ZERVIO

By ccchev_

194 105 312

Menurut Zergan, Viona Gadis lemah And, bukan hanya Gadis lemah saja, tetapi Gadis sih pantang menyerah. Menur... More

PROLOG
ZERVIO II
ZERVIO III

ZERVIO I

51 31 100
By ccchev_

---ZERVIO---

-ZERGAN MODE ON NYEBELIN.

Viona dan Zergan berjalan beriringan, menikmati keindahan sore hari. Mereka baru saja pulang dari sekolah seperti yang mereka lakukan setiap hari. Namun, hari ini Zergan tiba-tiba memutuskan untuk berjalan kaki bersama Viona, yang dianggap aneh olehnya. Viona merasa hal tersebut tidak masuk akal.

"Besok gue latihan Eskul, Gan."

"Tumben, gak biasanya lo ikuttan, Babi." Senyuman terukir di wajah Viona itu tiba-tiba luntur karena Zergan masih menyebutnya hewan.

"Bisa gak, sih, lo sehari aja gak nyebut itu? Atau sampe seterusnya, deh!"

"Salah? Bukannya lo biasa, ya, gue sebut itu?" Zergan bersikap jutek kepadanya. Satu hal yang membuat Viona kesal.

"Gue ini temen lo! Bukan temen hewan lo! Emangnya lo hewan?"

Zergan lantas menggeleng. "Bukan, tapi gue cuman suka aja sama sebutan itu, Iona."

"Suka darimana?" tanya Viona yang tak kalah juteknya.

"Dari semua yang lo punya, semua serba pink."

Viona mendadak hilang pikirannya, seperti otaknya tidak berjalan. Tetapi, 5 detik itu juga, ia pun memukul lengannya. "Sialan lo! Mesum amat!"

"Apaan, sih, 'kan, yang gue maksud itu wajah lo bagian pipinya pink sama bibir lo, emangnya gue mikir apaan?"

Viona tetap tak mau mengelak. Ini sudah keterlaluan, dan di luar batasannya. "Sama aja! Lo mesum! Dasar buaya mesum!"

"Lo ngatain gue mesum, emangnya lo gak mesum?"

Viona menggeleng. "Enggak! Gak pernah!"

Zergan mendelik. "Omongan lo palsu, aslinya lo juga."

Viona mendengus, ia bukan orang sepertinya. "Bodo, ah, gue mau bahas eskul, Zergan!"

Zergan terkekeh. "Oh, iya, iya, mau bahas apa?"

"Lo tau? Gue 'kan tipikal orang yang gak suka sama yang namanya perjuangan atau usaha, nah gue di suruh ikut eskul supaya gue bisa kek mereka suatu saat nanti."

Zergan mengangguk, ia masih mendengar ceritanya tanpa ingin menyelanya sebelum Viona menyelesaikan ceritanya.

"Terus, gue gak yakin bakal bisa kayak mereka nantinya. Please, gue males usaha apalagi berjuang demi masa depan, gue gak punya tujuan."

Zergan hendak ingin mengeluarkan suara, namun niatnya ia urung, karena Viona masih belum menyelesaikannya.

"Kalo misalkan latihan eskulnya gagal gara-gara gue gimana? Gue takut, anjir, sampe kapanpun gue malu di panggung. Kalo misalkan lagi, ya, gue tiba-tiba pingsan pas di panggung, gimana? Terus--"

"Lo demam panggung?" Zergan tertawa.

Viona cemberut, ia kesal dengannya, belum ia selesaikan ceritanya, Zergan langsung menyelanya dengan ejekannya.

"Ihh! Gue belom selesai!"

Zergan sampai mengeluarkan air matanya, karena lucu mendengar cerita Viona yang sudah biasa ia dengar.

Zergan sering sekali mendengar cerita Viona yang selalu membuatnya tertawa dengan tingkahnya. Meskipun sering, Zergan sudah hapal dengan cerita-cerita yang Viona ceritakan. Belum saja lakukan, sudah menyerah. Ah, itu memang karakter yang dimiliki cewek itu.

"Lanjut-lanjut." Zergan pun mengakhiri tawanya dan berlanjut serius mendengarkannya.

"Gue ambil eskul PMR tau." beritahunya yang masih cemberut.

"Oh, bagus, lo punya keputusan sendiri." Zergan hanya menanggapinya dengan santai. Benar katanya, tak ingin ia mengatur-atur keinginan Viona.

Zergan merasa senang jika cewek itu mempunyai pendiriannya sendiri tanpa di bantu orang lain, tetapi rasa senangnya luntur seketika saat mendengar penuturannya.

"Tapi gue di paksa masuk sama Lavanya, jadinya gue iya-in aja."

Jangan berharap lebih dengan Viona, Zergan tersenyum ketir. "Gue kira lo sendiri yang milih."

Viona cengengesan. "Maaf-maaf, kalo lo udah berharap sama gue, gue bodoh banget gak punya keinginan sendiri."

"Bukan bodoh, lebih tepatnya lo bingung sama lo itu kurang berusaha." katanya seraya menatap ke depan yang tak terasa sudah di gang. "Lo mau gue anterin sampe mana?"

Viona berlari mengikutinya dan berhenti. "Sini aja, deh, gue udah banyak ngerepotin lo. Besok aja lo bareng gue lagi. Thank you, Friend!"

Zergan hanya mengangguk dengan senyuman tipis. Setelah melihat punggung Viona yang sudah hilang, ia berjalan pulang ke rumahnya.

Jarak rumah Zergan dan Viona tak beda jauh, jika Viona harus memasuki gang. Berbeda lagi dengannya yang memasuki perumahannya.

Hidup Viona sederhana, dan berbeda dengan Zergan yang hidup serba kemewahan.

Beberapa langkah ia berjalan, akhirnya sampailah pekarangan rumahnya. Ia harus membuka pintu pagarnya, karena rumah ini tidak terlalu banyak penjaga dan harus membiasakan mandiri. Ia pun melihat sekelilingnya yang sangat luas dan banyak sekali tanaman-tanaman yang begitu indah.

Belum saja ia mengetuk pintu, seorang Wanita yang di bilang masih muda dan tidak terlalu tua itu membuka pintunya. Zergan pun bingung dengan penampilan Mamahnya yang tidak biasanya berpakaian seperti itu.

"Mamah mau kemana?"

Pertanyaan dari sang Anak, Hana yang merupakan Mamahnya mau tidak mau harus menjawab, jika ia mengabaikannya pasti Anaknya akan khawatir kepadanya. "Mamah mau ke perusahaan Papah."

Dahinya mengkerut, Zergan masih bingung dengan sahutan Mamahnya. "Itu, mau kasih Papah kamu bekal." lanjutnya.

"Tumben, Mah?"

Hana tersenyum hangat. "Iya, soalnya Abang kamu pulang, lho, dia sekarang lagi di perusahaan Papah."

Zergan mengangguk. "Oh, kenapa gak langsung to the poin aja, sih?"

"Bukan penasaran lagi, dong." Hana terkekeh, Zergan ikut terkekeh. "Udah, ah, ngomong sama kamu bakal tanya terus."

Zergan mengangguk, ia menyalami orangtuanya. Tetapi, saat ia ingin memasuki rumahnya, Hana memanggilnya.

"Apa, Mah?"

"Mamah lupa kasih tau kamu, sih Zaya di rumah Nenek, kamu bawa balik dia, ya? Tadi Nenek telfon mamah."

Zergan hanya mengangguk lagi. Setelah itu, ia memasuki rumahnya dan berjalan menuju kamarnya.

°°°°°

"Lho, Ibu ngapain, sih, berantem sama tetangga sebelah."

"Terserah ibu, dong."

Viona menghembuskan napasnya, ia baru saja pulang dari sekolahnya dan ia pikir ia akan tenang saat berasa di rumahnya, tetapi apa yang ia dapatkan? Ibunya berantem dengan tetangganya sendiri.

"Ibu aku baru pulang tau, ah ibu, mah, selalu aja-aja ada."

"Gajelas kamu, mah, mana ada aja-aja ada. Yang bener itu, ada-ada aja, Viona." Gea membenarkan ucapan sang Anak. Viona mendengus sembari berjalan ke kamarnya lagi tanpa ingin menyahutnya lagi.

"Vio, kamu udah makan 'kan?" Gea berteriak, tetapi di tanggapi deheman saja dari sang Anak pertamanya. "Kebiasaan banget."

Dalam kamarnya, Viona terlihat lesu, ia sangat berantakan sekali dengan kehidupannya. Ia tak ingin ini terjadi lagi, tetapi Tuhan malah memberikan cobaan lagi.

Ucapan tetangga menyeramkan di bandingkan setan yang menganggunya tiap harinya.

"Akhh! Gue bingung, bangsat!" Ia ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaiannya.

Setelahnya, ia mengambil makannya karena ia sangat lapar sehabis pulang sekolah tadi. Ia makan sendiri di tempat makanya seraya melihat rumahnya yang sangat sepi dan hanya di tempati oleh ia dan Mamahnya saja, sementara Papahnya masih berkerja dan Adiknya yang tak tahu kemana, mungkin bermain di got? Maybe.

Viona telah menyelesaikan makannya, lalu ia minum dan selesai. Ia bermain handphone-nya di ruang tamu sembari membuka media sosialnya.

Ada yang menarik perhatiannya, ia melotot melihatnya sembari membesarkan foto tersebut, dan lebih menghebohkannya lagi, caption dalam foto itu.

@zzrgn_

Disukai @Lavaapi_ dan @bimbim_

Namanya juga cewek gampang nyerah, kek sih prik ini @vivionna_

Viona mendengus, cowok itu benar-benar menyebalkan! Lihat saja foto yang cowok itu post di media sosialnya, foto dirinya dan dia. Menyebalkan! Jika teman-temannya berkomentar hal-hal negatif, bagaimana? Bisa-bisa ia harus menjawab pertanyaan yang bertubi-tubi.

Tak sadar seseorang berada di dekatnya, ia pun terkejut melihat Adiknya yang mengagetkannya. "HAHAHA, KAKAK KAGET!"

Viona tersenyum kecut, kenapa dia tersenyum kecut? Sebab, handphone-nya terlempar ulah Adiknya yang mengagetkannya.

"Bagus banget, ya, Dek." Ia tepuk tangan seraya mengambil handphone-nya yang untungnya saja tidak ada keretakan pada benda miringnya itu.

Adiknya, Rafa. Catat! Namanya Rafa! Bukan, Rafael yang menciptakan seblak itu, ya!

Rafa hanya cengengesan tanpa dosa, sementara Viona menatapnya tajam. "Maaf, Kak, tadi aku kasian banget liat Kakak yang fokus banget sama HP."

"Diem, ye, bocil! Belom gue smackdown!" Rafa pun buru-buru lari untuk menghindar Kakaknya yang nampaknya sudah mengeluarkan tanduknya.

"Awas lo, ya, belom gue maafin lo, ya! Hp gede lo bakal gue rusakkin!" Ia memekik sekeras mungkin supaya Adiknya dapat mendengar. Namun, tak ada sahutan dari Rafa. Ia hanya menghela napas.

Yang ia maksud tablet.

Dring dring!

Viona mendengar suara deringan HP yang merupakan dari HP-nya sendiri, ia pun mengangkat, sebelum mengangkatnya, ia melihat nama sih telfon dirinya.

"Apaan, Va?"

Lavanya, temannya satu sekolah, tetapi jarang bersamanya karena Lavanya memiliki kesibukannya.

"Lo ada waktu, gak?"

"Ada... kali, kenapa?"

"Main?"

Viona berpikir sejenak, ia ada acara tidak, ya, nantinya? Sepertinya tak ada.

"Boleh juga, kapan? Jangan omdo lo."

Viona dapat mendengar Lavanya tertawa.

"Besok?"

"Boleh, 'kan hari minggu."

"Yowes! Besok gue jemput!"

"Yoi! Bye-bye." Viona memutuskan telfonnya sepihak.

^^^^^

Zergan kewalahan membujuk Zaya untuk pulang bersamanya. "Yaya, pulang, yuk, Mamah katanya mau beli sesuatu buat Yaya."

Zaya menggeleng, ia menunjuk pintu arah luar yang bermaksud Zergan untuk pergi dari rumah Neneknya.

"Ayokla, Yaya cantik." Zaya tetap menggeleng.

"Udahlah Zergan, biarkan saja adik kamu sama Nenek." ujar Neneknya yang baru saja datang dari Kamarnya.

Zergan menatapnya tajam, ia tidak ingin Neneknya keluar sendirian tanpa di bantu dirinya. "Nek, jangan keluar kalo Nenek masih capek."

Neneknya mengulas senyuman yang begitu hangat yang sama seperti Mamahnya, Hana. "Nenek jenuh di dalem kamar, makanya Nenek keluar, Nak."

"Sama aja, Nek."

"Kamu, tuh, Zergan perhatian sekali dengan Nenek."

"Kan aku anak kesayangan Nenek." Dengan entengnya Zergan berkata seperti itu sampai lupa jika Adiknya juga merupakan Anak kesayangan yang kedua setelah dirinya.

"Nenek ayang aku." beritahu Zaya yang malas mendengar Zergan yang seolah-olah ia yang paling di sayangi.

Kecil-kecil cabe rawit yang sudah paham betul dengan ucapan-ucapan seperti itu.

Zergan terkekeh geli. "Iyak deh. Yaya pemenangnya juga." Ia memegang lengannya lagi. "Ayok, pulang, yuk?"

"Tidak auk." Zaya tetap kekeuh.

Zergan menghembuskan napasnya, ia mau tidak mau menelfon Mamahnya. "Assalamualaikum, Mah."

"Walaikumsalam, apa, Dek?"

"Zaya gak mau pulang, Mah." Ia sedikit melirik Zaya yang masih menatapnya bengis.

"Oh, yaudah, kalo gitu Mamah aja, ya? Kamu pulang aja, Dek."

Zergan mengangguk. "Iya, Mah. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

Zergan menatapnya lagi, ia menunduk sembari melipat kakinya supaya sejajar tingginya dengan Adiknya. "Yakin gak mau ikut?

Zaya mengangguk kecil, ia sangat begitu menggemaskan. Namun, Adiknya itu sangat menyebalkan seperti Kakak pertamanya.

"Yaudah, deh, Kakak pergi dulu, ya, Yaya?"

Zaya menggeleng, ia berjalan kecil ke arahnya lalu memeluknya. "Angan, inggalin aku, aka."

Zergan terkekeh, ia mengerti bahasanya yang masih berumur 3 tahun. "Kenapa?"

Zaya menambah erat pelukannya. "Ungguin aku di ini ampe mamah atang." Zergan mengangguk.

Suara notifikasi dari HP-nya terdengar oleh mereka yang tengah berpelukan, Zergan meleraikannya, dan mengambilnya seraya membuka aplikasi berwarna hijau.

IONAAA JELEK

ZERGAN!
gue kangen Zaya! Cepetan bawa dia pulang, gue mau ketemu!
gue kedor-kedor pintu kagak ada yang buka

Zergan berdecak, mengapa Gadis itu menyebalkan sekali. Ia pun membalas pesannya.

Zaya lgi di tmpt Neneknya

Viona tiba-tiba memasang wajahnya sedih saat membaca pesannya, lalu ia pun kembali berseri-seri setelah mendapatkan notifikasi dari Zergan.

tpi mau plg, lo klo mau ke sini aj nnti gua kbrin

Viona bergerak lincah jarinya untuk membalas.

yaudah! Gue tunggu!

Zergan tersenyum tipis, ia memberitahu Zaya.

°°°°°

Continue Reading

You'll Also Like

995K 110K 51
Virtexxion Valec FR tiba-tiba terbangun disebuah kamar rumah sakit, dirinya yakin bahwa ia bertransmigrasi ke Novel yang ia baca sebelum kecelakaan. ...
16.3M 545K 35
Down-on-her-luck Aubrey gets the job offer of a lifetime, with one catch: her ex-husband is her new boss. *** Aubrey...
1.7M 124K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
732K 18.4K 52
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...