Setelah upacara pensucian di telaga Sin yang sangat jauh di pegunungan sana, akhirnya Jaemin dan Renjun dapat kembali beristirahat.
" Lelah?" Tanya Renjun berbasa basi saat keduanya kini saling bersandar di kepala ranjang.
Jaemin menggeleng.
" Setelah ini akan ada banyak upacara lain." Ujar Renjun lagi.
" Tidak masalah." Jawab Jaemin.
" Tapi kamu tadi terlihat bosan."
Bibir semerah darah Jaemin sedikit tertarik.
" Sejujurnya sangat membosankan." Akhirnya sang vampir mengeluh. " Dan semua mantra itu membuat kepalaku sakit." Lanjutnya.
Renjun tertawa pelan. Tapi sebelum ia sempat berkomentar, pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang.
" Yang Mulia, Panglima Ryu datang menghadap."
Jaemin dan Renjun saling tatap sesaat sebelum Renjun turun dari ranjang itu dan berjalan menuju ke arah pintu di ikuti Jaemin.
" Anda memanggil saya, Yang Mulia?" Hormat sang panglima saat menghadap Renjun yang baru saja membuka pintu. Renjun mengangguk.
" Ada yang ingin ku bicarakan padamu, Panglima Ryu." Ujar Renjun sembari mengkode sang panglima untuk mengikutinya. Tak lupa Jaemin mengikuti keduanya dalam diam.
Ketiganya berjalan di lorong kastil menuju ke balkon yang menghadap ke arah pegunungan yang terlihat amat kelam di kegelapan malam.
Sesampainya di balkon.
" Bagaimana?" Tanya Renjun.
" Mata-mata kita sudah menyelidiki sampai ke Rumania tapi kami tidak berhasil menemukan apapun, Yang Mulia."
Renjun menghela nafas pelan.
" Lalu apa yang terjadi dengan kastil Bran?"
" Keluarga Volturi datang mengambil alih tapi para Dracula menolak mereka dengan keras, Yang Mulia."
Renjun mengangguk, Drakula memang tidak sudi di perintah oleh para vampir.
" Pangeran Jaemin akan menjelaskan tentang rencananya." Ujar Renjun setelahnya membuat Panglima Ryu kini mengalihkan perhatiannya ke arah Jaemin.
" Saya sudah meminta para pemburu untuk saling berkomunikasi agar selama upacara penobatan, sebagian besar dari mereka di fokuskan untuk berada di wilayah kerajaan Huang. Kerahkan lebih banyak pasukan untuk membantu mereka selama perburuan." Titah Jaemin.
" Baik, Yang Mulia."
" Tempatkan semua pasukan dan pemburu di tiap wilayah kerajaan tanpa terkecuali. Kalian harus melakukannya secara diam-diam. Jangan perlihatkan kehadiran kalian kepada para penduduk dan awasi setiap jengkal wilayah dengan ketat. Apabila mereka mulai menyerang, jangan lakukan apapun."
Kali ini kening sang panglima berkerut.
" Kenapa, Yang Mulia?"
" Biarkan mereka mengacau, dan saat mereka mundur, ikuti mereka sampai mereka membawa kalian ke maskasnya."
Kali ini panglima Ryu sepenuhnya paham apa yang calon rajanya itu inginkan.
" Baik, Yang Mulia."
*
*
*
Selama hari-hari upacara penobatan, Renjun dan Jaemin terus menerima kabar tentang para rogue dan newborn yang sesuai dugaan memanfaatkan kesempatan untuk terus menyerang wilayah-wilayah kerajaan selama penobatan berlangsung. Butuh beberapa hari hingga panglima Ryu kembali menghadap keduanya untuk melaporkan jika markas mereka telah di temukan.
" Saya sudah meminta mentri Wang untuk menyediakan pengasingan untuk para newborn. Bawa mereka kesana." Telepati Renjun. Hari ini adalah hari terakhir penobatan Jaemin hingga resmi menjadi raja dan panglima Ryu baru saja bergabung dengan iring-iringan setelah menyelesaikan misi.
" Bagaimana dengan para Rogue, Yang Mulia?"
" Serahkan pada Black Moon. Mereka sudah berjanji padaku untuk mengurus para anjing liar itu."
" Baik, Yang Mulia."
Renjun menoleh sekilas ke arah sang panglima dan sang panglima mengangguk sebelum kembali keluar dari iring-iringin yang akan menuju halaman utama kastil untuk memulai acara penobatan.
Sesampainya di singgasana, Jaemin dan Renjun berbalik dan para mentri menyebar untuk menempati posisi masing masing di kanan kiri 2 singgasana berukuran sama itu.
Dikarnakan Jaemin bukanlah putra mahkota asli kerajaan, maka singgasananya di samakan dengan ratunya yang sebelumnya berposisi sebagai putra mahkota resmi.
Setelah para tetua memulai upacara, Jaemin memejamkan matanya dan tubuhnya mengudara setinggi 30cm. Tubuhnya mengeluarkan cahaya sangat terang membuat para tamu dan para pejabat kastil harus buru-buru melindungi mata mereka.
Renjun yang sudah 2 kali menyaksikan perubahan Jaemin itu kembali terpana karna kali ini cahaya yang menguar dari tubuh Jaemin semakin terang dari yang terakhir kali ia lihat saat di perburuan.
Setelah menyesuaikan matanya, semua yang berada disana di buat tercekat dengan sosok asli sang pangeran kedua keluarga Oh dengan rambutnya yang telah berganti menjadi putih dengan jubah berlogo wind yang bersinar terang di dadanya. Meskipun sosok aslinya terlihat terang benderang, tapi semua yang ada disana merasa terintimidasi dengan tatapan dingin nan menakutkan sang calon raja.
Saat suasana masih mencekam itu berlangsung, para tetua berjalan perlahan ke arah Jaemin yang masih sepenuhnya mengambang di udara itu. Salah satu dari para tetua itu membawa 2 mahkota di talam berbantalkan beledru.
" Yang Mulia Pangeran Jaemin." Panggil salah satu tetua. Jaemin menunduk menatap para tetua yang berada beberapa langkah di hadapannya lalu setelahnya tubuh Jaemin perlahan turun dan kembali berdiri dengan tegap tepat di samping Renjun.
Rombongan para tetua itu kembali melangkah hingga persis berada di depan keduanya.
" Setelah melewati proses yang amat panjang, akhirnya kita berada di akhir upacara penobatan yang sakral ini!" Seru pemimpin para tetua.
" Pangeran kedua dari keluarga Oh, Yang Mulia Oh Jaemin. Mahkota ini menjadi pertanda resminya Yang Mulia Pangeran di angkat sebagai Raja dari kerajaan Keluarga Huang."
Jaemin menoleh ke arah Renjun yang kini mengangguk kepadanya lalu setelahnya ia sedikit membungkuk untuk menerima mahkota besar itu di kepalanya. Gemuruh suara tepuk tangan mengudara.
" Putra Mahkota Kerajaan Huang, Yang Mulia Huang Renjun........"
Dan begitulah 7 hari yang melelahkan itu berakhir.
*
*
*
Pertemuan pertama setelah di angkatnya raja baru.
" Aku tidak hendak menundukkan kepalaku kepada keluarga Volturi ataupun keluarga Cullen, Mentri Byun." Pertegas Renjun setelah para mentrinya menyuarakan pendapat mereka tentang kunjungan keduanya ke tanah Eropa dan Amerika tempat dimana kedua keluarga penguasa vampir berada.
" Tapi, Yang Mulia.."
" Kami tidak akan mengadakan kunjungan kesana. Kami hanya akan berkunjung ke kerajaan di semenanjung Korea." Jaemin yang sedari tadi berdiam diri kini menegaskan keputusan Renjun tentang kunjungan mereka.
Namun beberapa mentri terlihat masih tak puas, mau bagaimanapun, kedua keluarga itu sangat besar pengaruhnya di seluruh dunia.
" Daripada meributkan kunjungan kami, ada hal penting lain yang akan kami sampaikan." Ujar Renjun yang membuat ruangan pertemuan seketika lengang.
" Kami berdua memutuskan untuk tinggal di Kota Seoul dan menjalani kehidupan manusia sebagai mahasiswa disana. Kastil dan wilayah kita akan di awasi ketiga bangsawan Kim." Ujar Renjun.
" Tapi Yang Mulia baru saja di nobatkan." Protes salah satu mentri.
" Wilayah kerajaan kita sudah kembali aman semenjak di tangkapnya para pengacau itu. Tidak ada lagi hal penting yang mesti kita lakukan disini. Kalian juga bisa kembali ke wilayah masing-masing dan melanjutkan rutinitas kalian seperti biasa." Jaemin melanjutkan membuat para mentri itu terdiam dan akhirnya mengangguk menyetujui keputusan dua pemimpin keluarga kerajaan itu.
Tbc..
Skuy percepat alur. Biar cepet tamat.