HIM

By AchaSyeilla

1.7K 226 127

We are destined to be together, so you will always be mine. More

Cast He Is Mine {HIM}
01 : Surprise
02 : Wedding Ring
03 : Wish
04 : Fail
05 : Fittings
06 : Alfa and His Anger
07 : Wedding Day
09 : Meet Alfa
10 : Just Lunetta and Zian
11 : Unexpected Thing
12 : Jealous
13 : Zian and His Anger
14 : Sick and Complicated

08 : After Wedding

106 17 8
By AchaSyeilla

Vote dan Comment Jusseyo!
Happy Reading, Semoga kalian suka sama chapter kedelapan ini. Kalau ada typo boleh tolong di tandai yaa gais. Maacii 🙏🏻😘💖

.

.

.

"Any Better"

Pernikahan Zian dan Lunetta sudah berjalan satu minggu, dimana keduanya juga telah menempati rumah baru mereka sejak beberapa hari yang lalu. Saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah minimalis yang di dominasi warna putih itu membuat Lunetta terkejut karena konsep rumah tersebut yang sangat sederhana namun terlihat elegan dan mewah.

Lunetta tentu tidak akan meragukan konsep yang Zian ajukan untuk pembuatan rumah barunya, karena dulu saja saat masih di SMA seorang Ziandru Fileas adalah satu - satunya siswa yang pernah menjuarai lomba menggambar tingkat nasional dengan meraih peringat pertama.

Berbicara soal pernikahan, Lunetta sebenarnya tidak berharap lebih apalagi menyangkut sikap Zian kepadanya. Namun, satu minggu ini sikap Zian terkadang membuat Lunetta kebingungan, di mana suaminya itu kadang bisa baik hati setelah itu dia juga bisa berubah secepat kilat menjadi Zian yang dingin dan kasar.

Lunetta mencoba untuk memahami segala bentuk perubahan pada sikap Zian, yang dirinya tahu mungkin sekarang Zian sedang mencoba beradaptasi dan menerima pernikahan mereka. Meskipun Lunetta tahu bahwa kecil kemungkinan Zian akan berubah menjadi seseorang yang baik dan bisa menunjukkan kasih sayang kepadanya. Pada intinya, Lunetta akan selalu berusaha untuk bersabar dan menunggu waktu yang akan menjawab semua harapan - harapan Lunetta agar pernikahannya dengan Zian dapat berjalan dengan baik untuk waktu yang lama.

🦢🦢🦢

Tepat pukul 5 pagi, Lunetta terbangun dari tidurnya. Netranya mengerjap dengan lucu sembari berusaha mendudukan dirinya. Hal pertama yang Lunetta lihat adalah kamar miliknya yang sudah dia tempati selama kurang lebih satu minggu, iya Zian dan Lunetta tidak sekamar.

Lunetta mengikat rambutnya secara asal, dia lalu beranjak dari duduknya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena hari ini, Zian sudah mulai bekerja oleh sebab itu Lunetta harus siap siaga dengan keperluan suaminya.

Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menitan Lunetta akhirnya menyelesaikan kegiatannya. Ia lalu berjalan menuju walk in closet nya dan mengambil dress panjang dengan motif bunga - bunga. Lunetta menggunakan sedikit bedak bayi di wajahnya dan liptint untuk mewarnai bibirnya agar tidak terlihat pucat.

Setelahnya, Lunetta kemudian berjalan keluar dari kamarnya menuju lantai atas untuk membangunkan Zian. Biasanya, Zian kalau ga dibangunin itu susah banget bangunnya nanti ujungnya kelabakan plus jadi buru - buru.

"Kak Zian" Panggil Lunetta sambil mengetuk pelan pintu kamar berwarna hitam dengan sticker iron man yang tertempel.

Lunetta masih menunggu respon dari pemilik kamar tersebut, namun sedari tadi Lunetta sama sekali tidak mendengar jawaban membuat gadis itu menghela nafasnya pelan.

"Nanti aku bangunin lagi aja deh, sekarang siapin sarapan dulu"

🦢🦢🦢

Lunetta menatap puas ke meja makan yang saat ini sudah terisi bermacam makanan, yaitu nasi goreng, ayam goreng, telur mata sapi, dan juga waffel sebagai makanan penutup. Lunetta kemudian melepas apron nya dan berjalan menuju kamar Zian lagi untuk membangunkannya, karena sekarang sudah pukul 6 pagi.

"Kak Zian, bangun yuk. Katanya, sekarang Kak Zian udah mulai masuk kerja"

"Kak Zian, sekarang udah jam 6 nanti Kak Zian bisa terlambat" Lagi kata Lunetta yang masih berusaha membangunkan Zian dengan mengetuk pintu dengan nada yang lumayan keras.

Karena masih belum ada respon dari sang suami, pada akhirnya Lunetta memilih untuk masuk ke dalam kamar milik Zian dengan kunci cadangan. Lunetta memasuki kamar Zian yang lumayan gelap dengan warna dinding yang didominasi oleh warna hitam dan abu - abu.

Lunetta berinisiatif untuk membuka tirai kamar Zian agar memberikan sedikit pencahayan. Setelahnya, Lunetta dapat melihat dengan jelas sosok Zian yang masih tertidur dengan pulasnya.

"Kak Zian, bangun kak" Kata Lunetta sambil menepuk pelan pipi suaminya.

"Nanti dulu Ma, Zian masih ngantuk" Jawab Zian yang malah menyembunyikan kepalanya di bawah bantal.

Lunetta tersenyum gemas, pasalnya Zian mengira bahwa dirinya adalah Avyanna alias Mama Zian. Suara serak khas bangun tidur yang Lunetta dengar tadi juga membuat jantungnya berdegup lumayan keras, karena suara Zian yang terbilang begitu lembut dan menenangkan.

"Kak Zian, ini udah mau jam setengah tujuh, kalau kakak nggak bangun sekarang nanti bisa terlambat masuk kantornya"

Zian mengerjapakan matanya sesaat setelah menyadari bahwa ada suara asing yang mengusik pendengarannya. Ketika netranya sudah terbuka dengan jelas dan melihat langsung siapa pemilik suara asing tersebut, membuat Zian terkejut bukan main.

"Lo! Ngapain di sini? Di kamar gue lagi" Teriak Zian sambil menunjuk ke arah Lunetta.

"Aku bangunin Kak Zian, katanya hari ini Kak Zian udah masuk kerja kan" Jelas Lunetta sambil beranjak dari duduknya.

"Kenapa juga harus lo yang bangunin gue! Kan ada Mama gue anjir!"

Lunetta berusaha menahan senyumnya, " Kak Zian, aku sekarang udah jadi istri kakak, jadi wajar aja kalau aku yang bangunin kak Zian"

Zian menepuk jidatnya, dia baru sadar bahwa statusnya sekarang sudah menikah dan juga dirinya yang sudah tinggal serumah dengan Lunetta. Astaga, bagaimana bisa Zian melupakan hal itu.

"Keluar lo!" Kata Zian sambil menarik tangan Lunetta dengan kasar.

Lunetta hanya meringis sambil berusaha menahan rasa sakit atas cengkraman tangan Zian, gadis itu hanya diam sampai pada akhirnya Zian menghempaskan tangannya dengan kasar dan menutup pintu kamar dengan keras.

🦢🦢🦢

Lunetta menatap Zian yang tengah menuruni tangga sambil membenarkan dasinya. Kedua tangan Lunetta terasa gatal karena dirinya merasa gemas dan ingin sekali merapihkan dasi milik suaminya itu, namun dia mengurungkan niatnya dan memilih untuk menyiapkan tempat makan untuk Zian.

Sementara itu, Zian mengalihkan pandangannya yang tadinya fokus ke dasinya kemudian berpindah untuk menatap Lunetta yang saat ini tengah mengambilkan makanan untuknya. Ada desiran aneh yang Zian rasakan saat dirinya melihat Lunetta yang saat ini sudah meletakkan makanan di hadapannya dengan senyuman tulusnya.

"Makan pelan - pelan ya kak. Oh iya, Kak Zian mau aku buatin kopi? Atau mau minum air putih aja?"

"Uhm, air putih aja"

Lunetta mengangguk, kemudian berjalan menuju pantry untuk mengambilkan Zian segelas air putih. Sembari menunggu Lunetta, Zian kemudian mulai memakan masakan milik Lunetta yaitu nasi goreng dengan lauk ayam dan juga telur mata sapi.

Jujur saja, meskipun masakan Lunetta terlihat sederhana tapi rasa dari masakan tersebut sangatlah memanjakan lidah Zian, membuatnya semakin lahap untuk memakan masakan milik istrinya.

"Gila, enak banget" Batin Zian dengan senyumnya yang mengembang.

"Kak Zian, suka sama masakan aku?"

Zian tentu saja terkejut saat mendengar pertanyaan yang tiba - tiba keluar dari mulut Lunetta yang sekarang sudah terduduk manis di hadapannya. Zian terbatuk dengan keras kemudian meneguk air putih yang sudah Lunetta ambilkan dengan rakus.

"Biasa aja" Jawab Zian dengan ketus.

Lunetta menangguk lemah dengan bahu yang melemas, pada awalnya gadis itu mengira bahwa Zian menyukai masakannya karena tadi kalau tidak salah suaminya itu terlihat menikmati makanannya.

"Yang penting Kak Zian mau makan masakan aku, aku bakal belajar lagi biar masakan aku bisa seenak buatan Mama Avy"

"Oh iya, kalau boleh tau makanan kesukaan Kak Zian apa?"

Zian menatap Lunetta sekilas, raut muka gadis itu benar - benar menunjukkan rasa penasaran yang tinggi akan tetapi Zian lebih memilih diam dan menyelesaikan sarapannya karena jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh.

Lunetta tersenyum tipis saat tahu bahwa Zian sama sekali tidak merespon pertanyaannya. Sesaat dirinya menghela nafas pelan untuk menenangkan perasannya agar tidak menangis dan mencoba untuk menguatkan diri agar bisa terus mempertahankan pernikahnnya.

Zian beranjak dari duduknya, dan menatap Lunetta yang saat ini tengah menundukkan kepalanya sambil mengaduk nasi goreng miliknya. Zian menarik nafasnya pelan, dan kemudian berjalan pelan menuju kuris milik Lunetta.

"Ga perlu tau apa makanan kesukaan gue, asal lo yang masakain pasti bakalan gue makan"

__________

🦢🦢🦢

To Be Continue!
Gimana nih kesan nya di chapter kedelapan? 🤭
Terus kalian udah cium bau - bau Zian bakalan bucin akut sama Lunetta belum? 🤣😂

Semoga kalian suka dan semakin penasaran sama cerita HIM xixix

Oh yaa, aku bakalan hiatus untuk satu bulan ke depan, karena harus KKN huhu i will miss u gaiss! But tetep tungguin cerita HIM sampai ending yaaa!

Jangan lupa juga untuk add cerita HIM di library kalian yaa!

Buat pembaca aku, jangan lupa follow instagram aku yaa @histoire.acha karena aku bakalan post daily chat HIM dan bakalan kasih spoiler secara berkala untuk cerita HIM dan cerita aku selanjutnya. Jangan lupa follow yaa! ❤️

Aku tunggu komentar kaliann! See you di hari Sabtu ya! 💖😘🐣🥰

Ekspresi salting Lunetta pas denger kalimat yang cukup manis dari Ziandru Fileas 😂

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 34.5K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
1.5M 131K 45
✫ 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐑𝐚𝐭𝐡𝐨𝐫𝐞 𝐆𝐞𝐧'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 ⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...
4.1M 169K 63
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
745K 39.4K 21
𝐒𝐡𝐢𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐱 𝐑𝐮𝐝𝐫𝐚𝐤𝐬𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐀𝐧𝐢𝐤𝐚 𝐑𝐚𝐢 𝐱 𝐊𝐚𝐛𝐢𝐫 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 ...