p. r. o. m. p. t

By justcallmegege_

1.7K 210 66

Di sini aku bakal jelasin secara kilat apa itu prompt. Prompt secara harfiah berarti 'cepat' atau 'mendesak'... More

p.r.o.m.p.t I
p.r.o.m.p.t. II
p.r.o.m.p.t III
p.r.o.p.m.t IV
p.r.o.m.p.t V
p.r.o.m.p.t VI
p.r.o.m.p.t VII
p.r.o.m.p.t VIII
p.r.o.m.p.t X
p.r.o.m.p.t XI
p.r.o.m.p.t XII
p.r.o.m.p.t XIII
p.r.o.m.p.t XIV
p.r.o.m.p.t XV
p.r.o.m.p.t XVI

p.r.o.m.p.t IX

47 7 0
By justcallmegege_


Warna merah itu bukan miliknya, bukan cat yang tumpah hingga membasahi sebagian besar tubuh dan pakaiannya. Cairan itu seperti cat minyak yang tidak bisa menyatu dengan air, dengan gerakan yang halus dan fokus yang kuat, Tao melukis serangkaian garis di lantai ruangan yang seperti batu pualam.

Sesekali dia berdiri dan memeriksa apakah karyanya terbentuk dengan bagus dan sesuai keinginannya, lalu kembali berlutut untuk melanjutkan kegiatan melukis itu.

Saat warna merah di tangannya mulai berkurang, Tao akan menempelkan tangannya ke sisi depan pakaiannya yang basah oleh cairan merah itu, lalu kembali melukis. Beberapa kali harus melangkahi tubuh-tubuh yang tergeletak dingin di lantai, di dalam garis yang sedang ia lukis, dia tak terganggu dengan keberadaan mereka.

Sorot matanya begitu jauh tak tergapai, seperti hatinya yang kini menganga, isi kepalanya tidak lah rumit. Tao hanya ingin melakukan hal yang ingin ia lakukan, ia hanya ingin bisa menjalani hidup dengan semestinya.

Tao tidak menginginkan apapun selain teman.

Sesuatu yang tidak pernah dimiliki seumur hidupnya.

Tak pernah diberi kesempatan.

Bahkan untuk bernafas pun, dia harus membayar oksigen untuk paru-parunya dengan melakukan sesuatu terlebih dulu.

Rangkaian garis itu menyatu membentuk sebuah simbol yang besar, warnanya merah yang setiap detiknya semakin menggelap. Dan Tao duduk di sana, di luar garis yang dia lukis, melipat kakinya ke dalam, dan ia mengucapkan sesuatu sehalus angin berhembus.

Suhu di ruangan itu sejak awal sudah terasa dingin, bahkan kakinya yang telanjang pun perlahan berganti warna sedikit pucat.

Dinginnya udara dan suasana yang berubah drastis terjadi ketika Tao selesai berbisik pada waktu. Seperti dia tengah mengeluh, tengah mencurahkan hatinya, dan ketika kelopak matanya terbuka, asap hitam tebal melayang-layang di udara, di dalam garis lukisannya.

Tao berkedip, dia berusaha memperhatikan asap hitam itu dan mencerna hal yang disaksikannya.

Sejujurnya hal ini berbeda dari ekspetasi yang selama ini ia pikirkan.

Seharusnya--

Kau memanggilku.

Pupil mata Tao melebar mendengar suara berat nan kasar yang tiba-tiba menggema di dalam kepalanya seperti sebuah dentuman.

Suara itu memberikan vibrasi misterius ke sekujur tubuhnya hingga ia merasakan dadanya memberat. Tao terkejut, dia tidak memahami bagaimana suara asing yang terdengar mengerikan itu berada di dalam kepalanya.

"Ya" Ia tak menduga akan menyahut dengan rasa antusias yang begitu besar.

Berbanding terbalik dengan rasa gugup yang tiba-tiba mendera, binar di kedua matanya mengatakan hal yang sebaliknya.

"Aku yang memanggilmu" Tao mengatakan nya dengan lancar kali ini. Seperti sedang berbicara dengan seorang teman lama.

Suara itu tak kunjung datang, hanya hening. Sementara asap hitam di udara masih berada di sana, melayang-layang dengan misterius dan Tao yang menunggu untuk kembali diajak bicara sedikit kecewa karenanya.

Apa yang kau inginkan dariku? Kulihat kau sudah menghabisi orang tua mu.

Tao mengerjapkan mata, kemudian mengalahkan pandangannya pada sepasang tubuh pria dan wanita yang tergeletak diam di tengah garis hasil mahakaryanya.

Dua tubuh berlumuran darah yang berasal dari luka tusuk membabi buta. Seperti sepotong daging segar yang baru saja diambil, dan jika di lihat dengan seksama, wajah mereka tidak terlihat utuh, kaki kanan si pria patah dan si wanita terbujur dengan leher yang nyaris patah.

"Mereka bukan orang tua ku" Tao mengatakannya seperti ia sedang mengadu tentang kaos kakinya yang hilang sebelah.

Jadi?

"Aku hanya ingin bicara denganmu"

Kau sudah bicara denganku, manusia.

"Aku sudah melakukan yang harus ku lakukan, mereka bilang kau akan datang"

Katakan apa yang kau inginkan.

"Sudah ku bilang aku ingin bicara denganmu" Tao bersungguh-sungguh mengatakannya.

Kau memanggilku dan mempersembahkan dua orang ini untukku pasti kau menginginkan sesuatu, dan sekarang katakan apa keinginanmu.

"Aku ingin bicara denganmu" Sorot matanya meredup, ia terlihat begitu sedih. "Aku hanya ingin teman bicara"

Asap hitam itu tidak berbicara lagi. Seperti sedang mengawasi Tao yang kini duduk dengan kepala tertunduk lesu. Hingga kemudian asap itu bergerak, pelan, perlahan bergerak mendekati lantai, lalu berhenti tepat di dekat dua mayat yang tergeletak.

Asap itu seperti tirai yang perlahan ditarik ke atas untuk menunjukkan apa yang ada di baliknya. Ketika sekumpulan asap itu kembali bergerak naik, sepasang kaki yang dibalut celana berwarna hitam muncul dan perlahan membentuk sesosok tubuh yang dibalut kemeja putih.

Angkat kepalamu.

Perintah yang terucap sontak membuat Tao melakukan hal tersebut. Kedua matanya membesar ketika melihat sesosok pria asing dengan mata berwarna kehijauan seperti ular dan rambut hitam legam.

Pria itu berkulit sangat pucat, di wajahnya tidak menunjukkan rasa belas kasih, dan sorot matanya tak terbaca. Pria itu bergerak, langkah kakinya seperti melayang, sangat ringan, dan Tao terpaku dengan apa yang ada di depan matanya.

Rasa intimidasi itu semakin kuat, Tao bisa merasakannya ketika pria tersebut berdiri tepat di hadapannya. Seperti seorang raja dan budak, pria itu menatapnya seolah sedang memikirkan hukuman untuk dirinya.

"Such a lonely soul" Pria itu menggerakkan bibirnya. Suaranya masih berat dan kasar, tanpa nada.

Tao tidak mengucapkan apa pun, ia terdiam begitu jari-jari panjang pria itu menyentuh pipinya. Terasa dingin, seperti beku, namun semakin menguatkan keyakinannya jika keinginannya akan terwujud.

"Tapi aku tidak tertarik dengan persembahan yang kau berikan padaku. Kedua manusia itu tidak segar, mereka seperti ikan yang sudah membusuk" Pria itu menarik tangannya kembali.

"Lalu apa yang kau inginkan? Apa yang harus ku lakukan?" Tao bertanya cepat. Dia takut kesempatannya hilang.

Pria itu melemparkan pandangannya ke sekeliling ruangan, kemudian ke arah dua mayat di belakang tubuhnya, lalu kembali pada Tao yang menatap penuh harap.

"Kau manusia yang menarik, Tao. Mungkin aku akan mempertimbangkan untuk menjadi teman bicaramu jika kau menceritakan padaku apa yang sudah mereka lakukan padamu. Kau menghabisi mereka dengan brutal, kau pasti membenci mereka"

Mendengarnya, Tao mencengkram baju putih ala pasien rumah sakit yang ia kenakan. Dia tidak senang mengingat hal-hal yang sudah terjadi kepadanya selama ini, karena itulah alasan untuknya menghabisi kedua orang itu dengan tangannya sendiri.

Tao bahkan tidak terkejut saat jari-jari dingin pria itu kembali hinggap di wajahnya, mengangkat kepalanya dan ia bisa melihat dengan jelas kali ini sepasang mata berwarna kehijauan yang berkilat di dalam keremangan.

"Kau bisa memanggilku dengan nama Kris. Kita teman, bukan?" Pria itu kini tersenyum, namun senyum di wajahnya terlihat cukup menakutkan. Tapi bagi Tao, senyum itu adalah sebuah angin segar untuk hidupnya.

Dia mengangguk patuh, senang karena dirinya tidak akan sendiri lagi.

Kris membantunya berdiri di atas kedua kakinya sendiri, senyum itu sudah hilang dari wajahnya, tapi Tao bisa melihat matanya yang hijau kembali berkilat dan sepertinya kali ini dikarenakan sesuatu hal yang membuat iblis itu tertarik.

Tao tersenyum, seperti anak-anak yang baru saja mendapatkan hadiah. Sementara Kris mengetahui suatu hal, jika hal ini membawa beberapa keuntungan baginya.

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 295 10
Tuk apa lagi bertahan dalam hubungan yang seperti ini? Jaehyun!Dom Johnny!Sub BXB AREA! Jika merasa kurang nyaman bisa tinggalkan lapak ini! ©️lovedl...
514K 16K 17
lapak request kapal terbalik nct . bxb🔞 -SILA TINGGALKAN JEJAK MANIS-
502K 19.6K 13
Kapal Terbalik nct uke x seme Bxb🔞 -Tinggalkan jejak manis-
314K 34.3K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...