Bad Duda [END]

By AloisiaTherin

6.7M 676K 167K

"Kamu kenapa belum nidurin saya?!" "Maksud bapak apa ya?!" "Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya." **** Anya... More

BAD DUDA
PROLOG
s a t u
d u a
t i g a
e m p a t
l i m a
e n a m
t u j u h
d e l a p a n
s e m b i l a n
s e p u l u h
s e b e l a s
d u a b e l a s
t i g a b e l a s d u a
e m p a t b e l a s
l i m a b e l a s
e n a m b e l a s
t u j u h b e l a s
d e l a p a n b e l a s
s e m b i l a n b e l a s
d u a p u l u h
d u a p u l u h s a t u
d u a p u l u h d u a
d u a p u l u h t i g a
d u a p u l u h e m p a t
d u a p u l u h l i m a
d u a p u l u h e n a m
d u a p u l u h t u j u h
D u a p u l u h d e l a p a n
D u a p u l u h s e m b i l a n
T i g a p u l u h
T i g a p u l u h s a t u
T i g a p u l u h d u a
T i g a p u l u h t i g a
Chapter 33 Extra Scene
T i g a p u l u h e m p a t
T i g a p u l u h l i m a
Extra Scene - Honeymoon day 2
T i g a p u l u h t u j u
T i g a p u l u h d e l a p a n
T i g a p u l u h s e m b i l a n
E m p a t p u l u h
E m p a t p u l u h s a t u
E m p a t p u l u h d u a
E m p a t p u l u h t i g a (END)

T i g a p u l u h e n a m

95.4K 9.8K 2.6K
By AloisiaTherin

Update lagi!!!

Yuhu! Tamat di 40 an chapter aja deh ya! Hehe!

Next komen 1,5K aja deh!! Wkwkwk!

Nanti malam honeymoon 2 akan di upload di karya karsa! Stay tune!

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

"Lho, mbak Anya sudah balik ke rumah ya? Kemarin habis dari mana saja mbak? Ngapain aja? Mbak makan apa? Minum ap-"

"Mas Jamal, kamu lagi tanya apa introgasi ya?" Anya menghentikkan Jamal yang menerocos, memberi rentetan pertanyaan padanya tanpa jeda.

Jamal cengengesan. Dengan gerobak bakso di depannya, pria itu mengelap bulir keringat yang menetes di dahinya dengan handuk kecil yang tersampir di leher.

"Kamu jualan bakso, sekarang?" Anya menunjuk pada gerobak berwarna biru di depannya.

"Hehehe, iya mbak Anya. Mau bakso?" Jamal langsung berpindah ke sisi dalam gerobak bakso. Tangannya bergerak mengambil mangkok bakso bergambar ayam jago.

"E-eh? Iya deh Mas, beli sepuluh ribu aja." Pinta Anya.

"Buat mbak Anya gratis aja deh. Hehe." Jamal memberikan cengiran manisnya pada Anya.

"Mienya segini cukup?" Jamal menyodorkan mangkok yang sudah ia isi dengan Mie putih.

"Udah, Mas."

Jamal yang mendengar panggilan itu seketika tersipu malu. Ia menutup wajahnya dengan handuk dan membalikkan badan, memunggungi posisi berdiri Anya.

"Mas Jamal?"

"Stop! Diem mbak Anya! Saya masih salting!" Jamal mendumel sendirian, membuat Anya heran dengan tingkah Jamal hari ini.

"Oke. Tahan Jamal!" Jamal bermonolog, sebelum akhirnya ia kembali menghadap ke rombong baksonya.

"Bawang merahnya segini?" Jamal bertanya lagi.

Anya mengangguk.

"Sayurnya segini udah, mbak?" Tanya Jamal.

"Iya Jamal. Udah." Anya menghembuskan nafas panjang, ketika semua yang di masukkan ke dalam mangkok bakso selalu di tanyakan kepadanya.

"Pakai apa mbak?" Jamal membuka penutup panci besar bakso.

"Campur aja Mas."

"Campur saya juga, nggak mbak?" Jamal menoleh pada Anya sambil cengengesan.

"Sayang," dari balik pagar rumah, Bian tiba-tiba muncul dan langsung mendusel di pundak Anya.

"Penganggu!" Celetuk Jamal, dan fokus mengambil bakso untuk Anya.

Bahkan ia memilah milah bakso, dan mengambil yang ukurannya paling besar diantara semua.

"Mas mau bakso dong," Bian melingkarkan tangannya di perut Anya, dari belakang tubuh istrinya itu. Tapi tatapan matanya menghunus tajam ke arah Jamal.

"Mau berapa mas?" Anya mengelus punggung tangan suaminya.

Jamal yang mendengar itu sontak kaget. Dia menoleh pada Anya. "Ternyata saya nggak spesial ya." Katanya dengan suara memelas.

Tangannya seketika melemas. Tidak semangat berjualan bakso lagi.

"Tapi tidak apa apa. Saya akan menunggu jandanya mbak Anya!" Jamal berseru semangat, dengan tiba tiba, sebelum kembali memilih bakso paling besar untuk anya.

Setelah dirasa lebih dari cukup, Jamal menuang kuah bakso ke dalam mangkok. "Segini cukup, mbak Anya?" Tanya Jamal.

Anya mengangguk. "Makasih ya, Mal. Nanti di bayar suami saya." Ucap Anya, membuat hati Jamal tercubit, tapi senyumnya tetap mengembang.

Ketika Anya akan menerima mangkok bakso yang di sodorkan Jamal, Bian bergerak maju, mencegah Anya untuk bersentuhan dengan tangan Jamal sekaligus mangkok panas itu.

"Sini, mas bawain." Bian langsung menyambar mangkok di tangan Jamal, membuat tukang bakso itu mengerucutkan bibirnya.

"Papi Jamal!" Joilin tiba-tiba datang, menubruk kaki Jamal, memeluknya.

"Oh, hai calon anak papi Jamal!" Jamal mengelus kepala Joilin gemas.

"Joi!" Bian melotot ke arah anaknya yang menjulurkan lidah padanya.

"Sayang! Lihat anak mu!" Bian merengek, ia memberi kode ke arah Anya untuk menarik Joilin jauh jauh dari Jamal.

"Bentar, baksonya aku taruh dalem dulu!" Bian bergegas masuk ke dalam. Ia mau menaruh mangkok panas itu ke dalam, dan menarik anak serta istrinya masuk ke dalam rumah.

Melihat Bian sudah masuk ke dalam, Jamal langsung menggendong Joilin. "Kamu mau apa Joilin?"

"Kemayen Papi Jamal jadi tukang siomay. Kenapa cekalang jadi tukang bakco lagi?" Tanya gadis kecil itu, dengan tangan menunjuk pada satu bakso bulat.

"Papi kan bisa jadi apa aja. Hehe" ujarnya dengan tawa kecil. "Pake tusuk bisa?" Tanya Jamal lebih lanjut.

Joilin mengangguk semangat.

Jamal mengambil satu tusuk, mematahkan ujung panjangnya, supaya tidak menusuk Joilin ketika makan nanti.

"Ini cantik." Jamal membiarkan Joilin memegang tusuk berisi bakso itu.

"Joilin!" Bian langsung mengambil anaknya dari gendongan Jamal. Tak lupa ia menarik Anya ke dalam pelukannya.

"Dasar pebinor! Peranor!" Bian berdesis tajam, tanda tak suka.

"Hah? Peranor?" Anya menolehkan kepalanya. Terheran heran dengan ucapan suaminya.

"Perebut anak orang!" Lanjut Bian, sebelum masuk ke dalam, mengunci gerbang rumahnya, agar Jamal tidak masuk.

"Mas, belum dibayar."

"Dia intel sayang. Uangnya banyak. Aku curiga dia lagi ngintai kamu kapan jadi janda!"

***

"Mas, baksonya buat aku. Yang telur puyuh." Anya mendusel pada Bian.

Bakso di dalam mangko sisa satu, dan semuanya isi telur puyuh, begitu juga bakso yang sedang dimakan oleh Joilin. Gadis itu bahkan ikut menusuk satu bakso di dalam mangkok Anya.

"Bakco Om Jamal enak!" Ujarnya senang.

"Iya enak Joi." Anya menyahuti.

"Kalian berdua jangan bikin Papabi pengen jualan bakso ya!" Gerutu Bian. Kesal, ia jadi tidak mood makan bakso punya Jamal yang memang ia akui enak!

Bian curiga ini dikasih boraks!

"Gak usah ngambek kamu mas! Aku masih marah ya sama kamu!" Anya menjiwit perut Bian kesal.

"Kan kemaren udah ngadon kacang hijau, masak masih marahan sih?!" Protes Bian. Yang benar saja ya! Kemaren malam meskipun encok, Bian sudah berhasil membuat Anya berhenti mengomel, digantikan dengan erangan.

"Suruh siapa ngerokok." Sindir Anya. Tangannya bergerak menusuk bakso itu dengan garpu.

"Yang, setengah setengah dong baksonya." Wajah Bian bergerak maju, ingin melahap bakso di tangan Anya.

"Enak aja! Sana minta mas Jamal!"

"Jamal aja! Gak usah pakek mas!" Protes Bian. Mood ya anjlok seketika.

Bian gak mau ya! Disama samain dengan Jamal! Hanya boleh dirinya yang dipanggil dengan sebutan mas!

"Lah, terus panggil apa? Jangan posesif deh kamu mas."

"Panggil, Mang Jamal aja gimana? Cocok banget tuh wajahnya!" Bian memberi saran.

"Jamal itu baik tau, Mas. Ini bakso dapet sepuluh biji dikasih gratis buat kita." Tutur Anya, berusaha membuat suaminya sadar akan kebaikan hati Jamal.

"Ck! Baik apanya! Dia mau rebut Joilin sama kamu!"

"Mama Anya, Joiyin mau minta bakco ke papi jamal lagi! Mama Anya mau?" Joilin turun dari kursi makan, dan menarik baju yang dikenakan Anya.

"Iya, suruh Papi Jamal kesini ya, Mama Anya mau nambah lagi baksonya." Balas Anya, membuat Bian cemberut seketika.

"Besok aku mau les buat bakso! Gak usah cari Papabi!" Bian berkata ketus.

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

Bagaimana chapter ini?

Jangan lupa nanti malam ya! Aku info in di IG dan di Wattpad! 🥰🥰🫶🏻🫶🏻

Tetap, 18+ ke atas. Lebih 🔥🔥🔥 banget soalnya!

Habis ini siap siap ya! Seperti biasa kan, kalo mau tamat tuh konflik baru mulai. Hehe

Jangan lupa targetnya dipenuhi!

Spam komen 500 disini!

Spam lanjut 500 disini!

Spam Bian 500 disini!

Spm Any 500 disini!

Continue Reading

You'll Also Like

23.4K 1.6K 29
[Romance & Teen Fiction] Yumna Putri Kencana, gadis cantik yang memiliki segudang cara menggait laki laki agar tertarik padanya. Fuckgirl, itu adalah...
15.1K 1.1K 17
di umur hetian yang ke 25 tahun masih sangat muda untuk menjadi orang tua tunggal. ia menikahi kekasihnya selama 2 tahun dan mereka di karunia seoran...
227 78 5
Boring afternoon at The Old Kings Head cafe, London, England. Marco is an 19 year old teenager who is busy struggling with his own thoughts, accompan...
457K 26.5K 47
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...