Warning|| Typo Bertebaran silahkan kasih tanda / harap maklum.
Guys, thank you untuk 650K, tetap support male lead terus ya thanks guys.
Karena itu aku kasih double up, semoga suka ya.
***
P
agi menjelang, sinar mentari muncul melalui cela-celah jendela gadis itu, Queen perlahan membuka netranya.
"Selamat pagi dunia! "Ucap Queen sambil tersenyum dia merenggangkan tubuhnya mengambil gelas diatas meja lalu meminum air dengan santai.
Queen meletakan gelas itu kembali keatas meja, lalu menatap sekelilingnya dengan tatapan lembut sedetik kemudian dia membolakan matanya.
"A-pa yang anda lakukan dikamar saya tuan! "
Queen menatap tidak percaya kearah pria dihadapanya itu, pasalnya dia dengan santai duduk disofa dengan kemeja putihnya yang lenganya dilipat sampai siku, serta meminum segelas kopi sambil membaca sebuah koran.
"Menunggumu! "Ucapnya lalu melipat koran itu, meletakan nya diatas meja menatap kearah Queen dengan tatapan datarnya.
Queen mendadak gugup, gadis cantik itu mendudukan dirinya tepat dihadapan pria itu jantungnya berdetak dengan kencang.
Lean melangkahkan kakinya untuk mendekati Queen, bibirnya melengkung membentuk seringaian saat melihat gadis itu tidak bergerak dari tempatnya.
BRUK!
Pria itu mendorong tubuh Queen dengan keras, membuat Queen berbaring ditempat tidurnya disusul tubuh besar Lean diatasnya.
"A-pa yang ingin anda lakukan tu-an! "Ucap Queen terbata-bata
Jarak wajah keduanya sangat dekat, dapat Queen lihat wajah tampan tanpa celah itu membuat pipinya bersemu.
Lean mendekatkan wajahnya pada wajah Queen, hal itu spontan membuat Queen menahan nafasnya.
"Coba tebak! "Bisiknya pada telinga Queen, detak jantung gadis itu mengila saat mendengar suara serak basah pria itu.
"Tu-an! "Ucap Queen menahan dada bidang pria itu, agar tidak terlalu dekat dengan dirinya. Dapat dipastikan hanya tinggal beberapa senti lagi bibir keduanya nyaris bertemu.
Pria itu tidak mengubris apa yang diucapkan oleh Queen, dia semakin mendekatkan wajahnya bahkan nyaris tidak ada jarak diantara keduanya.
Dapat Queen rasakan aroma mint nafas pria itu, serta aroma maskulin dari tubuhnya hampir membuat Queen kehilangan kewarasanya.
"Kamu mengingkari janjimu! "Ucapnya dengan datar, menatap lurus kearah wajah Queen.
Queen mengalihkan pandanganya kearah lain, lalu menarik dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Tuaan, aku bahkan tidak bisa lari kemanapun disaat kamu sudah mengetahui data diriku! "Ucap Queen
Pria itu menyeringai, melingkarkan tanganya pada pinggang ramping Queen dengan kuat membuat gadis itu sontak terkejut.
Srat!
Disaat gadis itu lengah,Lean memegang tanganya untuk menandatangai surat yang dia bawa tadi.
Pria itu melepaskan tangan nya dari pinggang Queen lalu dia bangkit dari atas tubuh gadis itu, dengan memegang kertas yang sudah ditanda tangani ditangan nya.
'Terima kasih atas kerja samanya, mulai besok kamu sudah mulai bekerja! "Ucap nya sambil memasang jas nya.
Queen membolakan matanya saat melihat surat ditangan pria itu, lalu dengan cepat dia bangkit mencoba merebut surat itu.
Hap, hap
Queen melompat,untuk mendapatkan surat itu saat pria itu meninggikan tanganya meskipun dia sudah tinggi namun tinggi pria itu 194 cm, jauh diatasnya.
"Tuan, anda tidak bisa melakukan ini, saya bahkan belum melihat apa isi perjanjian didalam surat itu. "Queen merasa kesal pasalnya dia dengan mudahnya terpesona dengan wajah tampan itu.
"Kamu fikir saya peduli, itu urusanmu! "Ucapnya hendak pergi darisana.
Queen menatap tajam kearah pria itu, sebuah ide muncul diotaknya dia bersiap untuk menjalankan rencananya, lalu menatap pria itu dengan tatapan santainya.
"Tuan, lihat ada sesuatu disana! "Ucap Queen menunjuk kearah taman bunga dari luar jendela.
Lean tidak mengubris ucapan yang dilontarkan Queen, dia tahu bahwa gadis itu ingin menipunya trik kecil seperti ini sudah biasa baginya.
"Saya tidak berbohong, coba lihat disana! "Ucap Queen menatap kearah Lean dengan wajah seriusnya.
Pria itu menaikan alisnya lalu mengalihkan pandanganya kearah tempat yang ditunjuk Queen, melihat pria itu termakan tipuanya Queen tersenyum miring.
Hap
Gadis itu dengan percaya diri melompat dalam gendongan koala Lean, tangan dan kakinya melingkar dengan indah pada leher dan pinggang pria itu.
"Apa yang kamu lakukan? "Ucapnya dengan datar, Lean memutar tubuhnya menarik Queen untuk turun dari gendongan nya. Namun gadis itu tidak bergeming sama sekali.
Queen mengambil surat ditangan pria itu lalu membukanya, membacanya dengan teliti tanpa turun dari gendongan pria itu.
"TUAN! Apa-apaan ini saya tidak setuju! "Ucap Queen setelah menyelesaikan surat yang dia baca, menatap tajam kearah pria itu.
"Kamu lupa kesempakatan kemarin, kamu sendiri mengatakan bahwa saya bebas melakukan apapun sebagai kopesansi. "Ucap pria itu dengan enteng.
"Iya, saya tidak lupa tapi bagaimana mungkin anda ingin saya menjadi pelayan anda selama 3 bulan penuh, mengurus segala keperluan anda dan selalu berada disamping anda selama 24 jam full. Tuan apa anda gila atau apa anda kekurangan pelayan? "
"Kalau begitu apa kamu mau mati? "Ucap pria itu menodongkan sebuah pistol pada kepalanya.
"Tuan anda tidak bisa seperti ini kepada saya, kesalahan yang saya lakukan tidak sebesar itu hingga harus membayar nya dengan nyawa saya. lagipula anda memiliki istri yang mengurus segala keperluan anda. "
"Kamu tidak berhak ikut campur dalam urusanku, cukup pilih salah satu diantara keduanya. "
Queen menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia sungguh binggung dengan jalan pikir pria didepanya itu.
Dor!
"Tuan! "
Seluruh tubuh Queen gemetar, dia memeluk pria itu dengan erat menengelamkan wajahnya pada ceruk leher pria itu. Suara keras yang dikeluarkan dari pistol pria itu mmbuatnya terkejut.
"cepat katakan, waktuku tidak banyak! "Ucapnya menatap tajam kearah Queen.
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan anda"ucap Queen.
Pria itu menganggukan kepalanya dengan senyum puas, dia melangkahkan kakinya untuk ketempat tidur, mendudukan gadis itu disana.
"Siang nanti aku ingin makan nasi goreng datanglah ke kantor! "Ucapnya mengelus surai panjang Queen lalu meninggalkan gadis itu seorang diri.
Queen menganggukan kepalanya dengan patah-patah tangan lentiknya menghapus sisa air matanya.
Ting
"[Acting anda sangat bagus nona, bahkan saya hampir tertipu.] "
Queen terkekeh lalu melihat kearah jendela, dimana Lean sudah pergi dengan mobilnya bibirnya melengkung membentuk seringaian.
"Bagus, Lean mempermudahkan segalanya dengan aku menjadi pelayanya dapat dipastikan dia akan selalu bersamaku dan mempermudahkanku untuk menjalankan misiku."
Ting
"[Nona cepatlah mandi, anda juga harus belanja bahan masakan bukankah siang nanti anda akan mengantarkan makan siang untuk male lead.] "
Queen menganggukan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
"Permisi, apa Mr Lean ada diruangan nya? "Ucap Queen kearah resepsionis dihadapanya itu.
"Apa anda sudah membuat janji nona? "
"Iya, sudah "
"Baik, anda tinggal naik saja ke lantai 30 lalu belok kiri disanalah ruanganya nona."
Queen menganggukan kepalanya lalu melangkahkan kaki untuk menaiki lift menuju lantai atas, dimana ruangan pria berada.
Ting
Suara lift terbuka, Queen melangkahkan kakinya dengan santai mengikuti arahan yang ditunjukan oleh resepsionis tadi.
Tok, tok!
"Tuan Lean, ini saya apa bisa saya masuk? "Ucap Queen sambil mengetuk pintu, menjaga sopan didepan male lead itu harus.
"Masuklah! "
Clik!
Suara pintu dibuka, Queen melangkahkan kakinya memasuki ruangan pria itu, dengan paperbag ditangan kananya. Netra hijaunya berkilat saat melihat Lavina yang duduk disofa sambil menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Aku seperti seorang istri yang memergoki suamiku selingkuh dengan seorang gadis. "Batin Queen.
"Sepertinya saya datang diwaktu yang tidak tepat, kalian lanjutkan saja saya akan kembali. "Ucap Queen meletakan paperbag itu diatas meja Sean lalu melangkahkan kakinya ingin keluar dari ruangan itu.
Sret!
Lean menahan tangan Queen, membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan terjatuh diatas pangkuanya pria itu.
"Lean! "Ucap Queen spontan, sedetik kemudian dia langsung berdiri dan menutup mulutnya.
Berbeda dengan Queen yang begitu terkejut, pria itu dengan santai menatap kearah Lavina lalu kembali menatap kearah Queen.
"Lavina perkenalkan dia Queen"
"Asisten pribadi Mr Lean! "Ucap Queen memotong ucapan pria itu, sambil menjulurkan tanganya untuk bersalam dengan Lavina.
Lavina menatap tidak nyaman kearah Queen namun dia masih menganggukan kepalannya, menerima jabatan tangan gadis itu.
"Lavina istri Mas Lean! "Ucap nya penuh penekanan hal tersebut sukses membuat Queen terkekeh lalu menganggukan kepalannya.
"Karena perkenalan secara resmi sudah dilakukan dan saya juga sudah memenuhi tugas saya, kalau begitu saya pamit undur diri boss! "Ucap Queen memekan kata boss lalu memundurkan langkahnya.
"Tunggu, aku punya pekerjaan untukmu dan kamu Lavina, kamu bisa pergi darisini karena masih banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan! "Ucap Lean.
Lavina hendak melayangkan protes namun saat melihat tatapan tajam yang dilayangkan Lean membuat nyalinya menciut. Karena dia masih menyayangi nyawanya jadi dia memutuskan untuk pergi darisana.
15 menit telah berlalu gadis cantik itu menghembuskan nafas nya dengan kasar, lalu menatap kearah pria itu dengan tatapan tajamnya.
"Boss kapan anda akan selesai? "
Queen menghembuskan nafasnya dengan kasar, pria itu tidak bergeming sama sekali bahkan dia masih fokus menatap komputer nya.
"Jangan memanggil seperti itu aku tidak menyukainya dan juga jangan terlalu formal! "Ucap Lean tanpa mengalihkan pandangan dari komputer nya.
"Baiklah tuan Lean yang terhormat, sekarang sudah waktunya jam makan siang. Jika dalam 10 menit kamu tidak menyeleisakan pekerjaanmu maka aku tidak akan mau memasak untukmu lagi! "Ucap Queen memeloti pria itu.
"Pergilah! "Ucap Lean.
Saat mendengar ucapan pria itu, Queen dengan semangat dia berdiri lalu melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan ruangan itu.
Dua detik kemudian dia gadis itu berbalik dengan wajah cemberutnya, netra hijaunya berkilat saat terkena sinar matahari.
Tok, tok!!
Queen mengetuk meja pria itu, membuat Lean mendogakan kepalanya lalu terlihat wajah memelas Queen membuatnya menaikan alisnya.
"Lean minta uang, aku terburu-buru jadi tidak membawa uang! "Ucap Queen dengan lesu.
Pria itu mengeluarkan black card dari dalam dompetnya, lalu memberikannya kepada gadis itu namun ditolak oleh Queen.
"Aku ingin uang cash! "Ucapnya menolak black card ditangan pria itu.
Lean kembali mengeluarkan beberapa uang cash, memberikan nya kepada gadis itu lalu kembali memberikan black card kepada Gadis itu.
"Ambil dan belilah semua keperluanmu! "
Queen menerima uang cash dan black card itu tersenyum kearah Lean, lalu berlari meninggalkan pria itu dengan semangat memamerkan uang cash ditangan nya dengan gembira, Lean yang melihat itu mengelengkan kepalannya melihat tingkah Queen.
"Tingkahnya cukup menghiburku! "Gumamnya lalu kembali melanjutkan mengerjakan pekerjaanya.
Bersambung.
Guys, ada yang nawarin buat menerbitkan male lead kira-kira kalau aku nerbitkan male lead.
Ada yang mau beli nggak ya?
Tau nggak pass nulis chapter ini, ketar-ketir sama tingkah Lean yang nggak bisa ditebak.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca minimal
Follow akun mimin.
Vote dan Koment.
Hwaiting. 🍏