Don't Marry Her [S1 End - S2...

YunanaProject

119K 15.1K 523

"Ya, aku memang seorang ratu, tapi bukan berarti akan tunduk padamu! Batalkan pernikahanmu denganku jika akan... Еще

01. Kebangkitan sang Ratu
02. Kenangan
03. Mencari Petunjuk
04. Raja Yang Ternistakan
05. Understanding
06. Frustrating Queen
07. His Love
08. Raja Yang Sedikit Gila
09. Kunjungan Mertua
10. Shattered
11. Friends
13. Change
14. Tyrant King
15. Perihal Rasa
16. Into You
17. Cemburu
18. Sahabat
19. Ulat Bulu
20. Pertemuan Rahasia
21. Penolong
22. Hopeless
23. Another Side
24. Risau
25. Let Go
26. Let Go (2)
27. Last Rewind
28. In Between
29. Anger
30. Masa Kecil
31. Unwanted Guest
32. Memories
33. Splitted (end season 1)
34. I'll Find You (start season 2)
35. Golden Child
36. Memutus Takdir
37. Tawanan
38. Kembali
39. Teman Lama
40. Sore yang Panas

12. Dating in The Rain

3.5K 431 14
YunanaProject

Karena kemarin bangun terlalu siang, malam ini Han Wang Ji benar-benar terpaksa tidur di paviliun kerja raja. Dokumen sudah begitu menumpuk, Kasim Xiang bahkan terlihat begitu tega mengingatkan tentang pentingnya menyelesaikan tanggung jawab tanpa lelah. Apa laki-laki kecil itu tidak tahu rajanya tengah berduka? Ah, tentu saja tidak, karena itu benar-benar rahasia.

Meskipun dia dan Xiao Wei Xian sudah berjanji untuk mengadakan upacara penghormatan arwah secara diam-diam suatu hari, tetap saja Han Wang Ji merasa tidak adil. Mereka yang menyakiti istrinya masih bernafas, bebas, tanpa hukuman apapun!

Kretek.

Kuas yang dipegang Han Wang Ji patah jadi dua, karena terbawa emosi.

"Ada masalah, yang mulia?" Tanya Kasim Xiang dengan sabar.

"Aku lelah, tolong biarkan aku bertemu istriku sebentar. Aku akan kembali dalam satu dua jam!"

"A.. ah, begitu... Tapi..."

"Tak akan lama, aku berjanji!" Tanpa menunggu jawaban kasim kepercayaannya itu lagi, Han Wang Ji berdiri dan melangkah cepat keluar dari paviliun kerjanya. Meski tidak bisa menginap hari ini, dia tetap ingin menemui Xiao Wei Xian. Hanya dengan melihat wajah lembut dan tingkah anehnya, Han Wang Ji merasa beban pikirannya hilang begitu saja.

Sudah cukup larut ketika Han Wang Ji masuk ke paviliun ratu. Dia mengira Xiao Wei Xian sudah berdiam di kamar, bersiap tidur. Ternyata yang dia temui jauh dari perkiraan. Tepat ketika Han Wang Ji masuk di halaman dalam, dia melihat dua sosok sedang mengendap di kegelapan. Raja segera menyuruh pengawalnya pergi agar dia bisa mengikuti dua orang mencurigakan itu dengan leluasa.

"Mengapa kalian bersenang-senang tanpa mengajakku?" Ucapan Han Wang Ji menghentikan dua orang bertudung hitam yang baru saja akan memanjat pagar. Mereka menoleh, dan salah satunya menghampiri Han Wang Ji dengan kikuk.

"Ah, Wang Ji, bukankah kau sedang sibuk malam ini? Aku kira kau akan menginap di paviliun kerja? Aku dan ayah berniat jalan-jalan sebentar, bosan selalu di dalam istana!" Orang itu membuka cadar yang menutupi wajahnya, sesuai dugaan Han Wang Ji, dia memang Xiao Wei Xian. Sebuah kekehan canggung terbit dari wajahnya.

"Xiao Zhan ah Wei Xian belum pernah melihat suasana malam kota, jadi aku ingin mengajaknya pergi." Tukas tabib Xiao, memberi pembelaan. Jika dilihat sekilas mereka berdua seperti sepasang kekasih yang ingin kencan secara sembunyi-sembunyi. Sama sekali tak tampak wajarnya ayah dan anak.

"Mengapa harus diam-diam?"

"Mengapa tidak? Itu jauh lebih praktis dan seru!"

Xiao Wei Xian mengangguk cepat setuju dengan ucapan ayahnya.

"Menunggu waktu kau bisa mengajak kami jalan-jalan seperti menanti gerhana matahari, pasti sangat sulit!"

Han Wang Ji mendadak murung mendengarnya. Teringat akan janjinya dengan sang istri yang belum sempat dia penuhi.

"Aku akan ikut dengan kalian!"

"Hah? Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?" Xiao Wei Xian membulatkan matanya, terkejut.

"Tidak ada sanggahan, tunggu sebentar, aku akan bersiap!" Begitu saja Han Wang Ji berbalik, setengah berlari masuk ke kamar untuk mengganti pakaian.

Xiao Wei Xian memandang ayahnya dengan tatapan tak percaya, sedikit kesal karena Han Wang Ji bergabung tanpa izin. Dia sudah berencana menggunakan kesempatan ini untuk bisa mengenal tabib Xiao Ling Yu lebih dekat. Bagaimanapun mereka ayah dan anak, jadi Xiao Wei Xian ingin mengenal karakter dan belajar banyak dari orang hebat itu.

"Sabarlah, Han Wang Ji mungkin hanya teringat pada Wei Xian."

"Tapi dia punya banyak pekerjaan, ayah! Kasim Xiang bisa membunuhku besok!" Tukas Xiao Wei Xian kesal. Malang sekali nasib Kasim itu, harus termakan janji kosong, menunggu rajanya yang tidak bertanggungjawab sepanjang malam.

___

"Menantuku, kau temanilah Wei Xian! Kebetulan aku ingin bertemu dengan seseorang." Bisik Xiao Ling Yu pelan. Mereka kini sudah sampai di persimpangan jalan besar, menuju pusat kota.

"Apa ini berhubungan dengan batu kabut, ayah?" Tabib Xiao mengangguk, karena Xiao Wei Xian sudah ditemani suaminya, Xiao Ling Yu memutuskan memisahkan diri untuk melanjutkan penyelidikan. Dia ingin bertemu dengan seorang teman lama, demi melacak asal benda sihir itu.

"Bagaimanapun batu kabut yang telah dimantrai keberadaannya sangat langka, aku berharap bisa menemukan asalnya. Kau tahu, jaringan antara penyihir bisa dihitung dengan jari, seharusnya tidak akan sulit."

"Baiklah, ayah! Tolong berhati-hati."

"Hm, jaga dia baik-baik, jangan pulang terlalu malam!"

Kali ini Han Wang Ji yang mengangguk. Xiao Wei Xian santai saja, ayahnya tak tahu dia ini mantan anak jalanan di kehidupannya yang lampau. Meski sudah berganti tubuh tentu saja kemampuan beladiri dan intuisinya tetap sama.

"Jadi kau ingin ke tempat seperti apa, Xiao Wei?" Tanya Han Wang Ji setelah tabib Xiao menjauh pergi.

"Entahlah, bisa kau rekomendasikan tempat paling menarik di pusat kota kerajaan Han?"

"Tentu saja, kita akan ke dermaga bulan kalau begitu. Kau pasti menyukainya!" Han Wang Ji terdengar yakin. Xiao Wei Xian mengangguk dengan semangat, dari namanya saja terdengar seperti tempat yang menakjubkan.

Dermaga bulan adalah anak sungai besar dengan air yang berwarna bening keperakan. Bukan perak karena tertimpa cahaya lain, air sungai bulan memang bersinar secara alami, meski tak begitu terang. Di ruas jalan berjejer tiang lampu dari lampion yang indah. Cahaya api lampion yang berwarna kuning lembut, meliuk bersama serpihan cahaya perak air sungai. Memang sebuah pemandangan yang memanjakan mata.

Penduduk sekitar memanfaatkan tempat ini untuk berjualan. Di sepanjang dermaga terdapat kios dan restoran, kecil sampai besar. Mulai dari mainan anak-anak, pakaian, aksesoris, makanan bahkan senjata semuanya ada. Benar jika dikatakan dermaga bulan adalah tempat terpopuler di kerajaan Han.

"Wah, indah sekali! Di duniaku tidak ada tempat seperti ini! Bagaimana air di sungai bulan bisa bercahaya?"

Xiao Wei Xian berlari kesana kemari, tak henti memandangi air sungai bulan yang berpendar lembut. Semakin lama dilihat dia semakin kagum.

"Menurut cerita sungai ini dibuat langsung oleh Dewi bulan sebagai bentuk rasa rindunya pada bumi. Airnya jernih ketika pagi dan bercahaya saat malam, agar sang Dewi selalu bisa melihatnya dari atas sana. Bagaimana suasana malam di duniamu? Apa sangat gelap?" Tanya Han Wang Ji, sembari menyerahkan sepotong permen buah.

Xiao Wei Xian menerima makanan itu, langsung memakannya begitu saja.

"Tidak juga, disana cahaya disimpan dalam sebuah bola kaca. Dengan dialiri listrik bola itu bisa bersinar terang, kami menyebutnya lampu." Jawab Xiao Wei Xian dengan mulut penuh, sambil mengunyah. Pipinya menggembung bergerak ke atas ke bawah seperti kelinci yang sedang mengerat makanan.

"Benarkah? Apa itu listrik? Apa sejenis sihir?"

Xiao Wei Xian terkekeh.

"Ahahaha, cukup sulit untuk dijelaskan. Kau tahu, ini rahasia, sebenarnya aku tidak termasuk manusia pintar. Hidupku miskin dan tidak bisa bersekolah."

"Baiklah, akan kujaga rahasiamu!" Han Wang Ji tersenyum tipis, "seperti aku menjaga rahasia kelakuanmu saat mabuk." Lanjutnya, berbisik tepat di telinga Xiao Wei Xian.

"Kau..?"

Mata Xiao Wei Xian membulat, ternyata Han Wang Ji sudah mengingat kecelakaan yang mereka lakukan saat mabuk kemarin. Dia memalingkan wajah karena salah tingkah. Kini Han Wang Ji tersenyum lebar, merasa menang telah mempermainkan Xiao Wei Xian.

"Apa Wang Yibo adalah kekasihmu? Kau memanggilku dengan nama itu."

"Hentikan, Wang Ji! Kau benar, tapi itu masa lalu. Kami sudah lama berakhir, tapi seperti orang bodoh aku belum juga melupakannya bahkan setelah kembali terlahir!"

"Aku minta maaf, ternyata nasib percintaan kita tak jauh berbeda." Han Wang Ji menyentuh bahu Xiao Wei Xian, menyalurkan rasa simpati setulus hati.

"Ahahaha, sepertinya kau benar!" Jawab Xiao Wei Xian, lagi-lagi tersenyum kikuk karena sikap Han Wang Ji yang lembut.

Tiba-tiba malam yang cerah terasa gigil karena hujan deras turun. Mereka berdua terkejut, dan seperti para pengunjung lain berdesakan lari ke teras-teras toko untuk berteduh. Suara gemericik air yang turun mendominasi di segala sudut. Udara memberat, dan hanfu yang basah membuat mereka berdua berdiri erat bersisihan, tak ingin kedinginan.

"Apa kau mau makanan hangat, mie daging?"

Xiao Wei Xian mengangkat tangan kanannya, lalu menggeleng.

"Aku sudah makan bersama ayah tadi, bagaimana jika kita pulang saja? Apa itu mungkin? Dayang Lin pasti sangat khawatir jika tahu kita menghilang."

Han Wang Ji berfikir sebentar, sebelum menyetujui.

"Baiklah." Laki-laki itu beranjak pergi ke sebuah toko. Xiao Wei Xian memperhatikannya menghilang dan tak lama kembali dengan sebuah payung besar berwarna cokelat tanah. Ketika dibuka, payung itu dipenuhi ukiran bunga kecil berwarna merah muda yang sangat indah.

"Hanya ini payung yang tersisa, kau tak keberatan berbagi denganku?" Tawar Han Wang Ji.

"Tentu saja, sudah sepantasnya saling berbagi antar teman." Beberapa anak air menetes di ujung dahi dan hidung Xiao Wei Xian ketika bicara, membuatnya terlihat mempesona, di mata Han Wang Ji tentu saja.

Mereka berdua berjalan pelan, membelah deras hujan. Air yang tumpah dari langit tak ubahnya sebuah lagu, menemani langkah sepanjang jalan. Aliran air sungai bulan masih bersinar, percikannya bahkan seperti bunga api yang memantul lalu tenggelam lagi. Xiao Wei Xian bersumpah, malam ini adalah pengalaman terindah, selama dua kali masa hidupnya.

___

*Makasih voment-nya, wo ai ni.... 🥰

Продолжить чтение

Вам также понравится

318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
Adopted Child k

Фанфик

235K 35.2K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
45.9K 7.1K 38
Rahasia dibalik semuanya
37.3K 7.5K 10
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...