Oh, KKN!

By doonadae

64.5K 8.5K 737

KKN, Kuliah Kerja Nyantai? Kuliah Kerja Nangis? Kuliah Kerja Ngebaper? Semuanya salah, karna sejatinya KKN ya... More

Kenalan dulu bos!
O1. Kelompok 15
O2. Pemilihan Ketua
O3. Waktunya Observasi
O4. Hari Keberangkatan
O5. Hari Pertama
O6. Bareng Mantan
O7. Kunjungan
O8. Hantu Jatuh Cinta
O9. Langit, Senja dan Kenangan
10. Es Krim dan Hoodie
11. Rahasia
12. Bye Bye Fever
13. Ngerinya Cewek PMS
14. Jadi Badut
15. Maskeran Bersama
16. Festival part 1
17. Festival part 2
18. Sedikit Cerita Masa Lalu
19. Hal Kecil Sederhana
20. Lebih Dekat
21. Soal Mantu Idaman
22. Barisan Para Mantan
23. Problematika Remaja
24. Gugur Sebelum Berjuang
25. Mencurigakan
26. Awal Mula
27. Kebun Pak Chanyeol
28. Bimbang
29. Galau
30. Memaafkan
32. Girls Time
33. Pantang Menyerah
34. Selamat Tinggal
35. Selamat Tinggal, Banowati
36. Ryujin and her protector
37. Setia itu Asik

31. Kalau Suka, Bilang!

1.2K 173 10
By doonadae

Sudah satu jam lebih Hyunjin dan teman-temannya termasuk Jihoon berkunjung ke posko, mereka mengobrol banyak hal termasuk rencana mendatang setelah selesai KKN. Hyunjin sejak tadi merecoki Yeonjun dan Yeji yang hendak bermesraan sementara Jihoon selalu menempel kepada Giselle seolah memberikan peringatan kalau Giselle adalah miliknya.

Sementara Karina entah menghilang bersama dengan Yoshi.

Jeno sendiri sekarang sedang ngopi sambil merokok di teras bersama dengan Hendery dan Beomgyu. Di depan mereka ada Ryujin, Yunjin dan Isa yang sibuk bermain kelereng bersama dengan beberapa anak desa sembari menunggu solat ashar.

"Masalah sama Karina udah selesai?" Tanya Hendery.

Jeno menoleh, "lo tanya ke gue bang?"

"Emang yang ada masalah sama Karina disini selain lo siapa?"

Jeno tersenyum. "Gue udah bilang maaf ke dia tapi Karina langsung ninggalin gitu aja, mungkin emang gue brengsek banget ya bisa-bisanya deketin cewek di saat hati gue bukan buat dia."

"Itu tau," jawab Hendery sembari menghembuskan asap rokoknya ke udara. "Dari awal lo deket sama Karina gue udah ngerasa ada yang nggak beres sama lo."

"Hah?"

Hendery membuang putung rokok yang hanya tersisa sepanjang jari kelingking ke tanah kemudian menginjaknya dan menatap Jeno, "lo deket sama Karina tapi mata lo selalu tertuju ke Giselle, bahkan saat pentas dulu yang selalu lo tanyain keberadaan Giselle padahal udah jelas dia sama cowoknya sementara Karina yang ada di depan lo seakan nggak terlihat, dari situ aja gue udah tau kalau sebenarnya lo sukanya sama Giselle bukan sama Karina," jelas Hendery.

Hendery ini meskipun kadang bersikap aneh atau bisa jadi pendiam banget tapi dia peka sama sekitarnya.

"Terus menurut lo sekarang gue harus gimana?" Tanya Jeno.

"Gue nggak bisa kasih masukan karna gue nggak pernah terjebak di antara dua wanita, mungkin lo bisa tanya ke Beomgyu tuh," ujar Hendery sembari menunjuk ke arah Beomgyu yang sejak tadi diam-diam melihat permainan kelereng teman-temannya.

Jeno melirik kemudian menggelengkan kepala, "mana bisa dia ngasih solusi orang masalah hatinya sendiri aja dia masih bingung," kata Jeno.

"Apaan ya?" Beomgyu menoleh menatap Jeno dan Hendery, "meskipun gue ngelamun begini indra pendengaran gue masih berfungsi baik."

"Sok banget lo," celetuk Jeno yang juga sudah membuang putung rokoknya. "Kasih gue solusi gimana nyelesein masalah gue dong Gyu, lo kan pakar cinta."

"Noh tanya aja sama Bang Yeonjun yang lebih ahli soal wanita," kata Beomgyu sembari menunjuk ke dalam posko di mana Yeonjun berada. "Lagian sih Jen lo pake bikin masalah segala, ngamuk kan sih Karina untung doi profesional dan proker kita juga tinggal itungan hari doang kalau ketahuannya pas awal-awal kan bisa bikin nggak nyaman semuanya."

"Iya, maaf...maaf, gue salah." Jeno mengucapkan dengan penuh penyesalan, "gue juga nggak mau kayak gini sih sebenarnya. Dari awal gue udah mau confess ke Giselle dan nggak nyangkut pautin Karina tapi gimana ya gue takut disangka perebut pacar orang."

"Lebih mending menurut gue daripada sekarang lo nyakitin hatinya Karina. Lo juga jadi alasan putusnya hubungan pertemanan Karina sama Giselle," tutur Beomgyu.

Jeno tau dia salah dan jika dia bisa memutar kembali waktu dia pasti akan memperbaiki semuanya tapi nasi sudah menjadi bubur, hanya tersisa penyesalan saja sekarang.

"Gue bingung sekarang harus gimana," ucap Jeno.

"Minta maaf," sahut Beomgyu. "Bukan cuma ke Karina aja tapi juga ke Giselle, pastiin sebelum kita keluar dari desa ini nggak ada yang mengganjal di hati dan bikin dendam. Kita ke sini dengan suasana hati yang baik, kembali ke kampus juga harus gitu."

Hendery mengangguk setuju penuturan Beomgyu. "Dan jangan diulangin lagi kayak gitu. Kalau lo emang suka sama satu orang, langsung aja bilang jangan melibatkan perasaan pihak lainnya," imbuh Hendery.

Jeno mengangguk. Dalam hatinya dia bertekad akan meminta maaf kembali ke Karina dan juga Giselle serta berjanji tidak akan mengulangi perbuataannya lagi di masa depan. Jeno menyesal setengah mati telah menyakiti perasaan Karina yang tidak bersalah, imbasnya beberapa hari ini di setiap malam Jeno selalu memimpikan Karina karna rasa bersalahnya itu.

Mereka mengobrol kembali sampai tidak terasa adzan ashar berkumandang. Yoshi dan Karina juga sudah kembali ke posko, mereka bergabung bersama anak-anak yang lain untuk melakukan ibadah solat ashar berjamaah di musholla sebelum akhirnya pulang.

🏠🏠🏠

"Ngobrolin banyak sih sama Yoshi tadi mungkin karna udah lama nggak ngobrol berdua jadi semuanya keluar gitu aja," ucap Karina kepada Yeji saat mereka berdua memasak bersama untuk makan malam.

Yeji tersenyum, membalikkan gorengan tempe yang sudah berubah warna kecoklatan. "Dulu putusnya kenapa sih Rin? Kok kayaknya nggak ada dendam sama sekali," tanya Yeji.

Giselle yang juga berada di sebelah Yeji hanya diam tidak ikut dalam obrolan itu.

"Lo pernah denger atau lihat ungkapan yang bilang 'kita saling mencintai saat senang tapi saling membebani saat susah' situasi gue sama Yoshi kayak gitu. Waktu gue atau dia ada suatu titik yang memberatkan hidup, kita bukannya saling dukung atau memahami satu sama lain tapi malah nambah beban masing-masing," jelas Karina kemudian tersenyum tipis.

Yeji maupun Giselle menatap ke arah Karina.

"Tapi itu ya masalalu kita. Gue sama Yoshi sepakat buat saling pisah dengan baik-baik tapi tetep aja setiap lihat dia ada di dekat gue rasanya masih aja sesak, separuh diri gue masih kayak bertanya-tanya kenapa kita putus padahal kita saling cinta tapi sisi lainnya bilang kalau ini tuh keputusan yang baik buat kita berdua."

Sedikitnya Yeji bisa memahami maksud dari perkataan Karina barusan. Sesuatu yang kelihatannya indah tapi membuat kita terluka jika kita berusaha mempertahankannya semestinya kita lepaskan saja.

"Ini gue langsung taruh di sana ya sekalian gue panggil anak-anak biar pada makan semua." Giselle membawa sebakul nasi dan menaruhnya di tengah ruangan kemudian berjalan keluar untuk memanggil teman-temannya yang lain.

Sepeninggalan Giselle, Yeji mendekatkan tubuhnya ke arah Karina. "Lo masih marah sama Giselle?" Tanyanya.

Karina menggelengkan kepala, "gue nggak marah sama dia. Buat apa gue marah padahal Giselle juga nggak ada maksud buat nyakitin hati gue cuma setiap mau ngobrol sama dia gue otomatis keinget Jeno."

"Gue tau nggak gampang buat maafin Jeno tapi setidaknya lo bisa coba dulu kan Rin? Gue kadang kasihan juga lihat Giselle yang nggak tau apa-apa soal perasaan Jeno ke dia, yang gue tau Giselle cintanya cuma sama Jihoon aja meskipun kadang hubungan mereka nggak jelas," ucap Yeji.

"Iya, Giselle nggak salah apa-apa sama gue dan gue juga nggak marah sama dia," ujar Karina. Gadis ini menoleh ke arah Yeji. "Gue emang nggak bisa merubah semuanya seperti semula tapi kayaknya harus di coba sih Ji, gue bakal maafin Jeno dan melupakan perasaan gue ke dia."

Karina tersenyum, "nggak ada salahnya buat memaafkan kan?"

Yeji juga ikutan tersenyum dan mengangguk. Kejanggalan di hatinya ketika melihat Karina dan Giselle tidak bertegur sapa, lenyap begitu saja setelah mendengar perkataan Karina barusan. Di sisi lain Karina tersenyum karna teringat oleh perkataan Haechan kemarin, temannya yang keren itu menuntun hati Karina yang awalnya kalut menjadi lebih tertata kembali.

Tak lama setelahnya semua sudah mulai berkumpul di tengah untuk makan malam bersama. Di wajah beberapa anak cowok masih ada bekas wudhu sehabis solat isya, menambah aura kegantengan mereka 1000 kali lipat kalau kata Yunjin.

"Tempenya tolong dong oper ke gue," ujar Ryujin sambil berusaha untuk menjangkau tempe yang berada di sisi lain tempat duduknya.

Sebagai seorang sahabat yang baik, Yunjin hendak mengambilkan tapi tangan panjang Beomgyu lebih dulu meraih tempe yang hanya tersisa dua itu.

"Gyu itu dibagi sama Ryu–" protes Yunjin terurungkan ketika melihat ternyata Beomgyu menaruh dua tempe tersebut di piring Ryujin. Melihat adegan barusan entah kenapa senyum aneh muncul di wajah Yunjin, memang sih kelihatan biasa aja tapi menurut Yunjin ada sesuatu di antara dua orang yang mengaku sahabat ini.

Melanjutkan makannya, anak-anak itu dikejutkan oleh serangan kecoa terbang yang membuat Isa, Karina, Giselle, Haechan serta Sunghoon, melompat sambil berteriak. Kecoa itu terbang dengan brutal ke segala arah, "woi nasinya jangan lo injek Haechan goblok!" Seru Yeji mencoba melindungi makanan.

Hendery bersama dengan Ryujin akhirnya maju untuk menanggani masalah kecoa tersebut, "sama kecoa aja lo semua takut, nih lihat si pemberani Ryujin akan beraksi." Ryujin dengan tenang mengejar kecoa gila tersebut, dibantu olsh Hendery tentunya.

"Dia beneran cewek bukan sih?" Gumam Sunghoon.

Karina yang berada di dekat cowok ini mengangkat bahu sebagai jawaban.

Jeno, Yeonjun, Yeji, Yunjin, dan Beomgyu melanjutkan makan mereka seolah tidak terjadi apa-apa. Mengisi perut lebih utama ketimbang serangan kecoa barusan.

Dan ya, Ryujin serta Hendery berhasil membasmi kecoa tersebut dengan sangat mudah. Setelah mencuci tangan, mereka kembali melanjutkan makan seolah tidak terjadi apa-apa bahkan sampai nambah nasi lagi dengan alasan energi terkuras. Selesai makan yang kebagian untuk membersihkan peralatan adalah Yunjin, Beomgyu, Hendery dan Giselle, sisanya bermalas-malasan di posko.

Yeonjun misalnya, pemuda itu membaringkan diri di atas paha Yeji–pemandangan yang lumrah dilihat oleh anak-anak. Bedanya hari ini mereka terlihat lebih mesra dengan sebelah jemari masing-masing saling bertautan. Topik malam itu mereka membicarakan tentang makanan apa yang akan mereka beli setelah menyelesaikan KKN ini.

Tak jauh dari dua sejoli ada Hendery yang terlihat telfonan dengan seseorang. Dapat dilihat senyuman menggembang di wajah Hendery.

Di sebelah pintu ada Ryujin, Yunjin, dan Haechan yang asik ngegalau sambil dengerin lagu dangdut. Mereka ngeplay lagunya random aja tapi kebanyakan emang lagu yang maknanya patah hati atau ditinggal orang terkasih, seperti biasa pake speaker punyanya Beomgyu trio biduan itu asik dengan dunia mereka sendiri.

Ada juga Isa yang sibuk menatap layar ponsel, membaca lanjutan AU dari penulis kesukaannya. Berjarak 1 meter ada Sunghoon yang tiduran aja sambil dengerin podcast dari rintik sedu.

"Emang gaya pacaran anak jaman sekarang pada begini semua ya?" Gumam Isa sendiri setelah menyelesaikan chapter terbaru dari AU yang dia baca.

Sunghoon yang mendengar gumanan Isa menoleh, "apa? Lo bilang apaan?"

"Hm?" Isa menoleh, "nggak ini loh aku baru baca cerita tapi semuanya berakhir tidur bareng, emang gaya pacaran sekarang kebanyakan gitu ya?"

Sunghoon membenarkan letak tubuhnya dan menghadap ke arah Isa, "emang gaya pacaran lo dulu gimana?"

"Belum juga ngerasain pacaran udah ketahuan sama Jay suruh putus jadi aku nggak tau lah," jawab Isa kemudian kembali fokus menatap ponselnya. Mendengar jawaban polos dari mulut Isa, Sunghoon menahan tawanya. "Kamu sendirian kalau pacaran biasanya ngapain?" Tanya Isa.

Sunghoon berpikir sejenak. Selama ini dia pacaran ngapain aja ya?

"Holding hands, hugging, kissing, cuddle....pokoknya sewajarnya orang pacaran aja. Kenapa lo nanya?"

"Oh berarti masih wajar ya kayak Bang Yeonjun sama Yeji. Kirain udah keblabasan," jawab Isa.

Sunghoon merubah posisi tidurannya menjadi duduk, "gini-gini gue juga mementingkan perasaan pasangan gue kali Sa, kalau dia nggak mau ya gak bakal kita lakuin. Beda lagi kalau atas dasar mau sama mau," ujar Sunghoon.

"Good boy," puji Isa sambil mengangkat jempolnya.

Mata Sunghoon membulat mendengarkan pujian dari Isa barusan. Pemuda itu menggaruk-garuk tengkuknya sembari mencuri pandang ke arah Isa, mulutnya sudah terbuka hendak mengucapkan sesuatu, "lo besok sibuk nggak?" Tanya Sunghoon.

Isa mengalihkan pandangan dari ponselnya, "palingan sore mau nyelesein laporan aja, kenapa?" Tanya Isa.

"Gapapa, mau gue ajak jalan-jalan."

"Kamu kerasukan ya ngajakin aku jalan-jalan?"

"Sa, gue serius."

Isa terkekeh, "iya..iya..jam berapa?"

"Habis sarapan."

"Oke," balas Isa sambil tersenyum.

Ternyata mengajak keluar cewek itu bisa semenegangkan itu ya, padahal biasanya Sunghoon langsung sat set kalau ngajakin cewek-ceweknya main tapi ke Isa kenapa butuh effort yang lebih ya.

Sunghoon jadi teringat omongan Beomgyu tempo hari, 'kalau suka langsung bilang aja!' Dan besok adalah hari di mana Sunghoon akan menyatakan rasa sukanya kepada Isa.

🏠🏠🏠

Happy reading💙

Continue Reading

You'll Also Like

485K 48.6K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
247K 36.8K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
54.5K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
75.4K 5.4K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...