Oh, KKN!

By doonadae

64.5K 8.5K 737

KKN, Kuliah Kerja Nyantai? Kuliah Kerja Nangis? Kuliah Kerja Ngebaper? Semuanya salah, karna sejatinya KKN ya... More

Kenalan dulu bos!
O1. Kelompok 15
O2. Pemilihan Ketua
O3. Waktunya Observasi
O4. Hari Keberangkatan
O5. Hari Pertama
O6. Bareng Mantan
O7. Kunjungan
O8. Hantu Jatuh Cinta
O9. Langit, Senja dan Kenangan
11. Rahasia
12. Bye Bye Fever
13. Ngerinya Cewek PMS
14. Jadi Badut
15. Maskeran Bersama
16. Festival part 1
17. Festival part 2
18. Sedikit Cerita Masa Lalu
19. Hal Kecil Sederhana
20. Lebih Dekat
21. Soal Mantu Idaman
22. Barisan Para Mantan
23. Problematika Remaja
24. Gugur Sebelum Berjuang
25. Mencurigakan
26. Awal Mula
27. Kebun Pak Chanyeol
28. Bimbang
29. Galau
30. Memaafkan
31. Kalau Suka, Bilang!
32. Girls Time
33. Pantang Menyerah
34. Selamat Tinggal
35. Selamat Tinggal, Banowati
36. Ryujin and her protector
37. Setia itu Asik

10. Es Krim dan Hoodie

1.7K 247 40
By doonadae

Setelah melakukan ibadah sholat isya berjamaah mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Lagu 'Ojok dibanding-bandingke' yang viral di semua sosial media mengalun merdu di aula balai desa menemani malam kedua belas mahluk absurd bin ajaib ini. Lagu tersebut tentu saja pilihan dari DJ Beomgyu bersama duo maut Haechan yang mulai menari menggerakan tangan mengikuti irama lagu.

Sunghoon yang sebelumnya sibuk bermain game di laptopnya mulai berdiri ikut bergabung dengan Haechan, "digoyang sayang!" Teriak Sunghoon bergoyang layaknya bapak-bapak kondangan.

Yunjin yang terkenal sebagai cewek pecinta Korea diam-diam menghampiri, ikut berjoget karna memang lagunya seasik itu. "Sawer dong Bang! Sawer!" Imbuh Yunjin mengeluarkan beberapa lembar uang lima ribuan dan mengibas-ngibaskan ke arah Sunghoon, Haechan.

Anak-anak itu semakin gila. Beomgyu bahkan sampai memainkan sakral lampu, mematikan kemudian menyalakannya seolah mereka sedang berada di club.

"Sini Sel, ikutan joget!" Panggil Yunjin kepada Giselle yang sedang duduk menulis sesuatu di atas karton.

Giselle menolak. Dia kembali melanjutkan menulis jadwal piket yang seharusnya dibuat oleh Ryujin dan Yeonjun tapi kedua orang itu saat ini sedang asik gibah bersama di depan. Biasa mereka mengibah tentang si 'Gadis' yang naksir sama Hendery. Dibantu oleh Isa yang memilih nama dari absensi, Giselle hampir menyelesaikan tugas yang sebenarnya bukan tugasnya.

Bergeser sedikit ada Karina dan Jeno yang sibuk membuat materi sebagai pegangan mereka mengajar besok.

Sedangkan Yeji sibuk memasak mie dengan sesekali menyahuti nyanyian Beomgyu.

"Gaes..gaes...attention please!!!" Isa berdiri dari posisi sebelumnya berseru menarik perhatian anak-anak yang lain.

"Itu tolong dong Ryujin sama Bang Yeonjun suruh masuk dulu," ucap Giselle meminta tolong kepada Sunghoon yang langsung memanggilkan dua orang itu untuk bergabung bersama mereka.

Setelah memastikan semua anak di kelompoknya berkumpul, Isa kembali membaca tulisan di kertas karton ini.

"Dengerin ini jadwal piket kita." Isa berdehem. "Senin Yeonjun, Yeji, Sunghoon. Selasa Beomgyu, Haechan, Giselle..."

"Idih kok Bang Yeonjun sama Yeji digabung sih? Nanti mereka pacaran lagi terus gue doang yang bersih-bersih," timpal Sunghoon.

"Bacot bobade! Urusin rank ML lo sana nggak usah urusin gue sama ayang gue!" Omel Yeji.

Selain memberikan nama panggilan 'bocil' kepada Isa, Yeji juga memberikan nama 'bobade' kepada Sunghoon yang mana kepanjangan dari Bocah Baru Gede.

Isa kembali melanjutkan, " Rabu Jeno, Ryujin, Karina. Kamis Hendery, Yunjin, Isa. Jumat Ryujin.."

"Lah kok gue twice sih?!" Potong Ryujin protes.

Giselle menghela napas capek. Dia kemudian menatap Ryujin, "diem dulu oke dengerin sampai selesai," tutur Giselle.

"Tadi sampai mana? Kalian sih banyak protesnya aku jadi lupa kan," ucap Isa menggaruk-garuk kepalanya.

"Hari Jumat bocil, hari jumat!" Balas Yeji.

Isa mengangguk. "Jumat Ryujin, Karina, Giselle, Yeji. Sabtu Isa, Yunjin, Yeonjun, Sunghoon. Minggu Beomgyu, Haechan, Jeno, Hendery. Sekian terima kasih dan selamat malam!"

Isa menutup pembicaraan dan segera menempelkan kertas karton itu di dinding.

"Ditempel biar nggak ada yang alasan lupa. Dan tolong nanti sekertaris ingetin anak-anak yang lain supaya piket, lihat baru dua hari kita tinggal di sini udah kayak kandang kebonya Pak Baekhyun aja nih aula," tutur Giselle.

"Emang lo tau kandang kebonya Pak Baekhyun kayak gimana?" Tanya Haechan.

"Bau," sahut Beomgyu.

"Ngawur! Gitu-gitu Pak Baekhyun primadona desa tau, anak gadisnya cakep Gyu pengen kenalan deh gue," lontar Sunghoon.

"Minjeong bukan sih? Gue udah kenalan lebih dulu tau, lo kalah cepet sama gue!" Sahut Ryujin pamer.

Sunghoon 0 - Ryujin 1

"Oh iya ini berlaku buat besok loh, kalau kalian sengaja kabur atau lupa kena denda lima ratus ribu!" Kata Isa.

Para netizen yang budiman ini pun melayangkan protesnya, bagaimana bisa cuma mangkir dari bersih-bersih kena denda 500 ribu. Udah kayak kena tilang aja. Tapi tentu Isa tidak peduli, teman-temannya ini kalau nggak diberikan ancaman bakalan seenaknya sendiri dan ujung-ujungnya anak cewek lagi yang beres-beres.

"Bangsat ada cicak! Cicak woi!" Beomgyu berteriak sambil melompat melihat seekor cicak besar hitam baru saja jatuh di depannya.

Sunghoon juga ikutan kaget dan melompat. "Mana anjing?!" Menunduk mencari keberadaan hewan merayap itu.

Yunjin yang melihat kedua temannya ketakutan malah mendekat ke arah cicak yang sepertinya sudah mati tergeletak di depan kaki Beomgyu. Ukuran cicak itu lumayan besar dengan warna hitam yang menjijikan, bukannya takut Yunjin malah memegang buntut cicak.

"Hah!" Dia mengayun-ayunkan bangkai cicak itu ke arah Beomgyu yang langsung dibalas teriakan.

"Lo awas aja ya Yunjin! Gue tendang ya lo," omel Beomgyu yang bersiap kabur.

Yunjin terkekeh kini mengunci target selanjutnya yaitu Sunghoon yang menatap dengan pandangan jijik.

"Sunghoon..."

Melihat Yunjin berjalan ke arahnya dengan cepat Sunghoon bersembunyi di belakang tubuh Yeonjun, berlindung.

"Jin sumpah kalau lo lempar ke sini jangan harap hidup lo tenang ya! Buang Yunjin, buang!" Teriak Sunghoon.

Yeonjun sebenarnya juga takut tapi dia pura-pura stay cool.

Yunjin tertawa terbahak-bahak begitu pun dengan anak yang lain. "Look mirip bad boy, cewek di mana-mana tapi sama cicak aja takut. Tobat makanya, tobat!" Seru Yunjin sembari berjalan keluar membuang cicak.

"Gak ada hubungannya ya bangsat! Takut mah takut aja," sahut Beomgyu berjingat geli dan perlahan mendekatkan dirinya kepada Ryujin.

"Cuci tangan lo Yunjin tuh pake air galon," pinta Sunghoon.

Dibantu oleh Giselle, Yunjin mencuci tangannya menggunakan air galon.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Anak-anak sudah menata kasur lipat mereka bersiap-siap tidur hanya menyisahkan Karina dan Jeno yang masih berkutat dengan laptop masing-masing.

Beberapa kali Karina menguap mulai lelah.

"Tidur gih, nguap mulu," kata Jeno dengan nada lembut.

Karina menoleh kemudian mengangguk. "Bentar lagi ini nanggung kurang dikit."

Kemudian mereka kembali fokus dan diam cukup lama. Hanya ada suara jari-jari menekan keyboard laptop saling beradu. Hingga akhirnya Jeno menekan keyboard titik pertanda dia menyelesaikan tugasnya.

"Beres juga ternyata," kata Jeno sembari meregangkan tubuhnya.

Karina tersenyum memberikan ucapan selamat dan melanjutkan lagi menatap laptopnya. Tinggal sedikit dan dia bisa ikut bergabung yang lain untuk tidur karna besok dirinya juga harus bangun pagi.

"Selesai!" Seru Karina yang kali ini membuat Jeno tersenyum. Gadis ini menoleh mengira kalau Jeno sudah membereskan barang-barangnya tapi nyatanya pemuda ini masih duduk di sebelahnya dengan laptop terbuka menyala.

"Gue kira lo udah selesai kenapa nggak tidur?" Tanya Karina.

"Nungguin lo," balas Jeno.

Karina berkedip berkali-kali sebelum akhirnya mengangguk dan mematikan laptop serta beberes buku-bukunya.

"Rin," panggil Jeno.

"Iya?"

"Lo suka es krim nggak?"

"Suka dong. Kenapa? Mau beliin gue es krim malem-malem begini?"

"Ya nggak sekarang juga. Tadi gue lihat ada bapak-bapak penjual es krim dekat SD, besok gue beliin ya."

Karina mengangguk, tersenyum menampilkan deretan gigi manisnya.

Jeno yang lebih dulu selesai membereskan barang-barang berdiri dan pamit untuk tidur. Pemuda itu juga mengelus lembut puncak kepala Karina membuat si gadis merasakan kupu-kupu berterbangan di perut.

'Belum Rin, belum waktunya lo cinlok masih dua hari Karina, yuk bisa yuk!' Begitulah kira-kira suara hati Karina berucap.

Ya dia tidak ingin mengartikan lebih perhatian Jeno ini apalagi melihat sikap friendly pemuda itu kepada teman-teman cewek yang lain. Mungkin memang Jeno berusaha ingin dekat dengan anggota kelompoknya, itu saja.

Tapi gimana ya, ketika ada cowok ganteng, keren, baik tiba-tiba perhatian sama kita kan rasanya berbunga-bunga sendiri mana Jeno ini tipe Karina banget rasanya pulang KKN pengen cepet-cepet ke KUA deh Karina, oke ini lebay tapi kalian pasti tau kan euforianya kayak gimana dan ya itu yang saat ini sedang Karina rasakan.

🏠🏠🏠

Selama hampir dua jam Beomgyu mencari-cari hoddienya, bahkan dia sampai membongkar isi tas dan koper serta memarahi orang-orang yang ada di posko.

"Siapa sih yang suka pindah-pindahin barang?" Omel Beomgyu. "ilang gini terus gimana, mana itu limited edition lagi hadiah dari orang." 

Hendery, Yunjin serta Isa tidak ada yang berani menjawab. Beomgyu memang tidak biasanya marah-marah tapi sekalinya marah begini dia lebih menakutkan daripada Jeno atau pun Yeonjun.

Daripada kena semprot Beomgyu lagi ketiga manusia itu lebih memilih duduk di halaman teras depan, menunggu kepulangan Ryujin dan Giselle yang katanya cuma sebentar ke puskesmas sementara yang lain mengerjakan proker masing-masing.

"Beomgyu tuh kalau marah jelek banget ya segala kita yang nggak tau kena imbas juga," ucap Isa.

Yunjin mengangguk. "Cowok kayak Beomgyu tuh bahaya buat dijadiin pacar, kalau emosi nggak terkendali bisa-bisa pacarnya yang jadi sasaran kayak kita tadi."

"Udah nggak usah ngomongin kejelekan orang, kita kan juga baru kenal belum terbiasa sama sifatnya. Kalian juga pasti kalau marah jelek juga termasuk gue," lerai Hendery yang tidak ingin bergosip tentang teman satu kelompoknya.

Bagaimana pun Hendery ingin bersikap netral dan baik-baik saja selama mereka KKN, dia tidak ingin ada perselisihan di antara teman-temannya terlebih ini baru awal kalau bisa sampai mereka balik ke kampus hubungan mereka akan baik-baik saja.

Selagi ketiga anak itu menghidari amarah Beomgyu, Giselle dan Ryujin datang sembari membawa nasi pecel yang memang mereka beli untuk sarapan.

"Eh kalian kenapa? Anak-anak yang lain udah pada berangkat ya?" Tanya Giselle.

"Udah tuh tinggal Beomgyu doang lagi coseplay jadi banteng PDI," jawab Yunjin.

"Banteng PDI? Tuh anak nggak kesurupan kan?" Kini Ryujin yang bertanya sambil mengeluarkan beberapa bungkus nasi pecel dan membagikan kepada Hendery, Isa, Yunjin.

Isa menggelengkan kepala. "Hoodienya hilang nggak tau kemana katanya yang limited edition hadiah dari orang," tutur Isa menjelaskan.

"Hoddie ini maksudnya?" Ryujin menujuk hoodie hijau dengan tulisan berbahasa Inggris dari salah satu penggalan lirik band Artic Monkeys.

"Gatau, lo coba tanya aja sendiri sono," ujar Yunjin mulai memakan nasi pecelnya.

Ryujin meringis. Memang salah dia sih nggak bilang dulu ke Beomgyu kalau mau pinjem hoodie ini, tadi tuh Ryujin buru-buru ke puskesmas karna menyiapkan untuk senam sehat ibu-ibu di sana dan langsung mengambil hoodie yang tergantung di tembok.

Dia baru sadar saat jalan pulang kalau ternyata itu adalah hoodie Beomgyu yang pernah dipamerkan ke Ryujin. Hadiah dari pacar Beomgyu yang saat ini berada di Inggris.

"Doain semoga gue nggak diapa-apain sama Beomgyu ya!" Pesan Ryujin sebelum masuk ke dalam.

Gadis itu perlahan masuk dan langsung melihat Beomgyu yang masih membongkari isi ransel dan kopernya. Ryujin menelan salivanya, takut kalau Beomgyu bakalan marah karna dia seenaknya pake hoodie kesayangan Beomgyu ini.

"Gyu.."

Satu panggilan membuat pemuda ini menoleh dan langsung duduk dengan helaan nafas lega melihat hoodienya ternyata tidak hilang.

Ryujin berjalan mendekat dan melepaskan hoodie hijau itu, berjongkok di depan Beomgyu. "Maaf ya gue pake hoodie lo nggak bilang-bilang, tadi pagi buru-buru diajak Giselle ke puskesmas langsung ngambil hoodie ini nggak taunya punya lo."

Hening tidak ada respon apapun dari Beomgyu membuat Ryujin semakin takut.

"Mau gue cuci dulu nggak?" Tanya Ryujin.

Beomgyu menggelengkan kepala mengambil hoodie hijau dari tangan Ryujin. "Nggak usah. Sumpah ya lo bikin jantung gue mau copot, gue nggak masalah mau lo pake semua jaket, hoodie, atau barang-barang gue tapi lo sendiri kan hoodie ini tuh beda."

Ryujin mengangguk. Iya sih, hoodie ini beda banget secara hadiah langsung bos dari pacar yang udah lama LDR-an.

Fyi aja jadi selama ini Beomgyu tuh udah punya cewek tapi LDR karna ceweknya ini menempuh pendidikan di negeri orang.

"Hehehe, udah nggak marah?" Tanya Ryujin.

"Nggak," jawab Beomgyu sambil terkekeh.

Sementara keempat bocah lainnya yang mengintip langsung dari luar, mengangga tak percaya.

Hanya begitu saja? Tidak ada drama marah-marahan lagi?

"Tuh kan gue udah yakin kalau mereka tuh sebenarnya ada something yang ditutup-tutupi dari kita," ujar Yunjin.

Isa mengangguk.

"Kalau emang cuma temenan doang pasti Beomgyu marah lah kayak ke kita tadi tapi ini malah langsung senyum-senyum, kayaknya beneran ada cinlok nih di kelompok kita." Yunjin masih terus berbicara sambil sesekali memakan nasi pecelnya.

Hendery tidak ingin menanggapi dan hanya diam fokus makan.

Dari kejauhan Haechan berlari ke arah posko hendak mengambil barang tapi dicegah oleh Yunjin.

"Mau ngapain lo?" Tanya Yunjin.

"Ngambil barang," jawab Haechan yang melangkahkan kakinya masuk tapi lagi-lagi dihentikan.

"Tunggu bentar, ada yang lagi cinlok di dalem."

Namanya juga Haechan mendengar itu tentu saja dia penasaran dan malah nerobos masuk dengan heboh membuat Beomgyu dan Ryujin yang duduk saling berhadapan itu menoleh.

Raut jenaka Haechan perlahan pudar ketika tau ternyata yang dimaksud oleh Yunjin sedang cinlok adalah Ryujin dan Beomgyu. Pemuda itu menyuruh mereka untuk melanjutkan ngobrol sementara dirinya mengambil barang yang ketinggalan di tasnya. Haechan melangkahkan kaki keluar dan tersenyum kepada Yunjin, Isa dan Giselle.

"Mereka–.." ucap pemuda itu kemudian pergi begitu saja tanpa melanjutkan kalimatnya.

Sementara itu Jeno yang sudah berjanji untuk membelikan Karina es krim benar-benar menepati perkataannya.

Ketika mereka berjalan untuk pulang ke posko setelah membantu mengajar di SD, Jeno menghampiri sebuah gerobak es krim keliling. Dia memesan dua cone es krim rasa coklat kemudian memberikan selembar uang seratus ribu dan menolak untuk menerima kembaliannya.

Karina juga dapat melihat dia berbisik sesuatu kepada bapak penjual es krim tersebut dan mereka berdua tertawa bersama.

Jeno kembali menghampiri Karina, menyodorkan satu es krim coklat yang teksturnya tidak selembut es krim di swalayan ini mengingatkan Karina tentang masa kecilnya yang selalu merengek meminta uang seribu agar bisa membeli es krim dengan rasa yang persis seperti yang dia makan kali ini.

Nostalgia.

"Enak gak?" Tanya Jeno dan dibalas anggukan oleh Karina.

"Gue dulu paling suka yang rasa durian tapi karna gue nggak tau rasa kesukaan lo apa gue beliin rasa coklat aja," sambung Jeno.

"Gue paling suka rasa coklat kok," jawab Karina.

Jeno tidak lagi bicara, hanya menyesap es krim punyanya pelan-pelan. Begitu pun dengan Karina gadis ini memakan es krimnya sambil melihat sisi kirinya membentang sawah.

"Rin lo makan kayak anak kecil ya."

Ucapan Jeno ini sontak membuat Karina menoleh dan merasakan sentuhan jari Jeno di pipinya. Sentuhan yang hanya sekian detik tetapi efeknya membuat tubuh Karina panas seketika.

Gadis itu melangkah mundur memberikan jarak antara dirinya dan Jeno.

"Nih krimnya belepotan sampe ke pipi, lucu banget." Jeno memperlihatkan noda es krim di ibu jarinya sambil tersenyum manis.

TOLONG DONG INFO TANGGAL YANG BAGUS BUAT NIKAH, GABISA NIH KARINA DIGINIIN, BAPER MAKSIMAL BESTIE!

Jeno yang berjalan lebih dulu tersadar kalau Karina tertinggal. Pemuda ini membalikkan badan, "kok ngelamun Rin...ayo jalan."

Karina langsung tersadar dan melangkahkan kaki, jalan bersebelahan dengan Jeno.

Well, untuk saat ini okelah Karina dibuat baper sama Jeno tapi Karina tidak akan membiarkan dirinya jatuh cinta pada Jeno semudah ini.

Dia juga ingin membuat Jeno jatuh cinta padanya dan hari ini Karina mendeklarasinya perang itu, dia tidak akan jatuh cinta sendirian melainkan juga Jeno.

'Ayo, semangat Rin! Lo pasti bisa!!"

🏠🏠🏠



Gue pernah dikasih tau sama temen gue katanya "kalau lo belum cinlok waktu KKN, KKN lo kurang seru." Apakah betul warga?

Tapi gue nggak relate sama kata temen gue itu hahahaha..

So, apaga nnti anak-anak ini memang ada yg cinlok atau malah putus di tengah jalan 💔 pantengin terus aja yukkkk!!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

477K 47.6K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
329K 27.2K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
48.4K 6.4K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
56.5K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.