WHITE LOTUS - TAEGYU

By winterlazulli

43.6K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... More

【KONTEN】
00【WL❦】- Hujan Musim Semi
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
15【WL❦】- Sepasang burung
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
38-【WL❦】Berlayar ke selatan
39-【WL❦】Saingan cinta?
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

04【WL❦】-Seleksi

397 66 5
By winterlazulli

【White Lotus❦】
———

Hosu dan Hyein beserta pelayan lain dari para kandidat pagi-pagi sekali membangunkan tuan mereka untuk mulai bersiap. Kemarin ratusan peserta di kirim pulang yang merupakan jumlah setengah dari keseluruhan. Meski begitu yang tersisa saat ini bahkan masih ada 200 orang lagi yang harus melalui tahap lanjutan. Oleh karena itu dengan banyaknya kandidat, semua orang harus bekerja keras lebih awal.

Hyein membantu Beomgyu dengan menyisir rambutnya sementara sang tuan bercengkrama dengan tiga orang teman sekamar dengan ramah. "Kakak Choi kamu mendapat giliran lebih awal hari ini, bisakah nanti kamu memberiku sedikit bocoran setelah tes selesai?" Yom Taegyun mendekat dan memegangi lengan baju Beomgyu.

Hyein yang sibuk sedikit mengernyit mendengar cara bicara orang lain kepada tuannya. Hosu yang berdiri di samping menepuk tangannya dari bawah. Memperingatkannya untuk tidak berbicara.

Beomgyu mengulum senyum dan mengangguk tanpa khawatir. Toh tes hari ini akan berbeda setiap orangnya, tidak ada untungnya bagi Beomgyu menyembunyikan pengalaman kan? "Tentu saja."

Yom Taegyun berbinar senang di tempat. Keum Donghyun yang akan pergi bersama Beomgyu pagi ini hanya menggelengkan kepalanya. "Tuan muda ketujuh, kita pergi sekarang?"

Beomgyu beranjak, dia menatap dua pelayannya dan berkata; "Hosu akan tinggal disini. Hyein kamu ikut dengan ku."

"Baik tuan muda." Hosu mengambil sikap, dia sudah berbicara tentang hal ini jauh-jauh hari dengan tuannya. Dia akan menjaga barang-barang tuannya dan memperhatikan orang-orang ini dengan seksama bahkan jika perlu dia akan mengumpulkan lebih banyak informasi.

Keum Donghyun juga meninggalkan salah satu pelayannya yang bisa dipastikan memiliki tujuan yang sama seperti yang Beomgyu lakukan. Mereka berdua berjalan perlahan dan bertemu Myung Eunho yang baru kembali dari luar. "Kalian akan pergi? Aku lihat banyak orang sudah berkumpul di aula dalam Istana Wuying. Kedua saudara ini semoga berhasil!"

"Iya terimakasih." Keum Donghyun melambai ringan. “Kamu juga harus bersiap untuk nanti sore.”

“Aku tahu.. Aku tahu kakak.”

Dari Tim pertama untuk sesi pagi ini hanya ada sepuluh orang tetapi dari Tim lain ada banyak yang mungkin jika di totalkan ada sekitar seratus kandidat siap melakukan tes pertama. Setiap orang berkumpul membentuk kelompok dan berbincang satu sama lain. Keum Donghyun telah lama pergi tatkala melihat teman-temannya yang tidak lain adalah Choi Yejun dan Baek Jiheon. Beomgyu sendiri memutuskan menghampiri saudara keenamnya.

"Kakak."

"Adik ketujuh." Seungmin memberi ruang agar adiknya bisa berada di belakangnya. Dia hendak bertanya tetapi para Mama sudah datang untuk memberi arahan. Jadi dengan cemberut menutup mulutnya untuk sementara.

"Tuan-tuan sekalian harap berbaris dengan rapi dan bersiap untuk memasuki aula!"

Tanpa diperintah dua kali semua orang mengambil tempat masing-masing dan ada sekitar lima baris yang memenuhi halaman. Di depan beberapa kasim memegang sebuah wadah berisi bilah bambu dengan ujung berwarna yang menentukan apakah seseorang akan mengikuti tes tentang ilmu pengetahuan atau tentang urusan rumah tangga. Barisan pertama maju, ada setelah mengambil undian, beberapa orang masuk ke aula utama dan beberapa lagi pergi ke aula samping. Beragam ekspresi menghiasi wajah mereka yang membuat kandidat lain yang menyaksikan mau tidak mau merasa panik dan gugup.

"Astaga, semoga aku mendapat urusan rumah tangga! Aku benar-benar tidak pernah membaca buku besar atau bahkan koleksi puisi sekalipun!" Ujar seseorang yang berbaris di belakang Beomgyu.

"Adik ketujuh apakah kamu sudah memikirkan hal apa yang akan kamu lakukan jika mendapat tes urusan rumah tangga?" Tanya Seungmin berisik, bagaimana adik ketujuh yang hampir sempurna ini paling lemah dalam menjahit. Seungmin tidak khawatir tetapi sedikit penasaran bagaimana Beomgyu akan mengatasi masalahnya. Sebab kompetisi ini membawa wajah keluarga Perdana Menteri!

Beomgyu memberikan senyum menenangkan pada saudara keenam ini dan berkata dengan jujur; "Paling-paling aku hanya akan membuat kantong wewangian agar aman. Bagaimana aku tidak pandai dalam hal ini, kakak khawatir." Dia tahu bahwa kakaknya tidak ingin ada lelucon tentang keluarga mereka.

Seungmin mengibaskan tangannya, "Ya itu pilihan yang paling aman. Baguslah jika kamu bisa melakukannya." Mata Seungmin menangkap sosok Choi Yejun dibarisan ketiga dan menyeringai. "Nah yang satu ini aku tidak tahu apakah dia mampu. Sejak kecil dia bahkan tidak pandai membaca puisi atau menjahit, ckckck aku tidak tahu apakah kita akan mendapat masalah karenanya." Wajahnya memasang ekspresi khawatir tetapi nada bicaranya dipenuhi schandenfreude.

Beomgyu melirik kearah yang sama. Jika Choi Yejun yang asli tentu saja tidak akan dapat melakukan hal dengan benar. Tetapi yang palsu ini berbeda. Choi Yejun di dalam buku diceritakan mampu membuat sulaman shu dua sisi yang rumit yang segera mendapatkan pujian dari semua mama dan tentu saja akan semakin menonjolkan sosoknya sebagai orang berbakat. Beomgyu secara alami tidak dapat bersaing.

Barisan pertama selesai, sekarang barisan kedua melanjutkan. Seungmin berada di depan dan dia mengambil undian dengan ragu-ragu, sebilah bambu diambil dan warna biru membuat Seungmin tersedak di tempat.

"Tuan kecil, tes Ilmu Pengetahuan ada di aula samping silahkan."

"Y-ya.."

Beomgyu menyaksikan kakaknya menjauh dengan mata tersenyum. Seungmin selalu berusaha bersaing dengan Beomgyu dalam banyak hal, dia membaca buku besar sejak dia kecil dan mahir dalam merajut bahkan memasak. Tetapi dia paling lemah dengan puisi dan essai. Beomgyu hanya bisa berharap kakaknya dapat melakukan dengan baik.

Kasim menyodorkan tabung bambu ke hadapan Beomgyu dan dalam sekali raih keberuntungan Beomgyu sepertinya hari ini kurang baik. Warna merah menyala membuat sudut bibir Beomgyu berkedut. "Sial, aku benar-benar harus menjahit sesuatu?"

"Betapa beruntungnya kamu!" Seseorang berbicara di belakang tetapi Beomgyu bahkan tidak merasa senang. Dengan wajah pahit yang ditahan dia memasuki aula dalam dan menemukan banyak orang mengambil tempat duduk sesuai urutan. Di depan mereka ada beberapa kain, benang dan jarum.

Beomgyu mengambil tempatnya tanpa banyak bicara. Segera dia berpikir keras untuk menentukan barang apa yang bisa dia buat dari bahan-bahan ini. Sementara dia berpikir, satu persatu kandidat mengisi meja yang kosong hingga penuh dan Mama bertepuk tangan yang mengejutkan Beomgyu.

Dia berbalik untuk melihat sekitar. Semua orang tampaknya siap memulai, Beomgyu menemukan Choi Yejun duduk tidak jauh darinya. Lalu ada gadis keluarga Kim dan Shin yang kebetulan memiliki posisi sejajar dengan adiknya itu. Ini pertama kalinya Beomgyu melihat mereka dengan jelas dan tidak bisa menahan dalam hati. "Tunggu, tidakah mereka agak mirip? Wajah yang dingin dan angkuh itu ah!" Beomgyu mengangkat bahunya dan kembali menatap ke depan.

"Seperti yang tuan-tuan lihat ada beberapa kain dengan alat-alat menjahit. Tuan-tuan bisa membuat apapun dari bahan-bahan ini tetapi barang harus punya nilai guna dan keindahannya harus memiliki arti. Waktunya dua setengah dupa dimulai dari sekarang!"

Sontak semua orang bergegas mengerjakan tugas. Mama ini benar-benar tidak memberikan orang lain nafas dan memerintah dalam satu gerakan membuat Beomgyu bahkan merasa terdesak. Mengigit bibirnya, Beomgyu menggambar pola dengan kapur. Satu-satunya yang dapat dia buat adalah kantong wewangian ini!

Kain yang dipilih Beomgyu berwarna putih lalu brokat perak, beberapa kain berwarna ungu lembut dan hijau daun. Seorang Mama di tugaskan untuk mengawasi setiap barisan berjalan-jalan untuk memperhatikan para kandidat yang bertugas. Melihat ketenangan Beomgyu dia melirik pada pola yang digambar dan sedikit memeringkan kepalanya. Beomgyu mendongak dan tersenyum malu pada Mama itu. "Tuan kecil memilih pilihan yang aman." Kantong wewangian tidak begitu sederhana tetapi juga tidak rumit. Namun masih memiliki nilai guna dan cukup diperlukan dalam hal sehari-hari. Setelah mengatakan itu Mama tua melanjutkan langkahnya.

Dalam sekejap satu setengah dupa habis dan Beomgyu sudah menyelesaikan setengah langkahnya. Dia hanya perlu meyatukan kain utama dengan brokat dan membuat simpul kecil sebagai hiasan.Beomgyu melakukannya dengan sangat serius sampai-sampai dia tidak memperhatikan sekitar dimana beberapa peserta mengeluh kesulitan dan bahkan ada yang sudah menangis. Tekanan dalam kompetensi ini memang tidak seberapa tetapi semua orang merasa terdesak oleh waktu dan ekspektasi yang kejam. Sangat sedikit orang yang setenang Beomgyu saat ini.

"Oh! Sulaman tuan muda ini sangat bagus!"

"Nona ini, sulaman mu begitu hidup dengan warna yang indah."

"Tuan ini, bukankah ini sulaman shu dua sisi yang langka?!"

"Apa? Benarkah? Seseorang menguasai sulaman dua sisi?" Segera beberapa Mama berkumpul disatu meja yang tidak lain adalah milik Choi Yejun dan menatap sulaman di depan shou muda itu dengan tatapan kagum. Karena gerakan para Mama tidak kecil, para kandidat tentu saja mendengar keributan tentang sulaman dua sisi yang langka. Segera mata merah semua orang menatap ke arah Choi Yejun dengan berbagai makna.

"Dia benar-benar menguasai sulaman dua sisi? Betapa hebatnya!"

"Apakah itu sulaman dua sisi asli dari selatan?"

"Aku dengar teknik itu sangat rumit, sangat sedikit orang yang benar-benar bisa menguasainya!"

"Tuan muda kedelapan ini benar-benar kuda hitam ck!"

"Pantas saja aku melihat sulaman di pakaian tuan muda kedelapan itu tampaknya familiar, ternyata gaya shu yang indah!"

"Dia tidak hanya punya latar belakang yang tinggi dan wajah yang tampan, keterampilannya bahkan lebih baik lagi."

"Jangan berlebihan, aku dengar dia dulu adalah orang yang pengecut. Aku pikir tuan muda ketujuh lebih baik, lagipula ini hanya tes kecil dan belum pengujian bakat yang sesungguhnya. Jangan membuat orang membesarkan kepala dengan mudah!"

"Kamu benar, mari kita lihat apakah dia bisa mengangkat wajahnya lebih tinggi nanti."

Beomgyu menyelesaikan sebuah kantong wewangian dengan pola Teratai bingdi yang cantik. Seorang Mama yang sejak tadi memperhatikan keseriusannya menghampiri Beomgyu, "Tuan muda bisakah aku melihat hasil karyamu?"

Beomgyu sedikit terkejut, namun dengan cepat menyodorkan kantong miliknya. "Aku tidak terlalu pandai dalam bidang ini, Mama tolong jangan tertawa."

Mama itu tersenyum tipis, jarinya menyusuri setiap jahitan dan matanya menatap pada pola sulaman. "Teratai Bingdi adalah harta karun diantara para bunga yang memiliki bagian penting secara keseluruhan. Itu juga dianggap sebagai keberuntungan dan kegembiraan..." Meski Kantong wewangian ini bukan barang yang terlalu penting dan jahitan seseorang bukanlah yang paling indah. Mama melihat proses orang membuatnya, tenang dan tenang, bahwa pembuatanya memiliki pemikiran dan ketekunan dalam melakukan sesuatu. Ini adalah poin lain yang berharga.

Mama itu meletakkan kantong wewangian Beomgyu ke atas nampan dan membawanya ke hadapan Mama kepala. Entah apa yang dibisikan Mama itu, Mama kepala yang selalu tampak serius melirik Beomgyu dengan pandangan lebih baik dan menganggukan kepalanya kecil. Beomgyu membalas dengan cara yang tidak rendah hati atau sombong.

Dua setengah dupa habis dan waktu berakhir bergitu saja, tidak peduli apakah ada yang belum menyelesaikan tugas atau tidak. Para Mama membawa hasil karya para kandidat dan membubarkan acara dengan rapi. Semua orang terpaksa meninggalkan aula untuk kembali beristirahat atau menunggu pengumuman kelulusan tahap ini.

Beomgyu memutuskan kembali ke asrama untuk beristirahat. Lagipula dia tidak punya banyak kenalan untuk diajak berbicara. "Tuan muda kembali." Hosu menyambut, di ruangan itu hanya ada dia yang sibuk menjahit sesuatu di atas tempat tidur.

"Dimana semua orang?" Beomgyu tahu belum waktunya bagi sesi kedua untuk mulai tetapi mengapa sejak dia melangkah ke aula asrama, tidak banyak orang yang terlihat.

Hosu bergegas ke samping Beomgyu dan berbisik. "Beberapa saat yang lalu entah darimana seseorang mendengar berita bahwa Kaisar dan beberapa Pangeran tengah berjalan-jalan di taman Kekaisaran. Kemudian seperti yang tuan muda lihat, orang-orang bergegas berdandan pergi untuk berjalan-jalan di luar." Nada bicara Hosu menggebu-gebu.

Beomgyu mengernyit, apakah berita tentang Kaisar di Istana ini begitu mudah bocor?

"Tuan muda haruskah kita juga pergi?" Tanya Hosu penuh harap.

Beomgyu tertawa marah. "Ini Istana Kekaisaran dimana aku bisa bergerak bebas? Belum lagi bertemu Kaisar, orang takut bahwa Permaisuri akan murka!" Orang bodoh mana yang mau melihat seseorang mencoba menarik perhatian suaminya? Beomgyu pikir berita ini palsu, bahkan jika benar sekalipun. Dengan gerakan para kandidat yang besar, itu hanya akan memicu ketidakpuasan Kaisar.

Hosu buru-buru menjernihkan pikirannya. "Jangan pergi, jangan pergi. Jika kita tanpa sengaja terseret dengan tuan penting di Istana, kita mungkin akan berakhir!" Ujar Hyein menepuk bahu rekannya keras.

"Maafkan budak ini yang berpikir terlalu banyak tuan muda."

"Lupakan. Mari kita berbicara apakah selama kamu berjaga, Myung Eunho dan Yom Taegyun bertingkah aneh?" Tanya Beomgyu mengalihkan topik.

Hosu menggeleng lemah, "Sepanjang hari mereka berdua berbicara dan bermain. Tidak ada gerakan apapun kecuali mereka bergegas mengikuti orang-orang ke taman Kekaisaran... Hanya saja..." Suaranya melemah.

"Hanya saja?" Beomgyu memiringkan kepalanya.

Hosu mengerjapkan matanya, "Hanya saja untuk ukuran orang yang baru saling kenal, mereka terlalu cepat akrab. Dan Yom Taegyun itu, dia tidak sepemalu yang terlihat." Bisiknya pelan.

Apakah begitu? Beomgyu tidak banyak berpikir selama mereka tidak mencoba meletakan tangan di atas kepalanya, Beomgyu akan membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka suka. "Apakah dia benar-benar pemalu, kita akan bisa melihatnya tidak lama lagi." Ujar Beomgyu santai yang mendapat tatapan bingung dari dua pelayannya.

"Apakah menurut tuan muda..."

Beomgyu meletakan satu jari di depan bibirnya. "Hosu, kamu pergi dan lihat apakah saudara-saudaraku juga pergi ke taman Kekaisaran, jika mereka pergi beritahu mereka untuk segera kembali."

"Baik tuan muda!"

Beomgyu berbaring menyamping di tempat tidur dan Hyein memijat bahu tuannya dalam diam. Melihat ke arah langit cerah Beomgyu berpikir tentang hal-hal yang telah terjadi sejak dia memasuki gerbang merah.

Wajib Militer tahun ini dirancang khusus oleh Janda Permaisuri untuk sang Kaisar. Karena itulah hal-hal dilakukan dengan sangat besar dan mengerahkan banyak sumber daya untuk memilih yang terbaik dari yang terbaik. Tetapi mengingat bahwa Beomgyu berakhir di Istana Pangeran Rui di dalam buku itu, dia bertanya-tanya apakah akan ada peristiwa yang melandasi hal tersebut? Misalnya— seperti hari ini. Ada kabar tentang kedatangan Kaisar di taman Kekaisaran yang memicu para kandidat bertindak gegabah untuk melakukan pertemuan tidak disengaja yang tentu saja bertujuan untuk merayu sang Kaisar! Hanya saja bagaimana jika orang yang sebenarnya datang ke taman Kekaisaran adalah Pangeran Rui, kemudian Choi Yejun yang terseret oleh teman-temannya tidak sengaja bertemu dengan Raja iblis itu dan menciptakan kesan mendalam satu sama lain. Mungkin saja Raja Rui tertarik pada Choi Yejun yang dingin dan meminta Kaisar memberikannya pernikahan. Bagaimana Choi Yejun adalah protagonis yang menarik semua laki-laki untuk berputar-putar di sekitarnya. Akan tetapi, Choi Yejun yang maha kuasa ini mengetahui seberapa buruk reputasi Raja Rui dan mengetahui bahwa Kaisar berencana untuk menyerahkannya pada sang iblis. Dia menumbalkan Beomgyu sebagai langkah putus asa. Baik, ini terdengar mengada-ada tetapi satu-satunya yang dapat Beomgyu pikirkan adalah hal tersebut!

"Aku harus mengawasi pergerakan Choi Yejun lebih ketat lagi!"

———

Sementara itu di taman Kekaisaran yang ramai.

Choi Yejun telah menjadi selebritis kecil di kalangan para kandidat dan kemana pun dia pergi. Beberapa pasang mata akan selalu mengikuti pergerakannya. Kali ini setelah menyelesaikan undian, Choi Yejun berkumpul bersama teman-temannya menyusuri taman Kekaisaran yang indah dan indah ini.

"Lihat semua bunga ini, varietas yang ada adalah jenis yang sulit di dapat dipasaran tetapi disini seperti rumput pada umumnya. Tidak berharga ckck."

"Tentu saja ini adalah Istana Kekaisaran dimana terlalu banyak harta berharga hingga beberapa menjadi kehilangan harganya."

"Ya bagaimana Istana Kekaisaran bisa disandingkan dengan rumah-rumah bobrok keluarga kita?"

Kelompok kecil ini menonjol dan menonjol diantara kerumunan. Beragam kecantikan tentu saja menjadi pemandangan yang menawan. Terutama Choi Yejun yang berada di tengah. Mengenakan gaun kuning angsa dengan brokat emas, dia sangat mencolok dan berani.

"Yejun aku sudah melihat sulaman dua sisimu, itu benar-benar indah sangat berbeda dengan yang ada di Paviliun bambu putih. Milikmu pasti yang asli kan? Hei apakah kediaman perdana menti memiliki master asli yang mengajari mu?" Tanya seseorang dalam kelompok pada Yejun yang berdiri dengan wajah dingin di depan.

Mata almond Yejun menyipit sedikit dan dia berkata dengan acuh tak acuh. "Tidak ada orang seperti itu di kediaman ku. Teknik sulaman dua sisi diajarkan oleh seseorang ketika aku tinggal di kuil beberapa tahun yang lalu.. Ngomong-ngomong jika kalian tertarik dengan sulaman ini, paviliun ranting salju menjual brokat sulaman shu. Kalian bisa melihatnya di sana."

"Benarkah? Ada brokat shu yang dijual begitu saja?"

"Baiklah setelah aku kembali dari wajib militer aku pasti akan melihat-lihat dan membelinya!"

Keum Donghyun berkata dengan iri: "Yejun tahu kah kamu bahwa setelah sulaman shu diserahkan kepada Mama ketua. Mama itu bergegas menuju istana Cinning dengan membawa selendangmu itu."

Segera seruan terkejut dan cemburu orang lain terdengar. "Tuan muda kedelapan kamu benar-benar hebat untuk mendapat mata biru Ibu Suri!"

"Oh astaga kamu benar-benar penuh kebencian tidak memberi kami jalan untuk bersaing.. Hahahaha."

Yejun tersenyum puas, ini adalah langkah promosi untuk toko pakaiannya. Tidak sia-sia dia menukar poin yang dia kumpulan selama satu tahun untuk ditukar dengan kemampuan menyulam langka ini. Selain itu sepertinya dia tidak sengaja memanen untung besar jika Janda Permaisuri benar-benar tertarik dengan keahliannya.

"Jangan berlebihan, itu pasti karena sulaman ku yang sedikit lebih baik. Apa mata biru Yang Mulia? Aku tidak berani menerimanya." Meski begitu, tatapan penuh kepuasan bisa dilihat dimatanya dan nada bangga itu bahkan lebih jelas.

Tidak ada yang menyadari di belakang batu besar itu ada dua sosok yang tengah mendengarkan pembicaraan mereka. Seorang pria dengan pakaian mewah dan wanita paruh baya yang tampak bermartabat dan anggun. "Kamu dengar? Tuan muda kedelapan ini telah menonjol sejak dia memasuki Istana. Tidak hanya berbakat, ayahnya adalah perdana menteri saat ini dan tampaknya dia juga orang yang lihai. Kamu telah melihat wajahnya bukan? Kecantikan ini sama seperti seleramu. Nak, bagaimana jika dia menjadi Permaisuri Pangeran untukmu?"

Seorang pria tampan dengan tampilan flamboyan yang sangat menawan ini mengetuk jari rampingnya ke atas meja batu. Mulutnya menyeringai lebar. "Putra ini akan mendengarkan nasehat ibu selir."

Wanita paruh baya itu mengangguk puas. "Bagus! Ibu akan bersyafaat pada Janda Permaisuri untuk pernikahan mu." Dia adalah mantan Selir Kaisar terdahulu yang karena bekas kasih Ibu Suri dapat tetap hidup di Istana Kekaisaran. Tetapi putra satu-satunya adalah pembuat onar dengan nafsu besar terhadap wanita dan shou yang membuat semua orang pusing. Jadi dia bernisatif mencari seorang istri resmi untuk bisa mengendalikan putra ini, setidaknya agar dia tidak merampok anak orang lain dengan paksa lagi dan membuat reputasi Kaisar buruk atau semua orang dalam keluarga akan di tarik ke bawah!

Beomgyu tidak tahu bahwa tebakannya hampir benar tentang Pangeran Rui dan Choi Yejun. Orang lain tengah mendengarkan Hosu melaporkan hasil penyelidikan selama di luar.

"Dikatakan bahwa ada banyak orang berjalan di taman Kekaisaran selama berjam-jam tetapi tidak menemukan Kaisar atau Pangeran manapun. Bahkan beberapa kandidat menabrak prosesi Selir Kekaisaran...."

Beomgyu tercengang, sejauh apa para kandidat itu berjalan hingga dapat menemukan prosesi Selir Kekaisaran di istana dalam? "Mereka memasuki bagian kota terlarang— tunggu! Apakah saudara-saudaraku juga pergi?" Beomgyu tiba-tiba panik. Para kandidat yang memasuki kota terlarang secara alami telah melanggar peraturan dan kemungkinan besok orang-orang ini akan mendapat sanksi. Jika ada satu orang saja dari keluarga Perdana Menteri yang terlibat...

"Jangan khawatir tuan muda, para tuan kecil kita tidak terlibat dalam pelanggaran ini. Walaupun tuan Yejun dan nona Jinni bersenang-senang di taman Kekaisaran, mereka kembali dengan cepat dan tuan muda keenam sama seperti anda tidak keluar dari asrama." Beomgyu mendesah lega mendengarnya.

"Hampir saja... Oke kamu kembali beristirahat dan tidak perlu menemaniku hingga besok. Aku tidak berani pergi kemanapun karena takut tersandung... Ayo bubar."

"Dimengerti tuan muda."

Pada esok hari yang seharusnya menjadi hari libur bagi orang lain, tiba-tiba berubah menjadi hari dimana para kandidat mengalami pemecatan besar-besaran. Tidak hanya karena nilai dari tes kemarin tidak memenuhi persyaratan tetapi juga karena insiden kebocoran berita yang bisa dipastikan palsu! Semua orang yang berjalan-jalan hingga menabrak prosesi Selir Kekaisaran dicela oleh Ibu Suri karena dinilai bertindak tidak sopan. Mereka yang melakukan sesuatu secara sengaja untuk mencari tahu tentang Kaisar, kualifikasi mereka dicabut sebelum dikirim pulang dan mereka yang berjalan-jalan secara sembarangan ditegur oleh para mama. Kemudian entah bagaimana, total keseluruhan para kandidat yang tersingkir menjadi lebih dari seratus orang.

Beomgyu memandang prihatin pada barisan kandidat yang meninggalkan aula asrama dengan wajah ingin menangis. Kali ini bukan hanya mereka yang sial, tetapi keluarga mereka pasti ikut terseret.

"Keingintahuan dapat membunuh kucing." Ujar Yom Taegyun di sisi Beomgyu. Dia juga sempat berkeliaran di taman Kekaisaran bersama Myung Eunho tetapi karena tidak menemukan siapapun mereka hanya bisa kembali. Jika mereka bersikeras kemarin, betapa memalukan untuk pulang dengan cara ini.

Beomgyu menyapu ringan wajah orang lain. Apa yang baru saja dikatakan Yom Taegyun? Keinginan tahuan dapat membunuh kucing? Apakah dia baru menyadari sekarang? "Seseorang yang kecil seperti kita sebaiknya mengikat tangan dan kaki dengan benar."

Yom Taegyun tertegun sesaat. Mengikat tangan dan kaki? Apa artinya membatasi setiap gerakan ini?

Beomgyu melihat dia jatuh dalam kebingungan dan senyumnya bahkan lebih dalam. Tanpa menunggu lagi dia berbalik, setelah hari seseorang seharusnya menyadari tempat dimana dia berpijak.

Keum Donghyun dan Myung Eunho tampak berbincang dengan seorang kasim. Melihat teman sekamarnya datang mereka melambai. "Saudara Beomgyu, petugas mengatakan bahwa mulai besok kita akan mengikuti pelatih etiket bersama-sama di aula Istana Wuying."

Beomgyu mengangguk dan menghampiri mereka. Setelah petugas berbicara tentang aturan besok, kasim itu pergi. Myung Eunho mendesah, "Karena menyusutnya jumlah kandidat beberapa tes dikecualikan."

Keum Donghyun tertawa kecil, "Bukankah itu cukup bagus? Kita jadi tidak perlu melewati tikungan dan belokan terlalu banyak. Setelah pelatihan etiket, kita hanya perlu menghadapi kompetisi bakat sebelum seleksi besar benar-benar berakhir."

Wajah Myung Eunho menyeringai, "Kamu benar ah! Aku tidak perlu menghadapi tes seperti kemarin hahaha ini bagus... Ini bagus!" Bahkan bertepuk tangan dengan gembira.

Beomgyu menggaruk pangkal hidungnya. "Persaingan dalam kompetisi bakat adalah pertempuran sesungguhnya jika kalian lupa." Seperti seember air dingin dituangkan ke atas kepada dua orang itu, mereka terdiam. Beomgyu benar, ini akan menjadi ujian paling sulit untuk dilalui.

"Saudara Beomgyu kamu ah— mengapa harus mengingatkan kami tentang hal itu!"

Beomgyu tersenyum cerah ke arah keduanya. Nah setelah pelatihan etiket ini seseorang dapat mengetahui dengan jelas siapa kawan dan mana lawan.

Pelatihan etiket sama seperti yang Beomgyu alami dengan para mama Istana yang di undang ke kediaman Perdana Menteri. Dia dan sekelompok bangsawan lain secara alami tidak merasa sulit dengan pelatihan ini. Tetapi bagi mereka yang berasal dari keluarga yang lebih rendah dan tidak dapat membiasakan diri dengan pengajaran ketat etiket Istana Kekaisaran itu bahkan lebih buruk dari mengikuti ujian lima buku dan empat seni!

"Aku benar-benar menyesal tidak berlatih etiket dengan serius di rumah. Para Mama ini telah melemparkan betis ku dengan tongkat sebanyak puluhan kali!"

"Kaki dan pinggang ku, aku merasa menjadi orang tua dalam satu hari ah!"

"Sakit.... Sakit sekali!"

Keluhan-keluhan semacam itu terdengar dimana-mana sejak pelatihan etiket di mulai dan entah berapa banyak kandidat yang dibuat tersiksa dengan ketatnya Istana Kekaisaran dan itu berlangsung lebih dari satu minggu. Beruntungnya sebelum kompetisi bakat dimulai, Istana memberikan hari libur dua hari untuk para kandidat. Orang-orang tidak bisa lebih lega dari ini.

Tetapi beberapa orang memanfaatkan hari libur untuk melatih diri mereka. Kompetisi terakhir secara alami akan dihadiri oleh Kaisar, Janda Permaisuri, Permaisuri dan selir Kekaisaran berpangkat tinggi. Para kandidat juga akan dinilai langsung oleh orang-orang mulia ini yang membuat tekanan pada para kandidat menjadi lebih berat. Di aula, di taman hingga paviliun menjadi tempat berlatih dadakan oleh para kandidat.

Di asrama Beomgyu menyeka senar-senar sitarnya dengan hati-hati dan penuh kelembutan. Sesekali dia akan memetik senar untuk mendengar kejernihan suara sitar miliknya. Sitar ini dikirim dari tempat gurunya— Paviliun Bangau Bulan untuk digunakan Beomgyu pada hari kompetisi. Sitarnya berwarna putih dengan ukiran-ukiran rumit dan indah.

"Sudah sangat lama sejak aku melihat tuan muda ketujuh memainkan sitarnya di depan umum." Keum Donghyun menatap sitar Beomgyu dengan penuh kekaguman. "Aku ingat lagu Hujan dibawah rembulan yang kamu mainkan saat di Istana Putri Agung beberapa tahun yang lalu. Kakekku memuji permainanmu sebagai tangan dewa sitar. Beliau bahkan mengundang master sitar khusus untuk memainkan lagu itu."

Beomgyu memiringkan kepalanya dan berkata dengan nada sedikit malu, "Lagu itu secara alami sangat bagus, aku hanya memoles sedikit untuk mempertajam keindahannya. Bukan sesuatu yang layak untuk seorang sehebat tuan tua Keum puji."

Keum Donghyun menggeleng, "Tidak! Itu bukan hanya kakekku yang memberi pujian. Bukankah master dari Paviliun Bangau Bulan juga mengakui kemampuanmu? Saudara kamu tidak hanya pandai bermain sitar tetapi juga pandai dalam menari ugh! Tarian seribu bungamu tahun itu juga sangat luar biasa! Kakak tidakah kamu ingin tampil menari nanti?"

Tatapan mata bunga persik Beomgyu beralih dari wajah Keum Donghyun dan jatuh pada senar-senar sitar lalu bergeser pada ukiran burung Phoenix yang terbang di atas. Dalam gerakan yang samar ada kilat kedinginan muncul dimanik indah itu. Keum Donghyun ini... Apa maksudnya dengan memuji Beomgyu begitu rupa sembari menyebutkan keahliannya dalam bermain sitar dan menari? Ekor mata Beomgyu bergeser lagi pada pantulan air dalam cangkir teh yang mendingin. Sosok Myung Eunho di depan tampak membeku sementara Yom Taegyun menatap lurus ke arah Beomgyu dengan tangan mengepal.

Senyum terulas, Beomgyu berkata dengan lembut. "Entahlah, aku pikir aku harus bermain sitar tetapi menari juga menarik. Atau bahkan melukis dan menyanyi, aku dapat melakukan semua dengan baik itu benar-benar membingungkan untuk memilih. Bagaimana denganmu tuan muda Keum? Apa yang akan kamu tampilkan lusa?" Beomgyu menoleh cepat dengan mata tersenyum hingga maniknya tenggelam.

Keum Donghyun melihat senyum penuh itu dan tidak tahu mengapa, dia merasa punggungnya dingin seketika.

———

Di sebuah istana— salah satu yang paling megah. Seorang wanita mengenakan pakaian merah dengan rajutan emas dan mahkota Phoenix sembilan ekor tengah memandang tenang pada prosesi penghormatan dari Selir Kekaisaran. Ini adalah Permaisuri utama Kekaisaran, orang tampak penuh dengan martabat dan keagungan. Senyum orang sempurna menyambut para Selir itu mengucapkan salam mereka.

"Selir ini telah melihat Yang Mulia Permaisuri, hormat Yang Mulia Permaisuri."

Satu persatu dari mereka bersimpuh di atas karpet merah, tepat dibawah singasana Permaisuri. Kemudian para pelayan Istana Permaisuri membantu mereka untuk bangun dan membiarkan mereka duduk sesuai dengan pangkat.

Permaisuri Lee secara alami dikenal berbudi luhur dan ramah. Lihat saja wajah tersenyum orang sepanjang waktu yang tidak pudar. Dia akan mengajak bicara beberapa Selir untuk menanyakan keadaan mereka hari ini dan sebagainya.

"Ben gong dengar bahwa Hua Guifei beberapa hari yang lalu jatuh sakit? Cuaca di bulan ini benar-benar buruk, kamu harus lebih berhati-hati saat berjalan diluar."

Hua Guifei adalah gelar kehormatan untuk Bang Junhyuk, seorang dengan tempramen luarbiasa dengan rupa yang tidak kalah. Bisa dikatakan bahwa wajahnya adalah yang paling tampan di harem ini. Ketika dia masih orang di kamar kerja, orang mengatakan kecantikan memiliki pesona memikat. Itulah mengapa dia diberi gelar Hua dan menjadi yang paling di sukai Kaisar. Hanya saja, kepribadian orang lain terpencil sehingga para Selir diharem tidak akrab dengannya dan merasa bahwa orang lain terlalu dingin.

Bang Junhyuk tanpa memberi senyum kepada Permaisuri menjawab. "Selir ini sudah baik-baik saja. Yang Mulia Permaisuri dapat mengistirahatkan hatinya, selir ini hanya pusing begitu melihat warna bunga yang indah di halaman istana selir ini. Itu bukan hal serius."

Han Mia menyesap tehnya dengan lembut. "Jangan khawatir Hua Guifei, tentang alergi mu terhadap bunga. Sekarang sudah pertengahan musim semi hanya sebentar lagi bunga-bunga itu akan layu."

Semua orang menatap Chen Fei, orang paling di sukai Kaisar setelah Hua Guifei. Kata-kata wanita itu apakah menekan mata pisau kearah Bang Junhyuk atau memang dia prihatin dengan pihak lain. Semua orang di harem jelas.

"Yah sayang sekali bahwa musim semi akan berakhir, tetapi semua orang tidak perlu bersedih. Bunga-bunga lain secara alami akan menggantikan yang lama." Desah seseorang dengan suara sedih yang tidak sedih.

Permaisuri tertawa kecil sembari menutup mulutnya. Satu pot bunga anggrek menggantung di sisi Permaisuri, bunga warna ungu yang cantik. Permaisuri meraih kelopak bunga itu dan memelintirnya pelan. "Jika yang dimaksud Hui Fei adalah para pendatang baru. Itu benar, dalam beberapa hari seleksi besar akan seleksi. Ben gong tidak tahun apakah ada yang secantik bunga anggrek ini diantara para kandidat."

Lee Geonwoo melihat tindakan Permaisuri dan tersenyum dalam. "Kecantikan bunga anggrek melambangkan keluarga dan kesuburan. Yang Mulia Permaisuri benar-benar memiliki selera hebat."

Bang Junhyuk menimpali. "Mencari seseorang yang seperti bunga anggrek, niat Permaisuri sangat mulia." Dia sangat jelas tentang maksud Permaisuri. Kaisar telah bertahta selama dua tahun dan Permaisuri telah menikah dengan Kaisar lebih dari tiga tahun tetapi bahkan sebagai seorang Istri dia tidak dapat melahirkan satupun anak. Sekarang memberitahu orang lain untuk menemukan pendatang baru yang dapat melahirkan keturunan Kaisar. Apakah dia mengejek dirinya sendiri atau mengeluh tentang tekanan Janda Permaisuri? Tidak heran bahkan Kaisar tidak begitu menyukai Permaisuri ini. Berbudi luhur dan ramahnya hanyalah topeng semata.

Permaisuri Lee mengepalkan tangannya dari balik lengan jubah yang panjang. Orang-orang ini selalu mencoba menusuknya tetapi akhirnya dia selalu dapat berdiri diatas mereka. Selama namanya yang tercatat sebagai Permaisuri selama sehari, dia dapat menanggung penghinaan ini lebih dari apapun. "Sudah tugas ben gong untuk membantu Yang Mulia Kaisar menyebarkan hujan dan embun agar cabang-cabang dapat tumbuh. Hua Guifei, Chen Fei dan Hui Fei akan menemani Ben gong dalam seleksi besar nanti. Baiklah, hari sudah siang dan Ben gong memiliki sesuatu untuk dilakukan. Kalian dapat kembali."

Para selir membungkuk dalam untuk mengantarkan kepergian Permaisuri dengan berbagai pikiran dikepala mereka.

Berdiri di barisan paling belakang adalah dua selir Kekaisaran dengan pangkat terendah saat ini— Jieyu. Setelah mereka mengantarkan para selir berperingkat tinggi di pintu gerbang, keduanya memutuskan untuk berjalan bersama. Hyunbin dan Minsu dapat dikatakan sebagai orang tua di Istana. Mereka telah mengikuti Kaisar sejak sang putra langit melewati masa dewasa, mereka ditugaskan oleh Janda Permaisuri untuk mengajarkan kedewasaan kepada Kaisar dan status mereka ada disana. Meski Kaisar tidak menyukai mereka dan pangkat mereka tidak terlalu tinggi, orang masih memberikan lima poin kehormatan untuk keduanya.

"Matahari terik hari ini." Ujar Hyunbin menatap langit yang cerah.

"Iya, tahun ini musim semi juga tidak seindah tahun lalu." Sahut Minsu tenang.

Hyunbin terkekeh, "Apa yang kamu khawatirkan? Bagi kita orang yang tidak memiliki latar belakang dan hanya mengandalkan masa lalu, setiap musim di Istana ini sama. Hambar dan hambar." Gumamnya dengan ironi.

"Bukan itu yang aku maksud kakak, musim semi tahun ini suram tetapi musim panas yang akan datang mungkin dapat menggantikan kemeriahan musim semi kali ini." Ujar Minsu yang membuat Hyunbin tercengang sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak.

"Kamu ah... Memang menyenangkan untuk menonton drama orang lain. Baiklah aku juga akan menantikan drama baru ini bersama mu."

Beomgyu berdiri dengan punggung lurus dan mata yang menatap ke satu arah di depan sana. Beberapa orang di sampingnya adalah kandidat yang tiba-tiba saja mendapat panggilan yang datang dari Istana Cinning. Benar, Janda Permaisuri secara tiba-tiba memanggil orang dan mengumpulkan mereka di aula samping Istana sang ibu Kaisar.

"Tuan kecil tolong tunggu sebentar, Yang Mulia Janda Permaisuri saat ini sedang berdoa kepada budha. Mari kita tunggu sampai Yang Mulia Janda Permaisuri selesai." Beomgyu melihat pakaian seseorang, ini adalah pelayanan peringkat pertama di Istana. Tetapi dia tidak tahu apakah orang lain adalah kepercayaan Janda Permaisuri atau tidak sehingga Beomgyu tidak berani berbicara sembarangan.

"Tidak berani.. Tidak berani..." Ujar para kandidat itu malu-malu.

Ada gadis keluarga Shin, keluarga Kim, keluarga Lee, keluarga Oh dan tentu saja Beomgyu serta Yejun ada diantaranya. Ini adalah orang-orang yang menonjol selama wajib militer. Beomgyu menebak-nebak apa yang dipikirkan Janda Permaisuri tentang mereka. Apakah Ibu Suri berniat menarik orang-orang dalam kapal yang sama atau sekedar memilih langsung orang untuk putranya?

"Yang Mulia Janda Permaisuri sibuk, kami tidak akan menggangu Yang Mulia. Mama biarkan kami menunggu sampai Yang Mulia Ibu Suri selesai." Lee Euiwoong maju dengan senyum lebarnya yang menggemaskan. Pipinya memiliki lesung pipit dan mata tersenyum dengan cantik yang membuat shou muda itu tampak menggemaskan.

Mama membalas dengan senyum yang tidak kalah. "Para tuan kecil perhatian... Biarkan pelayan istana membawa beberapa makanan kecil dan teh. Yang Mulia Janda Permaisuri ingin semua orang nyaman."

"Terimakasih Yang Mulia."

Mungkin karena Lee Euiwoong memulai, tetapi beberapa orang lain mengikuti untuk berbicara dengan Mama itu bahkan adiknya Choi Yejun yang dingin mengatakan beberapa patah kata saat mama mengungkit tentang sulaman shu yang luarbiasa.

"Tuan muda kedelapan Choi ini, Yang Mulia Janda Permaisuri sangat menyukai sulaman sapu tangan yang terakhir kamu buat. Berkata bahwa jarang bagi anak muda untuk memiliki keterampilan hebat seperti itu.."

Choi Yejun dengan senyum dikulum membalas dengan rendah hati. "Subjek kecil ini tidak berani mengambil kata-kata Yang Mulia, subjek kecil ini hanya mengetahui sedikit teknik. Bahwa Yang Mulia mau menghargai karya kecil itu, subjek kecil ini berterima kasih."

Beberapa orang mengigit lidah mereka dalam diam sembari menatap Choi Yejun dengan tatapan penuh arti. Orang ini bahkan mampu memasuki mata Janda Permaisuri, orang takut dia memiliki pendukung yang kuat jika berhasil memasuki harem. Orang-orang seperti Shin Yuna yang tumbuh dibesarkan dengan etiket Permaisuri sejak kecil tidak tahan dengan kesombongan tersembunyi Choi Yejun. "Apa artinya bertindak rendah hati di hadapan Janda Permaisuri? Sejak dia memasuki gerbang merah dia telah membiarkan dirinya berdiri di pusat perhatian sepanjang waktu. Orang takut bahwa dia punya maksud lain."

Kim Minjeong juga memandang dengan dingin kearah Choi Yejun. Meski orang itu selalu terlihat terpencil dan terpencil, sebenarnya Choi Yejun adalah orang yang selalu ingin bersaing banyak hal dengan orang lain. "Berpura-pura acuh tak acuh, heh untuk siapa dia bersikap sok seperti itu?"

Beomgyu menyesap teh dengan santai. "Orang mengatakan, burung yang memimpin adalah yang pertama tertembak jatuh." Nah, Choi Yejun telah lama berdiri di pusat perhatian dan tidak tahu bagaimana bertindak rendah hati, itu tentu saja mengganggu pemandangan bagi banyak orang. Beomgyu pikir tidak perlu baginya untuk menghitung rencana bagi adik ini, orang lain secara alami akan melakukannya.

Tidak lama Janda Permaisuri tiba dengan para pelayan peringkat pertamanya. Janda Permaisuri berusia pertengahan tiga puluhan. Konon dia adalah salah satu yang termuda di harem Kaisar terakhir. Meski begitu karena latar belakang yang rendah, sementara Kaisar akhir menyukai para bangsawan, secara alami Janda Permaisuri dan Kaisar saat ini tidak disukai. Hanya setelah serangan bar-bar ke dataran tengah membuka mata Kaisar akhir bahwa semua kecantikan dan bangsawan yang dihargai adalah lintah dan ular yang mengigitnya. Dengan itu Kaisar akhir berjuang melawan musuh diluar dan di dalam selama bertahun-tahun membuatnya nyaris runtuh. Apalagi dengan kematian terus menerus para Pangeran tua dan menyisakan para Pangeran muda. Kaisar akhir berjuang sekali lagi, kali ini dia membersihkan harem dan mentertibkan para Pangeran muda untuk saling menghargai perasaan keluarga. Janda Permaisuri naik dari selir peringkat keempat ke sembilan selir peringkat ketiga. Lalu Permaisuri pertama Kaisar bersedia membawa Pangeran ketujuh belas— yang merupakan Kaisar saat ini untuk berlindung dibawah sayapnya dan menjadi putra mahkota. Sayang sekali bahwa Permaisuri utama meninggal karena sakit dan Kaisar mengikuti setelahnya.

Janda Permaisuri bermartabat dan lembut, terlihat seperti penatua yang murah hati. Meski begitu Beomgyu tidak berani meremehkan orang lain. Ini adalah pemenang terakhir di harem pada akhirnya mampu mengambil nama Janda Permaisuri menggantikan Permaisuri utama. Apakah dia benar-benar orang yang lembut sepertinya kelihatannya?

"Para kandidat apakah kalian menunggu lama? Aiijia harus melantunkan doa untuk mendiang Kaisar dan Permaisuri terdahulu jadi maaf untuk membuat kalian tertahan di Istana Aiijia."

Para kandidat bersimpuh untuk memberi salam. "Telah melihat Yang Mulia Janda Permaisuri, panjang umur seribu tahun Yang Mulia!"

Janda Permaisuri mengangkat tangannya, "Ayo tidak perlu banyak upacara. Bangkit cepat."

Setelah seremonial singkat, Janda Permaisuri mulai bertanya pada setiap orang tentang apakah mereka diperlakukan cukup baik di Istana, apakah mereka puas dengan layanan Istana, kesulitan apa yang dialami atau menanyakan rutinitas keseharian mereka selama di kamar kerja. Benar-benar tidak ada intimidasi atau tekanan yang membuat semua kandidat nyaman dan tidak lagi malu-malu.

Beomgyu berada di barisan kedua paling ujung kanan hampir diam sepanjang waktu. Tetapi senyum lembutnya tidak sekalipun pudar. Agak membosankan jika dibandingkan dengan Shin Yuna, Oh Haewon atau Lee Euiwoong yang sangat hidup. Setelah lebih dari sebatang dupa, Janda Permaisuri tampak lelah dan membiarkan mereka kembali. Beomgyu secara alami berada di urutan terakhir untuk keluar dari Istana Cinning. Dia hendak melangkah saat seorang Mama menahannya.

"Tuan muda ketujuh, baru saja Janda Permaisuri mengatakan bahwa Yang Mulia perlu berbicara dengan anda."

Beomgyu tersentak dan meski wajahnya tenang, jatungnya berdetak sangat kencang sekarang. Apakah tujuan sebenarnya Janda Permaisuri mengumpulkan mereka sebenarnya hanya untuk dapat berbicara dengannya? Apa alasannya? Beomgyu ingat tentang Raja Rui secara langsung dan tanpa sadar berkeringat dingin. "Tetapi menurut Hosu, Yejun tidak bertemu Pangeran mana pun hari itu. Tetapi mengapa urusan Raja Rui masih melibatkan aku?!"

"Mama tolong..." Beomgyu memberikannya bingkisan kecil kepada Mama itu.

Mama tersenyum bisnis, "Jangan khawatir tuan muda, Yang Mulia pernah melihat anda di perjamuan beberapa tahun lalu. Anda menarikan tarian seribu bunga yang luar bisa dan Janda Permaisuri hendak mengundang anda ke Istana tetapi dikarenakan anda jatuh sakit. Itu telah tertunda.. Baru sekarang Janda Permaisuri mengingatnya."

Beomggyu tersenyum sampai matanya menyipit, apakah itu benar? Bodoh jika Beomgyu mempercayainya. Sudah bertahun-tahun berlalu dan ada begitu banyak waktu mengapa baru hari ini dia dipanggil? "Begitu..."

Kali ini Beomgyu dibawa ke Aula utama Istana Cinning. Tempat yang megah dan megah itu memasuki mata Beomgyu. Dia melihat sosok wanita anggun duduk di sofa malas. Beomgyu buru-buru bersimpuh lagi.

"Subjek kecil ini Beomgyu dari klan Choi telah melihat Yang Mulia Janda Permaisuri." Dengan gerakan yang lembut dan sempurna dia bersimpuh. Tidak lupa senyum ramah Beomgyu yang sedikit kekanak-kanakan itu.

Jangan Permaisuri mengangguk dan membalas senyum Beomgyu dengan lembut. "Kemari, Aiijia sudah lama tidak melihatmu dalam beberapa tahun terakhir. Aiijia mendengar kamu jatuh sakit apakah tubuhmu sudah membaik?"

Beomgyu membungkuk ringan, "Kembali pada Yang Mulia, tubuh subjek kecil ini telah lama pulih. Hanya saja, ayah dan nenek dirumah ingin subjek ini untuk berlatih urusan rumah tangga dan belajar beberapa keterampilan kecil sehingga dia jarang keluar. Benar-benar kesalahan subjek ini untuk membuat Yang Mulia Janda Permaisuri khawatir."

Mata Janda Permaisuri bersinar mendengar bahwa Beomgyu telah belajar urusan rumah tangga. Di rumah tangga besar sangat jarang anak-anak diminta belajar mengenai urusan rumah tangga karena orang tua lebih senang memanjakan anak-anak mereka. Bahwa keluarga Choi memberikan pengajaran ini, itu membuktikan bahwa nyonya tua di halaman belakang adalah wanita yang bertanggungjawab pada keluarga. Bagus, bagus sekali! "Bagus sekali, belajar urusan rumah tangga dapat membantumu mengatur masalah keluarga. Itu sangat berguna jika kamu menikah dimasa depan."

Beomgyu tersenyum lagi meski hantinya bertambah was-was... Apa maksudnya? Dia tidak benar-benar akan dinikahkan dengan Raja Rui bukan?

"Aku mendengar kamu belajar keterampilan lain apakah kamu mahir menjahit?" Tanya Janda Permaisuri, dia telah melihat sulaman shu milik Choi Yejun dan memang sangat menghargainya. Dia bertanya sekarang hanya ingin tahu apakah Beomgyu juga memiliki kemampuan ini.

Beomgyu menggeleng dengan wajah memerah. "Keterampilan subjek ini sangat buruk dalam menjahit. Satu-satunya yang baik adalah membuat kantong wewangian sisanya benar-benar tidak dapat dilihat."

Meski agak terkejut, Janda Permaisuri tidak kecewa. Dia telah lama mendengar reputasi Beomgyu, anak ini nyaris sempurna tetapi bahwa ada beberapa keterampilan yang tidak dapat dikuasai semuanya juga bukan hal aneh. "Jadi apa keterampilan lain yang kamu pelajari? Aiijia bukan orang yang berbudaya dan telah lama iri pada orang-orang berbakat sepertimu ah.." Janda Permaisuri pura-pura mendesah.

Beomgyu malu-malu lagi mengaku. "Subjek ini telah belajar memasak."

"Memasak?" Janda Permaisuri membeo kemudian tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Bagus sekali! Jarang bagi para tuan dan nona muda dari keluarga besar mau repot-repot belajar memasak. Apalagi dengan adanya para pelayan orang lebih ingin hidup seperti kumbang padi."

Beomgyu salah tingkah ditempatnya, meski pujian Janda Permaisuri ringan itu masih memberikan efek kepadanya. "Wanita tua dirumah kadang-kadang mengalami kesulitan makan dan menjadi pemilih. Keluarga menjadi khawatir dan menemukan beberapa juru masak dari berbagai daerah untuk mengembalikan nafsu makan nenek. Baru setelah Ibu selir subjek ini membuat makanan pedas khas selatan nenek menjadi berselera." Terang Beomgyu dengan jujur.

"Karena itulah kamu tertarik belajar memasak? Kamu anak— benar-benar perhatian dengan nenekmu. Aiijia tahu bahwa kamu berbakti." Janda Permaisuri mengangguk puas. Jadi setelah mengatakan beberapa kata lagi dia membiarkan Beomgyu pergi diantar oleh pelayan peringkat pertamanya.

Beomgyu membungkuk dalam sebelum pergi dan Janda Permaisuri melihat punggung yang tampak rapuh tetapi sebenarnya kokoh itu dengan senyum dalam. "Aiijia awalnya ingin Choi Yejun terpilih karena dia sangat populer belakangan ini. Tetapi melihat kepada tuan muda ketujuh ini Aiijia berubah pikiran."

Mama disamping memijit bahu Janda Permaisuri dan menanggapi, "Tuan muda ketujuh sebenarnya lebih cantik dari tuan muda kedelapan, bahkan bakatnya sedikit lebih baik. Selain itu meski orang tampak pendiam, mata orang lain dipenuhi kecerdasan. Budak ini pikir tuan muda ketujuh adalah orang yang sangat stabil."

Janda Permaisuri mengangguk. "Di harem, kecantikan dan bakat ada dimana-mana. Tetapi mereka yang cerdas, tahu bagaimana bertindak dan menempatkan diri itu jarang. Tuan muda ketujuh ini sebenarnya tidak pendiam, dia orang yang ceria dan agak kekanak-kanakan. Sekarang dia hanya menekan tempramen aslinya."

Mama terkejut, "Apakah begitu Yang Mulia? Itu artinya... Tuan muda ketujuh ini.."

Janda Permaisuri menggeleng, "Tidak, dia bukan orang dengan pemikiran picik. Dia hanya menyesuaikan diri dengan posisinya sekarang. Bagaimana dia hanya kandidat, tetapi setelah dia diberi status dan pangkat kamu akan melihat seberapa lihai dia bermain... Orang seperti ini tidak dapat dijadikan bidak. Tetapi lebih cocok dijadikan rekan."

"Siapa yang cocok dijadikan rekan?" Sosok dengan pakaian kuning dengan pola emas lima cakar memasuki aula. Orang lain tegap tetapi tidak besar, ramping tetapi tidak kurus, melalui rahang dan mata yang tajam orang dapat melihat kekuatannya. Terutama wajah yang dipahat amat rupawan itu khas Kaisar Giok yang dingin dan agung.

"Putra Aiijia akhirnya datang menjenguk."

Sepasang Ibu dan anak berbagai senyuman penuh arti.

༺ღ༒ Bersambung...༒ღ༻

Glosarium;

Ben gong= cara seorang Permaisuri/Putri/Selir Kekaisaran dengan pangkat tinggi memanggil diri mereka sendiri. Ben bong berarti; Istana ini.

Aiijia = Ilegalisme seorang Janda Permaisuri. (Yang berduka ini).

Continue Reading

You'll Also Like

37.5K 5.4K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
1M 83.3K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
54K 5.7K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
39.7K 3.8K 41
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...