CODE NAME : BUNNY

By lemineraleaqua

35.4K 3.2K 85

(Book one) Dia tak boleh terlihat,, Dia tak boleh terlibat,, Keberadaannya tak pernah ada,, Start : 10 Januar... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 48
Chapter 49
Epilog

Chapter 47

568 58 8
By lemineraleaqua

"Apa kau sudah menyelesaikan urusanmu ?"

Saat ini mereka bertujuh sedang berada di halaman belakang villa. Makan malam dengan memanggang daging barbequ. Potongan potongan daging, sosis dan udang berjajar di alat pemanggang.

Jungkook yang sedang membalik daging panggangnya mengangguk menjawab pertanyaan Seokjin.

"Sudah hyung. Sudah beres untuk saat ini."

Kemudian terdiam kembali. Keadaan sedikit canggung. Permasalahannya dengan Hoseok memang telah terselesaikan, tetapi belum dengan hyung yang lainnya. Setengah melamun Jungkook memasak dagingnya. Tak sengaja tangannya terkena panggangan barbekunya.

"Aahh,," Ringisnya sambil mengibaskan tangannya kepanasan.

"Yak, hati hati Kook." Seokjin yang berada di sampingnya bergegas menghampirinya. Melihat kulitnya yang memerah.

"Tadi memegang panci panas, dan sekarang panggangan barbeku. Mengapa kau ceroboh sekali hari ini. Sudah kubilang kau duduk saja, biar aku yang memasak. Bandel sekali sih. Lihat sekarang, kulitmu memerah begini." Omelnya.

Yoongi bangkit dari duduknya setelah mendengar ringisan Jungkook, mengoleskan obat ke tangannya. Menatap datar adiknya yang merengut karena omelan Seokjin.

"Duduk di sini. Jangan bergerak." Titah Yoongi. Ia berdiri menghampiri Seokjin untuk membantunya memasak.

Jimin dan Taehyung datang membawa berkaleng kaleng minuman sedangkan Hoseok dan Namjoon membawa piring dan peralatam makan lainnya. Jungkook berdiri hendak membantu mereka.

"Jungkook, duduk." Ucap Yoongi datar. Terpaksa Jungkook duduk kembali dengan menatap kesal kakaknya.

Jimin menatap heran.

"Ada apa hyung ?" Tanyanya.

"Jungkook bandel sekali. Sudah hyung bilang tak usah membantu. Lihat tangannya kembali terluka." Jawab Seokjin.

"Kau baik baik saja Kook ?" Cemas Taehyung.

"Kalian terlalu berlebihan hyung, aku baik baik saja." Sungutnya, mengalihkan perhatian dari tangannya ke Taehyung. Terkejut melihat tatap cemas kakaknya. Raut Jungkook melembut.

"Maaf hyung, aku kurang berhati hati. Aku baik baik saja. Ini hanya luka kecil. Aku baik baik saja." Ucapnya lebih lembut dengan senyum di wajahnya.

"Ja-jangan terluka la-lagi Kook." Balasnya, terbata bata. Matanya terlihat berkaca kaca. Bayangan Jungkook terbaring tak berdaya kembali berkelebat di pikirannya.

Jungkook berdiri, memeluk Taehyung.

"Iya,, maaf hyung,, aku baik baik saja. Lihatlah, tanganku baik baik saja. Aku bahkan bisa memelukmu seperti ini. Atau seperti ini."

Tangan Jungkook bergerak menggelitik badan Taehyung, membuatnya terpekik karena geli.

"Jungkook !! Berhenti,," Pekiknya dengan tertawa kencang. Berusaha melepaskan diri dari pelukan adiknya. Mereka kemudian berlari larian saling mengejar mengelilingi halaman belakang.

"Yaakk,, hati hatii."

"Heii kalian menginjak kakiku !"

"Woaaa !! Tae !! Jungkook !! Jangan lari lari !!"

"Jungkook !! Kita kejar Taehyung !!"

"Jimiin-shiii jangan ikut ikutaan !"

Suasana mencair dengan sendirinya. Malam itu suasana meriah di villa. Hanya kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka. Melupakan sejenak hal yang telah terjadi beberapa waktu lalu.

🐰🐰🐰

Malam makin larut. Mereka duduk di ruang santai setelah makan malam di luar ruangan. Udara malam terasa semakin dingin meskipun penghangat ruangan telah dinyalakan. Jungkook mengambil sekaleng bir, berharap bisa sedikit menghangatkan tubuhnya.

Baru saja membuka kalengnya, Yoongi langsung mengambilnya dari tangannya. Dan memberikan segelas susu hangat padanya. Membuat Jungkook bengong.

"Hyuuung,," Keluhnya.

"No alkohol." Tandas Yoongi.

"Seteguk saja,, boleh ya." Rayunya yang dibalas pelototan mata keenam hyungnya.

"Oke oke,, aku minum susu saja." Ucapnya, merasa seram dilihat seperti itu.

"Jungkook, sudah larut malam. Kau tidurlah."

"Nanti saja hyung. Aku belum mengantuk."

"Kau masih butuh banyak istirahat. Pergilah tidur." Ucap Seokjin.

"Aku masih merindukan kalian hyung. Rindu sekali. Masih ingin bersama kalian."

"Hei, bayi kelinci. Kami di sini dan kau masih merindukan kami." Jawab Jimin.

"Kita akan selalu bersama. Mengapa kau mellow sekali sih ?" Ucap Yoongi.

Jungkook menatap keenam kakaknya.

"Hyung, boleh aku menanyakan sesuatu ?" Tanyanya.

"Apa yang ingin kau tanyakan ?" Jawab Namjoon.

Sedikit merasa ragu, Jungkook memberanikan dirinya.

"Hmm,, kalian pasti sudah tahu tentang apa yang kulakukan di belakang kegiatan BTS. Tetapi kalian sama sekali tak membahasnya begitu aku sadar sampai sekarang. Mengapa ?"

Namjoon menatap lembut pada Jungkook.

"Karena kami tak ingin memaksamu. Kami ingin kau sendiri yang terbuka pada kami. Kami tak ingin kau merasa terpaksa. Kau bisa menceritakannya kepada kami saat kau benar benar siap. Kami akan menunggumu."

Jungkook menunduk. Ia tahu, kakak kakaknya pasti sudah tak sabar untuk mendengarkan cerita tentang dirinya. Tapi mereka tetap tak memaksanya. Ia tersenyum tipis.

"Hyung,, aku ingin menceritakan kisah tentang Bunny. Tolong dengarkan." Ucapnya.

Jimin merengkuh tangan Jungkook.

"Kau tak harus mengatakannya sekarang. Jangan paksakan dirimu."

"Tidak hyung. Sudah saatnya. Aku akan menceritakannya hanya sekali saja, dan takkan kuulangi lagi. Karena itu dengarkan dengan baik. Kalian bisa menanyakan apapun, tapi maafkan aku jika nanti aku tak bisa menjawab semuanya. Ada batasan yang harus kujaga. Aku harap kalian mengerti."

Keenam member mengangguk.

"Kami mengerti." Jawab Namjoon.

Jungkook tersenyum kelinci melihat wajah serius kakak kakaknya.

"Santai saja hyung, jangan terlalu serius. Anggap saja aku sedang menceritakan sebuah dongeng."

Mereka saling menatap, kemudian tersenyum. Menyamankan duduknya, menunggu Jungkook memulai perkataannya.

Jungkook menunduk sejenak. Kemudian menatap kakak kakaknya dan mulai bercerita.

"Bunny kecil, adalah anak yang ceria, selalu tersenyum dan suka sekali bermain di taman. Orang bilang ia adalah anak jenius. Orang tuanya berkata ia sudah bisa membaca dengan lancar saat berusia tiga tahun."

"Membaca di usia tiga tahun ?" Sela Namjoon, takjub.

Jungkook mengangguk.

"Bahkan sudah bisa berhitung saat ia berusia empat tahun. Orang tuanya sangat bangga padanya. Kepandaiannya itu mulai tercium oleh beberapa pihak. Banyak sekolah dan yayasan mulai menawarkan tempat mereka untuknya bahkan sampai berebut. Membuat kegaduhan di rumahnya, bahkan ia nyaris menjadi korban penculikan, membuat Bunny kecil sangat tertekan."

"Ia berubah dari seorang anak yang ceria menjadi sangat tertutup. Takut bertemu orang banyak, merasa sesak nafas bahkan bisa sampai pingsan jika terpaksa harus berhubungan dengan orang yang tak dikenalnya."

"Panic attack ?" Tanya Jimin.

"Iya hyung. Pannic attack. Menghindari kemungkinan terburuk lainnya, akhirnya orang tuanya memutuskan untuk pindah rumah. Menjalani hidup yang baru, pekerjaan baru, lingkungan yang baru. Orang tuanya menyuruhnya untuk tidak terlalu menunjukkan kepandaiannya. Mereka takut hal hal yang mereka hindari terjadi kembali. Dan Bunny kecil mengerti hal itu."

"Sedikit demi sedikit ia berubah, tapi tetap saja tak membuat Bunny kecil kembali menjadi dirinya yang lama. Ia memang tak lagi terlalu takut bertemu orang asing, tapi ia masih sangat tertutup dan menjadi anak yang pemalu. Memilih untuk tak terlalu banyak berteman. Dan lebih sering berkutat dengan dunianya sendiri."

"Orang tuanya yang khawatir dengan sifatnya yang sangat tertutup, mulai mengenalkannya dengan dunia luar. Membawanya mendaki gunung, belajar taekwondo bahkan boxing dan beberapa jenis olahraga lainnya. Ia senang melakukannya, tapi hatinya tetap terasa kosong. Sampai akhirnya appanya membelikannya laptop keluaran terbaru pada saat itu."

"Bunny kecil dengan rasa ingin tahu yang tinggi mulai menyukai laptop itu. Dengan sifat pemalu dan tertutupnya, melalui dunia maya, ia merasa lebih bebas menjelajah dunia luar tanpa harus menemui banyak orang. Ia mulai mempelajari dari bermain games sampai bagaimana cara membuat games tersebut. Mulai mengerti bagaimana cara memasuki suatu sistem berpengaman. Entah itu kantor atau perusahaan. Tanpa tahu kalau hal itu tak boleh dilakukan."

"Tunggu,, tunggu,, berapa usia Bunny kecil saat itu ?" Tanya Taehyung.

"Sekitar sembilan atau sepuluh tahun hyung."

"Kau masih sekolah dasar saat itu Kook. Bagaimana kau mempelajari hal itu ?" Taehyung tercengang.

"Bunny, hyung. Bukan aku."

"Ah iya,, Bunny maksudku. Apa ada seseorang yang mengajarinya ? Seorang guru ?"

"Tak ada hyung. Entah bagaimana dia bisa mengerti semua hal itu. Dengan insting mungkin." Ia meringis mengendikkan bahunya, sementara kakak kakaknya tercengang mendengarkan kisahnya.

"Sampai suatu hari, ia menemukan suatu sistem yang sangat rumit. Membuatnya sangat tertantang untuk membukanya. Dan karena rasa penasaran itulah yang membuatnya bertemu dengan kawan militernya untuk pertama kalinya. Bunny kecil tak sengaja membobol sistem pertahanan Bank of Korea."

Jungkook menatap wajah tak percaya kakak kakaknya.

"Jenderal Park, yang saat itu masih seorang Kapten dan Kapten Song, yang masih seorang Sersan, bergegas mencari siapa pelaku peretasan bank itu. Dan mereka sangat terkejut melihat Bunny saat itu."

"Tentu saja. Seorang anak sekolah dasar bisa meretas bank sebesar itu." Seru Seokjin.

"Mereka berdua tak percaya pada awalnya. Mereka memeriksanya beberapa kali dan memastikan kalau pelaku peretasan itu memang seorang anak kecil. Mereka tak bisa menahan seorang anak di bawah umur dan tak bisa menahannya untuk tuduhan pencurian karena memang tak ada uang atau aset yang hilang. Mereka melepaskannya dan akan menyerahkannya kepada orang tuanya. Tapi anak itu memohon agar orang tuanya tak pernah tahu perbuatannya itu. Bunny kecil takut orang tuanya akan merasa kecewa karena perbuatannya. Akhirnya mereka berdua menyetujui untuk tidak memberitahukan perbuatannya pada orang tuanya, dengan syarat bila suatu saat mereka membutuhkan bantuannya, ia harus membantu mereka. Dan Bunny kecil menyetujui hal itu."

"Bagaimana mungkin mereka membuat perjanjian seperti itu dengan seorang anak kecil ?" Yoongi kesal.

"Saat itu Jenderal Park berkata kalau ia mempunyai firasat sepertinya Bunny kecil dan mereka akan segera bertemu kembali. Dan saat mereka bertemu, anak itu harus membayar kesalahan yang ia lakukan dengan membantu mereka kalau diperlukan."

"Sepertinya Jenderal Park memang orang yang menyebalkan dari muda ya." Gerutu Hoseok. Jungkook hanya terkekeh mendengar komentarnya.

"Dan mereka ternyata benar benar bertemu kembali. Bunny kecil membantu mereka menyelesaikan permasalahan mereka. Bahkan beberapa kali membantu dalam misi misi mereka."

"Jadi Bunny kecil sudah anggota mereka ?" Tanya Jimin.

"Bukan hyung, Bunny kecil dengan senang hati membantu mereka. Selain karena ia sangat menyenangi dunia cyber, ia juga mendapatkan uang karenanya. Ia mendapatkan bayaran yang sangat besar. Orang tuanya sedang kesulitan saat itu. Perusahaan kecil yang dibangun orang tuanya sedang diambang kebangkrutan. Dan dengan bantuan Jenderal Park, ia menginvestasikan uang hasil kerja Bunny kecil di perusahaan orang tuanya itu."

"Tapi tidakkah itu perbuatan ilegal ? Memperkerjakan seorang anak di bawah umur ?" Tanya Namjoon.

Muka Jungkook memerah. Ia menggigit bibirnya gelisah.

"Secara teknis tidak hyung, karena Bunny kecil tidak terikat dengan mereka dan pihak manapun. Tetapi karena keadaannya, tentu saja sangat berbahaya baginya bila banyak yang tahu tentang identitasnya saat itu. Karena itu identitas Bunny kecil tak pernah mereka sebutkan. Mereka memanggilnya Bunny sebagai code namenya. Dan panggilan itu berlanjut sampai sekarang."

Keenam member mengangguk angguk mengerti. Awalnya mereka agak sedikit heran, mengapa code name untuk agen rahasia semanly Jungkook adalah Bunny. Terlalu imut untuk penampilannya yang terlalu berotot. Ternyata memang panggilannya sedari ia kecil.

"Secara teknis ya,," Ujar Yoongi, meliriknya.

Jungkook hanya meringis mendengar sindirannya.

"Kemudian terjadi suatu insiden dengan salah satu misi mereka. Sesuatu yang tak seharusnya dilihat oleh seorang anak kecil." Lanjut Jungkook. Keningnya mengerut. Ia menarik nafas dalamnya, kejadian masa lalunya yang sangat membuatnya terguncang saat itu.

"Ia melihat pembunuhan pertamanya. Seorang anggota timnya, yang sangat dekat dengannya, tertembak dan tewas di depan matanya. Saat itulah ia tak mau lagi menyentuh laptopnya. Tak mau tahu tentang dunia maya lagi. Ia kembali mengurung dirinya di rumah. Memutuskan hubungan dengan anggota militer lainnya termasuk Jenderal Park dan Kapten Song. Dan menghilangkan jejaknya sendiri."

Nampak wajah sedih Jungkook. Setetes air mata mengalir.

"Kook,, tak usah kau lanjutkan bila tak sanggup." Ucap Seokjin.

Jungkook tersenyum, ia menggeleng. Mengusap air matanya.

"Tak apa hyung, sudah lama sekali. Lima belas tahun yang lalu."

Yoongi memberikan segelas air untuknya.

"Minumlah dulu. Lanjutkan saat kau siap."

Jungkook mengangguk. Ia meminum air pemberian Yoongi.

"Selama tiga tahun Bunny kecil terpuruk. Sikapnya makin tertutup dan tak berbicara jika tak diajak bicara. Pannic attacknya pun makin menjadi jadi. Sampai suatu hari ia melihat dia. Seorang penyanyi di televisi. G Dragon. Lagunya begitu menyentuh hatinya. Suaranya yang lembut membuatnya menyadari kalau ia harus bangkit dari keterpurukannya. Tujuan hidup baru mulai muncul di dirinya. Ia ingin menjadi seorang penyanyi. Ia ingin menari. Ia ingin suaranya bisa menyelamatkan hati pendengarnya, seperti dirinya pada saat itu."

"Ia mulai belajar menyanyi dan menari. Suatu hal yang sangat bertolak belakang dengan yang pernah ia lakukan sebelumnya. Ia bahkan mulai melukis. Seni adalah hal yang sepertinya tak mungkin ia sentuh sebelumnya. Tapi ternyata ia juga mencintai seni. Ia merasakan kebebasan yang sama seperti saat ia bermain dengan dunia cyber."

"Ia mulai melakukan banyak audisi. Meskipun tak berhasil, tapi perjalanannya membawanya bertemu seseorang yang sangat ia kagumi. Yang dengan lagunya saat itu membuanya terpesona dan langsung saja ingin bekerja dan belajar bersama dengannya." Jungkook menatap Namjoon yang memerah pipinya.

"Memilih bergabung di satu agensi kecil tak bernama diantara banyak agensi besar lain yang menginginkannya. Membuatnya bertemu kelima orang lainnya, yang menjadi bagian dari hidupnya. Yang sangat menyayanginya seperti keluarganya."

Jungkook tersenyum menatap kakak kakaknya yang lain.

"Di perjalanan itu, Bunny kecil kembali bertemu dengan Kapten Song. Orang yang sangat dirindukannya. Kapten Song membawanya kembali menjadi bagian resmi di timnya. Sampai saat ini. Dan begitulah, sejak saat itu Bunny menjalani kehidupan ganda, sebagai anggota sebuah boyband besar dan juga menjadi bagian dari anggota militer yang harus ia sembunyikan identitasnya."

"Heii, bagaimana Kapten Song tiba tiba muncul dan Bunny kembali menjadi anggota timnya ?" Protes Hoseok.

Muka Jungkook memerah.

"Mengapa wajahmu memerah ?" Heran Yoongi.

"Yaah,, Bunny kecil adalah anggota termuda di grup itu. Keenam kakaknya tak memperbolehkannya memikirkan hal yang terlalu berat baginya. Mereka dihujani rasisme dan fitnah bahkan sebelum mereka debut. Dan itu sangat berpengaruh pada mental kakak kakak Bunny."

"Bunny merasa tak berguna, karena tak bisa membantu kakak kakak yang sangat ia sayangi. Tetapi, meskipun banyak tekanan dari berbagai pihak, mereka tetap menyayangi Bunny, bahkan memberikannya kesempatan untuk kursus menari di Los Angeles. Padahal mereka berenam juga sebenarnya ingin sekali pergi, tetapi dana yang tersedia saat itu hanya cukup untuk membiayai satu orang saja. Dan mereka memilih Bunny."

"Saat di Los Angeles itulah ia bertemu kembali dengan Kapten Song. Kapten Song mencoba mengajak Bunny kembali pada timnya. Awalnya Bunny menolak, ia benar benar ingin memulai sesuatu yang baru dengan keluarga barunya, tak ingin kembali ke masa lalunya yang membuatnya sempat terpuruk. Tetapi kemudian ia mendengar bahwa agensi mereka bermasalah dalam keuangan. Grup mereka nyaris tak bisa debut karena keterbatasan dana."

Jungkook terdiam.

Tiba tiba Namjoon menggebrak meja dan berdiri. Membuat member lain kaget setengah mati.

"Apakah itu kau ? Kau investor yang tiba tiba muncul menanamkan dananya di agensi di saat kita hampir menyerah ? Di saat genting kita akan debut ?"

Jungkook yang masih terkejut dengan perbuatan Namjoon, makin terkejut melihat telunjuk Namjoon mengarah ke wajahnya disertai tatapan member lainnya.

Ia menggeleng.




Surabaya, 27 Januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

WAS By Jei

Fanfiction

189K 21.2K 33
[JINKOOK BROTHERSHIP] Seokjin itu sumber kehidupan Jungkook. Jadi kalau dipaksa hidup tanpa Seokjin, mana bisa tetap hidup tanpa sumber kehidupan. Ta...
139K 10.7K 21
"GILA! LEPAS!" Anessa memberontak namun cengkeraman itu semakin kencang dan membuat kesadaran Anessa kepada jalanan yang sekarang dia lewati hilang...
2.3K 223 20
[BTS × HARRY POTTER × HOW TO TRAIN YOUR DRAGON] "Selamatkan Draco Malfoy" Harry Potter, The Boy Who Lived, satu-satunya orang yang berhasil mengalahk...
55.1K 5K 50
Shen Qing adalah Tuan muda dari keluarga Shen,ia mengantikan saudari perempuannya yang kabur di hari pernikahan dan menikah dengan musuh bebuyutan ny...