Have Fun - Jeongharu

By Person313403

48.1K 2.8K 162

[ nsfw ] - Tidak semua liburan terasa menyenangkan. More

bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 16
Bagian 17

Bagian 15

1.8K 141 12
By Person313403


































Satu tahun yang lalu.

Haruto duduk dengan kaku, pria dengan tatapan tajam di depannya ini berhasil membuat si manis terus-menerus menunduk.

Kedua tangan putih si manis mengepal di atas pahanya, dirinya sangat gugup.

Bagaimana tidak, bayangkan kau di lamar seseorang saat tengah asik bermain seluncuran di taman depan rumah mu.

Haruto sedang bermain seluncuran di taman kecil yang terletak di halaman panti nya. Lalu tiba-tiba datang pria dewasa menghampirinya, mengeluarkan cincin dari saku celana lalu melamar Haruto.

Haruto like- what?

"Maaf ya, cara saya tadi bodoh sekali." Sesal pria itu, dirinya menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Haruto hanya diam menunduk, saat ini mereka di ruang tamu yang terletak di dalam panti asuhan.

Lalu seorang wanita datang dengan dua gelas, yang satu berisi susu coklat Milo yang satu lagi teh.

"Haru, kamu jangan nunduk terus gak sopan sayang."

Mendengar titah ibu pantinya, haruto kemudian mengangkat kepalanya dengan pelan, namun dirinya masih tidak berani menatap pria didepannya.

Rose tersenyum hangat, kemudian mengambil duduk disamping haruto.

Tangan wanita cantik itu tergerak mengelus lembut Surai haruto.

"Kamu gak ingat kakak ini? Dia baik banget loh."

Haruto menoleh pada rose dengan dahi berkerut yang sialnya sangat lucu di mata park Jeongwoo.

"Siapa bun?."

"Coba liat dulu gih siapa tau langsung inget."

Dengan ragu, haruto mendongak menaruh pandangan pada pemuda di depannya dan-

"eoh, pak dokter baik!." Girang haruto.

Dia sangat ingat bahwa pemuda berbahu lebar di depannya ini pernah menyelamatkan nyawa bunda pantinya yang sekarat.

Jeongwoo menggigit bibir dalamnya saat melihat air muka terkejut haruto yang sialnya lagi begitu manis.

"Halo Watanabe haruto, saya Park Jeongwoo." Sapa jeongwoo sambil tersenyum tampan.

Haruto tertegun melihat senyum si pria didepannya, kenapa sangat- Tampan?.

Haruto dengan cepat menggeleng, merasa bahwa pikirannya tak sopan.

Kemudian dia teringat lagi,

Orang ini melamar dirinya tadi.

Melamar berarti menikahi.

Dirinya akan menikah?

Menikah?

Wah dia saja masih tak bisa lepas dari minum susu Milo dan bermain seluncuran, lalu kenapa bapak-bapak ini berpikir untuk menikahinya?

Di luar dugaan.

"Apa kamu serius ingin mengambil haruto sepenuhnya? Sudah di bicarakan dengan orang tua mu?." Suara rose memecah keheningan.

Haruto diam-diam mengangguk membenarkan.

Jeongwoo dengan tegap menjawab, "sudah buk, mereka akan-

"Permisi..."

Semua menoleh ke sumber suara, ada sepasang suami istri di depan pintu.

"Itu mereka sudah datang."

Haruto tambah khawatir sekarang, suasana ini sangat asing baginya.

Dimana ada wanita lain selain rose yang mengelus lembut kepalanya. Dia gugup bukan main.

"Kamu cantik dan manis, pantas saja anak saya jatuh sama kamu." Wanita tersebut lalu mengecup pelan pipi merah semu haruto.

"Ck! Kalah start gue." Kata jeongwoo meringis melihat sang bunda dengan leluasa mencium pipi manis haruto.

"Jadi, bagaimana? Bisa kita diskusikan sekarang?." Si ayah angkat bicara dan mereka memulai pembicaraan serius.

Namun jeongwoo tak bisa serius karna si manis yang terus-terusan mencuri pandang padanya.

Dengan jahil, jeongwoo mengedipkan mata menggoda si manis dan itu sukses membuat pipi haruto merona malu.

"Selama kamu bersama saya, akan saya usahakan agar kamu bahagia selamanya."

Kemudian jeongwoo memangut lembut bibir tebal haruto, menciptakan debaran aneh yang menggerogoti jantung di manis. Rasa yang akan menjadi candu baginya dan akan selalu ia ingat rasanya.





































Itu adalah janji di atas altar yang jeongwoo ucapkan dulu untuk harutonya, namun sekarang apa? Dia justru dengan lalai merusak janji itu.

Pandangan di depannya justru terbaring nya tubuh si manis dengan infus yang menancap di tangan pemuda manis itu.

Jeongwoo belum mau masuk ke sana, dirinya masih ingin di luar, melihat haruto dari sebalik dinding transparan itu.

Dia rindu harutonya, ingin sekali memeluk dan menciumi wajah pemuda manis itu.

Sudah terhitung 2 hari haruto belum sadarkan diri, dan selama itu juga hidupnya kosong.

Memang kau pikir, apa yang akan kau lakukan jika separuh dari jiwa mu hilang?



Ceklek.


Lisa keluar dari ruangan haruto, menatap teduh pada suami si manis yang tertunduk. Lisa tau jeongwoo merasa bersalah karna gagal menjaga haruto.

Tapi, mau bagaimana lagi?

"Masuk gih, temenin istrimu di dalem. Mbak mau balik kerumah dulu masak buat mas hanbin."

Jeongwoo mengangguk, "makasih ya mbak, hati-hati di jalan."

Jeongwoo membuka pintu dengan pelan, menggeser kursi besi itu agar berada di samping kasur haruto.

Menatap tenang wajah damai sang istri yang betah menutup matanya.

Senyum jeongwoo terulas, "Jennie Park?."

Jeongwoo terkekeh, "saya tau udah gak ada gunanya lagi ngasi nama sekarang, toh anaknya udah gak ada." Kekeh pemuda itu miris.

Dirinya mengambil tangan haruto lalu ia genggam dengan lembut,

"Tapi namanya cantik, saya ambil dari nama mendiang ibu kamu, dek." Jeongwoo meracau sendiri.

Tangan nya yang satu lagi terangkat guna mengelus pelan pipi si manis.

"Bangun sayang, saya kangen." Pemuda itu meneteskan kembali air matanya.

Dirinya ingin haruto cepat bangun, dia ingin meminta maaf sebesar-besarnya.



























"m-mas.."

Jeongwoo mendongak dengan cepat, dirinya lalu menekan tombol merah di samping kasur.

"Haruto.." tubuh jeongwoo berdiri guna melihat si manis lebih jelas.

Harutonya sudah bangun, mata cantik Haruto sudah terbuka.

Namun, si manis tiba-tiba mengeluarkan air mata, telapak tangannya tergerak menyentuh perutnya sendiri.

"dede bayi.. hiks- pergi mas.." sendu haruto menyedihkan.

Jeongwoo memeluk tubuh rapuh itu dengan erat, "maafkan saya... Saya gagal maafin saya haruto." Bisikan purau disamping telinga haruto.

"no...aku nakal, aku minta hiks maaf mas.." haruto membalas pelukan jeongwoo.

Dan, disana mereka. Saling melontarkan kata maaf dan menguatkan satu sama lain.


































Desa itu kini di beri palang garis polisi. Kabarnya desa itu akan di ratakan untuk di bangun gedung-gedung pencakar langit kemudian,

Menyisakan segudang misteri dan roh-roh yang di yakini tertinggal disana, selamanya.














- Have Fun -

Continue Reading

You'll Also Like

6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
18.5K 2.5K 26
"kenapa menunggu pelangi ? karna menurutku pelangi itu indah jika melihat pelangi itu bisa membuat ku bahagia walaupun hanya sementara" " Kenapa keb...
3.1M 222K 28
SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...
Ranjang Tetangga By Ry

Mystery / Thriller

466K 38.7K 18
Bukan cantik, lebih ke menarik aja. Bukan ingin menjadikannya sosok istimewa, tapi akan menjadikannya sebagai wanita yang sangat berharga. Kriteriany...