DEMON KINGS

By fffleurdelys

27.3K 3.7K 648

7 demon yang tewas dalam peperangan melawan werewolf ratusan tahun lalu diberi kesempatan bereinkarnasi ke du... More

INTRO
TEMAN
SI KEMBAR API DAN AIR
PEMBUNUHAN??
PENYELIDIKAN
TERJEBAK DI SEKOLAH ANGKER
AKHIR DARI MIMPI BURUK
KEMBALI KE SEKOLAH
FROSTFIRE FUSION
ALASAN
ADA APA DENGAN DUNIA?
KEKACAUAN DI XYNZEVELLE
MANTAN TAUFAN?!!
DUA ELEMEN
HATI YANG BEKU
RAHASIA
STRANGE SOUNDS AND A LIGHT
KEDATANGAN SOLAR
DIEU LUMIÈRE II
HITUNGAN HARI
HARI TERAKHIR
MENINGGALKAN BUMI
KEBENARAN
DELUSI
ROH KUASA

TERTANGKAP

511 99 26
By fffleurdelys

Previous chapter

"Ko... Kosong...?"

.
.
.
.
.
.
.

"Kalian yakin ini alamatnya?" Tanya Thorn sembari memperhatikan daerah sekitar.

Mereka semua setuju untuk datang ke rumah Halilintar dan Fusion. Pertama, mereka datang ke rumah Halilintar, dan betapa terkejutnya saat melihat tempat yang seharusnya adalah rumah, tapi ternyata adalah kuburan.

"Weh weh weh... Ini serius kah? Kayaknya dulu kita pergi kesini ada mansion" Racau Blaze masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tidak hanya Blaze, mereka semua terdiam melihatnya.

"Ada perlu apa kalian kesini?"

"SETAAAA--hmph!!!" Pekik Taufan saat mendengar seseorang berbicara, untung saja mulutnya sempat dibekap oleh Gempa agar tidak terdengar warga lain.

"Kau ini! Itu bukan setan" Bisik Gempa. Taufan membuka matanya, dia melihat sesosok kakek tua berdiri tidak jauh dari mereka. Setitik sweatdrop menetes di dahi Taufan. Teman-temannya hanya menatap datar kepadanya.

Gempa melepaskan bekapannya. "Hehe... Sorry sorry..." Kekeh Taufan sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf Kek, tolong maklumi dia baru keluar dari RSJ" Celetuk Ice. Blaze sekuat tenaga menahan tawanya agar tak keluar. Sementara Taufan, Gempa, dan Thorn yang tidak mengerti apa itu RSJ, bingung kenapa Blaze menahan tawa.

"Ohh... Begitu ya, yasudah" Ucap Kakek itu.

"Um.. Kek, Kakek tau dimana mansion yang terdekat disini?" Tanya Gempa mengembalikan topik utama.

"Mansion?" Tanya Kakek itu kebingungan. "Iya Kek, ehh... Mansion itu rumah besar Kek, rumah yang besar" Jelas Gempa, Kakek itu mengangguk paham. "Tapi tidak ada rumah besar disini. Ada di sekitar 500 meter dari sini, warna putih kan?" Ucap Kakek itu menujuk ke suatu jalan.

Taufan, Blaze, Ice, dan Thorn saling pandang satu sama lain, mereka bingung, pasalnya rumah milik Halilintar itu berwarna hitam bukan putih. "Erk... Kek, rumahnya berwarna hitam bukan putih..." Ungkap Taufan.

Kakek itu bingung, ia memasang pose berpikir. "Tidak ada rumah besar warna hitam disini, mungkin kalian salah alamat" Tutur kakek tersebut, mereka berempat terdiam sejenak. "Oke Kek, terimakasih informasinya" Tutur Gempa kemudian menarik teman-temannya membentuk suatu lingkaran untuk berdiskusi.

"Gimana? Bener gak alamatnya?" Tanya Ice.

"Itu lah! Kita kan pernah kesini, alamatnya bener yang ini" Sahut Taufan.

"Gak mungkin kalo pas kita kesini dulu itu cuman mimpi atau halu" Lanjut Taufan

"Gak mungkin lah, orang kita kesini sama-sama, masa Hali sama Fohner itu bukan manusia?" Sanggah Blaze.

"Mungkin, kita kan ada di pemakaman" Celetuk Thorn.

"Jadi kakek-kakek tadi itu..." Entah kenapa Ice malah ikut-ikutan. Ia menoleh ke arah kakek-kakek yang tadi, tapi tidak ada apapun, kosong. Hanya ada mereka disekitar pemakaman itu.

"Terus sekarang gimana?" Tanya Gempa.

"Kan masih ada Fusion, kita belum kesana" Balas Taufan.

"Benar juga!"

"Jom!!" Seru Blaze. Mereka segera mengakhiri diskusi yang sangat berfaedah tersebut.

"Kek, kami pergi du--" Ucapan Gempa seketika terhenti disaat ia menyadari Kakek itu sudah menghilang.

"Beneran setan..." Celetuk Ice dan Thorn bersamaan, sambil memeluk satu sama lain. Ketiga temannya yang melihat hanya bersweatdrop.

"Tinggal aja mereka..." Pasrah Blaze, ia mulai berjalan pergi meninggalkan area pemakaman.

=======🌪🪨🔥❄🍃=======


Gubrakk!!

Saat dalam perjalanan menuju rumah Fusion bersaudara, tiba-tiba saja Taufan menabrak pagar rumah orang dan menyebabkan kakinya tersangkut. "Adehh!! Kaki gue nyangkut! Siapa yang naruh pagar disini?" Keluh Taufan sembari mencoba melepas kakinya yang tersangkut.

"Lah elu yang tolol, jalan tu pake mata ngapa malah tutup mata" Sindir Blaze. Sesaat setelah Gempa bilang kalau sebentar lagi mereka sampai di rumah Fusion bersaudara, entah karena apa Taufan malahan menutup kedua matanya dan berjalan sambil merem. Dia meminta Thorn memegangi tangannya tapi dia berkali-kali lepas dari tangan Thorn dan menabrak segala hal.

Taufan yang mendengar sindiran Blaze, cemberut dengan memancungkan bibirnya. "Gue gamau dighosting lagi, nanti kalo yang muncul malahan pantai atau apapun selain rumah gimana?" Tanya Taufan. Blaze yang sebenarnya berada tepat dibelakang Taufan merasa gemas, ingin sekali Blaze melipat-lipat dan mencincang-cincang tubuh temannya itu menjadi kotak-kotak kecil lalu membuatnya menjadi sate rebus kuah ikan merah dengan toping sprinkles warna-warni.

"Kali ini kita gak dighosting" Ucap Ice tiba-tiba, Taufan dapat mendengarnya, ia segera membuka mata, tapi ia hanya mendapati semak-semak yang didominasi tanaman berduri.

"Mana?" Bingung Taufan. Blaze berdehem, kemudian Taufan menoleh. Teman-temannya memandang Taufan dari jauh dengan wajah datar. Blaze dengan raut wajah malas menunjuk ke arah suatu rumah besar, Taufan meng'oh'kannya, lalu menghampiri teman-temannya.

"Kayaknya gerbangnya dikunci" Celetuk Ice. Tepat setelahnya, gerbang besar didepan mereka terbuka dengan sendirinya.

Mereka saling tatap-tatapan, bingung apakah mereka harus masuk atau tidak, mereka tidak membuat janji terlebih dahulu tapi jika mereka mundur, sia-sia mereka kesana.

"Anjing" Gumam Taufan. Blaze menyenggol bahu Taufan dan berbisik. "Jangan ngomong kasar" Bisik Blaze.

Taufan menoleh dengan tatapan bingung. "Beneran ada anjing disana coy!" Balas Taufan menunjuk seekor anjing yang sedang duduk maniez sambil menikmati kopi dan main catur bersama pria yang sepertinya merupakan seorang satpam. Sepertinya satpam itu tidak menyadari keberadaan empat manusia yang masih diam di depan gerbang.

"Kenapa diam saja?" Tanya seseorang secara tiba-tiba. Taufan, Gempa, Blaze, Ice, dan Thorn kaget berjamaah, mereka segera membalik badan. Begitu berbalik mereka melihat sekumpulan orang dengan pakaian serba hitam dan kacamata hitam (seperti orang baru pulang dari pemakaman) ada di belakang mereka, entah sejak kapan orang-orang itu disana, mereka tidak merasakan adanya aura makhluk hidup yang datang.

"Eh, o-om siapa?" Tanya Gempa mendahului. Orang yang sepertinya adalah bos itu diam saja, begitu juga yang lainnya. "Bau ini..."

"Tangkap mereka!" Suruh salah satu dari orang-orang itu. Orang-orang dibelakangnya segera berlari menuju Taufan dan kawan-kawan. "E-eh?!" kelima sahabat itu tentunya panik, mereka hendak berlari kebelakang namun anjing yang tadinya masih ngopi bersama satpam kini sudah ada dibelakang mereka sambil menggonggong dengan keras dan bersiap menyerang. "I-ini kenapa?!" Tanya Thorn. Mereka sudah terkepung tepat ditengah-tengah gerbang.

Tidak butuh waktu lama, orang-orang itu berhasil menangkap kelima bocah SMP tersebut, mereka tidak menyerah begitu saja, walau kedua tangan dan kaki sudah tertahan, mereka masih memberontak.

"Ini salah paham! Lepasin kami!" Protes Gempa.

"Gue salah apa om?!" Teriak Taufan.

"Kalian berani-beraninya mendekat ke wilayah kami, kalian akan mendapatkan hukumannya!" Tegas si bos itu. "Bawa mereka kedalam" Perintahnya.

"Hah, memang salah? Kami cuman mau ketemu Frostfire--" Ucapan Blaze belum selesai, namun si bos itu menyela nya terlebih dahulu. "Hukuman kalian akan diperburuk" Ucapnya datar, suaranya juga lebih berat dari sebelumnya, Blaze dapat merasakan orang-orang yang lainnya menatap kearahnya, dia menelan ludah takut.

Mereka mulai membawa Taufan dan kawan-kawan ke dalam, tapi karena mereka terus memberontak, orang-orang itu harus mengeluarkan tenaga ekstra. Kelima sahabat itu sudah berteriak tapi tidak ada satupun orang awam yang datang, suasana di area itu benar-benar sepi, hanya mereka yang membuat keributan.

Mereka menghabiskan waktu cukup lama berada di gerbang karena kelima sahabat itu benar-benar mengeluarkan tenaga dalam agar tidak dibawa masuk, padahal tujuan awal mereka untuk masuk kedalam. Hingga masing-masing dari mereka diseret oleh 2 atau 3 orang dengan cara yang berbeda-beda. Hanya Gempa yang dibawa dengan hanya dipegangi kedua tangannya, Blaze harus dibawa oleh 4 orang karena pemberontakannya yang sangat brutal, masing-masing orang memegang satu tangan dan kaki Blaze dan diangkat seperti mengangkat mayat, Thorn menggigit tangan salah satu orang itu sampai dia pingsan dan dua orang lainnya menyeret Thorn dengan keadaan Thorn masih menggigit tangan orang itu hingga orang itu ikut terseret bersamanya, sementara kedua tangan dan kaki Taufan diikat dengan sebilah besi yang entah didapat darimana dan dia dibawa oleh dua orang yang masing-masing memikul kedua ujung besi. Taufan tidak bisa memberontak apalagi berusaha melepaskan ikatannya, anjing ganas yang tadi menggonggong berada tepat dibawah Taufan dan jika Taufan lepas, maka ia harus bersiap menghadapi si anjing, ajaibnya anjing itu hanya mengikuti Taufan, tidak mengikuti teman-temannya yang lain. "Help..." Gumam Ice sembari mencengkram rerumputan untuk menahan kedua orang yang menarik kakinya, 2 orang tidak cukup untuk menyeret Ice, jadi 2 orang lainnya bergabung untuk menyeret Ice, Ice tentunya tidak bisa mengimbangi kekuatan 4 pria dewasa, akhirnya dia terseret dan kuku jarinya yang slay itu harus kemasukan tanah karena ia masih nekat mencengkram rerumputan sepanjang ia diseret.

Mereka sepertinya lupa menggunakan kekuatan mereka.

Mereka masuk ke dalam rumah Fusion bersaudara yang bisa dibilang cukup besar, didalamnya juga tertata rapi hanya saja ada beberapa lukisan aneh terpasang di dinding. "Wahh.. Daebak!" Puji Taufan kagum dengan isi rumah itu. Blaze, Gempa, dan Thorn tercengang dengan suasana di rumah itu yang terlihat seperti istana, tapi malang bagi Ice karena dia tak bisa lagi mencengkram lantai untuk menahan keempat orang itu, lantainya terlalu licin, mulus, dan shine bright like a diamond.

Gempa mempunyai perasaan buruk sejak mereka masuk kedalam, dan benar saja mereka tidak berhenti disana, mereka dibawa sampai ke ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah itu terbuat baru bata yang tidak di beri cat, benar-benar sama seperti ruang bawah tanah atau penjara jaman dulu. Sesuai deskripsi, mereka berlima dimasukkan ke dalam penjara yang berbeda-beda.

"Woee!! Kalian salah paham! Kami cuman mau ketemu temen kami!!" Teriak Taufan dari dalam penjaranya. Si bos itu mendekati Taufan. Dia melepas kacamatanya dan memperlihatkan mata merahnya yang menyala. "Tentu saja kalian datang kemari untuk membunuh tuan muda" Ucapnya datar.

"Ma-maksudnya? Gue cuman mau nanya--"

Sring...

Belum sempat Taufan menyelesaikan ucapannya, Bos itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah pedang. Bos itu itu mengarahkan pedangnya tepat di leher Taufan. Taufan yang kaget reflek berteriak. "JANGAN BUNUH GUE OM!!" Teriak Taufan, pedang itu berhenti tepat 1 cm dari leher Taufan. Taufan tidak merasakan apapun, dia mencoba membuka matanya. Dia melihat tangan si bos itu bergetar, gigi nya juga bergetar.

"Jangan..."

"JANGAN PANGGIL AKU OM, BOCAH!! AKU MASIH 19 TAHUN!!" Teriak bos itu, dia malahan emosi sendiri dan malah melempar pedangnya. Taufan bersweatdrop melihat tingkahnya. Bahkan Gempa, Blaze, Ice, dan Thorn yang berbeda penjara saja ikut bersweatdrop.

"Haish!! Beraninya kau!!" Geram si bos itu, dia menajamkan kuku jarinya dan hendak mencakar Taufan, namun Taufan menghentikannya dahulu. "BENTAR-BENTAR, BANG!! Biar gue ngasih wasiat sebelum gue mati!" Pinta Taufan, lagi-lagi si bos itu menghentikan serangannya. "5 detik" Ucapnya. Taufan paham apa maksudnya, ia segera membuat posisi seperti sedang berdoa lalu mengatakan apa yang ingin dia katakan. "Saya Taufan sebagai pemain setia POU dengan ini menyatakan tidak bisa lulus game POU dikarenakan nyawa--" Wasiat nyeleneh Taufan dihentikan oleh si bos yang tiba-tiba terlihat panik setelah mendengar nama Taufan. "Sek sek! Mandeg mandeg! Mau sapa jenengmu?" Tanya si bos itu dengan menggunakan bahasa Jawa, Taufan yang tidak mengerti bahasa Jawa hanya berkedip beberapa kali menandakan ia kebingungan. Si bos itu menepuk jidat, ia kembali bertanya dengan bahasa Indonesia. "Siapa namamu tadi?" Tanyanya.

"Taufan" Jawab Taufan singkat. Begitu mendengar nama itu, si bos dan beberapa orang dibelakangnya kaget dan sedikit panik.

"E-Elliedrich Arnold Taufan Zyanoxavier...?" Tanya si bos itu perlahan-lahan. Taufan menyipitkan matanya saat mendengar bahasa aneh yang diucapkan orang itu, ia belum menyadari kalau itu adalah sebuah nama, bukan bahasa atau kata-kata.

"Hah? Apa?" Bingung Taufan.

"Namamu Elliedrich Arnold Taufan Zyanoxavier?" Tanya si bos itu, kini dia memperlambat pengucapannya.

"Eee.. Elie.. Al-Alnod..? SIAPA ANJENG!! Nama gue Adhiatama Taufan Kavindra!" Seru Taufan masih tidak tahu apa yang diucapkan si bos itu.

Si bos itu menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. "Hm... Kau bisa mengendalikan angin?" Tanyanya lagi. Taufan hanya mengangguk mengiyakan. Mereka semua sontak panik dan segera mengangkat Taufan juga membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di bajunya beberapa melakukan itu dengan tangan bergetar juga. Taufan dan kawan-kawan tidak mengerti apa yang dilakukan orang-orang itu, padahal tadi mereka bersikeras menangkap mereka dan hampir membunuh Taufan, sekarang malahan bersikap seperti itu.

"Uhm, nasib kita gimana?" Tanya Thorn dari balik penjara. Si bos itu baru ingat kalau tidak hanya Taufan yang ada disana, dia pun memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan Gempa, Blaze, Ice, dan Thorn.

"Ma-maafkan saya Yang Mulia Frierhard, sa-saya tidak tahu" Ucap salah satu orang sembari membuka penjara milik Blaze, Blaze menaikkan salah satu alisnya tanda ia tidak paham dengan ucapan orang tadi. "Gue gak tau maksud lu apa, intinya nama gue Blaze" Ucap Blaze lalu berjalan meninggalkan orang itu, sementara orang itu malahan pingsan mendadak :v

"Frerhat teh saha?" Gumam Blaze.

Mereka semua dibawa ke ruang tamu dan disuguhi berbagai makanan dan minuman, mereka masih tidak mengerti ada apa dengan orang-orang aneh itu. "Silahkan nikmati hidangan kami dan mohon lupakan tentang kejadian tadi, anggap saja kejadian tadi tidak ada" Ucap si bos itu, beberapa orang lainnya masih berlalu-lalang menghidangkan makanan di atas meja.

Brakk!

Blaze yang tidak terima kejadian barusan harus dianggap angin lalu pun menggebrak meja. "Mana bisa gitu! Tadi kalian nyeret paksa kami dan hampir bunuh temen gue, tapi lu suruh kita ngelupain gitu aja?!" Protes Blaze. Si bos itu menunduk seolah ia meminta maaf. "Maafkan saya, tadi saya tidak tahu kalau itu adalah anda sekalian" Ucapnya.

"Memangnya kalian siapa? Kenapa kalian bersikap seperti itu?" Tanya Gempa.

"Kami adalah pengawal tuan muda Fusion, tugas kami kini adalah melindungi rumah tuan muda agar tidak dimasuki siapapun, terutama vampire" Terang si bos.

"Lu pikir kami vampire?" Tanya Blaze sambil memakan sepotong ayam goreng. "Tidak, penciuman saya salah, saya pikir tuan-tuan adalah vampire karena aroma kalian seperti vampire tapi setelah saya perhatikan ternyata saya yang salah, aroma vampire itu hanya menempel pada tuan-tuan, bukan berasal dari tuan-tuan. Terlebih, saya sekarang tahu siapa tuan-tuan sekalian" Ujar si bos itu. Kelima sahabat itu terkejut tentunya, terutama Blaze yang langsung tersedak ayam goreng. "Maksudnya?!" Kaget mereka.

"Aroma vampire bisa tercium disaat tuan-tuan sekalian dekat dengan vampire dalam waktu yang cukup lama" Jawabnya. Mereka saling pandang satu sama lain, mereka merasa diri mereka semua adalah manusia, disisi lain mereka juga terkejut saat mendengar tentang vampire tapi mereka mengesampingkan hal itu.

"Kau tahu siapa kami? Memangnya kami siapa?" Tanya Ice pula.

"Tentu, tuan-tuan sekalian adalah pangeran dari Kerajaan Xynzevelle yang--"

"Pfft--!! Maksud?! Pangeran? Watdepuk?!" Bingung Taufan sampai-sampai ia menyemburkan minuman yang sedang ia minum.

"Biar saya jelaskan dulu" Ucap si bos. Keempat teman Taufan menatap tajam Taufan mengisyaratkan Taufan untuk diam saja.

"Mungkin tuan-tuan tidak ingat, tapi tuan-tuan sekalian adalah reinkarnasi dari ketujuh pangeran demon dari sebuah kerajaan bernama Xynzevelle. Ratusan tahun lalu tuan-tuan dibunuh oleh pasukan werewolf saat Perang, namun Yang Mulia Raja Amato I menyumpahkan ketujuh pangeran untuk bereinkarnasi dan membalaskan dendam mereka terhadap bangsa werewolf. Tuan-tuan sekalian adalah reinkarnasi dari pangeran demon yang ditugaskan untuk membalas dendam. Saat ini tuan muda Fusion sedang ada di medan pertempuran di dunia demon karena bangsa werewolf kembali menyerang, diharapkan pangeran dapat ikut serta dalam pertarungan itu untuk merubuhkan bangsa werewolf dan mengambil kembali tahta yang kosong" Jelas si bos itu. Mereka semua diam, tidak percaya dengan apa yang dikatakan si bos itu.

"Membalas dendam? Tidak ada cara lain untuk mengatasinya? Pembalasan dendam hanya akan melahirkan dendam yang baru" Ucap Gempa, mereka semua menoleh ke arah Gempa.

"Gempa? Kau mempercayainya?" Tanya Thorn, tapi Gempa tidak menjawab.

.
.
.
Tbc~!
.
.
.
Hey yo! Author ini kembali lagi setelah berhasil malak beberapa tamu agar ngasih thr. Btw selamat hari raya untuk yang merayakan!!

Continue Reading

You'll Also Like

305K 25K 28
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...
275K 22.3K 48
⚠️SLOW UPDATE ⚠️ Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan...
968K 91.6K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
611K 25.6K 34
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...