Oh, KKN!

By doonadae

64.4K 8.5K 737

KKN, Kuliah Kerja Nyantai? Kuliah Kerja Nangis? Kuliah Kerja Ngebaper? Semuanya salah, karna sejatinya KKN ya... More

Kenalan dulu bos!
O1. Kelompok 15
O2. Pemilihan Ketua
O3. Waktunya Observasi
O4. Hari Keberangkatan
O5. Hari Pertama
O6. Bareng Mantan
O7. Kunjungan
O8. Hantu Jatuh Cinta
O9. Langit, Senja dan Kenangan
10. Es Krim dan Hoodie
11. Rahasia
12. Bye Bye Fever
14. Jadi Badut
15. Maskeran Bersama
16. Festival part 1
17. Festival part 2
18. Sedikit Cerita Masa Lalu
19. Hal Kecil Sederhana
20. Lebih Dekat
21. Soal Mantu Idaman
22. Barisan Para Mantan
23. Problematika Remaja
24. Gugur Sebelum Berjuang
25. Mencurigakan
26. Awal Mula
27. Kebun Pak Chanyeol
28. Bimbang
29. Galau
30. Memaafkan
31. Kalau Suka, Bilang!
32. Girls Time
33. Pantang Menyerah
34. Selamat Tinggal
35. Selamat Tinggal, Banowati
36. Ryujin and her protector
37. Setia itu Asik

13. Ngerinya Cewek PMS

1.5K 240 19
By doonadae

"Tongkrongan kami...bukan tongkrongan pecundang..."

"Pecundang..pecundang.."

Bersama gitar dan teman bernyanyinya yang kali ini digantikan oleh Hendery Beomgyu bernyanyi dengan indahnya.

Seminggu anak-anak kelompok lima belas ini berada di Desa Banowati tapi sudah bosan karna hanya melalukan kegiatan itu-itu saja.

"Gue jamin anak-anak pada main dulu sih sebelum balik ke sini," ucap Hendery lesuh.

Sebagian dari anak-anak non akhlak ini tadi pagi pergi ke pasar dan sampai siang begini belum juga balik, mentang-mentang hari libur nasional jadi seenak jidat saja mereka. Dan yang dipasrahi mengurus posko malah anak-anak malas nolep kayak Beomgyu, Hendery, Yeonjun sama Sunghoon.

"Tau," balas Beomgyu menempelkan dagu ke gitar dipangkuannya. "Daritadi nih Bang Yeonjun sama Sunghoon ke mana sih? Beli rokok di Arab apa ya kok lama banget."

"Biasa, dua nigen tidak berguna itu pasti sedang menggoda otoko-otoko kembang desa," jawab Hendery yang pastinya betul sekali.

Yeonjun dan Sunghoon saat ini asik ngopi di warung Mbak Eunha, janda desa montok yang ditinggal suaminya selingkuh sama biduan desa seberang. Tidak berduaan tentunya, mereka ditemani oleh beberapa gadis desa.

"Diminum lagi dong Mas Yeonjun kopinya hehe," ujar Yeri anak dari Bu Irene, juragan lele.

Yeonjun mengangguk. "Iya Mbak Yeri saya minum kok."

Salah satu kerumunan gadis itu menepuk tangan Yeri. "Awak mu jangan gatel dong Yer. Inget cowok mu si Mark ikuloh nong sawah, sana samperin kasih makan!" Sahut Yuqi, gadis keturunan cina anak dari juragan kepala sawit. (*kamu jangan caper dong Yer, inget cowokmu si Mark ituloh di sawah)

"Iyo, bule gadungan anak e Johnny." Bu Eunha ikut-ikutan menimpali.

"Masio ngunu ganteng toh bu bocah e. Wis toh ojok ngomongno Mark, mengko dee rene loh aku ora iso guyon karo Mas Yeonjun!" Ucap Yeri. (*meskipun begitu ganteng kan bu anaknya, udah jangan ngomongin si Mark nanti dia ke sini aku gabisa becanda sama mas yeonjun)

Sementara Sunghoon adem ayem di pojokan bersama dengan gadis berambut pendek pirang bernama Gaeul.

"Pacarmu nanti marah juga loh kayak pacarnya Mbak Yeri," goda Sunghoon.

Gaeul tersenyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. "Cowokku juga lagi KKN jauh nggak bakalan tau kalau aku lagi ngopi di sini."

"Halah, mengko yo eroh loh Gaeul! Cowok mu kuwi kan mirip dukun!" Lagi lagi Bu Eunha menimpali. (* halah nanti juga tau lo gaeul pacarmu kan mirip dukun)

"Ngawur Bu Eunha iki," ujar Gaeul. "Cowok ku kuwi ora mirip dukun! Cah bagus, guwanteng, mirip Angga Yunanda ngunu kok isone mirip dukun iloh."  (*nggak bener bu eunha ini, cowokku ganteng mirip angga yunanda kok dimiripin sama dukun)

"Yo rambute iku loh gondrong mirip koyok mbah dukun."  (*ya rambutnya panjang mirip mbah dukun)

"Ngawur!"

Daritadi Yeonjun dan Sunghoon hanya tertawa saja mendengar percakapan Bahasa Jawa yang sama sekali tidak mereka mengerti.

"Ngomong-ngomong ini Mas Yeonjun sama Mas Sunghoon masih lama tah KKN di sini?" Tanya Bu Eunha.

"Iya Bu, masih seminggu juga di sini." Yeonjun menjawab sambil menyeruput kopi hitam bikinan Bu Eunha.

"Oh ngunu toh.. ini mek tanya ya jangan dimasukin hati," ujar Bu Eunha kemudian terkekeh. "Nggak ada yang mau cari calon jodoh tah temen-temen e sampean?"

Gadis-gadis yang lain saling tertawa mendengar pertanyaan dari Bu Eunha.

"Ini bu, Sunghoon mau jodoh orang sini katanya," jawab Yeonjun sembari menunjuk ke arah Sunghoon.

Sunghoon mendelik dan menggelengkan kepala.

"Loh? Kenapa Mas? Cewek-cewek di desa ini cantik semua kok," protes Bu Eunha karna melihat Sunghoon menggelengkan kepala.

"Bukan gitu bu. Saya masih nggak kepikiran buat cari jodoh, masih mau kuliah yang serius, kalau buat temen ngobrol mah silahkan tapi sampai serius gitu nggak dulu."

Soalnya dia emang nggak pernah serius Bu Eunha.

"Oh gitu toh." Bu Eunha mengangguk-angguk. "Si Bilqis ini nek cantik ya Mas Sunghoon? Dia nggak pede katanya kalau mau main sama yang lain, minder warna kulitnya."

Gadis yang baru saja diperkenalkan Bu Eunha itu hanya tersenyum malu-malu.

"Cantik loh," puji Yeonjun. Cowok ini mah mau kambing di pakein eye shadow juga bakalan dipuji cantik.

"Makasih." Bilqis membalas. Matanya kemudian melirik ke arah Sunghoon menanti-nanti pemuda itu untuk memuji dirinya juga.

Sebetulanya Sunghoon sudah lebih tau Bilqis, bahkan yang kemarin malam dipergoki Isa itu ya dengan gadis hitam manis ini. Awal pertemuan mereka ketika hari pertama Sunghoon pulang proker, dia melihat Bilqis sedang digoda oleh beberapa preman pasar. Sunghoon berinisitif membantu dan dari situ mereka dekat, Bilqis juga sudah beberapa kali mengajak Sunghoon untuk jalan-jalan tapi selalu pemuda itu tolak dengan alasan sibuk.

Sampai malam minggu kemarin, Sunghoon pikir kesibukannya tidak sebanyak hari-hari sebelumnya dan dia pun mengiyakan ajakan Bilqis untuk jalan-jalan tapi ternyata dia juga tidak bisa.

"Bilqis ini adeknya Eneng anaknya Pak Chanyeol yang pernah minta tolong buat benerin antena tipi itu loh Mas Sunghoon," jelas Bu Eunha.

Sunghoon mengangguk.

"EH..EH... SOPO IKI TEKO AREK-AREK GANTENG TOH!"  (* siapa ini dateng anak-anak ganteng)

Yeonjun dan Sunghoon menoleh ketika Bu Eunha dengan riang gembiranya menyambut kedatangan para pemuda desa yang mau ngopi juga.

"Bang," sapa cowok berkaos merah kepada Yeonjun. "Bu Eunha koyok biasane kentel."

"Aku pisan Bu."

"Kulo pisan."

"Kulo nggeh Bu."

"Kulo biasane Bu, kopi susu."

Dan pesanan pun silih berganti berdatangan dari para pemuda desa ini. Gadis-gadis yang tadinya menemani Yeonjun dan Sunghoon melipir ke tepi kursi, beberapa ada yang mengajak ngobrol ada juga yang menggoda dan bertengkar, mereka terlihat akrab satu sama lain.

"Bang, mau futsal kah nanti." Ajak pemuda berambut hitam kribo.

"Di mana?" Tanya Yeonjun.

"Lapangan Bang. Ajak teman-teman mu juga, kita main bola di sana."

Yeonjun menoleh ke Sunghoon yang mengangguk karna memang bosan dengan kegiatannya yang monoton di posko.

"Ya wes nanti tak ajak kawan-kawanku," jawab Yeonjun.

"Jam 4 Bang, jangan lupa ya."

"Siap."

🏠🏠🏠

"Ngapain balik? Nggak sekalian aja tuh pulang ke rumahnya cewek-cewek yang tadi ngopi bareng sama kamu?"

Dateng-dateng Yeonjun udah kelabakan sendiri karna disambut sama sindiran Yeji. Cewek itu berdiri di depan pintu aula sambil berkacak pinggang dengan mata siap menyemburkan bara api.

"Maksud kamu apaan sih Ji? Aku ngga–"

"Ohh masih mau ngeles kamu ya? Ada saksi banyak loh kak tadi mereka semua ngelihat kamu ngopi di warung Bu Eunha sisi kiri sama kanan kamu cewek, masih mau bohong aja ya?"

Yeonjun melongokan kepala ke belakang tubuh Yeji. Anak-anak yang lain diam menonton tanpa ada keinginan untuk membantu, sementara Sunghoon jadi ikutan takut berdiri kaku di sebelah Yeonjun.

"Bagus.. masih seminggu di sini udah pada kenal cewek-cewek desa ini, gimana nanti pas sebulan ya? Janda-janda juga kali ya," sindir Yeji masih dengan amarah memuncak.

Sejak tadi melihat Yeonjun tertawa ria di warung Bu Eunha, emosinya sudah ingin tumpah detik itu beruntung ada Haechan dan Jeno yang menenangkan Yeji kalau tidak udah Yeji balik itu warung Bu Eunha sama orang-orangnya juga.

"Lo juga! Kalau mau caper sama anak cewek jangan ngajak Yeonjun, dia udah punya pacar!! Ngajak Hendery tuh wibu nolep gak ada kerjaan."

Hendery harap sabar, cewek kalau lagi emosi tuh emang suka nyebar kemana-mana.

"Hari ini nggak ada ya makanan buat lo berdua. Sana minta sama cewek-cewek baru kalian, udah enak disuruh jagain posko malah menel kemana-mana," ujar Yeji. Cewek ini memutar tubuhnya menghadap ke anak-anak yang langsung mundur ketakutan. "Awas aja sampe ada yang kasih makan mereka berdua, uang kasnya nggak bakal gue balikin!" Ancam Yeji kemudian berjalan masuk menuju ke kasur lipatnya, duduk menghadap tembok sambil bermain hp.

Sebenarnya Yeji bukan hanya marah karna cemburu tapi juga kesal karna kedua orang ini tidak bisa bertanggung jawab dan seenaknya meninggalkan posko begitu saja. Plus ditambah Yeji sedang PMS jadi dia pengen marah-marah.

Yeonjun berdecak mengusap kasar rambutnya dan masuk menghampiri Yeji.

Tanpa diminta yang lainnya pun akhirnya keluar, memberikan ruang privasi untuk pasangan yang sedang marahan itu.

"Gue udah bilang kan lo harus tobat Sunghoon jangan jadi buaya udah, nih si Ryujin sama Yunjin kan jomblo sama mereka aja," ucap Jeno yang langsung membuat Ryujin dan Yunjin tertohok. Bener sih mereka jomblo tapi kan tolong ya jangan diperjelas lagi.

"Atau gak sama Karina," sahut Haechan kini membuat Karina mengangguk tapi detik berikutnya dia menggelengkan kepala.

"Iya gue setuju gue jomblo tapi gue gak mau sama Sunghoon," ujar Karina.

Jeno pun setuju. "Iya jangan sama Karina terlalu bagus buat Sunghoon."

Karina diam, mencoba mencerna ucapan Jeno.

"Terus maksud lo, gue sama Yunjin nggak lebih baik daripada Karina? Gitu Jen?" Protes Ryujin.

"Ya gak gitu.. lo sama Yunjin kan sama-sama gila, Karina mah terlalu apa ya..terlalu kalem buat Sunghoon, kalau kalian kan bisa langsung tendang, pukul, banting, kalau Sunghoon macem-macem."

"Kita juga nggak bakal segila itu kali Jen," sahut Yunjin. "Kita bisa kalem juga kan ya Ryu."

"Bisa dong of course bisa."

Beomgyu menggelengkan kepala tak tahan dengan kelakuan duo JIN alias Ryujin dan Yunjin.

"Gak pantes udah lo berdua kalem, bertingkah aja udah paling pas dan cocok buat image lo berdua," kata Beomgyu.

"Bangsat."

"Kelamin pria."

Umpat kedua gadis cantik itu hampir bersamaan.

Hendery yang daritadi tidak melihat sosok Isa ada diantara teman-temannya ini menepuk pelan punggung Giselle membuat gadis itu menoleh.

"Isa mana?" Tanya Hendery.

"Oh!" Giselle benar-benar lupa untuk memberitahu kepada yang lain soal hilangnya Isa. "Gue lupa mau ngasih tau lo semua. Tadi pas gue beli ikan sama Isa, dia dapet panggilan telfon dari Pak Namjoon katanya kembarannya kecelakaan jadi Isa langsung ke rumah sakit, nanti malam sih kalau emang nggak ada apa-apa dia bakalan balik ke sini."

"Lah iya juga ya, kok gue baru nyadar satu anak yang nggak ada." Beomgyu menghitung teman-temannya dan sadar kalau ternyata ada satu yang hilang.

Sunghoon pun sama baru menyadari kalau Isa tidak ada diantara mereka. Mungkin karna memang anak itu tidak terlalu banyak ngomong jadi Isa cepat terlupakan. Eh tapi nggak juga sih Isa mah sekalinya ngomong bikin orang esmosi apalagi kalau udah tebak-tebakan makin bikin warga ngamuk.

"Udah, udah, kita nyanyi aja dulu sambil nunggu pasangan pasutri itu selesai berantemnya, gimana?" Usul Beomgyu.

Haechan, Sunghoon, Yunjin mengangguk dan sudah bersiap untuk memulai dangdutan mereka pagi menjelang siang ini. Dan ketika gitar sudah akan Beomgyu genjreng, tiba-tiba Ryujin tertawa menakutkan dengan mata tertutup.

Anak-anak kira Ryujin cuma akting dan meneruskan menyanyi sampai pada waktu Ryujin memanggil-manggil nama Hendery dengan suara yang berbeda, anak-anak ini baru paham kalau sebenarnya Ryujin kerasukan.

"Massss... Hen....De...Ry...." panggil Ryujin– bukan, bukan, ini mah panggil si Gadis yang masuk ke tubuh Ryujin.

🏠🏠🏠

Yeji sama Yeonjun rupanya belum baikan juga. Diajakin buat nonton futsal aja Yeji nggak mau dan lebih milih tiduran, katanya si ngecas energi sebelum lusa ada acara ulang tahun desa yang ke-34 tahun.

Iya, dua hari lagi Desa Banowati akan memperingati ulang tahun yang setiap tahunnya akan diadakan berbagai macam festival selama 2 hari berturut-turut. Biasanya sih mereka akan mengundang artis dangdut, tapi karna ada KKN disini Pak Junho berinisiatif untuk mengajak kelompok lima belas ikut berpartisipasi dalam festival tahun ini.

Karna memang baru diberitahu kemarin setelah acara senam, warga desa tidak terlalu memberatkan anak-anak untuk ikut menuangkan ide-nya kata Pak Junho mereka hanya perlu membantu sedikit saja karna proker anak-anak inilah yang lebih utama.

Pak Junho juga membebaskan mereka untuk mengajak teman-teman dari kampus datang dan memeriahkan acara, beliau juga bilang kalau festival ini akan terbuka untuk umum.

Jadi mulai besok warga akan mengadakan gotong-royong membersihkan desa.

"Gak makan buk? Enak nih sate bikinan Giselle meskipun rada gosong sedikit." Ryujin menawarkan makanan kepada Yeji yang akhirnya keluar juga dari pertapaannya sejak marah sama Yeonjun.

Di posko cuma ada cewek-cewek aja karna yang lakik pada futsal ke lapangan.

Yeji menoleh sekilas kemudian menggelengkan kepala. "Isa belum balik juga ya?" Tanyanya.

Ryujin yang kembali memakan sate ayam bikinan Giselle menggelengkan kepala.

"Habis mahrib nanti kali sekalian sholat dianya," jawab Ryujin.

"Hm."

"Ini cowok-cowok juga kenapa belum balik sih? Gue habisin satenya mampus mereka," gumam Ryujin mengambil lagi satu tusuk sate dan memakannya.

Yeji terkekeh mendengar ucapan Ryujin. Dia jadi ingat kalau sate ayam adalah makanan favorit Yeonjun, andai aja cowok itu nggak bertingkah pasti udah Yeji ambilin 100 tusuk sate hari ini.

"Enak loh Ji, beneran nggak mau?" Tanya Ryujin.

"Lo makan aja habisin semuanya Jin," ucap Yeji lirih. "Tadi kok bisa kesurupan sih?"

Ryujin yang masih mengunyah satenya itu mengangguk. "Dia maksa masuk, emang kunti nggak jelas tuh Gadis. Sekarang aja nggak ada di sini ke lapangan sono katanya mau lihat Bang Dery main bola," jawab Ryujin kesal.

"Centil ya."

"Banget! Banget! Banget!!! Cabe-cabean aja kalah centilnya sama Gadis, beuh kalau dia masih hidup nih rasanya pengen gue tonjok!"

"Tonjok aja, emang gak bisa ya?"

"Gak bisa lah yang ada malah gue yang sakit." Ryujin kemudian mengajak Yeji untuk masuk karna melihat beberapa pemuda lewat depan posko sambil tersenyum-senyum. Bukan senyuman yang menarik sih ini lebih ke creepy bercampur modus.

"Masuk yuk, ada cowok-cowok jamet lewat tuh takut digodain." Ryujin menarik tangan Yeji membawa masuk tapi tiba-tiba saja para cowok dengan rambut mohank dan baju compang-camping khas preman pasar itu bersiul-siul kepada mereka.

"Cantik..cantik.. haduh kok udah mau masuk aja sih Mbak, kenalan dulu dong sini sama abang.."

"Senyumnya mbak rambut panjang manis juga, senyum coba maniss..senyum.."

"Lihat deh kakinya mwulussssss..."

"Lehernya juga jenjang itu pasti wangi. Mau dikasih cap gratis nggak mbak???"

Kalimat terakhir yang masuk ke telinga Yeji serta Ryujin membuat kedua wanita ini mengerutkan dahi. Bukannya cowok-cowok itu sudah kelewatan batas? Mereka berdua baru saja mendapatkan pelecehan secara lisan bukan dari mulut bejat cowok preman itu.

"Aduh kok lihatnya kayak gitu sih mbak.. jadi pengen gabung juga makan sate disitu, boleh gabung nggak?"

"Masuk yuk...aman sih kayaknya, modal nekat aja udah."

"Gasss!!!"

Cowok-cowok mohank itu pun dengan beraninya masuk ke area balai desa setelah memastikan kondisi jalanan yang sepi. Ryujin dan Yeji juga tidak meninggalkan tempatnya, malah Yeji menyuruh Ryujin untuk menutup pintu. Dan meregangkan otot-ototnya yang kaku, Ryujin juga mengikuti Yeji. Sudah lama keahlian bela dirinya ini tidak digunakan jadi butuh pemanasan ektra.

Cowok-cowok itu awalnya mentertawakan gerakan Yeji dan Ryujin, tapi tak berselang lama ketika Karina membuka pintu untuk mengajak Yeji dan Ryujin masuk karna sudah waktunya mahrib, gadis ini tertegun tak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya.

Ryujin berteriak. "TELFON PAK JUNHO! BURUAN TELFON PAK JUNHO, KARINA!!!"

Mendengar teriakan Giselle dan Yunjin dari dalam pun keluar dan tak percaya melihat beberapa cowok itu sudah tumbang. Ada yang hidungnya berdarah, ada yang wajahnya masuk ke got, bahkan sampai ada yang pingsan di dekat dipan halaman depan.

Ryujin sendiri sedang memelintir satu tangan cowok dan Yeji yang mengusap bekas darah di sisi bibirnya, tadi pemuda yang masuk ke got itu tidak sengaja melukai Yeji dengan cincin di jarinya tapi rasa sakitnya tidak seberapa karna lebih sakit lagi kram perutnya akibat PMS.

Anak laki-laki yang juga baru kembali dari futsal ikut terkejut, mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat di depan matanya.

"Lo berdua ngapain?" Tanya Jeno.

Yeji menoleh. "Gak bisa lihat? Buruan panggil Pak Junho sana, nih cowok-cowok kurang ajar mau nerobos masuk ke posko."

Jeno mengangguk speechless. Dia menarik Beomgyu untuk mengikutinya memanggil Pak Junho untuk melaporkan kejadian barusan.

"Yeji–" panggil Yeonjun yang kemudian menghentikan langkah kaki ketika Yeji mengisyaratkan dengan telapak tangan untuk tidak mendekat ke arahnya.

"Urus mereka aja," ujar Yeji kemudian berjalan masuk posko.

Ryujin juga sudah berdiri ketika dibantu oleh Sunghoon.

"Lo sama Yeji berdua doang lawan mereka?" Tanya Sunghoon.

Ryujin mengangguk. "Enteng mah cuma tujuh orang."

"Enteng ndasmu! Untung mereka nggak bawa senjata tajam, kalau sampe lo berdua kenapa-napa tadi gimana," amuk Hendery.

"Lo gak takut apa sama mereka?" Kini ganti Haechan bertanya.

Ryujin menggelengkan kepala. "Lo semua belum lihat singa betina marah sih. Tadi yang lumpuhin semua cowok kurang aja ini Yeji, gue cuma lawan satu cowok itu."

"Seriusan?!" Tanya Giselle.

"Yaps. Jadi daripada takut sama modelan cowok jamet kurang belaian kayak mereka, gue lebih takut sama Yeji yang lagi mode marah ditambah PMS," ujar Ryujin. Gadis ini kemudian menatap ke arah Yeonjun dan mengedipkan satu mata, "hati-hati ya Bang enam cowok aja Yeji bisa lawan, apalagi cuma satu doang hehehe."

Auto merinding Yeonjun.


🏠🏠🏠


hehehe, thelamat membhaca bestieque💙

Continue Reading

You'll Also Like

55.5K 5K 45
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
43K 6K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
663K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...
45.5K 7.1K 38
Rahasia dibalik semuanya