MENGEJAR CINTA MAS DOKTER

By Nz______

28.1K 1.8K 165

SEASON 2 MENJADI MICHELINA Sebelum kalian baca cerita ini sebaiknya kalian baca lebih dulu cerita Menjadi Mic... More

1. Claudia
2. Merindukan gadis manis dan banyak tingkah
3. Bertemu Fans
4.Punya saingan
5.Effort yang tidak dihargai
6. Bakso memperbaiki mood
7. Bertemu teman SMA
8. Anak yang terpisah dari orangtua
9. Bertemu Amanda dan Raka
10. Mobil mogok
12. Mimpi aneh
13. Rasa yang tak asing
14. Dejavu
15. Bertemu Rafael dan Bastian
16. Sangat membingungkan sekaligus juga aneh
17. Adik Daffa
18. Penguntit
19. Ruang rahasia milik Daffa
20. Pria bertopeng
21. Bertemu pria itu lagi
22. Pisau bedah
23. Daffa sakit
24. Mimpi Daffa
25. Mulai Perhatian
26. Hari bahagia Bianca dan Tristan
27. Obat perangsang
28. Menghabiskan malam bersama
29. Penyesalan selalu datang di akhir
30. Menghindar
31. Beri aku waktu
32. Hari ulang tahun daffa
33. Fakta yang menyakitkan
34. Tidak ingin bertemu
35. Hamil?
36. Claudia hilang!!!
37. Leony,will you Merry me?
38. Membuat semua orang panik
39. Memutuskan hubungan
40. Melamar
41. Undangan
42.Merebut kembali
43. Dokter baru
44.Berita menjadi pelakor
45. Fitting baju
46. Firasat tidak enak

11. Club malam kebakaran

535 33 0
By Nz______

Happy reading

Claudia mengerjabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk saat dia membuka matanya. Gadis itu menggeliat pelan. Lalu,meraba sesuatu yang menutupi sebagian tubuhnya. Itu jas milik Daffa.

Dia terdiam sebentar mencerna apa yang terjadi. Seingatnya tadi ia baru selesai makan siang bersama Daffa,lalu duduk di sofa sambil memainkan ponselnya sedangkan Daffa melanjutkan pekerjaannya.

Tapi,sekarang ia malah berbaring di sofa. Sepertinya tadi Claudia tertidur di sini. Ia tidak sadar sejak kapan tertidur.

Ia melirik arloji yang ada di pergelangan tangan kanannya. Sudah jam 4 sore,lama juga ternyata Claudia tertidur di sini.

Gadis itu mengambil jas milik Daffa lalu duduk dari tidurannya. Sepertinya, Pria itu yang meletakkan jas miliknya di tubuh Claudia. Diam-diam Claudia tersenyum bahagia, ternyata pria itu diam-diam juga bisa perhatian.

"Sudah bangun?"tanya Daffa melirik sebentar pada Claudia lalu kembali berkutut di depan laptop.

"Maaf mas tadi aku ketiduran"ucap Claudia.

"Hm,tak apa"jawab Daffa singkat.

"Kenapa mas gak bangunin aku tadi?"tanya Claudia.

"Saya tidak tega. Saya liat sepertinya kamu kelelahan sampai tertidur"ucap Daffa.

Claudia terdiam. Memang tubuhnya terasa sedikit lelah karena dari pagi tadi ia tidak ada istirahat.

"Ini mas jasnya, makasih"kata Claudia memberikan kembali jasnya kepada sang pemilik tapi Daffa malah menolak.

"Kamu pakai saja,cuaca sedang dingin"kata Daffa tapi matanya hanya fokus pada laptop di depannya.

Claudia menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak sampai menjerit. Kenapa hari ini pria itu perhatian sekali. Apa jangan-jangan perjuangan sudah ada kemajuan? Claudia harap sih begitu.

Gadis itu menyampirkan jas milik Daffa di bahunya. Kemudian,mengambil duduk di kursi yang ada di depan meja kerja pria itu.

Ia melirik ke arah jendela yang ada di ruangan sana. Hujan sudah mulai reda hanya menyisakan rintik-rintik saja lagi.

Menumpukan dagunya di atas tangan yang di lipat di meja kerja Daffa. Gadis itu menatap dengan intens pada pria di depannya. Sedang serius saja pria itu sangat tampan. Rahang tegas,mata yang tajam,hidung mancung,bibir yang sedikit besar dengan warna pink alami membuat pria itu terlihat sangat sempurna. Apa lagi,kacamata bening yang tergelar di hidung mancung pria itu menambah kesan manis di sana.

Kalau meliat Daffa yang sedang memakai kacamata seperti ini mengingatkan Claudia pada nathan saat menyambar jadi nerd.

Daffa yang merasa di tatap seseorang mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Ekhm"deham Daffa. Membuat Claudia yang menikmati pemandangan di depannya sedikit terkejut.

"Sudah puas memandangi saya?"tanya daffa.

Dengan polosnya Claudia menggeleng. "Belum,ngeliat wajah mas daffa itu gak akan pernah bisa bikin aku puas"

Membuat Daffa yang mendengar itu memutar bolamatanya malas. "Mending kamu pulang deh"suruh nya.

Claudia menegakkan tubuhnya. "Mas ngusir aku?"tanya gadis itu.

"Bukan seperti itu. Tapi,ini sudah sore emang kamu tidak mau pulang "tanya Daffa.

"Mau kok,tapi aku nungguin mas daffa sampai pulang. Aku mau nebeng sama mas Daffa,soalnya tadi aku kesini naik taksi"ucap Claudia.

"Emang mobil kamu kemana?"tanya Daffa.

"Mogok"jawab Claudia.

"Boleh kan mas aku nebeng pulang sama mas?"ucap gadis itu.

"Boleh saja, tapi kamu harus nunggu saya selesai kerja dulu dan itu masih lama"

"Gak masalah,aku sanggup kok nungguin mas selama apapun,sampai kiamat pun sanggup"ucap Claudia.

Pluk

"Lebay"ucap Daffa mengetuk kepala Claudia pelan dengan kertas yang ada di depannya.

"Ish mas kok kepala aku di pukul sih,sakit tau"kesal Claudia mengusap-usap kepala.

Daffa memutar bolamatanya malas. "Gak usah lebay clau. Saya mukul pelan,mana ada sakit"

Membuat Claudia hanya bisa menyengir lebar. Karena ketahuan berbohong.

oo0oo

Menjelang malam Daffa dan Claudia baru sampai kerumah. Mereka,keluar dari mobil milik Daffa yang sudah terparkir di halaman rumah pria itu.

"Makasih ya mas udah nganter pulang aku"ucap Claudia.

Daffa menaikkan satu alisnya. "Kapan saya ngantar kamu pulang? Saya pulang kerumah saya sendiri"

"Rumah kita kan sebelahan jadi sama aja dong mas nganter aku pulang,iya kan?"

"Ya,terserah kamu saja"jawab Daffa tidak mau memperpanjang masalah.

"Sini tangannya mas"ucap Claudia yang ingin mengambil tangan pria itu.

"Mau apa?"

"Mau Salim sama calon suami lah apa lagi"gadis itu menyalimi tangan Daffa. Membuat pria itu tertegun sebentar dengan kelakuan gadis itu.

"Assalamualaikum calon suami. Calon istri mu mau pulang dulu. Sampai jumpa besok"ucap Claudia lalu pergi dari sana.

Daffa yang sudah keluar dari lamunannya. Hanya bisa menggelengkan kepalanya meliat kelakuan gadis itu. "Dasar gadis itu,ada saja kelakuannya"

Lalu, Daffa segera berjalan memasuki rumahnya karena hari yang sudah mulai malam.

oo0oo


C

laudia keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar.

"Akhirnya bisa mandi juga"leganya. Sebab,seharian ini beraktivitas di luar membuat tubuh Claudia terasa sangat lengket.

Gadis itu berjalan menuju meja rias. Mengeringkan rambutnya yang basah dengan hairdryer, merasa sudah kering Claudia melanjutkan dengan acara skincare malamnya sesekali sambil bersenandung kecil.

Suara nada dering terdengar di penjuru kamar Claudia. Gadis itu kemudian beranjak dari meja riasnya mengambil ponselnya yang ada di atas nakas samping kasur.

"Hallo ada apa Ken?"ucap Claudia setelah menekan tombol hijau di layarnya.

"Tadi sore gue udah menghubungi mereka,katanya Minggu depan mereka mau ketemu sama Lo buat membahas tentang itu lebih lanjut"ucap Niken dari seberang sana.

"Mereka siapa?"bingung Claudia.

Terdengar decakan dari seberang sana. "Itu loh perusahaan skincare yang mau jadiin Lo brand ambassador mereka"

"Nah kalau gitu kan gue paham,jangan setengah-setengah bicaranya"ucap Claudia.

"Oke deh,nanti Lo atur aja jadwal gue buat ketemu mereka"katanya lagi.

"Hm, oke"jawab Niken.

Claudia menaikkan sebelah alisnya saat mendengar suara bising dari seberang sana. "Lo sekarang ini di mana? Kok gue denger suara bising-bising gitu?"

"Di club"jawab Niken.

"Lo ngapain malam-malam ke tempat maksiat itu Niken"kaget Claudia.

"Minum lah apa lagi. Gue mau refreshing otak,capek juga ini otak kalau di suruh kerja terus"

"Gila Lo,kalau mau refreshing itu gak di club juga kali"

"Terserah gue lah,ini itu tempat refreshing paling bagus menurut gue"

Claudia mendengus" Ya ya emang terserah Lo"

"Hati-hati Ken jangan terlalu minum banyak gue takut nanti Lo malah ONS sama lelaki hidung belang di sana"ucap claudia memperingati.

Terdengar umpatan di seberang sana membuat Claudia langsung menyemburkan tawanya.

"Sialan Lo! Malah do'a in temen yang gak baik"

"Hahaha kan niat gue baik mengingatin Lo"

"Lah lah kok malah di matiin sih"ucap Claudia yang mendengar suara sambungan terputus dari seberang sana.

Claudia terkekeh geli setelah berhasil membuat sahabat itu kesal. Seru juga ternyata jahilin orang malam-malam.

Sedangkan di seberang sana,di salah satu club malam yang ada di ibukota Niken mendengus kesal karena berhasil di kerjai oleh sahabatnya itu.

Ia menggoyangkan gelas yang berisi Vodka di tangannya lalu meminum sedikit demi sedikit sambil melihat pemandangan di depannya yang terdapat lautan manusia sedang berjoget-joget ria di bawah lampu kelap-kelip menikmati suara musik DJ yang terdengar keras di dalam club itu.

Merasa minuman di depannya sudah habis Niken kembali memesan minuman itu kepada bartender.

"Pesan lagi satu gelas"ucap Niken. Memang, sekarang dirinya sedang duduk di kursi bar.

Beginilah kebiasaan Niken,saat merasa penat dengan pekerjaannya dia memilih pergi ke club untuk bersenang-senang. Tapi,hanya sekedar minum-minum saja tidak lebih,ia tidak pernah suka turun kelantai dansa untuk berjoget dan berakhir melakukan ciuman dengan pria-pria di sana. Melihat para wanita yang membiarkan para lelaki menyentuh tubuhnya saja Niken merasa jijik,apalagi bergabung dengan para orang-orang maksiat itu.

Gadis itu kembali meminum Vodka nya yang baru di sajikan bartender tadi. Menikmati sensi panas yang khas di dalam tenggorokannya. Tidak terasa sudah satu botol Niken meminum minuman yang mengandung alkohol itu. Ia memijit pelipisnya yang terasa pening, sepertinya dirinya sudah mulai mabuk.

Niken melirik arloji di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam,sudah lumayan lama juga dirinya menghabiskan waktu di sini sampai menghabiskan satu botol minuman.

Ia mengeluarkan beberapa lembar uang pada bartender yang menyajikan minumannya tadi lalu berjalan keluar dari club itu.

Berjalan sedikit sempoyong menuju parkiran sambil memijit pelipisnya yang terasa semakin pening.

Bruk

Niken terjatuh ketanah setelah menabrak tubuh seseorang.

"Aduh sakit..."ringis Niken merasakan tulang ekornya yang menghantam dengan keras permukaan tanah.

Gadis itu menatap sepatu pantofel warna hitam yang mengkilap di depannya. Ia mendongakkan kepalanya menatap manusia yang sudah menabraknya tadi.

Berlahan Niken bangun dari jatuhnya. "Heh mas! kalau jalan itu pakai mata dong. Saya jadi ketabrak nih"kesalnya.

Meskipun Niken tadi banyak meminum tapi ia masih memiliki kesadaran 50%

Seorang pria dewasa yang tadi bertabrakan dengan Niken menaikkan sebelah alisnya. "Maaf,jalan itu pakai kaki bukan mata"koreksinya.

"Bener juga"batin Niken.

"Ya ya...harusnya anda ngehindar dari saya tadi kenapa malah nabrak saya"

"Anda duluan yang nabrak saya"kata pria itu.

Niken melotot tak terima. "Heh! Anda yang nabrak malah nyalahin saya lagi"

Pria itu memicingkan matanya melihat kearah Niken. "Sepertinya dia mabuk"gumamnya.

Namun, Niken bisa mendengar gumaman pria itu. "Saya gak mabuk ya,saya masih sepenuhnya sadar"ucap gadis itu tak terima di tuduh.

"Perempuan jaman sekarang gak ada yang benarnya"kata pria itu.

Niken mendelik kearah pria itu. "Ngaca mas! Punya kaca gak di rumah? Anda juga datang ke sini pasti mau mabuk juga kan atau bahkan mungkin mau nyewa jalang"ucapnya remeh.

Pria itu hanya mendatarkan wajahnya mendengar ucapan perempuan di depannya. "Saya ke sini ada pekerjaan bukan seperti yang anda bilang itu"

"Cih,alasan. Sok-sokan ngatain orang gak bener padahal dia juga kaya gitu. Jangan sok jadi manusia paling suci deh mas kalau ternyata kelakuan lebih parah dari saya"

"Ternyata benar-benar mabuk sampai ngomong ngelantur "ucap pria itu lalu pergi dari sana. Tidak mau meledeni lebih jauh perkataan gadis itu.

Niken menganga tidak percaya mendengar ucapan pria itu dan lebih parahnya pergi begitu saja.

"Woyyy! Gue belum selesai maki-maki Lo!"teriak Niken kesal melihat pria itu pergi begitu saja.

Ia ingin melempar tas branded miliknya pada punggung pria itu tapi tidak jadi. "Gak jadi deh, tas gue mahal gak pantes buat di lempar pada tuh orang" Gadis itu mengusap-usapkan sayang tas miliknya.

Duar!

Terdengar suara ledakan dari arah belakang Niken membuat gadis itu langsung membalikkan tubuhnya.

"Kebakaran! Kebakaran!"

"Tolong kebakaran!"

Jerit orang-orang,banyak orang berhamburan keluar dari dalam club yang Niken masuki tadi. Gadis itu terkejut meliat kobaran api yang melahap bangunan club itu.

"Kenapa bisa kebakaran?"bingung Niken. Namun,di sisi lain ia juga menghela nafas lega karena sudah lebih awal keluar dari sana. Jika saja dia belum keluar dari sana Niken tidak tau apa yang akan terjadi padanya. Mungkin ia akan terjebak di dalam kobaran si jago merah itu.

Niken dengan cepat pergi menuju mobilnya. Ia harus pergi secepatnya dari sini. Gadis itu kembali menyentuh kepalanya yang semakin pusing.

"Gara-gara debat sama tuh orang tadi bikin kepala gue tambah pusing"keluhnya.

Ia memasuki mobil miliknya. Tapi, tunggu.

Gadis itu terdiam sebentar saat merasa ada sesuat yang salah. Ia kemudian memepuk jidatnya saat sadar kalau dia sudah salah masuk. Dirinya malah masuk di kursi samping kemudi,harusnya masuk di kursi kemudi.

"Kenapa gue malah duduk di sini sih"ucapnya.

"Ekhm"terdengar deheman keras dari seseorang. Membuat Niken langsung melihat kearah samping.

"Aaaaa..."refleks Niken berteriak.

Membuat orang itu menutup kedua kupingnya karena suara nyaring dari Niken.

"Anda? Anda kan orang yang nabrak saya tadi ? Kenapa malah ada di mobil saya?"tanya Niken pada pria yang duduk di kursi kemudi itu.

Pria itu menatap datar pada Niken. "Ini mobil saya bukan mobil kamu"ucapnya.

"Ha?"bingung Niken.

"Ini.mobil.milik.saya"ulang pria itu lagi, kali ini menekan setiap katanya.

"Harusnya saya yang bertanya. Sedang apa anda di mobil saya?"

Niken mengerjabkan matanya. Ia menatap seluruh isi mobil yang ia tempati.

"Ini bukan mobil gue njirrr,kenapa gue malah masuk kesini"jerit Niken dalam hati.

"Tadi mobil saya parkir di sini,kenapa sekarang malah beda"ucap Niken.

Dengan cepat Niken keluar dari mobil pria itu. Karena sudah sangat merasa malu.

Dia berjalan menuju mobil miliknya yang ada di belakang mobil pria itu. "Kenapa gue bisa salah masuk mobil sih"rutuknya masih merasa malu.

Sedangkan pria itu hanya menggelengkan kepalanya meliat tingkah aneh gadis itu. "Dasar gadis aneh"gumamnya.

Lalu pria itu mengambil ponselnya untuk menghubungi bosnya. Hanya membutuhkan satu kali panggilan sambungan telpon mereka sudah terhubung.

"Selamat malam tuan. Tugas yang ada suruh sudah saya laksanakan"ucap pria itu sambil memandang kobaran api yang semakin besar di depan sana.

"Kerja bagus"jawab orang di seberang sana.

Setelah itu sambungan teleponnya langsung di putus dari sebrang sana. Baru setelahnya pria yang memakai jas hitam itu menghidupkan mesin mobilnya berlalu pergi meninggalkan lokasi itu.





Bersambung...

________________________________________________________________________________

TAYPO BERTEBARAN!!!

Kalau ada kata-kata yang taypo tolong di tandain ya biar aku bisa perbaiki nantinya.

Jangan lupa vote komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian semua dan jangan lupa masukin ke reading list kalian biar cerita ini banyak yang baca.

See you ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.9M 143K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
250K 15.2K 34
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...