Part 20

2.3K 335 16
                                    




Setelah satu minggu berlalu, kesehatan Renjun semakin membaik. Dan selama itu pula lah Jaemin tak sekalipun pernah meninggalkan sang putra mahkota Huang.



" Apa ya yang sedang mereka lakukan di kabin?" Gumam Renjun sembari menatap di kejauhan. Jaemin yang berdiri di sebelahnya menoleh, menatap sisi wajah Renjun.


Setelah hampir tak pernah beranjak dari sisi vampir Huang, Jaemin semakin menyadari jika ia semakin tertarik dengan vampir yang pernah membelanya ketika bersekolah di sekolah manusia itu. Bagi Jaemin yang sudah pernah melanglang buana ke seluruh kerajaan vampir di semenanjung Korea, tak pernah ada yang menarik perhatiannya seperti saat ia bertemu Renjun untuk yang pertama kalinya.



Bagi Jaemin, Renjun itu seperti magnet takdir. Saat keluarga vampir Lee memutuskan untuk memasukkannya ke sekolah manusia agar ia bisa berbaur lebih baik lagi dengan para manusia yang selama ini ia buru, Jaemin sempat menolaknya dengan keras. Tapi karna paksaan dari bangsawan Kim Xiumin yang sudah di anggapnya layaknya ibu, akhirnya ia memasuki sekolah yang di anggapnya neraka itu. Bagaimanapun, setelah menikmati sekian banyak darah manusia, tentu saja hasrat untuk berburunya sama sekali tak tertahankan saat melihat ratusan manusia simpang siur di dekatnya. Namun Xiumin membuat kemampuan menghisap darah menghilang sehingga Jaemin semakin tersiksa karna tak bisa melakukan apapun untuk memenuhi hasratnya.




Namun saat melihat Renjun untuk yang pertama kalinya di kelas, Jaemin tak bisa mengalihkan tatapannya dari pemuda itu. Hasratnya untuk berburu hilang seketika di gantikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi fikirannya. Siapa vampir yang bersama dengan anak keluarga Lee itu?



Lalu setelahnya mereka kembali di pertemukan di berbagai kesempatan, membuat Jaemin benar-benar lupa dengan identitas vampir liarnya beberapa tahun belakangan. Ia kembali ke jati dirinya sebagai pangeran vampir dari keluarga Oh.




" Hey Jaemin!"



Tepukan yang di dapatnya membuat Jaemin kembali tersadar dari lamunannya.



" Kamu melamun?" Tanya Renjun tak habis fikir karna vampir Oh itu sedari tadi mengacuhkannya.



" Ada apa?" Tanya Jaemin membuat Renjun mendengus.



" Aku sudah berbicara banyak hal dan kamu sama sekali tak mendengarnya?"




" Maaf." Jawab Jaemin yang membuat Renjun semakin jengkel. Vampir itu menghela nafas berat, mencoba bersabar karna selama ini Jaemin sudah bersusah payah menjaganya.



" Apa yang sedang kamu fikirkan Jaemin?" Tanya Renjun akhirnya. Namun gelengan kembali di dapatnya membuat Renjun menyerah atas rasa penasarannya akan apa yang vampir di sampingnya itu fikirkan. Andai ia memiliki kekuatan membaca fikiran seperti Jaemin, ia takkan repot-repot bertanya ini itu.



" Ku rasa beberapa hari lagi kita bisa kembali ke perbatasan." Ujar Renjun yang sudah kembali menatap keluar jendela besar di ruangan tertinggi kastil, ruangan pribadi sang ayah yang juga berfungsi sebagai kantor itu.



" Hm."



Renjun menoleh.



" Kenapa? Kamu seperti tidak senang?"



Jaemin menghela nafas pelan.



" Berburu itu memang tidak menyenangkan, Renjunah." Balas Jaemin. Renjun mengedikkan bahunya, memang tidak semenyenangkan itu. Tapi berkumpul dan hidup bersama di bawah satu atap bersama teman-teman dekatnya sangatlah menyenangkan menurut Renjun. Ia tak perlu pergi ke sekolah setiap hari. Tak perlu hidup di bayang-bayangi jepretan kamera, menjadi pangeran kerajaan dan mengenali bisnis keluarganya. Ia bisa bebas melatih kekuatannya.




Keduanya kini larut dengan fikiran masing-masing hingga tak lama berselang, seekor kuda dengan pelana berlambang Dragon berpacu memasuki gerbang kastil.



" Kerajaan Wu.." Gumam Renjun. Seketika perasaannya menjadi tak karuan melihat raut wajah dari utusan Wu itu.



Jaemin yang juga tengah menatap kedatangan utusan Wu itu tak mengatakan apapun hingga.




" Renjunah."



Keduanya berbalik dan mendapati bangsawan Kim kini sudah berada di belakang mereka.



" Paman? Apa yang terjadi? Kenapa paman datang?" Renjun bergegas menghampiri Bangsawan Kim Jongin yang kini menatapnya dengan wajah kalut.



Tak lama kemudian elevator membuka menampilkan utusan Wu yang datang bersama dengan panglima kerajaan. Sang utusan bergegas menghampiri ketiganya lalu menjatuhkan diri di hadapan Renjun.



" Yang Mulia Pangeran. Pengkhianatan telah terjadi. Para raja dan utusan telah di serang di kastil Bran..."



" Apa maksudmu?!" Seru Renjun.


Utusan kerajaan itu bersujud di kaki Renjun.



" Raja dan ratu Huang telah gugur, Yang Mulia." Serunya setengah terisak.



Renjun seketika terhuyung namun buru-buru di topang oleh Jaemin yang sedari tadi berada di sampingnya.



" Apa maksudmu utusan?" Jaemin kini ganti bertanya.



" Count Dracula telah menjebak kita, Renjunah. Saat proses pemusnahan kekuatan keluarga Manchini, count dracula menyerap kekuatan yang sudah keluarga Manchini kumpulkan lalu menyerang dan menyerap kekuatan para raja dan utusan hingga terjadi pertempuran. Ayah dan ibumu gugur, Renjun. Semuanya tewas kecuali Raja Wu.."



Renjun tak lagi mendengarkan saat bangsawan Kim mulai menjelaskan. Kepalanya berdenging dan tubuhnya semakin memberat.



" B-bagaimana bisa, Samchon?" Lidahnya kelu untuk berucap.



" Count dracula tewas di tangan raja Wu, Renjunah. Raja Wu kembali tapi ia kini tengah mendapatkan perawatan karna lukanya yang parah. Ia juga mengirimkan utusan untuk membawa kembali jasad ayah ibumu dan yang lainnya agar bisa di bawa kembali ke Korea."



Renjun tak mampu lagi berkata-kata. Sedangkan Jaemin mengeratkan dekapannya di tubuh Renjun yang kini tengah bergetar hebat.



" Mereka akan kembali besok hari Renjun. Maafkan samchon karna harus mengatakan ini, tapi kita harus mengumumkan ke seluruh kerajaan dan menyiapkan upacara pemakaman untuk raja dan ratu."


*
*
*


Duka telah di sampaikan ke seluruh negri atas gugurnya Raja Ratu Huang, Raja Kim dan juga Raja Park. Kegelapan menggantung di seluruh negri atas berdukanya para raja yang tewas di tangan pemimpin para dracula itu.



Selagi duka masih menyelimuti, para rogue dan newborn kembali berulah hingga kini para werewolf harus berjuang keras membantu para vampir mempertahankan wilayahnya.


Renjun sama sekali tak bisa berlarut dalam dukanya karna harus memimpin upacara pemakaman ayah dan ibunya. Ia juga harus menerima berbagai macam laporan jika wilayahnya satu persatu telah di serang para rogue dan newborn. Di tengah kekacauan kerajaannya, ada Jaemin yang terkadang membantunya dalam mengambil keputusan. Bahkan sang vampir Oh terkadang ikut turun tangan dalam menumpas penyerangan para rogue dan newborn. Begitupun dengan Haechan yang datang ke kerajaannya untuk menghiburnya. Terkadang pemuda itu ikut bersama pasukan kerajaannya untuk mengurus wilayah-wilayah kerajaan Huang yang kacau balau.



*
*
*


" Walaupun semuanya tak berjalan sesuai rencana kita. Tapi sudah tak ada waktu lagi untuk menundanya. Kita akan menjalankan rencana selanjutnya."



" Tapi Jaemin dan para pemilik kekuatan lain masih hidup."



" Sudah tidak ada waktu untuk menyingkirkannya. Kita harus segera menjalankan rencana selanjutnya."




" Baiklah, Ayah."



Tbc.

Vampire | Jaemren ✔Where stories live. Discover now