STEP BROTHER [17+]

By iLaDira69

2M 39.6K 1.7K

βš οΈπŸ”ž WARNING!! πŸ”žβš οΈ MATURE CONTENT! 17+ Ada adegan dewasa dan bahasa kasar! Sinopsis : Phoenix tidak pernah m... More

Prolog
Part 1 - Sekolah
Part 2 - Atap Gedung
Part 3 - Panggilan Malam
Part 4 - Makan Malam
Part 5 - Kejutan
Part 6 - Pulang
Part 7 - Saudara
Part 8 - Rumah Fay
Part 9 - Toilet
Part 10 - Bubar
Part 11 - Kantin
Part 12 - Sweet Seventeen
Part 13 - Tuduhan
Part 14 - Gudang
Part 15 - Damai
Part 16 - Menghindar
Part 17 - Tugas Kelompok
Part 18 - Bath Up
Part 19 - Ponsel Baru
FLASH SALE STEP BROTHER
ULANG TAHUN
Part 20 - Belanja
Part 21 - Bogor
Part 22 - Kebun Teh
Part 23 - Les
Part 24 - Berkencan
Part 25 - Liburan
Part 26 - Pasar Malam
Part 27 - Double Date
Part 28 - Tatanan
Part 29 - BBQ
Part 30 - Hotel (1)
Part 30 - Hotel (2)
Part 31 - Nonton
Part 32 - Testpack
Part 33 - Benda Pipih (1)
Part 33 - Benda Pipih (2)
Part 34 - Peringatan
Part 35 - Positif
Part 36 - Keputusan
Part 39 - Bidan

Part 40.1 - Pengakuan

12.3K 485 137
By iLaDira69

Libra membingkai dan menghapus air mata yang membanjiri wajah putrinya. Libra langsung teringat dengan masa lalu, berada di posisi Phoenix saat ini. Putrinya ketakutan hanya bisa menangis. Libra merangkul erat, melindungi Phoenix dari ketakutan itu.

"Nanti kalau sudah siap, cerita sama Mama ya?" pinta Libra lembut. Tidak memaksa Phoenix mengakui sekarang meski hatinya sangat hancur.

Phoenix meraung-raung, dia tidak sanggup bercerita, masa depannya telah hancur. Semua yang mereka rencanakan telah berakhir.

"Nggak apa-apa, Sayang. Mama sayang kamu. Nanti kita rawat bayinya." Libra berbisik pelan. Kesehatan Phoenix yang terpenting sekarang, Libra akan selalu mendukungnya.

Pandangan Jupiter mengabur. Dia mengulurkan tangannya mengusap-usap kepala Phoenix dengan sayang. Dia ingin memeluknya, memberikan dukungan. Jupiter sangat menyayangi Phoenix meskipun kecewa.

"Aku yang melakukannya."

Ketiganya menoleh pada asal suara. Di depan pintu Atlas berdiri, pelan namun pasti menghampiri masuk.

"Ayah bayi itu aku." Atlas mengakui perbuatannya.

Libra dan Jupiter saling berpandangan, mencerna kalimat Atlas. Sementara Phoenix mengeratkan pelukannya pada Libra. Tidak siap dengan hari ini.

"Kamu?" Jupiter syok. Dia berdiri memandang Atlas tajam. Masalah ini terlalu tiba-tiba dan beruntun.

Phoenix hamil, lalu sekarang Atlas mengakui dirinya sebagai ayah bayi dalam kandungan itu.

"Iya." Atlas mengangguk mantap. "Selama ini kami pacaran."

"Papa!! Ya Tuhan!!" Libra menjerit frustasi dan meraung-raung seperti Phoenix tadi. Phoenix sampai ketakutan melihat mamanya. Libra memukul-mukul paha dan dadanya lalu menjambak rambut.

Jupiter yang sudah berdiri dari ranjang menarik baju Atlas dengan emosi. "Apa yang sudah kamu lakukan pada adik kamu, Atlas?" Jupiter melayangkan kepalan tangannya di wajah Atlas. Membentak Atlas untuk pertama kalinya, Jupiter begitu murka.

"PHOENIX ADIK KAMU! ADIK KANDUNG KAMU! KALIAN BERDUA ANAK KANDUNG PAPA!!"

Phoenix dan Atlas kaget. Jupiter menggeleng frustasi, mendadak tidak memiliki tenaga, bagai dihantam godam tak kasar mata. Dia nyaris ambruk. Libra menangis tersedu-sedu bersama Phoenix. Jupiter pun menangis dan menjambak rambutnya.

Atlas jatuh ke lantai. Syok sampai kesadarannya hilang. Selama ini dia pacaran dengan Phoenix. Dia telah meniduri adik kandungnya sendiri. Entah apa yang sebenarnya terjadi.

"A-Atlas ..." panggil Phoenix bersusah payah.

"Papa ..." Libra kembali menjerit sampai suaranya habis. Jupiter tersadar dan mengangkat Atlas yang tidak berdaya ke tempat tidur. Area mulutnya basah darah segar yang keluar dari hidung dan sudut bibir.

"Atlas ..." Phoenix mengurai pelukannya dengan Libra. Mendekati Atlas dan membingkai wajahnya.

Menggunakan kedua tangannya mengelap darah yang keluar sambil menangis sesenggukan. Pandangannya bahkan mengabur.

"Apa yang sudah kalian lakukan selama ini?" teriak Libra sangat marah. Baru kali ini juga membentak Phoenix sekasar itu.

"Maafin Phoenix, Ma. Maaf ...," Phoenix menggeleng frustasi. Fokusnya hanya pada Atlas yang tidak sadarkan diri.

"Ya Tuhan, Phoenix! Apa salah mama? Kenapa harus pacaran sama Atlas?" tubuh Libra terkulai lemas. Seluruh tubuhnya gemetaran hebat. Dia tidak menyangka kedua anak yang dia percaya telah berkhianat di belakangnya.

Libra tidak percaya Phoenix adalah putri kecilnya yang berani mengambil risiko sebesar itu. Sudah jelas mereka bersaudara, malah berpacaran di belakang orang tua.

"Atlas," panggil Phoenix bergetar. Menepuk-nepuk pipinya namun laki-laki itu tetap memejamkan mata damai.

Phoenix meraih tissue dan mengelap darah yang berceceran. Phoenix sangat kelelahan, namun dia sangat ketakutan terjadi sesuatu pada Atlas.

"Sejak kapan kalian pacaran?" tanya Libra setelah menemukan kembali suaranya. "Selama ini Mama dan Papa tinggal kalian berdua di rumah?" Libra tidak bisa membayangkannya.

Phoenix dan Atlas bagai pasangan suami istri selama ditinggal dinas keluar kota. Libra menggeleng, semakin syok. Libra ingin mati saja sekarang.

"Dia Atlas yang mau kenalan sama Mama." jawab Phoenix bersusah payah. "Dia juga Atlas yang pernah nelpon Mama waktu dinas di luar kota. Izin sama Mama nganterin Phoenix pulang terlambat karena macet ada kecelakaan di jalan."

Libra langsung terdiam. Ingatan Phoenix dan Libra kembali sekitar dua tahun lalu. Phoenix yang gencar-gencarnya bercerita tentang teman sekolah yang disukainya.

"Phoenix sama Atlas pacaran sebelum Mama dan Papa menikah."

Jupiter pun kaget baru mengetahui jika Atlas pernah memiliki pacar. Putranya memang tertutup, Jupiter menyadari ada yang berbeda dengan Atlas waktu itu. Ponselnya tidak pernah lepas dari tangan.

"Kenapa nggak cerita sama Mama? Setidaknya kita diskusikan masalah ini!" Libra semakin frustasi. Tidak bisa mengulang waktu kembali untuk memperbaiki kesalahan ini.

"Phoenix nggak mau merusak kebahagiaan Mama. Phoenix ingin Mama bahagia." katanya, "Phoenix juga nggak pengin ini terjadi, Atlas kenalan sama Mama bukan sebagai pacar Phoenix, tapi sebagai anak Mama." Perasaan Phoenix bercampur aduk mengingatkan hal itu kembali.

Atlas dan Libra berkenalan di acara pernikahan. Pernikahan itu diselenggarakan tidak meriah. Sangat sederhana dan mengundang teman serta kerabat saja. Satu bulan setelah pertemuan Jupiter dan Libra, pernikahan itu dilangsungkan. Mereka masih saling mencintai, tidak ada lagi penghambat untuk bersama.

Orang tua hanya tersisa Nenek Helen, keduanya sepakat hanya dengan pesta kecil-kecilan untuk merayakannya.

Phoenix dan Jupiter hanya bertemu sekali sebelum pernikahan. Atlas waktu itu tidak memiliki waktu, dia sibuk latihan basket untuk pertandingan antar provinsi.

"Kamu ingin Mama bahagia menikah dengan Papa. Lalu kamu pacaran dengan Atlas, begitu maksud kamu?" Libra menyelidik tajam. Napasnya sampai terengah-engah tidak keruan. "Apa yang sudah kalian rencanakan selama ini?"

Phoenix menggeleng lemah, dia juga sudah berusaha menekan perasaannya. "Kami udah coba putus. Tapi nggak bisa. Phoenix masih cinta sama Atlas. Atlas juga cinta sama Phoenix." raungnya.

"Atlas Abang kandung kamu, Phoenix!" gumam Libra mengingatkan lagi. "Kamu dan Atlas anak Papa!"

"Kalau Atlas Abang kandung Phoenix, kenapa Phoenix memiliki perasaan cinta untuk Atlas? Kenapa kami saling tertarik dan mencintai?"

Libra tidak bisa menjawab. Begitu juga dengan Jupiter diam seribu bahasa. Phoenix sangat kelelahan, rasanya tidak sanggup menopang tubuh lagi.

"Atlas ... Atlas sering mimisan. Atlas nggak mau periksa ke dokter." cerita Phoenix beberapa saat kemudian.

Kemudian hanya suara sesegukan yang terdengar dari kamar itu. Libra dan Jupiter diam, menenangkan diri supaya tidak menambah masalah dengan emosi yang meletup-letup. Karena bagaimana pun juga, masalah itu hanya akan stuck di tempat. Tidak ada yang bisa disalahkan. Tidak ada pula yang benar karena keadaan tidak memihak pada siapapun.

Libra melihat bagaimana putrinya dengan telaten mengurus Atlas. Bagaimana dia membersihkan darah itu sampai kering. Bagaimana reaksi tubuhnya yang sangat khawatir dengan kondisi Atlas. Bagaimana air matanya tidak bisa berhenti mengalir sampai sesekali menetes di pipi Atlas.

Jupiter keluar dari kamar Phoenix. Dia membutuhkan udara segar untuk menenangkan pikirannya. Menutup pintu sepelan mungkin, pada akhirnya air mata lelaki itu mengaburkan pandangan. Buru-buru menyeka wajahnya dan menghela napas panjang.

Libra tetap di kamar Phoenix bersama Atlas yang belum menunjukkan tanda-tanda siuman. Phoenix membingkai wajah Atlas dan mengelus-elus dengan jempolnya.

"Kita harus segera menggugurkan kandungan kamu," ucap Libra menghela napas panjang.

Phoenix yang tadinya mengantuk dan nyaris menutup mata, langsung terbelalak. "Nggak, Ma!" Phoenix menggeleng. "Kami sudah berjanji akan membesarkan bayi ini."

"Apa yang akan kamu katakan pada anak itu kelak? Dia memiliki orang tua dari satu Papa?" Libra menekankan. "Jangan egois!"

"Phoenix nggak mau aborsi!" Phoenix bersikukuh tidak mau.

"Bayi itu mengalir dari darah yang sama. Besar kemungkinan dia kena down syndrom. Itu akan menyiksa dia. Lebih baik jangan melahirkannya." Libra berusaha memberikan pengertian.

"Kami bukan bersaudara!" Phoenix tidak terima mereka bersaudara kandung. Selama hidupnya, baru kali ini tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Lebih baik tidak pernah mengetahuinya daripada menerima kenyataan pahit ini.

"Kamu nggak bisa lari dari kenyataan itu." Libra meneteskan air mata. "Jupiter adalah papa kamu!"

"Kenapa selama ini Mama menyembunyikannya? Kenapa baru sekarang? Mau sampai kapan mama menyembunyikan semua ini?" Phoenix menjerit frustasi. Kembali meraung-raung.

"Papa dan Mama nggak bermaksud menyembunyikan selamanya dari kalian. Kami menunggu kalian siap."

Libra mengakui salah di bagian ini. Dia dan Jupiter menunda waktu mengumumkan kebenaran ini. Menunggu sampai mereka benar-benar menjadi keluarga yang utuh.

"Phoenix nggak mau menggugurkan bayi ini. Kami menyayanginya. Kami mau merawat bayi ini."

Phoenix memeluk perutnya, melindunginya dari siapapun yang ingin mengambilnya. Dari awal Phoenix sudah siap dengan konsekuensinya.

***

Malaysia, 19 Mei 2023

Nah, lho! Saudara kandung! 😲😯😳

Happy ending?

Or

Sad ending?

Apa ekspektasi kalian tentang cerita ini dari awal?

Pernah kepikiran gak kalo mereka ternyata saudara kandung?


Selanjutnya baca di Karyakarsa ya.

Udah 1M views 🔥


Karena masih banyak yang bingung cara baca duluan di Karyakarsa. Di sini kalian bisa ikuti langkah-langkahnya.

Langkah-langkah baca duluan di Karyakarsa;

1. Cari Karyakarsa.com di crome atau download aplikasi di AppStore atau play store.

Anti ribet, bisa langsung klik link di bio gue.

2. Bikin akun pake email atau Facebook.

3. Cari username iLaDira69

4. Pilih part yang mau dibaca. Semua karya gue udah di kategorikan sesuai judul semua.

5. Kalo beli dari aplikasi kalian isi koin dulu. Tapi gue saranin kalian beli dari crome aja, ada beberapa metode pembayaran yang tersedia. Kalo dari aplikasi lebih mahal biaya adminnya.

6. Kalo masih bingung cara pembeliannya, kalian ikutin langkah-langkah yang udah gue upload di tiktok. Link ada di bio gue

7. Buat yang tinggal di luar negeri atau yang nggak punya e-wallet seperti gopay, dana, ShopeePay, atau M-banking dan lain-lain.

Kalian boleh kontak ke nomor gue. Beli manual nanti gue kasih voucher buka part setelah pembayaran.

Hubungi ke nomor ini : 0838 9161 7551

Novel ini sudah tersedia di Playbook, Karyakarsa, NBJ dan bisa beli manual (Transfer)


Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
387K 15.5K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.3M 19.4K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
689K 108K 41
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...