WHITE LOTUS - TAEGYU

Autorstwa winterlazulli

44.5K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... Więcej

【KONTEN】
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
04【WL❦】-Seleksi
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
15【WL❦】- Sepasang burung
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
38-【WL❦】Berlayar ke selatan
39-【WL❦】Saingan cinta?
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

00【WL❦】- Hujan Musim Semi

1.8K 117 7
Autorstwa winterlazulli

Prolog
———

Westeria menari dengan lembut bersama angin, musiknya adalah rintik hujan yang mengetuk genteng dan air danau. Hujan pertama musim semi tahun ini ringan tetapi basahnya menyentuh lantai kayu hingga ujung jubah serwana anggur milik seseorang yang sejak tadi berdiam menikmati keheningan hari. Wajah telur angsa dengan mata almond yang indah, hidung mungil dan bibirnya tipis dengan kulit yang putih bersih. Sosoknya ramping berdiri menghadap tetesan air hujan. Kecantikannya tampak dingin tetapi tidak kesepian, rapuh tetapi membuat orang kasihan.

"Inilah yang disebut daya tarik kecantikan." Gumam seseorang dari paviliun seberang. Menyangga wajah dengan satu tangan, menatap kecantikan dengan penuh pemujaan.

Kawan disamping mendesah, "Dan itulah seseorang yang tidak dapat kamu harapkan." Nada mengkasihani itu tentu saja ditunjukan untuk mengejek sahabat karib disampingnya.

"Mengapa kamu mengatakan hal seperti itu? Belum tentu aku tidak dapat memilikinya bukan? Selama ada peluang, siapa yang akan tahu kepada siapa rusa akan jatuh?" Setelah mendengar kata-kata nya, sang sahabat tertawa terbahak-bahak.

"Ayo nak bangun dari tidur mu, siapa kamu dan siapa dia. Kamu harus jelas!"

Pemuda dengan tampilan flamboyan menguncang kipas lipat ditangan tidak senang sebab diremehkan. "Ayo katakan kepada tuan muda ini, siapa kecantikan di ujung sana." Ujarnya bertanya pada seorang pelayan yang lewat.

"Itu adalah tuan muda kedelapan dari Rumah Perdana Menteri." Kata terakhir sudah cukup membuat banyak orang menyusut. Siapa itu Perdana Menteri? Dan keluarga macam apa itu? Jangan bertanya, gelar seseorang bahkan sudah menjelaskan seberapa tinggi status orang lain.

Pria flamboyan dengan wajah masam melirik kembali ke ujung paviliun. "Ah benar-benar seperti langit dan bumi."

Sahabat di samping menepuk bahu sang kawan dengan prihatin. "Tidak apa-apa untuk mengagumi, kamu bukan yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir patah hati."

Gelak tawa lain datang dari belakang. Membuat wajah pria flamboyan semakin buruk. Persis jujube bengkok.

"Ah ini baru tuan muda kedelapan, kamu belum melihat tuan muda ketu—" Belum selesai seseorang berbicara, dari lorong paviliun muncul sosok mengenakan jubah berwarna hijau sage. Diantara tirai yang melambai, sosok itu berjalan dengan cara yang tidak lambat ataupun cepat. Di belakangnya ada beberapa orang yang mengikuti, mereka cantik dan cantik. Pemandangan seperti taman bunga yang di hinggapi kupu-kupu.

"Tuan muda Yoo ini adalah kecantikan yang sebenarnya."

"Seperti yang dikatakan orang-orang, kecantikan terkenal tuan muda ketujuh itu ada bukan tanpa alasan."

"Yang mana tuan muda ketujuh?"

"Sial, apa kamu tidak melihat seseorang yang paling menonjol disana?!"

Bisik-bisik bergema dan dengan cepat eksistensi di paviliun seberang terlupakan oleh orang-orang. Tidak ada yang melihat tatapan sendu diwajah yang dingin atau rasa sakit dibalik mata yang indah itu.

Ketika kelompok lima orang memasuki ruangan, semua mata memandang kearah mereka tanpa terkecuali. Berbagai arti dilemparkan hanya untuk mendapat sambutan acuh tak acuh.

Menelisik lebih dalam pada sosok paling depan itu tidak diragukan lagi seseorang akan terjebak dalam keindahan. Lihat saja meski langit mendung, wajah orang lain masih bersinar. Meski awan berkabut mata orang cerah seperti air musim gugur. Dan meski susana hujan mengaburkan kebisingan dunia, dengan sosok yang memiliki tampilan lembut yang menawan, gerakan seperti lambaian bunga westeria dan anggun seperti pohon willow. Dimana orang tidak jatuh dalam pesonanya?

"Saudara ketujuh kamu benar-benar menarik lebah dan kupu-kupu kemanapun kamu pergi ah~"

"Siapa yang meminta dia untuk dilahirkan dengan keindahan seperti itu? Jika saja aku bisa, aku akan meminta mak comblang untuk melamarnya ke depan pintu."

"Tidak hanya cantik, kakak ketujuh mahir dalam empat seni dan telah membaca buku besar. Aku benar-benar sangat iri kepada orang yang berhasil menikah dengannya ba~"

Dua orang dibelakang mengikuti yang ketujuh sembari berbisik, dengan sengaja menggoda orang di depan mereka. Yang dibicarakan, terlepas apakah pujian itu tulus atau tidak tentu saja merasa senang. Di dunia ini, orang bodoh mana yang tidak senang dipuji? Menahan rasa malu diwajah, tuan muda ketujuh berdehem lembut. "Kalian dua orang dengan mulut pot madu, berhenti melebih-lebihkan sekarang juga."

Keduanya terkikik sementara yang lain menggelengkan kepala, sudah terlalu sering melihat pemandangan ini.

"Ayo kita pergi ke lantai atas. Aku dengar paviliun Shīdì telah membuka menu baru, itu disebut kue lapis salju. Sepupu ku membawanya saat pergi keluar dan aku mencicipi sedikit, rasa enak dan tidak terlalu manis. Kakak Gyu aku pikir kamu akan menyukainya." Ujar seorang tuan muda.

"Ya saudara Beomgyu, aku pikir kue-kue di Paviliun Shīdì akan menjadi favorite mu mulai sekarang. Kue-kue mereka cantik dan memiliki cita rasa yang tidak berlebihan." Komentar yang lain.

"Adik ketujuh apakah kamu memesan?"

Kakak ketujuh melirik saudara keenam di samping dan mengangguk. "Ya tolong saudara, apapun yang menurutmu baik."

"Bagus... Kue lapis salju, biskuit anggur."

"Tambahkan anggur bunga juga ah, aku dengar anggur bunga disini harum dan khas."

"Hei ini terlalu pagi untuk mabuk."

"Tenang saja, setelah dari sini aku tidak berniat pergi lagi. Jadi jangan khawatir aku pulang dengan mabuk, lagipula cuaca dingin diluar. Bukankah anggur cocok menemani dinginnya hujan?"

"Kamu pandai berkata-kata, apakah sekarang kamu mulai belajar membaca puisi?"

"Brisik, turuti saja."

Di saat teman dan saudaranya sibuk berdiskusi. Tuan muda ketujuh yang duduk di dekat jendela menurunkan pandangannya kearah paviliun terakhir di ujung halaman. Maniknya menembus rintik hujan dan melewati tirai bambu yang bergetar dengan tatapan rumit dimana sosok lain berdiri menyendiri seolah menentang semua kesunyian dunia. Sudut bibirnya tanpa sadar naik.

Ingatan kembali kedua tahun yang lalu. Ketika dia secara tidak sengaja mengetahui sebuah rahasia tentang siapa sebenarnya tuan muda kedelapan dalam keluarga Perdana Menteri— yang tidak lain adalah saudaranya sendiri.

Tahun itu ketika semua generasi muda dibawa untuk mempersembahkan dupa untuk leluhur sekaligus berdoa untuk kematian Kaisar tua. Adik kedelapannya tanpa sengaja terpeleset jatuh kedalam kolam pada malam musim dingin. Ketika ditemukan, tabib mengatakan bahwa kecil kemungkinan dia akan bertahan. Meski seluruh keluarga tidak menganggap serius adik kedelapan. Ayah, nyonya, dan nenek tentu saja tidak menyerah untuk menyelamatkannya dan meminta tabib untuk merawatnya sampai dia benar-benar sembuh meski dengan harapan yang tipis. Dan benar saja, adik kedelapan jatuh koma selama satu bulan dan ketika semua orang berpikir dia akan jatuh kedalam keadaan vegetatif selamanya. Pada suatu pagi dia bangun dengan tempramen yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Seluruh keluarga tahu bahwa adik kedelapan adalah seorang pengecut sejak dia masih kecil dan keberadaannya transparan di halaman belakang sama seperti ibunya. Dengan ketidak seriusan orang dewasa, anak-anak selir lain tak ayal sering menganggunya dan terbiasa di tinggalkan. Namun setelah kembali dari gerbang kematian, kepengecutan itu hilang terganti dengan wajah dingin yang kokoh seperti tembok yang terbuat dari es. Dari awal yang sudah menyendiri semakin menyendiri. Tidak ada yang menganggap serius perubahan kecil itu, tetapi sejak adik kedelapan sadar dari koma. Halaman belakang perdana menteri tiba-tiba saja berubah. Orang-orang yang awalnya bermain trik atau saling membingkai secara sembunyi tiba-tiba saja menjadi  sering terekspos. Dua atau tiga selir menjadi lebih sering dihukum. Keluarga berpikir itu mungkin hanya perkelahian biasa. Tetapi dia— tuan muda ketujuh sudah memiliki kepekaan yang tinggi sejak dia masih kecil. Dan intuisi yang dia miliki secara alami juga kuat. Perubahan adik kedelapan terlalu kebetulan dengan semua kekacauan itu, apalagi setelah dia menyelidiki lebih jauh, beberapa bukti menghubungkannya dengan adik kedelapan ini.

Juga tentang tempramen baru adik kedelapan yang ekstrim membuatnya sangat curiga, setiap dia melihat ke mata itu. Meski tatapan orang lain setenang air, Dia masih mampu melihat kedalamnya. Penuh dengan kebencian dan perhitungan. Dia ingat ketika ayahnya mengundang seorang guru untuk mencerahkan anak-anak tentang empat buku besar dan enam seni. Adik kedelapan adalah satu-satunya orang yang harus belajar menulis banyak karakter dan melatih keterampilan kaligrafi. Mungkin karena latar belakang keluarga pedagang yang rendah atau ibunya yang hanya seorang Yiniang tidak mampu mengajar putranya sendiri, tulisan tangan Adik kedelapan benar-benar buruk bahkan wajah guru tenggelam saat melihatnya. Tetapi setelah periode penyembuhan tahun itu, tulisan adik kedelapan tiba-tiba saja menjadi cantik. Perbedaan seperti langit dan bumi dengan sebelumnya! Seperti seorang master yang sudah berlatih kaligrafi bertahun-tahun! Dia pun merasa waspada dan dengan nekad menyuap orang di halaman adik kedelapan untuk memperhatikan gerak-gerik adiknya itu.

Benar saja, meski di minggu pertama dia tidak mendapat berita apapun. Minggu selanjutnya mata-mata yang dia suap memberitahu beberapa infomasi, tidak hanya adik kedelapan sebenarnya tidak pernah belatih kaligrafi tetapi juga bahwa adik kedelapan mulai membuat sesuatu seperti salep dan bubuk kecantikan secara diam-diam dan menjual produk itu kebeberapa toko untuk menghasilkan uang. Bagian anehnya adalah bahwa adik kedelapan tidak berkonsultasi dengan tabib tentang salep kecantikan itu! Namun uang dikumpulkan dengan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama baginya mendengar bahwa kepopuleran salep dan bubuk kecantikan adik kedelapannya di ibukota. Dia juga menemukan bahwa hasil uang dari produk penjualan tidak gunakan untuk memperkaya kantong adik kedelapan melainkan untuk menyuap banyak pelayanan untuk berurusan dengan para Yiniang yang sebelumnya pernah menggertak ibu dan anak itu. Itulah mengapa halaman belakang ayahnya menjadi kacau. Dia berpikir mungkinkah adiknya tercerahkan dan ingin membalas dendam pada orang-orang di kediaman perdana menteri?

Semakin Dia memperhatikan, semakin dia merasa kemungkinan yang terakhir akan terjadi. Dia secara alami tidak ingin ayah dan ibunya terseret kedalam air berlumpur dan membuat rencana untuk mendekati adik kedelapan. Beruntungnya dimasa lalu, dia tidak pernah belaku kelewat batas pada adik ini. Kecuali bertindak acuh tak acuh dan kadang-kadang meremehkannya. Dia tidak seperti saudara kelima, keenam dan kesembilan yang berselisih secara terang-terangan dengan adik kedelapan. Melalui rencana itu dia akhirnya benar-benar menemukan titik terang dari semua pertanyaan yang menggantung dipikirannya saat itu.

Adalah ketika dia berkunjung ke halaman adik kedelapan dan menemukan bahwa di jatuh sakit setelah dihukum berlutut di aula leluhur oleh ayah mereka karena berkelahi dengan kakak kelima. Para pelayan di halaman tidak tahu berbuat apa dan meminta kepada nya untuk mengundang tabib jadi dia juga mengirim orang keluar untuk memberitahu nenek tentang kondisi adik kedelapan. Sendirian dengan orang sakit, dia hanya bisa menunggu tabib tiba. Siapa yang tahu bahwa dia akan mendengar adik kedelapan berbicara dalam tidurnya. "Aku akan membalaskan dendam mu, jangan khawatir semua orang dikeluarga ini akan tunduk dibawah kakimu."

Tentu saja dia tidak menganggapnya secara serius. Tidak sampai kalimat berikutnya keluar; "Kim Yiniang yang pernah menggertak ibu sebentar lagi akan tersingkir dari kediaman. Hehehe aku menjebaknya untuk mengugurkan kandungan Kang Yiniang.... Saudara-saudara berhati ular dan kalajengking itu juga... Aku akan mengurusnya untukmu... Jangan khawatir tubuh ini aku akan memperlakukannya dengan baik jadi kamu bisa mati dengan tenang hehehe.."

Tubuhnya seketika menegang dan hatinya tenggelam mendengar pengakuan adik kedelapan. 'Dia benar-benar melakukanya! ' Untuk sementara waktu dia perlu waktu untuk mencerna, bahkan jika dia sudah menerka-nerka sebelumnya. Dia masih berharap bahwa adik kedelapan tindak melakukan hal-hal tersebut. Mungkin dia yang terlalu lembut atau adik kedelapan yang kejam.

Dia hendak berbalik ketika kakinya tidak sengaja menendang sesuatu dengan keras. Bunyi itu membuat dia ketakutan dan dengan sedikit takut melirik ke atas ranjang berkanopi. Adik kedelapannya masih tidak sadarkan diri, dia pun menghembuskan nafas lega secara tidak sadar.

Dia berjongkok mengambil sebuah buku dengan tergesa-gesa. Tepat dengan kedatangan tabib dan para mama disamping nenek dan nyonya. Dia pun berhasil melupakan sejenak rahasia gelap yang dia dengar secara tidak sengaja.

Ya, hanya sejenak sebab ketika dia kembali ke halamannya sendiri dan menemukan buku yang dia ambil sewaktu di kamar adik kedelapan, dia berpikir itu hanya buku cerita biasa atau paling-paling catatan pelajaran adiknya. Jadi dengan penuh rasa ingin tahu dia membaca buku itu dan menemukan fakta yang lebih mencengangkan.

Buku itu memang sebuah buku cerita, penulisnya tidak tercatat tetapi isi didalamnya bisa dipastikan menceritakan tentang adik kedelapan. Dia berpikir mungkin hanya pekerjaan iseng seseorang yang disuruh adik kedelapan untuk lelucon. Mungkin adiknya tertarik mengabadikan setiap hari yang dia lalui untuk dicatat sebagai kenangan layaknya buku sejarah. Hanya sampai dia membaca bagian mereka pergi ke kuil berbulan-bulan yang lalu. Di dalam buku di tulis bahwa adik kelimanya benar-benar mati. Dan jiwa yang mendiami tubuh adik kedelapan adalah orang dari ribuan tahun dimasa depan. Dia datang ke era ini setelah secara tidak sengaja mengalami kecelakaan dan jiwanya memasuki tubuh adik kedelapan atas izin surga. Karena dia diberikan kesempatan hidup, dia ingin membalas kebaikan surga kepada pemilik tubuh asli. Yaitu dengan membalaskan dendam adik kedelapan dan ibunya terhadap orang-orang yang telah menganiaya ibu dan anak.

Semakin banyak dia membaca, semakin buruk ekspresinya. Dia tidak mempercayai dewa dan hantu, apalagi hal-hal yang di tulis di dalam buku terasa kurang masuk akal baginya. Tetapi memikirkan tentang apa yang telah terjadi sejak mereka keluar dari kuil sama persis dengan yang tercatat di dalam buku. Dia tahu bahwa dia benar-benar harus mempercayai buku itu.

Membaca buku membuatnya semakin penasaran, jadi dia membaca lagi isi teks di dalam dengan penuh kehati-hatian. Semua hal yang tertulis sangat rinci terutama bagian ketika adik kedelapan palsu itu bertarung untuk mengalahkan musuhnya. Dari satu halaman melompat keketiga puluh, dari tiga puluh melompat lagi ke delapan puluh, seratus halaman hampir dia habiskan seorang diri. Dia bahkan lupa bahwa adik kedelapannya masih sakit di halaman sebelah.

Buku itu benar-benar menceritakan tentang adik palsunya. Bagaimana dia mengembangkan bisnis untuk menghasilkan uang untuk mendukung ibu selirnya, sampai bagaimana dia berurusan dengan orang-orang yang tampaknya adalah penjahat di dalam cerita. Itu juga meliputi para Yiniang yang saling mengigit, saudara-saudara yang baik, teman-teman mantan saudaranya yang ternyata juga palsu terhadap saudara kedelapan. Sampai kisah percintaan saudar kedelapannya. Itu cukup intens namun dia sama sekali tidak menikmati waktu membaca itu karena setiap kali saudara palsu itu berbicara tentang rasa sakit dimasa lalu, itu benar-benar penuh dengan omong kosong!

'Dia benar-benar berani menyalahkan ayah karena bias terhadap Nyonya dan selir yang disukai? Heh, salah siapa ibu selirnya tidak pandai menangkap kasih sayang ayah. Dan dia sendiri sejak kecil terbiasa bersikap sok polos untuk mendapat belas kasihan, siapa yang berani dekat dengan serigala bermata putih seperti adik kedelapan!'

Menurutnya, adik kedelapan dan Ibunya hanya tidak bisa menerima takdir sebagai selir dan anak selir. Ketika dia menikah dengan rumah tangga perdana menteri, mungkin dia berpikir bisa hidup seperti selir Kekaisaran. Benar-benar terlalu banyak bermimpi!

Adapun tentang penindasan antar para Yiniang, ini adalah hukum alam bahwa yang kuat yang dapat berkuasa. Dia yang seorang remaja bahkan bisa memahami hukum ini dengan baik, bagaimana orang tua seperti ibu selir adik kedelapan tidak dapat berpikir? Tidak kah dia tahu ketika dia kalah, anaknya akan menderita ditangan orang lain? Itulah sebabnya para Yiniang itu mengusahakan banyak cara agar ayahnya datang ke halaman mereka? Perjuangan ini bukan untuk satu orang pria tetapi untuk diri sendiri dan anak yang mereka bawa!

'Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran ibu selir adik kedelapan... Tetapi lupakan saja... Adik ini bukan adikku yang sebenarnya... Dia bahkan lebih pandai... Yang perlu aku khawatirkan adalah hidupku dan ibu. Jika adik palsu ini juga menghitung kami, betapa buruknya masa depan!' Dengan menggerakkan gigi, dia membalik halaman dan bertekad menghabiskan semua halaman hari itu juga.

Dan tidak butuh waktu lama untuk dia memberi jeda sejenak. Berusaha mencerna infomasi dari dalam buku kepikirannya saat ini. Dicatat bahwa adik palsu menggunakan banyak metode kejam untuk membalas dendam. Misalnya karena perubahan yang sangat signifikan dalam diri adik kedelapan adalah bahwa dia mulai berani menunjukkan kecantikan wajahnya yang tampan itu dan menarik lebah dan kupu-kupu kemanapun dia pergi. Belum lagi bahwa dia mengembangkan banyak bakat yang diperoleh dari kehidupan sebelumnya. Citra adik kedelapan tumbuh subur menjadi Shou muda yang berbakat dan menarik banyak perhatian para pemuda ibukota. Tak ayal dia banyak menyinggung keluarga besar yang telah mengatur pernikahan untuk anak-anak mereka. Bagaimana para tuan muda menjadi tergila-gila karena telah melihat kecantikan dingin adik kedelapan yang menantang. Salah satu yang tersinggung bahkan adalah saudara kelima yang sudah mengatur pernikahan dengan keluarga pejabat kelas empat. Benar-benar sial bahwa calon suami kakak kelima ikut tergila-gila terhadap adik kedelapan dan membuat banyak keributan untuk menikahinya.

Reputasi kakak kelima terancam karena tunangannya ingin menikahi wanita lain yang tidak salah lagi adalah saudaranya sendiri! Kemudian karena masalah ini kakak kelima dan adik kedelapan akhirnya saling bermusuhan dan bersilang pedang untuk waktu yang lama. Hingga saling menjebak satu sama lain. Sayangnya, seolah-olah adik kedepalan sangat maha kuasa— dia selalu mempu mengalahkan lawannya dan mempermalukan mereka dengan sangat baik. Akhir dari setiap orang yang menentang adik kedelapan selalu buruk. Kakak kelima misalnya, karena orang menggunakan trik penculikan agar reputasi adik kedelapan hancur. Pembalasan yang dia Terima adalah kecacatan seumur hidup dan harus menikah sebagai selir seorang pria tua.

Ada pula saudara keenam dan kesembilan dari kamar kedua yang selalu cemburu terhadap adik kedelapan dan telah menggunakan berbagai cara untuk menyakitinya pun mendapat ganjaran dengan kalah tidak menyedihkan. Yang satu dikirim ke kuil dan yang satu bunuh diri setelah diculik oleh bandit yang di atur oleh adik kedelapan. Adik kedelapan seolah menunjukkan bahwa dia tidak mentolerir sebutir pasir pun dimatanya.

Adapu nasib dirinya, di dalam buku ini meski dia tidak berselisih apapun dengan adik kedelapan. Karena dia terlalu sering membela saudaranya yang lain, dia akhirnya masih menyinggung adik kedelapan. Oleh sebab itu yang terpengaruh sebenarnya adalah pernikahannya. Seharusnya, pada dua tahun dari sekarang dia akan mengikuti wajib militer bersama adik kedelapan dan kesembilan. Di dalam buku disebutkan bahwa adik kedelapan tidak ingin memasuki Istana sebagai selir jadi adik kedelapan menjebak dia agar terpilih. Sayangnya meski tanda miliknya ditahan di Istana, bukannya ditarik sebagai selir Kaisar. Dia dijodohkan dengan seorang Pangeran yang terkenal kasar dan kejam yang telah memiliki seratus kecantikan di halaman belakangnya. Tidak diragukan lagi, dia berakhir memalukan di tangan Pangeran itu. Untungnya, itu akan terjadi bertahun-tahun kemudian. Dan dengan bantuan buku ini, dia telah melangkah perlahan menghindar satu-persatu dari menyinggung adik kedelapan palsu itu.

Meski begitu, benar-benar tidak nyaman bahwa dia telah mengetahui rahasia tetapi tidak dapat berbuat banyak selain menyelematkan dirinya sendiri. "Bagaimana aku bukan Tuhan yang dapat mengatur segalanya. Adik kedelapan memiliki sistem curang untuk bergerak yang tidak mudah untuk dilawan. Satu-satunya cara adalah menekannya secara perlahan.... Aku tidak percaya dengan semua keanehan ini tidak akan ada yang menyadari bahwa dia berbeda... Cepat atau lambat semua rahasia ini akan terungkap."

"Kakak ketujuh apa yang kamu perhatikan?"

Segera dia tersadar dari lamunan yang jauh itu. Menoleh dan melemparkan senyum dia berkata; "Bukan apa-apa, hujan diluar sangat sejuk aku berpikir apakah aku harus minum anggur atau teh jahe saja?"

"Sebaiknya kakak ketujuh kamu pilih teh jahe, ayah mengatakan bahwa kita akan menyambut keluarga Jenderal Min hari ini. Tidak baik untuk mabuk bukan?"

Dia mengangguk, "Kakak keenam benar."

"Oh aku sudah mendengar bahwa saudara perempuan tertua akan menikah dengan tuan muda dari keluarga Jenderal Min. Selamat untuk keluargamu." Seorang teman berkata dengan semangat.

Hidangan datang dengan cepat. Kue-kue yang cantik dan harum memanjakan mata.

"Beomgyu ayo cicipi ini." Seseorang mendorong kue lapis salju kearahnya.

"Ya tuan muda ketujuh kamu harus mencobanya segera. Ini adalah yang paling istimewa." Dia— Choi Beomgyu tersenyum dan berterimakasih. Mengigit pelan kue lapis salju dan merasakan sesuatu meleleh di mulutnya.

"Oh, memang lezat."

"Hah! Aku tidak berbohong sama sekali. Ayo kakak ketujuh sudah mengakui kelezatannya. Kalian semua juga harus mencobanya ba!"

"Ya baiklah..."

Beomgyu melirik satu persatu dari mereka. Dari kanan di seberangnya adalah saudara keenam— Choi Seungmin. Di samping kakaknya ada dua teman dari rumah besar Park dan disisi Beomgyu sendiri adalah adik perempuan kesembilan. Tidak ada yang tahu kecuali dia bahwa Paviliun Shīdì sebenarnya adalah milik adik kedelapan. Semua kue yang disantap di atas meja berasal dari sesuatu yang disebut sistem— alat curang yang selalu membantu adik kedelapan dalam merencanakan sesuatu. Karena benda itulah, Beomgyu sebenarnya memandang adik kedelapan dengan cara yang remeh.

Adik kedelapan palsu bertindak seolah dia sangat maha kuasa dan penuh bakat dan hampir dipanggil jenius tetapi ternyata itu diperoleh dengan bantuan sistem. Sayangnya dia tidak tahu cara mematikan sistem itu, jika tidak dia mungkin dapat meminimalkan kerusakan yang dibuat adik kedelapan palsu saat dia membalas dendam dengan orang-orang di halaman belakang.

"Hei lihat bukanlah itu adik kedelapan kalian?"

Beomgyu menoleh kearah yang di tunjuk dengan tenang tetapi wajah adik kesembilan dan saudara keenam tidak baik. Dua orang ini telah mengalami banyak keluhan ditangan adik kedelapan selama dua tahun terakhir. Untungnya Beomgyu selalu mencoba menahan mereka dari berselisih dengan adik kedelapan. Dia benar-benar tidak ingin saudara-saudaranya berakhir buruk.

"Apa yang dia lakukan disini?" Suara sinis dilemparkan oleh adik kesembilan— Choi Jinni.

"Dia selalu berkeliaran diluar selama dua tahun terakhir. Aku bahkan sering melihatnya di jalan bunga." Sahut teman mereka.

"Hah? Jalan bunga? Bukankah itu distrik lampu merah?" Wajah saudara keenam jatuh. Bukannya mereka tidak tahu tempat apa yang berada di jalan itu.

"Aiyaaahh untuk apa dia datang ketempat kotor seperti itu? Dia seseorang yang belum menikah.., hei Seungmin, Beomgyu apakah ayahmu tahu tentang hal ini? Ckckck."

Tangan Seungmin mengepal dan menggeram rendah. "Bedebah kecil ini—"

Beomgyu menepuk bahunya dan menggeleng. "Mari kita beritahu ayah nanti, jangan gegabah." Ya Jangan gegabah karena mereka akan kalah jika bertarung secara membabi buta dengan adik kedelapan itu!

Lima orang berpisah menjadi dua kelompok setelah bersenang-senang. Beomgyu, Seungmin dan Jinni hendak kembali ke kediaman Perdana Menteri dan berpapasan dengan adik kedelapan secara kebetulan.

Seungmin ingat apa yang dibicarakan teman-teman nya tentang adik kedelapan ini dan wajahnya masih sangat buruk. "Adik kedelapan tampaknya telah sibuk sepanjang hari. Hari ini kita akan kedatangan tamu di rumah, sebaiknya kamu ikut kembali bersama kami." Meski dia enggan berdekatan dengan adik kedelapan. Seungmin menyadari bahwa dia harus membawa anak itu pulang atau adik kedelapan ini akan terus berkeliaran diluar seperti orang liar!

Adik kesembilan tertawa mengejek, "Kakak kedelapan berlarian sepanjang hari di distrik bunga entah apa bisnisnya. Tetapi kamu harus tahu bahwa kediaman Perdana Menteri kami bukanlah sekelompok pemboros!" Mungkin Choi Jinni pikir, adik kedelapan pergi ke jalan bunga untuk bertemu dengan para penghibur dan mengeluarkan kata-kata itu dengan sengaja untuk menyindir.

Beomgyu melihat tubuh adik kedelapan menegang di tempat dan meski ekspresi wajah itu dingin, kulitnya berubah hijau. Jadi buru-buru dia berkata; "Adik kedelapan aku tidak tahu apa bisnismu di jalan bunga. Tetapi kamu dan saudara yang lain bukan lagi anak-anak, tidak baik berkeliaran dijalan seperti itu. Bagaimana kamu juga mencapai umur untuk membuat pertunangan. Tidakah kamu ingin orang salah paham dan membuat reputasimu buruk bukan?" Implikasinya jelas, jika adik kedelapan masih tidak mengerti maka dia benar-benar bodoh!

Beomgyu tahu adik kedelapan palsu juga bernama Choi Yejun— dia berasal dari era dimana manusia bisa menaiki burung besi di langit, kebebasan dan kesetaraan hak antar manusia dijunjung tinggi yang membuatnya berpikiran sangat terbuka. Tetapi sekarang dia berada di era dimana Kekaisaran adalah hukum dan patriarki merajalela. Dia harus mengikuti hukum yang berlaku untuk hidup!

Seolah tersadarkan, adik kedelapan mengaku dengan malu. "Benar-benar kecerobohan ku untuk menyeret semua orang dalam masalah. Aku hanya pergi untuk mengatur bisnis di jalan bunga, aku tidak tahu itu dapat menyebabkan banyak kesalah pahaman." Akunya jujur.

Terlepas apakah dia tulus dalam mengakui. Beomgyu hanya berharap Choi Yejun dapat memperbaiki pola pikirnya ini. "Asalkan kamu tidak mengulanginya. Bagaimana itu juga akan berdampak pada reputasi mu."

Choi Jinni mendengus, "Kakak ketujuh kamu adalah yang paling perhatian, tidak seperti beberapa orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri."

Beomgyu melambaikan tangannya, "Ayo kita segera kembali. Hari ini adalah hari yang penting untuk kakak perempuan tertua. Jangan membuat keributan."

Seungmin membenarkan, "Apa yang dibicarakan saudara ketujuh benar. Mari kita kembali, Jinni kamu naik bersama ku."

Beomgyu dengan terpaksa berbagi kereta dengan Yejun karena dua orang itu pergi lebih dulu.

"Tuan muda kembali?" pelayan kecil bergegas menghampiri Beomgyu. Mengambil alih beberapa kantong makanan dan meletakkan barang-barang di atas meja. "Tuan muda apakah anda ingin budak ini menyiapkan air panas?"

Hujan diluar membawa hawa dingin, belum lagi percikan air hujan yang menerpa Beomgyu saat dia diluar. Pelayan takut tuannya akan jatuh sakit. Beomgyu mengangguk, "Iya, sore hari kita akan kedatangan tamu jadi siapkan juga aku jubah biru yang baru datang dari taman bordir beberapa hari lalu. Ngomong-ngomong, Hyein antarkan kue-kue ini ke halaman nyonya dan ibuku. Ingat untuk mengucapkan hal-hal dengan sopan."

"Iya tuan muda."

Beomgyu melepaskan jepit rambutnya dan melepas pakaian luar sembari menunggu air panas siap. Hosu— pelayan shou membantunya dengan pakaian basah.

"Tuan muda, beberapa saat lalu tuan besar memberi pesan lewat kepala pelayan Choi bahwa anda diminta menemui tuan besar diruang kerja."

"Oh ayah ingin bertemu denganku? Hanya aku atau saudara yang lain juga dipanggil?"

"Budak ini sudah mencari tahu dan hanya tuan muda yang dicari oleh tuan besar."

Beomgyu bergumam, "Hmm kalau begitu aku akan datang setelah membersihkan diri."

Berpikir bahwa ayahnya mungkin membicarakan hal yang penting dan pasti membutuhkan waktu lama, Beomgyu memutuskan untuk bersiap lebih awal sehingga dia bisa menyambut tamu tanpa terlambat. Mengenakan jubah biru bersih tanpa mengikat rambutnya secara formal dan hanya menjepit sebagian kebelakang membuatnya tampak segar.

Pelayan membuka payung minyak dan dengan hati-hati memayungi tuan mereka.

Di sepanjang jalan meski hujan, tanah dan rumput basah. Selain Beomgyu dan pelayannya, pelayan di mansion juga tampak sibuk berlalu larang. Beberapa membawa kursi tua keluar dari halaman utama. Dan menggantinya dengan kursi-kursi baru dari bahan terbaik. Ada pelayan yang membawa guci antik keluar dari gudang atau rangkaian pita bunga yang indah. "Tampaknya acara hari ini akan menjadi acara besar." Komentar Beomgyu.

Hosu juga melihat kesibukan dan berbisik rendah. "Acara nona muda tertua secara alami dibuat besar dan mewah oleh nyonya. Tuan muda, nanti saat upacara pertunangan mu, Mansion juga akan merayakannya dengan megah!"

Beomgyu tertawa geli, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"

Hosu tersipu tetapi dia bersikeras, "Meski tuan muda bukan yang tertua, tuan besar dan Nyonya tua paling menyukai Anda diantara para tuan kecil. Budak ini yakin bahwa tuan besar akan merayakan hari pertunangan mu dengan meriah."

Beomgyu masih mempertahankan senyumnya tetapi itu tampak tidak berdaya. Kakak perempuan tertua lahir dari Nyonya utama sama seperti kakak ketiga, ini adalah anak-anak sah sesungguhnya yang dimanjakan dan dimanjakan oleh cinta seluruh keluarga. Bagaimana Beomgyu — seorang anak shu bisa bersaing dengan mereka?

Halaman ayahnya secara alami sedikit terpisah dari halaman belakang tempat anak-anak dan selir tinggal. Beomgyu memasuki gerbang bulan terlebih dahulu dan melewati taman air kecil sebelum sampai. Kepala pelayan Choi melihat tuan muda ketujuh dan memberi salam singkat.

"Tuan muda ketujuh kembali, tuan besar menunggu anda di dalam."

Beomgyu keluar dari payung dan melambai kearah kepala pelayan, "Merepotkan mu untuk menunggu kepala pelayan Choi."

"Tuan muda jangan sopan."

Menggeser pintu, Beomgyu masuk dengan tenang. "Ayah, putra ini datang terlambat untuk menyapamu."

Sosok yang duduk dibelakang meja kerja adalah seorang pria paruh baya dengan tubuh tegap. Rambut dikepalanya sedikit memutih yang menunjukkan usia seseorang tidak lagi muda. Ya, ayah Beomgyu berumur hampir lima puluh tahun. Pria itu memiliki Beomgyu di usia lebih dari tiga puluh tahun, meski begitu semangat orang lain masih sangat energik. Dengan tampilan berwibawa dan lembutnya yang dia keluarkan, orang bisa tahu bahwa dimasa mudanya, pria ini pasti seseorang yang dikagumi banyak orang.

"Kamu kembali lebih awal dari biasanya." Komentar tuan Choi sembari melihat Beomgyu dengan tatapan penuh kasih.

Beomgyu mendekat dengan senyum lebar. "Anak ini dan para saudara hanya pergi ke Paviliun Shīdì yang sangat dekat. Kebetulan hari hujan jadi pulang lah lebih awal. Ayah juga pulang lebih awal hari ini, apakah karena acara pertunangan kakak keempat?"

Tuan Choi mengangguk ringan. "Iya itu juga salah satunya... Tetapi ada hal lain yang lebih penting dan itu mengharuskan ku untuk membicarakan denganmu nak." Ujarnya seraya menatap lurus kedalam mata Beomgyu.

Beomgyu menarik nafas sejenak. Perlahan dia berdiri di depan ayahnya dan berusaha untuk lebih serius. "Ayah bisa memberitahu putra ini segalanya..." Tukas Beomgyu hati-hati.

Melihat bahwa putranya bersedia mendengarkan, tuan Choi tidak lagi menyembunyikan tempramennya. Dari kelembutan seorang ayah menjadi ketegasan penetua dalam sekejap benar-benar menekan Beomgyu ditempatnya. "Kamu ingat apa yang ayah bicarakan dua tahun lalu sebelum kamu berangkat ke kuil pada musim dingin?"

Musim dingin dua tahun lalu adalah tahun berkabung terakhir untuk Kaisar tua. Pada musim semi lanjutnya putra mahkota secara resmi naik tahta. Apa yang dimaksud ayahnya adalah...

"Ayah mengatakan bahwa Kaisar telah memberitahu ayah untuk mengirim salah satu anak dari keluarga ke Istana. Tetapi karena insiden adik kedelapan, rencana itu dibatalkan begitu saja." Beomgyu tentu saja masih ingat.

"Benar, rencana dibatalkan dan Janda Permaisuri serta Kaisar memilih anak-anak bangsawan lain untuk memasuki Istana... Tetapi setelah dua tahun, harem Kaisar menyusut tajam dan Janda Permaisuri mengusulkan wajib militer kedua secara besar-besaran. Kaisar muda sekali lagi memberitahu ku untuk mengirim salah satu dari kalian memasuki Istana."

Jantung Beomgyu berdebar dengan sangat keras. Pikirannya menerawang kembali pada cerita di dalam buku. Dimana dia dijebak oleh adik kedelapan untuk memasuki Istana Pangeran Rui yang kejam dan kejam hingga mati dengan sangat menyedihkan. Beomgyu bertanya-tanya apakah adik kedelapan mengetahui rencana Kaisar dan ayah? Apakah mereka akan melewati seperti apa yang terjadi dibuku?

Dalam kesurupan, Beomgyu berkeringat dingin dan wajahnya pias.

Tuan Choi tidak terlalu memperhatikan perubahan diwajah putranya dan terus berkata, "Diantara anak-anaku. Nak, ayah paling optimistis tentang mu. Kamu mahir dalam banyak keterampilan sejak kecil, lima buku dan empat seni kamu kuasai dengan mudah, kamu juga paling cerdas diantara yang lain bahkan kakak ketigamu mengakui itu. Selain itu, kamu telah belajar etiket dari mama Istana sejak masih kecil. Tidak diragukan lagi kamu adalah kandidat yang paling cocok untuk memasuki Istana."

Seketika manik itu membelalak dan Beomgyu tercangang. Tidak ada yang seperti ini didalam buku! Tetapi Beomgyu dengan cepat sadar bahwa dia tidak dapat menjadikan buku cerita itu sebagai patokan hidupnya! Buku itu milik adik kedelapan, itu kisah Choi Yejun bukan kisah Choi Beomgyu!

"Tidakah itu seharusnya adik kedelapan?" Tanya Beomgyu tanpa sadar.

Setelah Beomgyu dikirim ke Istana Raja Rui, buku menceritakan kisah Choi Yejun yang meski menghindar memasuki Istana. Karena dekrit Kekaisaran menulis namanya sebagai salah satu selir Kaisar, Choi Yejun tetap memasuki Istana dan menjadi selir kecil. Choi Yejun yang menolak menjadi selir sejak awal begitu memasuki Istana dia hanya ingin menyelamatkan dirinya dari pertempuran harem. Tidak sampai Kaisar tertarik dengan kecantikan dingin yang dia miliki dan berubah tergila-gila pada Choi Yejun. Dan karena cara romantis Kaisar dan kelembutan pria itu, bahkan seorang yang memiliki pandangan lurus seperti Choi Yejun luluh. Dan hampir setengah bab terakhir buku menceritakan kisah cinta antara Kaisar dan Choi Yejun yang bersama-sama berjuang di Istana dalam. Sayang sekali bahwa di Istana dimana ada tiga ribu kecantikan, Choi Yejun lupa bahwa dia bukan satu-satunya!

Ketika Kaisar bosan dengan Choi Yejun dan menemukan cinta lain pada orang baru. Choi Yejun patah hati dalam sekejap dan kisah cinta yang awalnya indah seketika berubah menjadi penderitaan yang menyakitkan. Ketika Beomgyu membaca bagian ini, dia tertawa terbahak-bahak.

Sudut bibir Beomgyu berkedut.

"Anak kedelapan?" Dengan wajah gelap tuan Choi memandang putranya dengan mata memicing. "Meskipun adik kedelapan mu telah berubah dalam dua tahun terkahir dan menjadi landak kecil yang galak. Pertempuran Istana berbeda dengan perkelahian halaman belakang kita. Siapa yang bisa menjamin dia tidak akan kembali menjadi pengecut? Intinya adalah, dia tidak sebaik kamu dalam segala hal!"

Sungguh Beomgyu ingin mengatakan bahwa adik kedelapan palsu itu bisa mengalahkan para selir Kekaisaran itu bahkan mungkin Janda Permaisuri bisa disingkirkan. Sayangnya ayahnya tidak tahu tentang rahasia Choi Yejun dan Beomgyu hanya bisa menutup mulutnya sendiri.

Memikirkan betapa optimistisnya sang ayah tentang dirinya, Beomgyu merasa cukup baik. Tampaknya wajib militer ini hanya kesepakatan tersembunyi untuk membawanya masuk ke Istana. Tapi....

Tapi mengapa dia bisa berakhir di Istana Raja Rui di dalam buku itu?

"Jangan khawatir tentang dianiaya ketika kamu memasuki Istana. Sejak pertama kali Kaisar mengajukan niat ini, ayah telah membeli beberapa orang di Istana untuk mempersiapkan mu. Jangan khawatir tidak mendapat infoman atau orang-orang yang dapat kamu gunakan. Ayah telah mempersiapkan segalanya, ayah tidak akan meminta kamu bertarung sampai mati dengan Permaisuri atau selir Kekaisaran yang disukai. Langkah Kaisar menarik pihak kita sejak awal adalah untuk menekan keluarga bangsawan dari mantan Dinasti. Selama kamu tidak menyentuh garis batas Yang Mulia dan tidak menggunakan kekuasaan secara sembarangan kamu dapat naik setinggi mungkin."

Sinar mata Beomgyu bahkan lebih cerah dari matahari di langit. Janji ayahnya ini bukan sembarang janji! "Ayah maksudmu.." Terhenti.

Tuan Choi mengangguk pelan. "Agar tidak terlalu mencolok, selain kamu, adik kedelapan dan kesembilan serta beberapa saudara jauh akan mengikuti wajib militer bersamamu."

Mengepalkan buku jarinya, Beomgyu menjawab dengan tegas. "Putra ini mematuhi perintah ayah."

Dan dalam perjalan kembali, Beomgyu linglung sepanjang jalan. Masih memikirkan alasan dibalik terpilihnya dia di wajib militer dalam buku, bukan menjadi selir Kaisar tetapi Permaisuri Pangeran Rui! Sementara dikehidupan nyata ini, ayahnya mendukung dia sepuluh hati dan bahkan mempersiapkan segalanya. Jadi bagaimana? Bagaimana dia bisa bersama Raja Rui tetapi adik kedelapan mendapat mata hijau Kaisar....

Adik kedelapan....

Itu dia! Beomgyu menemukan keanehan ini! 'Sialan Choi Yejun kamu pasti menghitung ku bukan? Kamu pasti mengetahui rencana ayah tetapi setelah wajib militer kamu juga tahu bahwa yang diatas memilihku dan mungkin memilihmu sebagai kandidat Permaisuri Rui Wang! Tetapi kamu menggantinya dengan namaku! '

Bahkan jika hal-hal didalam buku belum terjadi, jika Beomgyu tidak menemukan masalah ini lebih awal maka kehidupannya akan berakhir sia-sia! Tidak ada orang waras yang ingin dihitung secara cuma-cuma karena keegoisan orang lain.

"Hosu, setelah ini cari tahu apakah adik kedelapanku berhubungan dengan seseorang dari halaman ayah." Choi Yejun sangat berani memata-matai ayah. Jika Beomgyu memberi tahu kan ini pada sangat ayah, apakah Choi Yejun mendapat sedikit masalah?

"Baik tuan muda."

Setelah membiarkan Hosu pergi, Beomgyu membawa payung minyak berbelok ke halaman ibu selirnya. Tentang rencana masa depan ini dia harus memberitahu ibu kandungnya agar wanita itu tidak khawatir.

༺ღ༒ Bersambung...༒ღ༻

Glosarium;

——Yiniang; adalah cara untuk menyebut seorang selir biasa.

——Shu; adalah cara untuk menyebut/membedakan seseorang yang terlahir dari selir disebut dengan anak shu. Sementara anak dari istri sah disebut sebagai Di.

——Wajib Militer; yang dimaksud adalah seleksi besar/pemilihan untuk selir Kekaisaran. Biasanya dilakukan tiga tahun sekali.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

49K 3.5K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
70.3K 5.2K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
313K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...