MY EVERYTHING 《LovegoodxRiddl...

Lily_anneeee द्वारा

10.4K 1.1K 111

[Slowupdate] Tom Riddle lahir karena ramuan cinta, itu menyebabkan ia tidak memiliki hati dan tidak akan pern... अधिक

1. Moonlight
3. Don't Bother Her
4. Middle Night
5. She's Mine
6. Tom Riddle & Lorenzo Selwyn
7. First Kiss
8. Love To Hate Me
9. Summer
10. We're just Friends?
11. Naughty Kitten
12. Who is That?!
13. Carrow & Amortentia
14. Suspicion
15. Love That Destroys Everything
16. With U Again
17. My Own Lady
18. Amora Has Attack
19. Amora & The Chamber Of Secrets
20. What Happened

2. New Friend

842 103 1
Lily_anneeee द्वारा

"Kau seharusnya tidak mengalah, Mora" Myrtle menatap sedih sahabatnya itu.

Saat ini ketiga gadis itu berada di kamar asrama Ravenclaw sedang bersiap untuk tidur.

"Iya, kau sudah terlalu sering mengalah padanya. Kali ini kau harus memperjuangkannya, bukannya malah mengalah lagi." sahut Marietta.

"Aku tidak mau pertemanan kita rusak hanya karena masalah cinta." Amora menatap dirinya di cermin.

"Penelope adalah siswi tercantik di Hogwarts, sedangkan Riddle adalah siswa terpopuler, terpintar, tertampan di Hogwarts. Mereka terlihat cocok, aku hanyalah murid aneh tidak ada apa-apanya bila di bandingkan dengan Penelope." mendengar itu kedua sahabatnya saling pandang.

"Hey, Mora. Kau tidak boleh menerendahlan dirimu seperti itu. Kau cantik Mora, kau bukannya aneh tapi unik. Kau baik, bahkan pada semua orang mau itu yang pernah menghinamu sekalipun." Marietta menghampiri gadis berambut pirang itu.

"Marietta benar Mora. Kau yang terbaik dari yang di katakan orang yang terbaik. Kau harus memperjuangkannya, kami tidak mau kau mengalah terus. Bahkan kau lihat saja bagaimana sikap Riddle padamu, ku rasa Riddle lebih memilihmu dari pada Penelope. Riddle saja tidak pernah merespon Penelope walaupun dia siswi tercantik di Hpgwarts." sambung Myrtle.

"Sudahlah, jangan di pikirkan. ayo kita tidur, besok kelas ramuan Ravenclaw di gabung dengan Slytherin. Tentu kau tidak akan melewatkan ini kan." tambah Myrtle dengan mengedipkan sebelah matanya pada Amora.

"Kau bisa saja." Wajah Amora memerah.

"Lihat, wajahmu menerah. Ohhh lucunya sahabatku ini saat sedang merona." dengan gemas Marietta mencubit pipi Amora.

"Aww.. sakit Marietta." Amora mengelus pipinya yang sakit.

"Sudah sudah, ayo kita tidur. Aku sudah mengantuk, selamat malam sahabatku." Myrtle yang sudah di ranjangnya langsung membaringkan tubuhnya dan menutup matanya.

Amora dan Marietta juga sudah berada di ranjang mereka masing-masing.

"Baiklah, selamat malam." Amora menarik selimutnya dan menutup matanya.

"Selamat malam." di susul Marietta.

=====°•~•°

Keesokan paginya, Amora yang bangun terlebih dulu tidak melihat keberadaan Penelope di ranjangnya.

Amora menghela nafas panjang."Sepertinya dia benar-benar akan berpindah kamar."

Sebentar lagi waktunya sarapan di Great hall, ia segera membangunkan Marietta dan Myrtle.

Setelah bersiap mereka langsung bergegas menuju Great hall.

"Kurasa kita akan benar-benar bertiga sekarang." ucap Marietta saat tidak melihat keberadaan Penelope di kamar mereka tadi.

Amora menunduk."Maafkan aku, kalau saja aku tidak egois. kita tidak akan kehilangan Penelope."

"Tidak tidak. Dialah yang egois, dia selalu membuatmu mengalah dalam hal besar maupun kecil." Marietta merangkul Amora.

"Hey, bukankah itu Riddle, sedang apa dia disini. Bukankah untuk ke Great hall tidak melewati asrama kita." mendengar itu, Marietta memukul kepala Myrtle dengan gulungan perkamen yang ada di tangannya.

"Tidak kah kau lihat, jelas-jelas dia sedang menunggu seseorang." Myrtle mengelus kepalanya dan nyengir.

"Oh iya, tentu saja. Tapi siapa yang dia tunggu?"

Marietta menoleh kearah Amora yang sedang menatap Riddle.

Myrtle yang mengerti langsung mengangguk."Eumm.. sepertinya aku akan ke kamar mandi terlebih dahulu."

"Aku juga. Ayo Myrtle." Amora menatap kedua sahabatnya itu dengan heran.

Mendengar suara Marietta, Riddle menoleh ke tangga yang mengarah ke asrama Ravenclaw itu dan mendapati ketiga gadis yang berada di sana.

Tiba-tiba dua orang gadis pergi meninggalkan gadis manis yang di tunggunya. Pemuda itu menghampirinya.

"Hey, selamat pagi." sapanya dengan senyum menawannya.

"Hai, selamat pagi juga." balas gadis itu.

"Mau berjalan bersama ke Great hall?" tanya Riddle.

"Boleh, ayo." Amora dan Riddle berjalan beriringan.

"Pengobatanmu boleh juga, para ksatriaku langsung membaik dalam waktu 1 hari."

"Tentu saja, ramuan yang ku berikan pada kalian di buat langsung oleh Madam Pomfrey dan Prof. Slughorn."

"Oh ya, tentu saja" Tom tersenyum padanya.

"Eum.. Riddle. Kudengar kau sangat ahli dalam ramuan"

"Kenapa kau ingin ku ajari membuat ramuan apa?"

"Aku ingin mempelajari tentang ramuan-ramuan penyembuh agar aku bisa membantu Madam Pomfrey di Hospital wings."

"Sepertinya kau sangat tertaris dengan hal-hal yang berbau medis ya?"

Gadis itu terkekeh."Ya, aku memiliki keinginan untuk membantu orang-orang untuk penyembuhan."

"Kau ingin menjadi Healer saat lulus nanti?"

"Iya, maka dari itu aku ingin mempelajari tentang ramuan-ramuan yang biasa di gunakan untuk pengobatan. Kalau kau ingin menjadi apa saat sudah lulus dari sini nanti?"

"Baiklah, kalau kau ingin mempelajarinya temui aku besok sehabis makan malam di koridor lantai 7 yang berada dekat asramamu. Kalau aku mungkin saat lulus nanti akan mencoba untuk bekerja di kementrian sihir saja."

"Oke, besok aku akan menemuimu. Menurutku kau pasti akan langsung jadi mentri sihir selanjutnya, melihat kepintaranmu."

"Haha, ya semoga saja." kekehnya melihat gadis di sampingnya itu.

Lagi dan lagi mereka jadi pusat perhatian saat memasuki Great hall.

Amora menoleh ke arah Penelope yang sedang bersama gang pembully asrama Ravenclaw.

Gadis yang di tatapnya menatap balik Amora dengan tatapan berang.

"Bagaimana bisa dulu kau berteman dengan orang sepertinya?" ucap salah satu gadis di dekat Penelope.

"Iya, bahkan bersahabat. Dengan orang yang egois pada sahabatnya dengan merebut orang yang di cintai sahabatnya." sahut yang lainnya.

"Penghianat." seru ketua geng mereka.

Amora yang mendengar itu menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Tom menoleh kepadanya, tangannya tergerak untuk merangkul gadis berambut pirang itu.

"Kau tidak usah merasa bersalah, lagi pula kami sama sekali tidak ada hubungan apapun. Aku pun tidak memiliki rasa padanya, jadi kau sama sekali bersalah di sini." Tom berbicara di dekat telinga gadis itu.

Gadis itu tersenyum lega dengan kata-kata Tom barusan.

"Terimakasih, Riddle."

"Just Tom."

"Baiklah, Tom." mereka bertatap lama dan tersenyum.

Wajah Amora memanas kala melihat senyum Tom yang terlihat tulus. Apakah dia akan dapat balasan cinta dari Tom?

Namun, bagaimana mungkin. Tom terlahir karena ramuan cinta atau Amortentia, banyak orang berkata jika orang terlahir karena Amortentia dia sama sekali tidak akan pernah merasakan cinta.

Amora menepisnya, ia percaya bahwa pasti Tom bisa merasakannya. Dia akan membuat Tom merasakan cinta itu.

Tom dan Amora berpisah. Tom ke meja asramanya Slytherin sedangkan Amora ke Ravenclaw.

Sesampainya di meja Ravenclaw kedua sahabatnya tampak menunggu gadis itu untuk mengatakan sesuatu.

"Apa?" tanya Amora terkekeh melihat kedua sahabatnya yang terlihat menunggu.

"Bagaimana? apa yang dia katakan padamu." tanya Myrtle.

"Dia memuji bagaimana cara pengobatanku." gadis itu tersipu malu.

"Tunggu, pengobatan? pengobatan apa?" tanya Marietta bingun dan di angguki Myrtle.

"Uh a-ah itu, saat aku sedang berada di Hospital wings dia datang dengan luka di lengannya dan aku mengobatinya dengan ramuan Madam Pomfrey." Amora merutuki dirinya karena telah berbohong, namun tidak sepenuhnya bohong. Karena memang dia mengobati Tom dan teman-temannya yang terluka.

Kedua sahabatnya hanya mengangguk percaya.

Lalu mereka sarapan dan segera bergegas untuk ke kelas ramalan.

=====°•~•°

Saat di perjalanan menuju kelas ramalan, mereka di hadang oleh Penelope bersama teman barunya.

"Oh guys, look at this. Ada penghianat kecil disini." kata Carlotte Selwyn ketua geng.

"Mau apa kau?" ucap Marietta tajam.

"Oh tidak, aku hanya ingin memperingati kalian berdua." dia menunjuk Marietta dan Myrtle.

"Bahwa kalian harus berhati-hati." lanjutnya.

"Mengapa kami harus berhati-hati?" balas Myrtle.

"Aku tau kau, Marietta. Kau sedang menyukai Leonard McLaggen dari Ravenclaw dan kau Mytle, kau sedang menyukai Theseus Scamander dari Hufflepuff. Benar bukan?" Carlotte menatap kedua gadis itu.

Myrtle dan Marietta menatap satu sama lain.

"Aku hanya ingin kalian untuk berhati-hati dnegan penghianat kecil ini." lanjutnya sambil menunjuk Amora.

"Karena bisa saja bukan hanya Riddle yang ia rebut. Namun bisa saja McLaggen dan Scamander juga ikut ia rebut." Carlotte menatap Amora dengan tatapan hina.

Amora menunduk, kata-kata Carlotte sangat menyakiti hatinya. Tidak dia sama sekali bukan gadis yang seperti itu.

"Hey, jaga bicaramu ya. Dia bukanlah gadis yang seperti itu, dia dekat dengan Riddle itu karena dia sudah berjuang." Marietta menatap tajam ke arah Carlotte dan gengnya.

"Berjuang dengan keegoisannya?" Penelope membuka suara.

"Dia mulai memperjuangkan Riddle karena mengetahui aku juga berjuang untuk Riddle." lanjutnya menatap ketiga gadis itu berang.

"Itu tidak benar. Amoralah yang duluan menyukai Riddle." bantah Myrtle.

"Oh ya? seberapa lama denganku?" Penelope maju.

"Dia sudah menyukai Riddle sudah dari tahun pertamanya." Marietta menimbrung.

"Dan kalian percaya dengan omong kosongnya. Dia berbicara seperti itu karena tidak mau di salahkan karena telah merebut orang yang di sukai sahabatnya sendiri." mata Penelope berkaca-kaca.

"Kami percaya padanya. Dia orangnya selalu jujur, asal kau ingat dialah yang selalu mengalah padamu." Marietta menatap Amora yang menunduk.

"Ingatkah kau saat Amora mendapat hadiah sepatu saat hari natal tahun kedua kita, kau memintanya dari Amora karena sepatu itu indah dan menarik. Kau bahkan tidak peduli dari siapa hadiah itu. Kau memintanya dengan alasan Amora nampaknya tidak cocok memakainya dan akan lebih cocok jika kau yang memakainya. Alasan macam apa itu. Tidakkah kau ingat itu?" Marietta maju.

"Oh bukan cuman itu, saat pemilihan anggota paduan suara di Hogwarts tahun ketiga kemarin Amora memilih mundur karena saat itu grup paduan suara hanya membutuhkan satu anggota dan pemilihnya bingung ingin memilih siapa yang akhirnya Amora yang mundur mengalah denganmu, karena kau yang menangis ingin menjadi anggota grup paduan suara. Kau ingat? sebenarnya masih banyak lagi, tapi tidak mungkin ku katakan disini karena kau memang tidak tau diri dan akan hanya membuat mulutku sakit." lanjutnya.

"Diam kau Edgecombe." Carlotte mentap nyalang ke Marietta.

"Kau yang diam Selwyn." Myrtle maju berdiri tepat di samping Marietta.

"Bukankah semua yang di katakan Marietta adalah kebenaran. Kami berdua saksinya." lanjutnya.

"Kau!!" Penelope mengeluarkan tongkatnya.

"Stupefy!" membuat kedua gadis itu terpental kebelakang.

Amora menatap Penelope tak percaya.

"Kau tidak boleh menyerang mereka Penelope kau akan terkena detensi karena menyerang sesama murid." Penelope menoleh ke arahnya.

"Aku tidak peduli, temanmu terlalu membelamu."

"Tapi mereka juga sahabatmu." Amora membantu Marietta dan Myrtle berdiri.

"Tidak lagi, sekarang kalian bukanlah sahabatku lagi. Ingat ini, aku akan selalu membencimu Lovegood. Aku membencimu karena kau membuat kedua sahabatku lebih membelamu." Penelope berlari meninggalkan Amora, Myrtle, Marietta, Carlotte dan gengnya.

Air mata Amora membasahi pipinya, ia tidak menyangka karean cinta persahabatannya hancur.

Ia ingin menyusul Penelope, tapi Carlotte menghentikannya.

"Kau tidak ada hak untuk menemuinya lagi sekarang." katanya pada Amora.

"Ku mohon biarkan aku berbicara dengannya."

"Tidak." Carlotte hendak melempar mantra pada Amora. Namun seseorang menggagalkan serangannya.

"Cru-"

"Expelliarmus!" tiba-tiba seseorang melemparkan mantra itu.

"Apa yang-" ucapan Carlotte terhenti ketika menoleh dan melihat siapa yang melempar mantra tadi.

"Loren?" Carlotte menatap pemuda yang menolong Amora dari kutukan tak termaafkan. Lorenzo Selwyn, sepupu dari Carlotte Selwyn.

"Apa yang kau lakukan, lil Sis?" pemuda itu sepertinya tidak suka dengan perilaku saudarinya itu.

"Aku hanya ingin memberinya pelajaran"

"Dengan melemparkan mantra terlarang itu? kau ingin masuk Azkaban sis?" Carlotte gelagapan.

"T-tidak, tentu saja."

"Kau beruntung aku datang di waktu yang tepat." Carlotte mendengus dan menatap tajam Amora seperti peringatan.

Carlotte dan gengnya berjalan pergi meninggalkan Loren, Amora, Myrtle dan Marietta.

"Kau tidak apa kan?" tanya Loren pada Amora.

"Aku tidak apa-apa, terimakasih sudah menolongku tadi." gadis itu tersenyum pada Loren.

Loren mengangguk."Kalian juga tidak apa-apa kan?"

"Tidak, kami tidak apa-apa." jawab Marietta dan Myrtle.

"Oh ya, kenalkan aku Lorenzo Selwyn aku sepupunya Carlotte, Slyhterin tahun ke 6."

"Amora Lovegood, Ravenclaw tahun ke 5."

"Marietta Edgecombe, seasrama dan seangkatan dengan Amora."

"Myrtle Warren, sama seperti mereka."

Loren mengangguk menatap ketiga adik kelasnya itu.

"Yah, sepertinya kita terlambat untuk ke kelas." Amora menghela nafas.

"Tidak apa kita masuk saja."

"Ini seudah terlalu terlambat untuk masuk. Bagaimana kalau kalian ikut aku ke danau hitam untuk bermain Ice skating?" tawar Loren pada ketiga gadis Ravenclaw itu.

"Ice skating?! aku selalu ingin mencobanya, sepertinya menyenangkan." Amora tampak bersemangat.

Loren terkekeh."Memang, jadi mau ikut?"

Amora mengangguk semangat, sedangkan Marietta dan Myrtle menggeleng.

"Yah... kenapa?" tanya Amora.

"Aku tidak suka terlalu lama berada di luar di cuaca seperti ini." kata Myrtle.

"Aku tidak pandai main Ice skating." Lanjut Marietta.

"Yasudah kalau begitu, Amora kau jadi ikut?" tanya Loren lagi.

Amora menoleh pada kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya mengangguk menyuruhnya untuk bermain Ice skating untuk melupakan masalah tadi.

"Baiklah, aku ikut." Loren tersenyum menatap gadis itu.

"Selamat bersenang-senang Amora sayang." seru Marietta dan Myrtle terkekeh.

"Ayo." gadis itu mengangguk.

=====°•~•°

Sesampainya di danau hitam tampak beberapa murid yang sedang bermain Ice skating juga.

"Aku baru tau, kalau ada beberapa murid yang bermain Ice skating juga."ucap gadis itu.

"Tentu saja, siapa yang akan melewatkan keindahan danau hitam dalam keadaan membeku seperti ini." Loren menatap gadis di sebelahnya yang mengangguk lucu.

Loren terkekeh gemas melihat betapa lucunya gadis itu.

Loren merogoh tasnya dan mengeluarkan dua sepatu luncur, lalu memberikan yang satunya pada Amora.

Dia membantu gadis itu memasang sepatu luncur. Saat sudah selesai mereka mulai berdiri di pinggiran danau hitam, Loren mulai meluncur mendekat ke tengah danau hitam.

Loren menoleh ke arah gadis itu yang masih berdiam diri di pinggiran danau hitam.

"Ayo, Lovegood." ajaknya.

"Eeuhhh.. a-aku takut terjatuh Selwyn." pemuda itu terkekeh geli.

"Tidak perlu takut. Mari aku pegangi." Loren mendekati gadis itu dan menjulurkan tangan pada gadis itu.

Amora menerima uluran tangan pemuda itu dan tersenyum.

Mereka mulai berseluncur pelan di atas danau yang membeku itu. Pemuda itu dengan hati-hati membawanya yang sekali-kali seperti akan terjatuh.

"Hey, ini menyenangkan hihi." Loren tersenyum melihat betapa senangnya gadis berambut pirang di depannya itu.

"Benarkan, sekarang coba kau berjalan sendiri" Loren melepaskan kaitan tangan mereka berdua.

Amora meluncur sendiri dan gadis itu tampak sudah bisa walau cuman di ajarkan sebentar.

Gadis itu meluncur ke tengah danau dan diikuti Loren di belakang seperti menjaga gadis itu agar tidak jatuh. Amora melakukan sedikit putaran seperti penari Ice skating.

"Wow, aku yakin setelah ini kau akan menjadi penari Ice skating." menyertai kekehan di akhir ucapannya.

"Haha, kau bisa saja Selwyn."

"Hey, jangan panggil aku Selwyn." gadis itu mengernyit menatap ke arah pemuda itu.

"Bukankah itu memang namamu?"

"Hehe, memang tapi aku mau kau memanggilku Loren saja."

"Tapi kita belum berteman jadi bagaimana aku ingin memanggilmu dengan nama depanmu."

"Kalau begitu mari berteman." Loren menjulurkan tangan.

"Baiklah, kita berteman." Amora menjabat tangan Loren.

"Teman?"

"Ya, teman."

"Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggilmu Amora juga."

Mereka berdua bertatapan dan saling melempar senyum tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang melihat kedekatan mereka dari jauh.

=====°•~•°

Hello!!><
Update lagi walaupun masih sedikit yang liat tapi ga fafa aku tetap semangat nulisnya hehe..

Publish :
13 Januari 2023

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

268K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
51.4K 6.7K 104
꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak...
22.1K 3.7K 13
Hermione kehilangan Cedric, lelaki yang menjadi labuhan hatinya. Perang dan kematian Cedric membawa trauma yang mendalam bagi Hermione dan Hermione t...
Forever Meisya Zania द्वारा

फैनफिक्शन

4.2K 327 23
Thomas dan teman-temannya berhasil keluar dari labirin yang menahan mereka selama tiga tahun lebih. Mereka diselamatkan oleh sekelompok orang dan dib...