Have Fun - Jeongharu

By Person313403

50K 2.8K 163

[ nsfw ] - Tidak semua liburan terasa menyenangkan. More

bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17

Bagian 10

1.9K 128 28
By Person313403

Bold is Thailand language.








































"Jaketmu pakenya yang bener." Jeongwoo mengeratkan jaket yang membaluti tubuh ramping haruto.

Mereka akan naik mobil milik Jake untuk ke pasar tradisional yang lumayan jauh dari sini.

"Nanti disana aku boleh makan jajanan tradisional kan mas?." Tanya haruto semangat, dia tak sabar ingin mencoba berbagai macam jajanan Thailand disana.

Jeongwoo berdehem, "tapi ingat, apapun itu kamu harus ada izin sama mas dulu." Tekan jeongwoo. Haruto memberi gestur hormat lalu mengecup kilat pipi suaminya.

"Udah siap?." Minji datang bersamaan dengan Jake.

"Hm! Ayyo!!." Haruto menarik lengan minji untuk jalan lebih dulu menuju mobil.

Sementara Jeongwoo menyusul dari belakang bersama Jake,

"Pagi bang." Sapa Jake.

"Pagi juga, cupu?." Canda jeongwoo.

Jake mendecak,

"Ck! Jangan gitu lah bang, gua lagi nyiapin niat nih buat ngutarain kaya yang Lo bilang." Kesal Jake.

Jeongwoo terkekeh, menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Jake. "Ayo semangat, kamu bisa." Katanya, lalu berjalan lebih dulu mengejar kucingnya.

Jake termangu sebentar, "maaf bang." Cicitnya.

Lokasi pasar tradisional itu seperti berada diantara satu pulau dan pulau lainnya, bisa di bilang di apit dua daerah. Karna kadang desa tetangga juga melakukan interaksi jual-beli di pasar ini, menyebabkan pasar begitu ramai.

Namun, bukan berarti pasar tersebut akan sesak karna ramainya. Tidak terlalu, setidaknya mereka masih bisa bergerak leluasa disana.

"Mas! Rame banget whoa!." Haruto begitu turun mobil langsung excited melihat suasana pasar yang ramai juga berbagai macam makanan disana.

"Haruto tunggu mas, sayang." Jeongwoo menyandang tas selempang milik Haruto lalu menutup mobil Jake tersebut.

Merengkuh pinggang si manis yang membuat haruto merengut kesal,

Haruto menatap jeongwoo memohon, ia tidak mau di rengkuh, nanti kegiatannya terbatasi.

"No.. nanti kamu larinya kemana-mana." Tegas jeongwoo.

Pria berkaos hitam itu kekeuh tetap menyangga satu lengannya pada pinggang ramping si manis.

" Gak mas.. adek gak akan nakal serius~ tapi jangan di giniin." Melas Haruto menunjuk lengan jeongwoo di pinggang nya.

"Oh, gak suka mas peluk?."

"No no! Tapi.. ish! Mas jeo pwiss.."

Mata haruto berkaca-kaca akan menangis. Jeongwoo paham sebenarnya, haruto itu jarang keluar rumah, masa muda ia habiskan di panti asuhan, lalu saat sudah menikah pun ia habiskan waktu dirumah untuk mengurusi jeongwoo dan rumah mereka.

Sebab itu, liburan saat ini begitu berarti bagi haruto apalagi saat tau dirinya mengandung, kebahagiaan anak itu jadi berkali-kali lipat.

"Fine! Tapi jangan lepas genggaman tangan saya." Peringat jeongwoo, tangannya kini beralih menggenggam erat tangan mulus si manis.

Haruto seketika cerah kembali, "ayyo!!." Dirinya menarik jeongwoo memasuki pasar tersebut.

Sementara minji dan Jake barusaja keluar dari mobil,

"Minji."

"hm?."

"Kalo ini semua udah selesai, ada yang mau gue bicarain sama Lo."

Minji menatap Jake sedikit aneh, "bicarain sekarang aja, kenapa harus nunggu nanti?."

Jake tak menjawab, dirinya hanya tersenyum sembari mendekat dan berdiri tepat di depan minji.

Tangan pemuda Aussie itu terangkat untuk mengelus Surai lembut milik minji, minji yang mendapat perlakuan seperti itu membeku seketika,

"Gue tau Lo baik, masalah turun temurun ini nanti kita selesaikan. Gue maunya hidup normal sama calon istri gue." Kata Jake mantap, lalu setelahnya ia pergi berlalu untuk menyusul jeongwoo dan haruto.

Minji tersenyum dalam diam, karna sebenarnya dirinya juga tersiksa dengan aturan seperti ini.

"Maafin gue.. Jake.."

































"Can i have this?."

Haruto menunjuk satu makanan yang terbungkus daun pisang.

"Wait- pak, ini isinya apa?."

Haruto kaget, sejak kapan suaminya bisa berbahasa Thailand? Wah wah dirinya sudah meremehkan jeongwoo selama ini.

"Ini isinya pulut putih."

Jeongwoo mengangguk, lalu kembali bertanya "apa aman untuk orang hamil?."

Si paman penjual melirik haruto yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka,  kemudian si paman mengangguk mantap.

"Boleh."

"Aku beli ini, 4."

Si paman mengangguk lalu menyiapkan pesanan mereka, saat sudah selesai jeongwoo memberikan plastik berisi pulut itu pada Haruto yang masih ngebug.

Jeongwoo gemas lalu mencubit Pipi haruto, "saya bukan cuman cinta sama kamu, tapi hidup kamu juga." Katanya, lalu menarik haruto berjalan kembali.

Kalau kata haruto, punya pasangan kaya jeongwoo itu bikin panas dingin. Kerjanya ngagetin mulu.

Mereka menjelajahi banyak stan makanan dan jualan yang lainnya, melihat penjual memasak langsung makanan di depan pelanggan, wanita-wanita menjahit songket, ada juga penari tradisional dan banyak lagi.

Haruto sangat senang, dirinya belajar banyak hal disini, melihat banyak hal, dan akan menyimpan dalam-dalam di memorinya tentang hari indah ini.

"Ahli bedah Park Jeongwoo?."

Haruto dan jeongwoo menoleh ke belakang, haruto tidak tau itu siapa tapi jeongwoo kenal.

"Ahli syaraf Kim Doyoung?."

Kemudian keduanya tergelak dan saling berbentur bahu, salam sobat.

"Ngapain Lo disini? Liburan juga?." Tanya jeongwoo

"Ya Lo kira Lo doang yang bisa liburan? Gue juga kali." Balas si teman.

Jeongwoo manggut-manggut lalu melihat di belakang doyoung ada seorang pemuda yang lebih pendek dari temannya itu.

"Siapa tuh? ." Kepo jeongwoo.

Doyoung menarik pemuda itu agar berdiri disampingnya, "Kim Yedam, bini gue." Katanya.

"Shit! Kapan nikahnya? Asli sih lo lupa teman." Jeongwoo mendramasitir.

"Ya.. kemarin udah kerumah Lo tapi cuman ada haruto jadi gue titip undangan ke haruto- btw lo sendirian kesini?." Doyoung celingukan melihat ke samping jeongwoo.

"Kagak, ada haru-

Jeongwoo menoleh ke belakang dan damn! Suami manisnya sudah tidak disana.

"Haruto?!."

Asik bercerita jeongwoo tidak sadar sudah melepas si manis dari genggamannya.

"Haruto kamu dimana!." Jeongwoo meninggalkan doyoung begitu saja dan berlari tak beraturan mencari harutonya.

Sementara haruto juga sibuk berjalan cepat, mengejar seorang anak kecil. Ya, anak kecil yang ia lihat malam hari itu.

"Tunggu! adek tunggu!." Dirinya terus berjalan dengan langkah lebar menyalip manusia-manusia asing disana.

Setidaknya ia harus tau itu anak kenapa atau minimal dia harus mengembalikan anak itu ke orang tuanya.

Haruto masih berjalan cepat, hingga tiba-tiba tanpa sadar ia sudah ada di gang sempit, tidak, terlihat seperti labirin, kumuh dan sangat tidak nyaman.

Namun itu semua tidak mengurungkan niatnya untuk terus mengejar anak tadi,

Hingga,

Si anak berhenti di depan sebuah pintu rumah, rumah kayu yang sudah reot dan tidak terurus.

Haruto berhenti kira-kira satu meter dari anak itu, haruto penasaran dengan wajah anak lelaki itu. Pasalnya si anak selalu membelakangi dirinya.

"Apa kamu tersesat?."

Haruto ingin melangkah berniat menghampiri anak tersebut,

Namun,

Dirinya dibuat berdiri tegang saat melihat sesuatu di depannya.

Anak itu berbalik guna melihat haruto, bukan itu yang menakutkan, tapi..

Wajah anak itu,

Di penuhi belatung-belatung yang seolah menggerogoti wajah anak itu, tatapan anak itu sangat menyeramkan apalagi saat senyum terbit di wajah si anak, senyum yang justru menyeramkan.

Haruto bergerak mundur saat anak itu kini berjalan mendekatinya, tubuh haruto bergetar hebat dengan keringat membasahi keningnya,

"Papa.."

Haruto menggeleng pelan, ia benar-benar takut sekarang, ia ingin berbalik dan berlari sekencang mungkin tapi kakinya terasa sangat berat.

"Papa?.."

Haruto menangis sekarang, air mata membasahi pipi pemuda manis itu, bibirnya bergetar.

Lalu terlihat wajah si anak nampak marah dengan bola mata membesar seperti akan keluar, lalu anak itu berteriak,

"PAPAA!!."

"HAA!!."

haruto jatuh terduduk dengan kedua lengan menutupi telinganya, matanya terpejam erat. Rasa sakit menjalar di area perutnya, benar-benar sakit.

"HAA!! sakit!!! hiks! hik- Sakitt!."

Haruto memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, dirinya sedikit meremat perut itu karna sesuatu seperti akan keluar dari sana.

"sakit... hiks! Mas jeo..."

Haruto tumbang, kesadarannya menipis, namun sebelum benar benar hilang kesadaran, dirinya sempat melihat jeongwoo berlari kearahnya dan memeluk dirinya, dia merasakan tubuhnya terangkat. Jeongwoo membawanya pergi darisana.

"Bajingan! Kenapa susah banget!!."

"Mereka takdir, saling terikat, gak semudah itu."

















































































- Have Fun -

Tim dodam apa damdo?

Continue Reading

You'll Also Like

226K 14.9K 23
Alpha High School adalah sekolah bergengsi yang terletak di Jakarta pusat. Di sekolah ini bukan orang yang punya uang yang berkuasa, melainkan yang j...
508K 32.7K 43
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
HE IS MY DESTINY By Ayaa23

Mystery / Thriller

8.3K 28 7
Hanya hiburan refreshing otak AREA 🔞 HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. +Cwok hyper +Cwek polos Dan jadilah...⊙⁠﹏⁠⊙
[end] Silent Reading By

Mystery / Thriller

216K 26.5K 188
[boyslove] [Terjemahan] Masa kecil, pola asuh, latar belakang keluarga, hubungan sosial, trauma .... Kami tak henti-hentinya mencari dan menyelidiki...