I Live Again For My Husband

By ayydaa_wa

3.2M 293K 10.3K

Baca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri. More

prolog
001
002
003
004
005
006
007
008
009
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

22

69.7K 6.3K 142
By ayydaa_wa

Vomentnya Janlupa!!

Happy membaca🐥

Jam hampir menunjukan pukul 8 malam, saat ini tara sudah memanaskan semua makanan diatas meja.

Mendengar suara mobil diluar, tara berlari kecil menunggu didepan pintu.

Saat alarick masuk dia disuguhkan dengan senyum manis tara yang membuatnya membeku sebentar.

"Selamat datang!" Ucap tara riang

Alarick melihat tara dalam. Dia tidak pernah membayangkan adegan ini dalam mimpinya. Dia yang kembali kerumah disambut oleh senyum wanita itu

Alarick merasa jika ada orang yang menunggunya pulang, rumah ini akan terasa seperti rumah sebenarnya. Dulu rumah ini begitu dingin, seperti tidak ada kehidupan

"Apa kau lelah?" Tara mengambil tas alarick

"Hm. Sekarang tidak lagi" alarick menatap tara lembut

Wanita itu sudah memakai pakaian tidur dengan rambut sedikit basah. Alarick menarik tangan tara yang mengambil tasnya

Pria itu mencium puncak kepala tara "aku merindukanmu" nada rendah alarick sukses membuat tara meremang

Tara menatap malu pria itu "kita hanya beberapa jam berpisah"

"Ya." Alarick tidak membantah, tapi entah kenapa suara pria itu sedikit serak

Tara yang sadar ada yang tidak beres terbatuk pelan untuk meringankan suasana

"Apa kau suka masakanku?"

Alarick mengingat rasa masakan tara "suka"

Mendengar itu tara tersenyum lebih lebar "hari ini aku memasakanmu lagi, ayo kita makan!"

Tidak seperti yang tara duga, alarick terlihat tidak senang saat mendengar ucapan tara

Tara menatap ragu. Apa dia salah? "Ada apa?"

"Jangan lakukan itu lain kali"

Tara tertegun mendengar larangan alarick "tapi kenapa? Apa kau..."

"Aku tidak ingin kamu terluka" alarick menggenggam pergelangan tangan tara, lalu menciuminya bolak-balik

Kini wajah tara kembali merah melihat perlakuan alarick yang semakin terang-terangan menggodanya

"A-aku tidak pa-pa! Aku sepertinya suka memasak. Apa kau mau mengijinkanku untuk lebih sering memasak?" Tara menatap alarick penuh harap

Melihat mata penuh harap itu alarick mana bisa menolaknya "baiklah. Tapi kamu harus hati-hati"

"Terimakasih! Sekarang ayo kita makan"

Alarick mengangguk, pria itu berjalan dibelakang tara. Melihat punggung mungil wanita itu, mata alarick berkilat secepat cahaya

Dia berharap tara tidak akan pernah berubah lagi.

Tapi meskipun dia berubah nanti, alarick tetap akan membuatnya selalu berada disisinya.

Keduanya makan dengan sunyi. Hanya suara denting sendok yang terdengar

Alarick terlihat lebih banyak makan dari biasanya, entah itu memang enak atau karena itu masakan wanitanya.

Alarick selesai lebih dulu, pria itu menatap tara yang masih menyantap makanannya. Melihat mulut kecilnya yang bergerak membuat alarick mengingat kejadian dikantor siang tadi. Seketika matanya menggelap.

Tara mengelap bibirnya dengan tisu. Menumpuk piring yang kosong, tara berdiri dari duduknya berniat untuk mencucinya

"Mau kemana?"

Tara mengangkat piring yang menumpuk "Mencuci piring"

Melihat tangan kecil wanita itu menopang banyak piring, alarick berdiri dari duduknya dan mengambil alih yang ada ditangan tara

"Biar aku" kata alarick yang mengagetkan tara

"Tidak perlu, biar aku saja" tara menatap alarick tidak percaya. Seorang alarick, ceo dari perusahaan besar mencuci piring? Bukankah ini akan menjadi penghinaan atas pekerjaannya

"Patuh. Kamu sudah lelah memasak"

"Tapi..."

Alarick melenggang meninggalkan tara yang belum selesai dengan ucapnya.

Bibir tara mengerucut. Lalu seakan ingat sesuatu wanita itu berdiri tegak

Melihat punggung alarick yang sedang mencuci piring, tara berlari menaiki tangga.

Dia harus masuk kamar lebih dulu!

Jika tidak, akan sangat canggung jika dia masuk bersama alarick. Apa yang akan dikatakannya nanti jika pria itu bertanya kenapa dia mengikutinya kekamarnya

Biarkan saja dia menebak dengan sendirinya, jika tara ingin mereka tidur sekamar. Ya, lebih baik begitu.

Tara naik keatas kasur, wanita itu duduk dengan melipat kedua kakinya

Wajahnya terlihat cemas dan terlihat menunggu kedatangan alarick

Apa yang dia katakan nanti jika dia bertanya kenapa dia disini?

Tara beranjak dari kasur, lalu berjalan menuju pintu.

Membukanya dengan gerakan pelan. Tara membukanya sedikit hingga dia bisa mengintip disela-sela pintu. Melihat tidak ada sosok alarick yang terlihat berjalan di tangga tara kembali duduk di pinggir kasur.

Lagi. Dia berjalan kearah pintu dan mengintip, tapi lagi-lagi tidak ada sosok alarick

Hingga yang ketiga kalinya. Tara kembali membuka sedikit celah dipintu

Tapi bukannya tangga yang ia lihat, dia hanya melihat hitam.

Hingga tatapannya bergulir kebawah, terlihatlah sepasang kaki yang dibaluti sepatu kulit hitam

Sepertinya yang dia lihat barusan adalah tubuh alarick yang dibalut jas hitam.

Seketika tubuh tara kaku, saat akan berjalan mundur suara rendah alarick membuat jantung tara bergetar

"Menungguku?"

Satu kata itu saja sukses membuat jantung tara bertalu seperti genderang perang

Alarick mendorong pintu, setelah itu dia berjalan masuk. setelahnya. dia kembali menutup pintu

Gerakan alarick sebenarnya biasa saja, tapi kenapa itu membuat tara semakin panas dingin?

"Kemari, biarkan aku memelukmu" ucap alarcik sambil melambaikan tangannya kearah tara

Tara melirik alarick lalu segera menunduk melihat tatapan dalam pria itu, dia berjalan ragu dan beberapa langkah kedepan terasa begitu jauh

Alarick melihat kaki tara yang putih dan sedikit kemerahan, jari kakinya yang mungil meringkuk seperti bayi. tenggorokan pria itu entah kenapa terasa kering, padahal dia baru saja minum.

Setelah hanya berjarak satu langkah didepan alarick, tara merentangkan kedua tangannya, lalu tanpa pria itu duga tara melompat kerahnya yang sukses membuat jantung alarick hampir berhenti

Dengan cepat pria itu menangkap tubuh tara. Keduanya terdiam dengan posisi kaki tara yang melilit pinggang alarick

Pria itu terlihat kaku, lalu matanya semakin berwarna gelap seperti malam.

Plak

"Nakal" suara alarick rendah dan serak, pria itu menepuk pantat tara pelan.

Tara yang merasakan tepukan dibawahnya kini wajahnya sudah sangat merah, wanita itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya diceruk leher alarick, dan setelahnya tara mendengar kekehan rendah alarick yang membuatnya semakin merasa malu.

Alarick memejamkan matanya menghirup bau tubuh tara, tangannya mengusap surai wanita itu, sedangkan tangan yang lainnya menahan tubuhnya.

"Apa memasak sangat lelah?"

Tara menggeleng "tidak. Itu sangat menyenangkan. Aku suka"

"Baguslah. Kamu bisa memasak jika dirumah terasa membosankan"

"Ya"

"Ingin tidur disini?"

Tara terdiam lama. Saat alarick mengira tara akan menolak, jawaban tara malah membuatnya merasa tidak percaya

"Ya. dan seterusnya..." Ucap tara dengan suara teredam.

Tangan yang mengusap kepala tara berhenti, bahkan tangan yang menahan bokong tara terlihat mencengkram hingga membuat tubuh tara menegang

Merasakan ketegangan tara, alarick Kembali mengusap surai wanita itu.

"Sayang. Apa kamu yakin?" Nada alarick seperti memastikan sesuatu tapi terdapat harapan didalamnya

"Hm" tara hanya berdehem saking gugupnya dia

Mendengar konfirmasinya, mata alarcik manajam "jangan pernah menyesalinya sayang"

☘️☘️☘️

Tara terbangun dengan posisi dipelukan alarick.

Tara menatap bulu mata alarick dari bawah yang terlihat panjang. Semalam saat alarick mandi, tara tidak sadar jika dia tertidur

Dan tidak seperti yang dia bayangkan, tidak terjadi apa yang dia pikirkan. Tara merasa malu mengingat pemikiran tidak senonohnya.

Sibuk dengan pikirannya, tara tidak menyadari jika alarick sedari tadi sudah bangun dan sedang menatapnya.

Pemandangan terindah yang pernah dilihat alarick adalah saat ini, saat dia bangun wanitanya ada dipelukannya

Alarick tidak tau sudah berapa kali dia bermimpi seperti ini dulu. Tapi sekarang, mimpinya menjadi kenyataan

Taranya dengan patuh menempel pada dirinya, hingga dia bisa merasakan suhunya dan kelembutan tubuhnya.

"Selamat pagi" alarick mematuk bibir tara

Tara terlihat tertegun lalu pipinya memerah "pagi..." Cicitnya

"Wanitaku benar-benar menggemaskan" dengan wajah datarnya alarick menggoda tara

📳 Getaran ponsel menyelamatkan tara dari rasa malu. Saat akan duduk dan mengambil ponselnya, alarick malah mengeratkan pelukannya pada pinggang tara

Dengan wajah kesal alarick mengambil ponsel tara dengan tangan panjangnya.

Sepertinya kedepannya dia harus menjauhkan ponsel itu jika keduanya tidur. Itu selalu menggangu, alarick seperti merasakan dejavu.

"Tara sayang apa kau marah padaku?"

Suara akrab diseberang telvon membuat tubuh tara menegang, apalagi melihat wajah suram alarick

Karena mereka yang hampir tidak memiliki jarak, alarick bisa mendengar suara dion.

Wajah pria itu mendingin terlihat dengan mata telanjang. tangannya yang memeluk pinggang tara menggenggam pinggang ramping wanita itu seakan alarick ingin meremasnya.

Saat berikutnya tara dibuat terkejut dengan alarick yang manarik tubuhnya hingga keduanya menempel begitu erat

Alarick seakan ingin menjadikan tara satu dengannya.

"Kenapa kamu sangat lembut hm?"

Tanpa tara sadari, alarick sudah mengambil ponsel itu dari tangannya, dan mematikan sambungan setelah dia mengucapkan kata yang membuat tara malu.

Dion diseberang sana tertegun mendengar suara rendah yang asing dan terdengar familiar itu.

☘️☘️☘️

"Bagaimana?"

"Sepertinya aku mendengar suara laki-laki" ujar dion ragu

Yoselin tertegun. Lalu raut kemarahan terpancar diwajahnya "itu pasti alarick!"

"Tidak mungkin!" Dion menyangkal. Dia tau betapa bencinya tara pada pria itu

Yoselin melotot marah "Apa yang kau tau!" Pria bodoh ini hanya bisa mengambil hati tara, tapi tidak bisa memanfaatkannya sepenuhnya

"Kenapa kau belum juga tidur dengannya? Jika tidak, ini semua tidak akan berjalan seperti ini!" Yoselin terlihat kesal dengan kelmabanan dion dalam bertindak

"Apa kau pikir semudah itu! Kau tidak tau, meskipun dia terlihat bodoh, dia masih menjaga kehormatannya" dion membalas tidak kalah kerasnya dengan suara yoselin

"Huh itu berarti dari awal dia memang tidak mencintaimu. Atau memang selama ini dia hanya berpura-pura bodoh?" Yoselin menebak liar, mengingat sikap aneh tara akhir-akhir ini

"Mustahil. Aku bisa melihat rasa sukanya padaku dulu, itu tidak mungkin bohong"

Yoselin mendengus "tapi apa hasilnya sekarang? Dia mengabaikanmu yang sedang sekarat dan memblokir nomormu" yoselin terlihat mengejek membuat dion mengepalkan tangannya marah.

Benar. Dia harus segera bertindak sebelum semuanya diluar kendali mereka

Apalagi dia tau siapa sosok yang dia lawan. Alarick. Mengingat namanya saja membuat dion bergidik mengingat pertemuan mereka untuk pertama kalinya.
.
.
.
.
Baru pulang guys, rebahan sambil bacain komen kalian yang kompak double up, jadi aku langsung aja deh update

Btw. Disini ada yang dari Banten gak?

Continue Reading

You'll Also Like

503K 1.5K 12
Area 21+++, yang bocah dilarang baca. Dosa tanggung sendiri yap. Jangan direport, kalau gasuka skip.
48.1K 3.9K 18
NOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - Danu Danuarta pemuda 24 tahun, yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan cafe, Danu juga sering mengikuti b...
176K 15.3K 108
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
2.2M 108K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...