah disuapinnya?" Tawar Galen. Revan hanya menggeleng saja.

"Om galak harus makan! Nanti gak sembuh-sembuh kalau gak makan." Sahut Arum.

"Tuh, gak malu lo di ingetin sama anak kecil?" Sindir Reynal.

Revan hanya cemberut saja.

"Makan ya, nak?" Tawar Rianti lagi.

Akhirnya Revan pun mengangguk iya. Rianti pun tersenyum kecil kearah anaknya tersebut.

"Biar Riyan ambilin dulu makanannya Bunda." kata Riyan kepada Rianti.

"Yaudah buat yang lainnya, kalian semua makan duluan saja sekarang. Biar Revan Bunda yang urus." Kata Rianti kepada semua anak-anaknya.

"Baik Bunda."

Kini hanya ada Revan dan Rianti saja di dalam kamar.

"Jangan sakit ya sayang. Bunda gak mau kamu kenapa-napa." Gumamnya pelan.

Revan jadi merasa bersalah karena sudah membuat bundanya tersebut khawatir.

"Maaf Bunda."

"Kamu gak salah kok sayang. Tapi jangan kaya gini lagi ya? Bunda gak mau liat bayi besar Bunda sakit kaya gini."

"Bundaa Revan bukan bayiii" Protes Revan.

Rianti hanya tersenyum saja. Bukan bayi, tapi berprilaku seperti bayi? Hahahaha

Makanan Revan pun sudah ada. Kini Rianti tengah menyuapi Revan. Namun baru saja dua suapan, Revan sudah tidak mau menyantapnya lagi.

"Gak mau Bunda, pait."

"Tapi kamu harus makan sayang. Habis itu minum Obat." Bujuk Rianti.

"Gak mau Bundaaa...."

"Terus kamu maunya apa? Biar Bunda buatin?" Tawar Rianti.

"Gak mau apa-apa."

Rianti hanya menghelai nafasnya pasrah. Apa yang harus ia lakukan.

"Mau minum susu saja?"

"Gak."

Taklama Abian pun datang menghampiri Kamar Revan.

"Gimana Bun? Revan mau makan?" Tanya Abian memastikan.

"Enggak mau sayang. Dia cuman makan dua suap saja." Ujar Rianti memberitahu.

"Dek, kamu harus makan. Mau bang Bian suapin?" tanya Abian menawarkan diri.

"Gak mau!"

Abian pun mengecek kembali suhu Tubuh Revan yang masih terasa panas.

"Kayanya Revan harus di influs Bunda. Soalnya Tubuhnya makin panas." kata Abian memberitahu.

"Yaudah di influs saja bang. Bunda gak mau Revan kenapa-napa."

"Nanti bang Bian Influs ya? Biar tubuh kamu mendapatkan cairan." Revan hanya pasrah saja. "Iya."

Rianti kembali memeluk anaknya tersebut.
"Bunda sayang sama kamu."

"Jangan sakit ya?"

***

Pukul 21:22

Rianti baru saja turun dari kamar Revan. Saat ini Revan sudah tertidur di kamarnya. Rianti turun sebentar karena ia ingin mengambil minum untuk Revan, takutnya ia kebangun dan minta minum di tengah malam.

"Revan sudah tidur Bun?" Tanya Galen.

"Iya mas. Baru aja tidur."

"Gimana, masih panas tubuhnya?" Tanya Galen lagi memastikan.

"Revan masih demam. Soalnya dia gak mau makan. Terus gak mau minum obat."

"Kenapa gak Bunda paksa aja?" Tanya Reynal.

"Kamu kaya gak tau adik kamu aja. Revan kan susah banget kalau di suruh minum Obat."

"Apa kita bawa Revan kerumah sakit aja Bun?" Kata Aldi memberi saran.

"Zio setuju sama ucapan Aldi barusan." sahut Ezio.

"Gimana Bang?" Tanya Riyan kepada Abian. Memastikan.

"Kalau Demamnya nanti pagi masih tinggi kita bawa aja kerumah sakit." Jelas Abian.

"Mas, Aku mau tidur sama Revan. Takutnya dia nyariin aku." Kata Rianti kepada Sang Suami.

"Iya baik."

"Aisyah mana?" Tanya Rianti kepada Abian. Pasalnya ia tak melihat Aisyah dan anaknya.

"Dia lagi nidurin Arum, Bunda."

"Yasudah. Ini juga sudah malam, lebih baik kalian semua istirahat saja."

"Baik Bunda."

Satu persatu dari merekapun mulai memasuki kamarnya masing-masing.

"Ayah mau lihat dulu Revan." Kata Galen kepada sang Istri.

"Yaudah Mas, aku mau ambil dulu minum."

Galen pun pergi keatas untuk mengecek keadaan Revan di kamarnya.

Galen berjalan pelan menghampiri anaknya tersebut yang sedang tertidur di atas kasur empuk miliknya.

Meletakan telapak tangannya diatas dahi Revan. Ternyata panasnya memang cukup Tinggi. Mudah-mudah besok panasnya Turun.

Revan membuka matanya perlahan, sepertinya tidurnya tak enak. Makanya ia terbangun. "Bundaaaa" Racaunya.

"Ini Ayah Nak."

"Bunda mana Ayah?"

"Bunda lagi ambil air minum dulu kedapur." Kata Galen memberitahu.

"Mau sama Bunda, Ayah!"

Taklama munculah Rianti sambil membawa Air minum dan air kompresan.

"Kok bangun lagi nak?" Tanya Rianti kepada Revan.

"Kepala Revan pusing Bunda." eluhnya.

"Sini biar Bunda pijitin." Rianti pun mendekat kearah anaknya itu.

"Kita kerumah sakit aja ya?" Tawar Galen.

"Gak mau!!" Revan pun mengeratkan pelukannya kepada Rianti.

"Iya enggak nak. Tapi kamu janji ya harus makan, biar gak pusing kepalanya. Habis itu minum Obat?"

"Pait Bunda."

"Tapi kamu harus makan."

"Bundaaaaaaa..."

Rianti dan Galen hanya Pasrah saja.
"Yaudah iya enggak."

Handphone Galen bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk dari Handphonenya tersebut, ternyata Itu Regan.

Apa dia sudah sampai?

"Hallo nak?"

"Hallo Ayah, Ayah udah tidur?" Tanya Regan di sebrang sana.

"Belum Bang. Apa kamu sudah sampai?"

"Iya Ayah, Regan baru sampai."

"Alhamdulillah kalau sudah sampai. Kamu langsung istirahat saja, Ya?"

"Iya Ayah. Oh iya Bunda sudah tidur Ayah?" Tanya Regan ingin tau.

"Belum. Bunda lagi jagain adik kamu. Dia Demam." balas Galen memberithu.

"Karina?"

"Revan."

"Revan sakit? Kok bisa?" Tanya Regan sedikit cemas.

"Dia gak makan siang. Terus kehujanan. Jadinya Demam."

"Tumben banget gak makan siang? Ayah lagi sama Revan?" Tanya Regan.

"Iya."

"Regan mau ngomong sama dia Ayah."

"Baik nak."

Galen pun memberikan Handphonenya tersebut kepada Revan.

"Bang Regan mau ngomong sama kamu." Kata Galen memberitahu Revan.

"Hemmm." Dehem Revan kepada Regan.

"Kok lo gak makan siang?" Tanya Regan to the point.

"Gak laper!"

"Lo harus makan Dek. Biar gak sakit. Kasian Bunda sama yang lainnya. Pasti mereka khawatir banget sama lo. Gak usah batu deh jadi orang!" Omel Regan.

"Berisik! Bawel!!" Ketus Revan.

"Sekarang lo udah makan belum?" Tanya Regan memastikan.

"Udah." Bohongnya.

"Yaudah, istirahat. Biar besok Demam Lo turun."

"Hem."

"Gue mau ngomong sama Bunda." Kata Regan menyuruh Revan memberikan Telfon tersebut kepada Rianti.

Revan pun langsung memberikan Handphonenya tersebut kepada Rianti.

"Hallo sayang?"

"Hallo Bunda?"

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Rianti.

"Alhamdulillah Bunda."

"Syukurlah."

"Revan udah makankan Bunda?" Tanya Regan, hanya memastikan saja.

"Belum sayang. Katanya mulutnya pait."

Revan yang mendengar jawaban Bundanya pun melotot kaget. Kenapa harus dikasih tau?

"Loh, tadi katanya udah?" Heran Regan.

"Adik kamu susah banget kalau disuruh makan. Katanya pait mulutnya." jelas Rianti.

"Terus sekarang gimana, bun?"

"Demamnya masih tinggi, mungkin kalau besok Demamnya belum turun juga. Bunda akan bawa Revan ke Rumah sakit, sayang."

"Yaudah deh, Bun. Kalau ada apa-apa kasih tau Regan ya?"

"Iya sayang."

"Yaudah, nanti Regan Telfon lagi. Sekarang Bunda istirahat. Udah malam kan disana?"

"Iya nak. Kamu juga ya?"

"Baik Bunda Assalamualaikmu?"

"Waalaikumsalam."























Jangan lupa Vote

Continue Reading

You'll Also Like

48.2K 4.4K 45
WARNING! 21++âś“ YIZHAN âś“ MAFIA âś“ BxB âś“ M-PREGâś“. Terjebak dalam sarang mafia, Xiao Zhan .. seorang pemuda...
278K 3.3K 78
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
6.2M 605K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...
343K 36.6K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...