Married with my idol

De fourteenjae

155K 15K 1.7K

"Kalau menikah, sudah pasti berjodoh 'kan?" - [SEQUEL OF STORY "MY BOYFRIEND, JEONG JAEHYUN"] fourteenjae-202... Mais

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
Announcement
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 70
chapter 71
chapter 72
chapter 73
chapter 74
chapter 75
chapter 76
chapter 77a
chapter 77b
chapter 78
chapter 79a
chapter 79b
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
chapter 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95

chapter 69

1K 118 10
De fourteenjae

"I don't want to be wasting time, without you"
"Don't want to throw away my life"
"I need you"
"Something tells me we'll be alright"
Honne (Location Unknown)

-

"Sayang?"

Han GoEun yang tengah memakai perawatan kecantikan pun menoleh kala pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok sang suami yang baru saja pulang. "Hai, kamu baru tiba?"

Jaehyun bergegas masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang. Rautnya begitu serius membuat suasana sedikit berubah. "Ada yang ingin kubicarakan padamu—"

"Aku juga." potong GoEun cepat. Senyum yang sempat terpatri pun menghilang. Berbagai alat skincare pun tak lagi menjadi pusat. Sudah saatnya mereka berdua bicara satu sama lain. Mengedepankan kepentingan dan menyelesaikan masalah. "Tapi kita bisa melakukannya setelah kamu mandi."

"Tidak, aku—"

"Setelah kamu mandi." GoEun kembali menyela. Kali ini dengan tangan yang mengalus wajah sang suami. Melunakkan kerasnya rahang yang terkatup. "Seharian ini kamu pergi bekerja ke sana ke mari. Lebih baik membersihkan diri sebelum semakin larut malam."

"Han GoEun,"

"Jeong Jaehyun, dengarkan aku. Kita akan bicara setelah kamu mandi, aku akan menunggumu." GoEun tak memberi kesempatan bagi sang suami untuk bersuara. Tentu tak mudah namun Jaehyun baru saja menyelesaikan kegiatannya.

"Baiklah." Jaehyun beranjak. Berdiri sembari menepuk kepala sang istri yang mendongak. "Pastikan kita saling membicarakan semuanya tanpa terkecuali."

GoEun mengangguk, mempersilahkan sang suami untuk pergi membersihkan diri. Apapun yang terjadi, ia sudah siap dengan semuanya. Obrolan ini akan sangat panjang, ada banyak masalah yang perlu mereka jelaskan satu sama lain. Ada banyak kalimat yang perlu mereka jabarkan. Ada banyak benang kusut yang harus mereka benahi. Sementara untuk menyelesaikan itu semua, emosi mereka harus stabil. Tidak dalam tekanan dan berburuk sangka. Jika hal-hal itu masih mempengaruhi diri maka akan semakin memperkeruh.

Pertemuan dengan Kim Sae Ron membuatnya harus bicara. Wanita itu pasti mempunyai banyak cara untuk terus-menerus mengganggu. Sedangkan dirinya dan Jaehyun tak boleh lengah ataupun terlihat retak sedikitpun. Mereka berdua harus saling mengisi dan bekerja sama. Han GoEun tidak akan pernah goyah.

Sementara itu di dalam, sepertinya ini adalah mandi paling cepat yang pernah dia lakukan. Tak sabar untuk membicarakan semua hal bersama sang istri. Apalagi setelah tiba-tiba Eunji melaporkan pada Ha Min Jun bahwa Kim Sae Ron menemui Han GoEun. Kenapa wanitanya tak langsung mengabarinya saat kejadian itu berlangsung? Ia pun tak bertanya mengenai insiden keributan ruang CEO beberapa hari lalu. Terlalu banyak pertanyaan. Selain harus menjelaskan beberapa kejadian, ada banyak hal pula yang perlu ia dengarkan langsung dari sang istri.

Jaehyun mengeringkan rambut dengan handuk kecil sembari keluar dari kamar mandi. Menampakkan Han GoEun yang sudah duduk di atas ranjang sambil memandang. Tatapan Jaehyun turun pada kedua tangan GoEun yang mengusap perut. Istri dan anaknya sudah menunggu.

Tanpa ragu, Jaehyun ikut duduk bersila di hadapan GoEun yang tersenyum simpul. "Sudah lebih segar?" tanya GoEun.

Jaehyun mengangguk. Tangannya bergerak menggenggam kedua tangan sang istri yang gemetar. Tatapan itu berubah terkejut. "Sayang? Are you okay?"

"Ya—"

"Tidak, kamu panik." Jaehyun melepas genggaman hendak mengambil obat namun segera tertahan oleh Han GoEun. "Sayang?"

"Tidak apa. Semua orang pun pasti gemetar jika berada dalam situasi seperti ini."

Di seperempat tubuh Jaehyun yang hendak berdiri, ia tampak diam memperhatikan Han GoEun. Menitiknya lamat-lamat hingga kemudian kembali duduk. Nafas panjangnya terhembus berat. "Kita akan membahasnya nan—"

"Jaehyun, tidak." Han GoEun menegakkan punggung. "Aku sungguh tidak apa-apa. Mari kita bicarakan semuanya."

Demi Tuhan, Jaehyun memang sadar bahwa wanitanya ini sangat keras kepala seperti dirinya. Tapi sejak kapan Han GoEun begitu mengotot untuk merelealisasikan segala sesuatu? Iris mata Jaehyun kembali turun.

Ah, dia pelakunya. batin Jaehyun menebak. Persis sepertiku. Bagus!

Han GoEun ikut menunduk mengikuti arah pandang Jaehyun yang menunduk. "Kamu sedang bicara dengan anakmu?"

"Iya—eh, apa?!" Jaehyun membelalak. Wajahnya yang memerah menjalar cepat ke telinga mendapati sang istri memergoki. Tawa kecil GoEun begitu menggetarkan hingga Jaehyun semakin salah tingkah. "Aku akan mulai bicara,"

"Baiklah." GoEun meredakan tawa. "Kamu bisa memulainya lebih dulu."

Hening beberapa detik sebelum kemudian, "Aku mendengarnya dari Ha Min Jun kalau Kim Sae Ron menemuimu tadi. Apa yang terjadi?" Jaehyun sudah memulai bicara. GoEun yakin, lelakinya sudah berusaha menjaga nada bicara. Karena walaupun intonasi rendah itu tetap terdengar kuat namun tak terasa mengintimidasi.

"Seperti biasa, dia hanya salah satu wanita yang tidak menyukai aku menjadi istrimu."

Deg. Kalimat itu terlontar begitu datar tanpa balutan emosi. Suara yang mengudara dalam keheningan tiba-tiba terasa pekat akan kepasrahan. Begitu terkejut pada pemilihan kata sang istri yang sangat menjelaskan situasi. Seperti biasa, katanya.

"Kim Sae Ron," lanjut GoEun pelan. "Dia memang sudah bermasalah sejak penempatan nama pada awal pemilihan pemain dramamu. Mengesalkan sekali melihatnya berlagak keras hanya karena pernah melihatku pingsan. Jujur saja, aku sama sekali tidak takut."

Jaehyun masih terdiam. Begitu terkejut melihat Han GoEun menampakkan kebencian pada wanita itu walau memang sangat pantas untuk dibenci. Rasanya seperti melihat hal baru. Apakah menikah akan membuat sebagian orang menampilkan sisi lain yang belum pernah ditampakkan?

"Kurasa, dia mendatangiku karena agensinya tidak berhasil membujukmu untuk berdamai." lanjut GoEun lagi.

"Eh, itu—"

"Aku tau. Eunji melaporkannya padaku." degup jantung GoEun berdetak cepat seiring dengan kalimatnya yang terus mengudara. "Ada dua hal yang terjadi setelah kamu mengamuk. Yang pertama, seorang informan yang ditugaskan melapor pada Eunji dan kemudian memberitahuku bahwa agensi Kim Sae Ron memberhentikan semua project walau namanya belum terkuak. Dan yang kedua,"

Aliran darah Jaehyun semakin terasa kala GoEun menghentikan kalimatnya. Ia tau hal buruk pasti telah terjadi, dugaannya benar. Hari itu, dia sama sekali tidak menemukan kegiatan sang istri secara rinci. Hal-hal kecil yang seharusnya diketahui justru semakin tak terdengar.

"Yang kedua?" Jaehyun mengulang kalimat GoEun. Tapi sungguh, ia tidak tau akan sanggup mendengarnya atau tidak.

"Aku kembali pingsan dan masuk rumah—" GoEun terkejut melihat Jaehyun tetiba turun dari ranjang dan duduk berlutut. Jangan tanya bagaimana situasi di dalam kamar itu, mereka berdua pun tidak bisa menjabarkannya. Terkejut, perasaan bersalah, kekecewaan, merapuh, semua terbalut satu. Tidak tau mana yang lebih mendominasi.

Seseorang yang seharusnya menjadi pelindung, justru menjadi orang pertama yang menyakiti. Tangis kekecawaan yang seharusnya tidak pernah ada, justru menjadi hal pertama yang terjadi pada berita kegembiraan meluap. Keegoisan mendekap begitu erat hingga tak sadar bahwa dinding penghalang semakin tinggi. Keharmonisan dan kejujuran tak lagi sebagai opsi pertama. Semua sibuk dengan kegundahan masing-masing.

"Jaehyun," panggil GoEun getir.

Lelaki itu menundukkan kepala dalam-dalam dengan kedua tangan terkepal di atas paha. Dirinya begitu malu untuk bertatap wajah. Han GoEun begitu kuat menahan semua tindak yang terjadi. Di benci penggemar sampai dicelakai, mempunyai trauma hingga harus melakukan terapi, bertemu dengan wanita-wanita gila yang juga menyukai. Dan ditambah dengan kedominan dirinya setiap kali berhubungan badan dan berakhir pada keegoisan yang tidak menginginkan kehadiran sang anak. Astaga, apa yang sudah dia lakukan selama ini?

"Jika ada seseorang yang harus disalahkan, maka orangnya itu adalah aku." ujar Jaehyun masih menunduk. "Sejak awal kamu lebih banyak menderita. Semua janji yang kuberikan padamu seperti angin lalu yang tidak pernah kutepati."

"Apa yang kamu bicarakan?" GoEun buru-buru turun dan ikut duduk berlutut di depan Jaehyun. Kedua tangannya berpegang pada kedua lengan Jaehyun. Ikut menunduk berusaha menatap sang suami. "Pernikahan, agensi, tempat tinggal, koneksi, perusahaan dan semua pegawai. Itu semua sudah kamu lakukan untukku. Kamu menjagaku sesuai janjimu."

Jaehyun terdiam, tak tau harus mengatakan apa selain penyesalan. Hingga GoEun terus berusaha menatap sang suami. "Apakah kamu menyesal telah menikahiku?"

"Tidak. Jika aku bisa mengulang waktu, aku akan tetap mencintai dan menikahimu. Aku akan tetap memprioritaskanmu di atas segalanya."

"Aku pun sama." jawab GoEun. Satu tangan mengusap degup jantungnya sendiri dan lainnya mengalus wajah sang lelaki. "Apapun yang telah terjadi padaku atau kamu dan kita, memang sudah tertulis di garis takdir. Aku sudah siap menerima apapun yang akan terjadi padaku sejak aku melihat dan menerimamu. Siap dan sanggup. Karena itu,"

Jaehyun mengangkat tatap. Mata memerah penuh penyesalan itu bertatap dengan iris mata Han GoEun yang telah berlinang. "Karena itu, aku tetap di sini bersamamu. Menjaganya selagi menunggumu untuk menerimanya."

Tangan GoEun beralih mengusap perut. Membuat tatapan Jaehyun kembali turun. Ia tau, seseorang di dalam sana begitu kuat hingga mampu ikut bertahan. Genang air mata lelaki itu menetes mengingat keegoisannya selama ini. Hatinya begitu bergejolak hingga segera menghambur memeluk perut Han GoEun selayaknya bersujud meminta ampunan.

Dalam tangis yang memecah, Han GoEun menepuk punggung Jaehyun selagi lelaki itu mencium perutnya berkali-kali. Ia tau lelakinya akan segera kembali pulang dalam dekapan. Dinding tinggi itu telah runtuh. Jaring tajam pun berubah menjadi selimut tebal menghangatkan.

Maaf, batin Jaehyun pada seseorang dalam kandungan itu. Juga terima kasih sudah bertahan dan menjaga istri— ia terdiam sejenak. –ibumu.

Jaehyun melepas peluk. Keduanya bertatap dengan wajah penuh jejak air mata. Dan entah siapa yang memulai, tangis itu segera berganti tawa. Tidak ada lagi kecanggungan atau pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Semua rasa yang mengganjal telah menguap tak bersisa.

"Maafkan aku." ucap Jaehyun mengusap air mata Han GoEun.

Wanita itu balas mengusap. "Aku juga minta maaf."

Jaehyun meluruskan kaki sejenak lantas beranjak. "Ayo, pindah ke atas sini." ajaknya setelah berdiri.

GoEun tersenyum kikuk. "Bisa tunggu sebentar? Aku tak bisa menggerakkan kakiku."

"Hahaha!" Jaehyun kembali duduk. Padahal Jaehyun lebih lama duduk berlutut tetapi justru kaki GoEun yang kesemutan. Dengan pelan-pelan, Jaehyun mengambil alih tubuh GoEun dan menggendongnya tanpa beban.

Tanpa banyak bicara, Jaehyun membaringkan tubuh GoEun ke dalam selimut. Lalu menyusupkan lengan di bawah kepala sang istri sebelum ikut berbaring di sampingnya. "Berjanjilah untuk tidak menutupi apapun lagi dariku." ucap Jaehyun serius. "Prioritasku tetap dirimu—"

GoEun tidur menyamping menatap sang suami yang merona. "Hanya aku?"

"—dan dia." lanjutnya tanpa menatap.

Han GoEun mengulum senyum sembari mempersempit jarak. "Dia siapa?"

"Sayang,"

"Iya, sayang. Dia siapa?"

"A—"

"A?"

"—nak."

"Apa? Tidak dengar." Han GoEun mengalung pada leher Jaehyun yang juga tidur menyamping. Mendekatkan telinga pada bibir suami untuk mendengar lebih jelas. Berkali-kali Jaehyun menahan pinggang sang istri agar tak terlalu menekan perut.

"Kamu sudah mendengarnya,"

"Tidak, tuh. Aku belum mendengarnya." ungkap GoEun bohong. Tentu saja dia sudah mendengarnya. Tapi ayolah, ini salah satu momen langka di dunia. "Ulangi."

Jaehyun tersenyum. Istrinya memang sangat keras kepala dan semakin sesuka hati, ia harus mengingatnya berkali-kali. "Prioritasku adalah kamu dan anak kita."

Bibir GoEun menganga lebar dengan mata berseri-seri mendengar jawaban jelas itu. Kebahagiaan segera menguar hingga Jaehyun tertawa dan segera menepuk bibir GoEun. "Lalat bisa masuk jika mulutmu selebar itu."

"Jika ada lalat di rumah ini, aku akan memanggil semua pegawai kebersihan dan memintanya untuk membersihkan ulang."

"Wow, Han GoEun! Hahaha!" Jaehyun menarik GoEun ke pelukan, bergerak menjamah semua lekuk selagi bicara. "Apakah sifat memerintahku juga kamu terapkan dalam pribadimu?"

"Benar! Ini semua adalah ajaranmu."

Jaehyun semakin tertawa. "Kalau begitu, aku harus bersikap lebih baik agar kamu bisa menerapkannya juga." Lelaki itu harus melakukannya sesegera mungkin, bisa saja anaknya nanti ikut mewarisi sifat buruk ini.

"Jaehyun,"

"Hm?"

"Tidur."

"Iya, ayo tidur." Jaehyun mendekap tubuh GoEun. Wanitanya benar-benar lucu sekaligus mengerikan, suasana hatinya bisa mendadak berubah dalam sekejap hanya karena mengantuk. Tapi setidaknya, semua sudah baik-baik saja. Tidak ada pertanyaan yang perlu di terka-terka.

Samar-samar suara nafas teratur wanitanya terdengar. Menandakan sosoknya sudah tertidur pulas. Hingga Jaehyun dengan bebas berlama-lama mengecup kening sang istri. "Terima kasih sudah menungguku."

Kecupan itu kembali mendarat. "Aku mencintaimu."


🍑🍑🍑

Jangan lupa vote dan komentar yang banyak biar update terus. see you

Ayo follow akun wattpad authornya!
Instagram: @1497_tjae
Twitter: @fourteenjae
Tiktok: @fourteenjae

Continue lendo

Você também vai gostar

264K 17K 48
Menikah dengan seorang idol? Kim Sowon tidak pernah memimpikannya. Namun pada kenyataannya ia memang harus menikah dengan salah satu member dari boyg...
117K 6K 33
Bercerita tentang kehidupan seorang OH SEHUN CEO ternama yang di jodohkan dengan yeoja bernama SHIN HANI. Namun, masalahnya sehun adalah lelaki berwa...
169K 11.4K 42
Krystal Jung adalah seorang perempuan yang pekerja keras dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. Bertemu dengan CEO yang mempunyai banyak...
310K 42.3K 25
"Ada yang abadi dalam dunia ini, cinta orang tua kepada anaknya." ©piyelur, September 2020