Serre Moi (Jaeyong)

By SchwarzeRosen147

77.8K 8.6K 166

Main Pair: Jung Jaehyun X Lee Taeyong Rate: NC-21 Chapter: 37 Status: Completed 🌹AU, BXB, Band, Romance, M... More

Meet Them
How It Start
1 - Daily Basis
3 - Dealing With Bitches
4 - Holiday
5 - Heringsdorf and New Friend
6 - It's Getting Bigger
7 - Embarrassed
8 - Another Day
9 - What's Wrong With You
10 - He was My Friend
11 - Past and Hate
12 - It's Not You
13 - Reality
14 - At All Cost
15 - World Tour
16 - Let's Talk
17 - Osaka and Brother
18 - Intention
19 - Vancouver
20 - Thunder
21 - To My First
22 - Bad Morning
23 - Hold On!
24 - Unexpected
25 - Freak Out
26 - You!
27 - Weak
28 - No
29 - Try Again
30 - Corn Chowder with Bacon
31 - Date?
32 - Stupid Jeans
33 - Jealous
34 - Sulky
35 - I Don't Need You
36 - Can We Fix It?
37 Final Chapter - My Everything
See You When I See You

2 - Behind The Scenes

2.4K 286 1
By SchwarzeRosen147

Chapter 2 - Behind The Scenes

.

TOK TOK TOK

"Tae!"

Lelaki cantik itu menggeliat. Tidurnya terganggu oleh suara dari luar.

Dengan enggan ia bangkit. Selimut merosot, menampakkan dada telanjang juga perut datarnya. Pinggul yang dihiasi tattoo mawar dengan sayap bertuliskan 'gehört zu fünf teufel' bermakna 'milik lima iblis' pun ikut terekspos.

Mata legamnya melirik jam di sampingnya. Pukul 7 pagi. Dua jam lagi mereka harus tiba di Oddey Center untuk mempersiapkan konser nanti malam. Ia segera memakai bajunya lalu membuka pintu.

Wajah bantal seorang lelaki menyapanya.

"Ada apa, Johnny Hyung?" tanyanya malas.

"Aku lapar. Bisa tolong buatkan sarapan sekarang?" Johnny mengusap perutnya.

Taeyong menghela napas. "Ya, baiklah. Bisa bangunkan yang lain?"

Johnny membuat isyarat 'ok' dengan tangannya.

Ya, memang ini tugasnya. Merawat lima lelaki dewasa sekaligus mengurus semuanya.

Jika Lucas ingin susu, maka ia akan membuatkannya susu. Jika Mark ingin mendapatkan sesuatu yang bahkan sulit dicari, Taeyong akan memastikan bahwa Mark mendapatkan apa yang ia inginkan.

Bahkan jika salah satu dari mereka menginginkan 'mainan', lelaki cantik itu juga yang mengurusnya. Memesankan kamar dan wanita atau pria untuk 'melepaskan stress' para lelaki kesayangannya.

Taeyong telah menjadi seseorang yang prefesional untuk mengusir para jalang tepat pada waktunya. Dan biasanya itu terjadi di pagi hari berikutnya.

Jangan lupakan tugas untuk membersihkan sisa permainan mereka, termasuk bekas kondom yang mereka gunakan.

Lelaki cantik itu menolehkan kepalanya saat mendengar suara seseorang membuka kulkas.

"Astaga berapa kali ku bilang, tuang susunya dalam gelas, Mark. Jangan meminumnya langsung dari karton." omel Taeyong.

Mark menaikkan alisnya sambil menatap Taeyong, bibirnya masih menempel pada mulut karton.

Lelaki cantik itu memutar bola matanya lalu kembali fokus pada nasi goreng di hadapnnya. Tangannya meraih toples garam, menaburkan secukupnya pada wajan nasi goreng.

"Nasi goreng, Hyung?"

Taeyong terlonjak kaget saat Mark sudah berada di sampingnya. Dengan gemas ia memukulkan spatula pada kepala Mark.

"Berhentilah mengejutkanku, anak nakal!"

Mark mengusap kepalanya. "Aku hanya bertanya."

"Duduklah. Sebentar lagi akan siap." Taeyong mematikan kompor lalu membagi nasi goreng secara merata pada enam piring di depannya.

"WUUAAAHH LAPAR SEKALI!" teriak lelaki jangkung yang baru saja berjalan menuruni tangga.

"Berisik. Telingaku sakit karena suaramu." Mark melirik tajam lelaki itu.

"HEI MARK!" Seolah tidak peduli, lelaki itu tetap mengeraskan volume suaranya.

"Lucas, tutup mulutmu dan duduk." Taeyong muncul dari dapur sambil membawa piring nasi goreng di kedua tangannya.

Beberapa saat kemudian tiga orang lainnya muncul. Mereka memulai sarapan dengan diiringi ocehan tidak penting dari Yuta maupun Lucas. Taeyong sudah terbiasa dengan suasana meja makan yang ricuh. Sangat terbiasa.

.

✨ Serre Moi ✨

.

Taeyong terus memandang layar monitor di depannya. Memeriksa susunan acara konser malam ini. Sedangkan lima lelaki lainnya tengah berlatih mempersiapkan konser.

Beberapa kali Taeyong mengusap wajahnya. Pikirannya sedikit tidak fokus. Rasa pening membuatnya beberapa kali memejamkan mata sejenak, berharap pening itu akan segera hilang. Ia menghela napas lalu menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi. Matanya terpejam.

"Kau baik-baik saja, Hyung?"

Taeyong membuka mata. Melirik lelaki yang sedang berdiri di sampingnya.

"Ya, aku baik, Mark. Aku baru saja melewati malam sulit kemarin." Lelaki cantik itu kembali menutup mata. "Mimpi buruk" jelasnya.

Jika ia memberitahu Mark bahwa kepalanya sakit, lelaki Kanada itu pasti akan memberitahu yang lain.

Bisa dipastikan mereka berlima akan terus mengerumuninya dan memaksanya ke dokter. Taeyong benci berurusan dengan dokter. Setelah tidak ada respon apapun yang terdengar, mata legamnya kembali terbuka. Mark masih menatapnya lekat.

"Astaga, Mark. Aku baik-baik saja." Taeyong bangkit lalu memeluk Mark.

"Tenanglah. Fokus saja untuk nanti malam." Ia menepuk pelan pipi lelaki yang lebih muda.

Sebenarnya Mark tidak suka disentuh oleh siapapun.

Bahkan ketika ia 'bermain', Mark selalu mengikat tangan lawannya agar tidak menyentuh tubuhnya.

Tetapi Mark selalu membiarkan Taeyong menyentuhnya. Ia merasa sudah terbiasa dengan lelaki cantik itu, sehingga ia tidak keberatan jika Taeyong menyentuhnya.

"Kupikir setelah ini kita semua perlu liburan." Mark bersandar pada dinding di belakangnya.

"Liburan?" Taeyong mengangkat sebelah alisnya.

"Ya, kita butuh liburan. Hyung butuh liburan."

"Kalian sudah merencanakan liburan?"

"Hnn. Hanya saja belum ada kesepakatan karena pendapat kita berbeda-beda." Mark membenarkan posisi topinya. "Bagaimana pendapatmu, Hyung? Kau ingin liburan kemana?" lanjutnya.

Taeyong terdiam. Selama ini ia tidak pernah memikirkan hal itu. Tidak ada tempat yang ingin ia kunjungi. Taeyong akan selalu mengikuti kemanapun mereka akan pergi.

"Entahlah. Aku tidak pernah memikirkannya." jawab Taeyong enteng.

"Well, kau harus memikirkannya, Hyung. Kau tau, kemanapun Hyung pergi, kami akan mengikutimu." Mark berucap dengan yakin.

Taeyong tersenyum. Hatinya menghangat. Ia mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap rambut hitam Mark.

Setelah kepergian Mark, Taeyong kembali menatap monitor yang menampilkan beberapa file. Ia membuka salah satu file yang berisi agenda mereka selama tiga bulan ke depan. Matanya membaca dengan teliti agenda yang sudah tersusun rapi.

'Masih ada waktu sebelum mereka melaksanakan world tour. Kupikir liburan bukan ide yang buruk'

.

✨ Serre Moi ✨

.

"Tiga menit! Stand by!" Salah satu kru berteriak di belakang panggung.

Sedetik kemudian, stage light dipadamkan. Terdengar teriakan para penonton yang sudah tidak sabar menanti penampilan lima lelaki yang namanya tidak asing lagi.

"Masuk!" kru lainnya memberi kode.

Lima lelaki segera memasuki panggung dan menuju spot masing-masing. Ketika kelimanya saling memberi kode bahwa mereka siap, kru juga bersiap untuk menyalakan kembali stage light.

1

2

3

Stage light bernuansa hijau seolah menjadi trigger ribuan penonton bersorak saat wajah rupawan personel mulai terlihat jelas.

Johnny membuka lagu pertama dengan drum andalannya. Dalam sekejap, kelima lelaki itu dihujani gemerlap cahaya.

Personel lainnya mengikuti instrument lagu. Memainkan intro lagu dengan semangat.

Teriakan ribuan orang saling bersahutan ketika suara husky mulai mengalun merdu.

Taeyong duduk dengan tenang di belakang panggung, menatap lekat monitor yang menampilkan kondisi di panggung.

Ia memutar bola matanya saat melihat salah satu penonton wanita melemparkan bra kearah panggung dan jatuh tepat di hadapan Yuta.

Yuta menatap penonton wanita itu kemudian tersenyum miring. Jemarinya tetap memainkan bass.

Taeyong mendengus.

'Ingatkan aku untuk menendang si mesum itu.'

.

✨ Serre Moi ✨

.

"Jangan lupa pakai kondommu." Taeyong memberikan kunci salah satu kamar hotel pada Yuta.

Setelah konser, mereka biasanya tidak langsung pulang. Mereka akan menginap di hotel untuk bersenang-senang.

"Tentu, Tae. Tentu." Yuta berjalan menjauh sambil menggenggam sebotol Hendricks Gin.

Taeyong beralih menatap lelaki di sampingnya lalu menyerahkan kunci lainnya.

"Aku akan membangunkanmu pukul tujuh, Mark."

Mark mengangguk lalu tanpa berkata apa-apa, ia berjalan menjauh.

Beginilah rutinitas Taeyong setelah mereka berlima menyelesaikan konser. Menyiapkan 'mainan' untuk mereka bersenang-senang, lalu membangunkan mereka esok paginya.

"Apa menu malam ini, Hyung? Dada? Paha? Sosis?" Lucas bertanya dengan antusias.

Taeyong hanya memutar bola mata. Ia dengan senang hati menghadiahi sentilan maut pada dahi lelaki jangkung itu.

"Jangan berulah, anak nakal. Atau aku tidak akan mencarikan mainan untukmu lagi." ancam Taeyong gemas.

Lucas mengusap dahinya. "Woa woa, peace Hyung." ia mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk v sign.

Taeyong memberikan kunci kamar pada Lucas lalu membiarkan lelaki itu berlari menjauh.

Kini mata legamnya menatap dua orang didepannya. Masing-masing tangannya membawa kunci kamar.

Taeyong memberikannya pada dua lelaki jangkung itu.

"Baiklah, selamat bersenang-sen-"

"Aku tidak ingin bermain malam ini. Aku akan langsung tidur." Johnny mengambil kunci dari tangan Taeyong, sekaligus memberi kode pada lelaki cantik itu untuk mengusir siapapun yang sudah menunggu di dalam kamar itu.

Taeyong menghela napas. 'Kenapa tidak bilang lebih awal?'

Ia melirik Jaehyun yang berjalan di sampingnya. Lelaki tampan itu masih mempertahankan flat facenya.

Setelah sampai di kamar Johnny, Taeyong segera mengusir seorang wanita yang sebelumnya sudah menunggu di dalam.

"Terimakasih, Tae." Johnny mengusap rambut Taeyong.

Lelaki cantik itu berjalan keluar kamar Johnny. Kebetulan kamar Johnny dan kamar Jaehyun berhadapan. Ia melihat Jaehyun masih berdiri santai di depan kamarnya.

"Ada apa, Hyung?" Taeyong menutup pintu kamar Johnny di belakangnya.

"Where is my good night kiss?" Jaehyun mengangkat sebelah alisnya.

Taeyong memutar bola matanya. "Wanita itu akan memberikannya padamu, Hyung."

Lelaki cantik itu terlihat kelelahan. Ia berjalan menjauh menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat. Taeyong berhenti melangkah saat tangannya ditarik.

"Now what?" Taeyong benar-benar merasa lelah sekarang. Tetapi lelaki jangkung ini terus saja menganggunya.

"I want it from you, Tae." Jaehyun masih menggenggam pergelangan tangan Taeyong.

Lelaki cantik itu menghela napas. Lebih baik turuti saja apa maunya agar ia bisa segera tidur.

Taeyong memegang bahu Jaehyun. Tugasnya hanya memberi ciuman di pipi agar lelaki tampan itu berhenti mengganggunya.

Ia sedikit berjinjit. Dengan gerakan cepat ia memajukan bibirnya kearah pipi lelaki tampan itu.

Taeyong membeku. Ia merasakan bibirnya tidak menyentuh permukaan kulit pipi Jaehyun. Melainkan bibirnya merasakan benda lembut dan lembab.

Tepat sedetik sebelum bibirnya menempel pada pipi Jaehyun, lelaki itu malah menolehkan wajahnya hingga bibir Taeyong menabrak bibir tebal Jaehyun. Taeyong segera menjauhkan wajahnya. Menatap sengit lelaki tampan di depannya.

Jaehyun terkekeh pelan. "Good night, Yongie." tangannya mengusap kepala lelaki cantik itu.

Setelah Jaehyun masuk ke dalam kamarnya, Taeyong kembali memutar bola matanya.

"Fuck you, Jung Jaehyun.'

.

Continue Reading

You'll Also Like

29K 3.1K 14
Awalnya Jung Jaehyun dijodohkan dengan Lee Irene, namun perempuan itu menolak setelah tau kebejatan seorang Jung Jaehyun. Disisi lain, Jaehyun justru...
Confess By M

Fanfiction

15.1K 2K 7
Cerita Confess ditulis untuk mengabadikan kisah cinta readers saya. Terima kasih sudah berbagi kisah-kisah menarik kalian untuk dituangkan ke dalam t...
400K 40.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
3.2K 517 8
[Action | Drama | ABO | BXB | Mature | Mental | Thriller | Explicit | Political Issue | Technology | AU | Semi Fantasy] Berawal dari seorang Jung Jae...