Love mistake || NOMIN

Von jenjaelee_

30.5K 2.1K 64

Lapak BxB‼️ Mpreg‼️ Nomin‼️ "Malam ini Lo harus teraktir gua sepuasnya dan apa yang gua mau Lo harus tururtin... Mehr

01
02
cast
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
Ending

20

963 72 8
Von jenjaelee_

.

.

Jovan menatap Jaenar yang memilih motor yang akan ia gunakan untuk balapan bersamanya. Pemuda manis itu terlihat sedikit bingung harus menggunakan yang mana. Jovan menyunggingkan senyumnya saat ingatannya kembali ke masa SMA nya dulu.

Dahulu saat awal pertemuan mereka setelah lulus dari SMP Jaenar terlihat berbeda, pria manis itu mengapit rokoknya di antara belah bibirnya dan menatap Jovan penuh dendam. Dahulu pria manis ini selalu menganggapnya sebagai musuhnya. Sekarang pria manis itu melahirkan anaknya dan membesarkannya seorang diri. Jovan menundukkan wajahnya, memutuskan pandangannya dari Jaenar.

Jika di ingat-ingat lagi, maka disini dirinya pemeran antagonisnya. Peran yang cocok diberikan untuknya melihat bagaimana jahatnya dirinya dulu semasa SMP membiarkan teman-temannya membully Jaenar tanpa rasa ampun.

"Ayo"

Suara Jaenar membuyarkan lamunan Jovan. "Udah siap?" Jovan berdiri saat Jaenar mengangguk menanggapi ucapannya.

Jaenar menatap motor Kawasaki zx-10r di hadapannya. Motor keluaran terbaru yang Jaenar saja belum pernah menaikinya, karena harganya mencapai setengah miliyar dan dirinya sudah tidak memiliki waktu untuk itu. Jovan menatap tabjuk kearah motor pilihan Jaenar.

Benar dugaannya, pria manis ini pasti akan memilih motor itu, melihat bagaimana motor Jaenar dulu yang tak kalah dengan motor yang dipilih Jaenar.

Tanpa menunggu lama, Jovan dan Jaenar menaiki motornya masing-masing. Setelahnya seorang pria berdiri di tengah mereka dan membawa sebuah senapan air untuk di hidupkan ya setelah hitungan ketiga pertanda memulai balapan.

Di hitungan pertama Jovan manaikan pedal gasnya yang menimbulkan asap yang begitu banyak di belakangnya. Di hitungan kedua Jaenar mulai menarik kopling motonya. Dan di kehitngan ketiga keduanya meluncur begitu saja bak angin lewat.

Jovan maupun Jaenar terus bertarung tanpa rasa takut. Sekarang Jaenar memimpin lebih awal, lalu tidak berapa lama Jovan menaikan pedal gasnya dan melewati Jaenar begitu saja. Dihadapannya, tak jauh darinya sekrang akan ada tikungan yang begitu curam, Jaenar memanfaatkan hal itu.

Tanpa rasa takutnya iya menyalip motor Jovan begitu saja, meninggalkan Jovan yang tak jauh darinya. Hal itu membuat Jovan menyunggingkan senyumnya, skill Jaenar terbaca oleh Jovan. Setiap tikungan pemuda manis itu pasti menambah laju motonya, lak gila yang hanya akan dilakukan oleh seorang Jaenar Pradipta.

Garis finis sudah tak jauh dari keduanya, Jaenar tersenyum sesaat saat Jovan berhasil menyalipnya. Jika dahulu Jovan yang mengalah demi kemenangan Jaenar, maka kali ini Jaenar gang mengalah demi taruhan yang di buat keduanya.

Jika ia menang Jovan akan meninggalkannya dan hubungannya dengan Jovan hanya sebatas orang tua Jiendra tidak lebih, tapi Jaenar menginginkan hal lebih dari hubungannya dan Jovan, tidak hanya sebatas orang tua Jiendra, tapi lebih dari itu. ..

Jika Jaenar bicara bahwa ia tidak menginginkan Jovan di sampingnya itu bohong, pemuda manis ini sudah lama menunggu kehadiran Jovan. Dahulu saat di Jepang, Jaenar berharap bahwa Jovan menemuinya dan memberikan tanggung jawab.

Jovan menyunggingkan senyumnya saat helm yang ia pakai telah ia buka. Menatap kearah Jaenar yang tak jauh darinya. Hatinya berdesis saat melihat  senyum Jaenar di balik helmnya yang mengarah padanya, senyum pertama setelah kembalinya Jaenar dari hilangnya.

Berjalan kearah Jaenar dan menatap lekat pria manis itu, "taruhannya berlaku"

Jovan membukankan helm Jaenar dan mengelus Surai coklat madu milik pria itu.

"We are meant to be together" 

Senyuman semakin makin merekah dari wajah Jaenar. Jantungnya berdetak lebih cepat saat Jovan mengatakan kalimat tadi.

Jovan mendekatkan wajahnya ke wajah Jaenar, pemuda manis itu refleks memejamkan matanya saat benda kenyal mendarat tepat di keningnya. Jovan mengecupnya setelah belasan tahun.

"Na, jangan pernah pergi lagi dari hidupku" ucap Jovan menarik Jaenar kedalam dekapannya. Jaenar sendiri hanya bisa diam saja, bingung harus beraksi apa.

Ia tidak tau akan secepat ini memaafkan pria yang membuatnya hancur dahulu. Ia juga tidak percaya mengapa otak dan hatinya berbeda pendapat. Otaknya seakan mengoloknya karena menerima Jovan dalam hidupnya setelah apa yang di buat pemuda itu padanya, dan hatinya seakan tersenyum sambil mengucapkan bahwa semuanya berjalan sempurna.

Namun sepertinya saat ini dirinya di kendalikan oleh hatinya, membiarkan pria bermata sipit ini mendekapnya dan memberikan beberapa kecupan di puncak kepalanya tanpa tau harus berbuat apa lagi.

.

Jiendra memang kedua orang tuanya heran, sejak di mobil tadi keduanya tidak saling berbicara, namun terlihat wajah bahagia di keduanya. Tidak ada percakapan sampai makan siang ketiganya juga usai, membuat Jiendra harus bertindak.

"Pa. Kok diem aja?" Ucap Jiendra memecah keheningan di antara mereka.

Jovan berdehem singkat mengilangkan rasa gugupnya setelah melamar Jaenar tadi. "Jie, kalo Daddy sama Papa tinggal satu rumah- emm maksudnya punya hubungan layaknya keluarga di luar sana jie gak papa"

Raut wajah Jaenar ikut tegang menunggu reaksi apa Yang akan di berikan putranya. Jaenar takut putranya tidak menerimah hubungan seperti ini.

"Nikah dulu gak sih?" Jiendra menatap Daddynya yang mengerutkan dahinya.

"Daddy sama Papa kan belum nikah kayak om Marvel sama om Harry. Kenapa mau tinggal serumah?" Ucap Jiendra memandang wajah orang tuanya secara bergantian.

Raut wajah Jaenar sedikit lega sedangkan raut wajah Jovan seperti menunjukkan ketidak percayaan akan ucapannya. "Jie gak papah kalo papa sama Daddy mau nikah, tugas Jie sebagai anakkan memang menyatukan kedua orang tuanya"

Jiendra tersenyum menatap wajah Jaenar "papa gak perluh khawatir, Jie gak takut sama omongan orang-orang lagi" Jiendra membawa tangan Jaenar kedalam genggamannya.

Mendekap tangan papanya yang sedikit lebih kecil dari tanganya. Ia masi tidak percaya dengan apa yang ia alami, semuanya begitu saja. Namun akhirnya dia memilih untuk mengikuti alur apapun yang dibuat tuhan olehnya. Jika orang tuanya saling mencintai walaupun cinta mereka begitu tabu, tetap saja Jiendra harus mendukung mereka. Keputusan yang ia ambil sudah bulat sekarang ia sudah menerima apapun yang terjadi pada hidupnya. Walaupun terkadang ia berfikir apakah ia juga bisa seperti Papanya ini? Mengandung dan melahirkan? Sejauh ini dirinya tidak pernah merasakan keram perut yang seperti di ceritakan charle.

"Jie. Maafin Papa" Jaenar mengigit bibir bawahnya, Manahan air mata yang akan keluar begitu saja dari matanya.

Jovan rasanya ingin menarik pria manis itu kedelapannya, namun kondisinya tidak menguntungkan. Apalagi banyak sekali orang di dalam restoran tempat mereka makan siang.

"Maafin Papa karena kamu harus hidup seperti ini. Maafin Papa karena kamu hidup di tengahnya orang yang tidak normal" ucap Jaenar begitu lirih membuat siapa saja teriris hatinya mendengarnya.

"Pa, ketidak normalan yang papa bilang itu adalah keistimewaan yang jarang dimiliki orang" Jaenar tertegun mendengar ucapan putranya.

Putra kecilnya kini sudah dewasa, ucapan Jiendra benar-benar dewasa melebihi usiannya yang baru 15 tahun. Jaenar merasakan prasaan bangga dan sedih dalam satu waktu. Ia bangga karena putranya tumbuh menjadi seorang pria yang dewasa pemikirannya. Dan dia sedih karena harus melihat putranya hidup di tengah tengah ke tidak normalan yang dunia bilang.

Jovan yang sedari tadi diam kini ikut menaruh tangannya di atas tangan putranya yang menggenggam tangan Jaenar.

"Percaya sama Daddy. Daddy gak akan pernah ngelepasin kalian lagi. Kalian hidup Daddy sekarang" ucap Jovan dengan tegas sembari merangkul Jaenar dengan satu tangannya lagi.

Persetan dengan tatapan orang-orang, ia hanya ingin mendekap tubuh seseorang yang ia cintai sekarang. Ia hanya ingin menunjukkan pada dunia bahwa ia memiliki keluarga yang istimewa walaupun di luar sana keluarganya dipandang tidak normal. Ia benar-benar merasah bahagia yang berlebihan sekarang, Jovan merasa hidupnya akan bahagia setelah ini. Setelah belasan tau menanti akhirnya hidupnya akan sempurnah lagi.

Papanya dan orang yang melahirkannya yang menyebut namanya dengan bubu kini akan kembali sebagai orang tua Jovan. Kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah Jovan rasakan akan hadir nanti, walaupun sudah terlambat setidaknya ia belum kehabisan waktu untuk merasakan kasih sayang dari sosok yang melahirkannya.











.


Kalau udah gini tandanya udah mendekati ending, sengaja konfliknya gak berat soalnya kalo berat ntar susah di pikul. Eakk.

Jangan lupa vote and komen ya we😘

Kalo ada typo mohon maaf ya, soalnya gk aku baca ulang 😭

Salam pacar Jeno  ◜‿◝

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...
My Sexy Neighbor Von F.R

Jugendliteratur

970K 14.4K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
Love Hate Von C I C I

Jugendliteratur

3.2M 222K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
2.6M 141K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...