Have Fun - Jeongharu

נכתב על ידי Person313403

48.1K 2.8K 162

[ nsfw ] - Tidak semua liburan terasa menyenangkan. עוד

bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17

Bagian 6

2.6K 158 7
נכתב על ידי Person313403



































Haruto terkekeh, lantas menaruh ponselnya di atas nakas. ia baru saja chattan ria bersama ibu mertua dan kakak iparnya, park Hyunsuk.

Hyunsuk yang memberitahu haruto untuk membawa testpack kemanapun lelaki manis itu pergi, dan ya memang berguna.

Haruto sendiri tidak memiliki orang tua, jeongwoo bertemu dengannya di rumah sakit tempat pemuda tan itu bekerja.

Haruto itu remaja yang polos, jeongwoo bertemu dengannya saat haruto datang ke rumah sakit bersama ibu pantinya yang mengidap suatu penyakit dan membutuhkan operasi untuk itu. Haruto yang khawatir bukan main sampai menumpahkan air matanya di depan jeongwoo membuat pemuda itu tertegun melihat binaran haruto.

Mulai saat itu, jeongwoo selalu mendekati haruto yang dulunya pekerja paruh waktu di sebuah minimarket. Hingga setahun yang lalu jeongwoo melamar Haruto dan hidup manis sampai sekarang.

Haruto beralih melihat ke bawah dan tersenyum gemas, di mana perutnya di timpai kepala sang suami.

Mengetahui hal tadi jeongwoo dengan cepat menyuruh haruto berbaring di kasur lalu mengecupi perut pemuda manis itu banyak-banyak.

Jeongwoo juga berbincang ria pada perut mulus itu, walau ia tau anaknya belum terbentuk disana tapi ia begitu semangat, membicarakan banyak hal hingga membuat haruto tersenyum gemas. Seperti misalnya,

"Udah setahun loh cil masa baru muncul sekarang, papa mu capek tu ayah genjot mulu."

Atau,

"Kalo udah keluar nanti main bola ya cil, gak penting dah cewe apa cowo."

Lalu,

"Tmi aja ni cil, kita lagi di Thailand, papa mu ngidamnya pengen nginep di desa orang."

Dan terakhir sebelum ia tertidur di atas perut haruto,

"Jangan nakal di dalam ya, kasian papa mu muntah terus. selamat datang kesayangan saya."

Berakhir ia kecup lama permukaan kulit putih mulus milik Haruto itu.

Haruto mengelus Surai halus prianya, memiliki jeongwoo di kehidupannya itu suatu kebahagiaan yang tak terduga. Di lamar secara tiba-tiba dan di perlakukan dengan istimewa itu rasanya sangat manis.

Haruto mencintai jeongwoonya.

"mas jeo.." panggilnya pelan.

Di tepuknya pelan bahu si dominan membangunkan pria itu. Sudah malam dan mereka belum makan, haruto merasa lapar.

"mas bangun, ayo makan adek lapar." Katanya lagi.

Jeongwoo menggeliat, menggesekkan hidung bangirnya pada permukaan kulit itu. Perlahan matanya terbuka dan ia bangun, menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan berusaha mengumpulkan kesadaran.

Haruto diam-diam tersenyum, suaminya sangat tampan sialan. Wajah si manis mendekat dan membubuhi kecupan singkat pada ranum jeongwoo. Well, sukses mengembalikan kesadaran si pria.

"Kamu laper kan? Kita cari makan?." Tanya jeongwoo, dirinya beranjak dari kasur lalu menuju koper mereka, berniat mengambil hoddie untuk haruto.

Haruto ikut beranjak dari sana, berjalan dan berhenti di belakang sang suami.

Saat jeongwoo berbalik ia dihadapkan dengan haruto yang berdiri didepannya, jangan lupakan binar haruto.

"Kenapa sayang?."

Haruto tak menjawab, ia beralih memasukkan diri ke dalam pelukan jeongwoo dengan cara masuk ke dalam kaos sang suami. Membuat perut ratanya itu bertempelan langsung dengan perut kotak-kotak suaminya.

"Mau peluk sebentar.." cicitnya menenggelamkan wajah merah semu itu pada dada bidang prianya.

Jeongwoo terkekeh, apakah ini hormon orang hamil? Ingin di manja?

Jeongwoo membalas pelukan itu, mengelus lembut punggung suami kecilnya dan menghujani kepala haruto dengan kecupan-kecupan manis.

Namun, acara lovey dovey itu harus terhenti karena ketokan pintu.

Jeongwoo mengeluarkan haruto dari dalam kaosnya, membuat si manis agak merengut namun tetap membiarkan suaminya pergi membuka pintu.

Ceklek!

"Oh, kamu." Kata jeongwoo begitu membuka pintu dan ada minji disana.

Haruto yang melihat siluet seorang gadis dengan cepat menghampiri jeongwoo, menyembulkan kepala dari sebalik bahu lebar jeongwoo.

"Halo kak haru." Sapa minji tersenyum manis.

Haruto balas tersenyum, tak kalah manis "halo minji~~"

"Kak, kepala desa ngajakin makan bersama." Kata minji,

"Sebentar ya, kami siap-siap dulu. Nanti akan menyusul, di aula desa kan?."

Minji mengangguk, "iya kak." Setelah menyampaikan itu minji beranjak pergi,

Tapi sebelum itu, ia melirik sebentar pada Haruto, bukan, lebih tepatnya ke arah perut pemuda itu. Tersenyum lagi pada keduanya lantas ia berlalu pergi.



































Disini mereka sekarang, duduk melingkar bersama penduduk desa setempat. Tidak semua yang hadir namun cukup ramai.

Katanya, setiap malam Jum'at mereka akan makan bersama, semacam acara syukuran. Kira-kira begitu.

Haruto yang duduk di sebelah jeongwoo tak henti-hentinya tersenyum apalagi saat melihat banyak makanan di depannya.

Jeongwoo yang melihat itu gemas, ayolah kenapa pemuda manis ini sangat lucu? Begitu pikirnya.

"mas.."

Jeongwoo menoleh, mendekatkan wajahnya pada wajah haruto agar dapat mendengar bisikan si manis.

"Adek boleh makan banyak-banyak kan?." Haruto menunjukkan binarnya, jeongwoo menoleh sebentar pada makanan-makanan di depannya.

Makanan-makanan yang cukup asing untuk mereka, apalagi haruto tengah hamil, ia harus detail dalam memilih makanan untuk istrinya.

"sebentar ya."

Jeongwoo beralih pada lelaki yang ada di sebelah kirinya,

"Permisi." Si lelaki menoleh, laku tersenyum. Orang-orang disini ramah akan senyuman sepertinya.

"Iya bang?."

"em.. makanan ini, maksud saya makanan ini apa tak apa untuk orang hamil? Semuanya? Saya takut jika ada yang tidak bisa di makan oleh orang hamil." Jelasnya agak berbelit karna takut salah bicara atau menyakiti perasaan.

Si lelaki menjatuhkan pandangan pada Haruto yang tengah berbincang dengan minji sejenak lalu kembali menghadap jeongwoo.

"Aman bang, tenang aja." Kata yakin, jeongwoo mengangguk lega,

"btw, yang keberapa bang?." Tanya lelaki itu berniat bergaul.

Jeongwoo terkekeh sebentar, "anak pertama." Jawabnya, si lelaki ber-oh ria.

"Semoga lancar ya bang, gue Jake shim , bukan asli sini, gue ikut paman ke sini." Jake lalu menunjuk seorang bapak tua yang tak lain adalah kepala desa disana.

"Saya Park Jeongwoo, salam kenal." Mereka berjabat tangan.

Saat asik berbincang dengan Jake, jeongwoo merasa ibu jarinya di mainkan seseorang, saat ia menunduk untuk melihat ternyata itu tangan cantik Haruto, meminta perhatian.

"Kenapa sayang?."

"Boleh di makan gak mas?." Tanya penuh harap.

Jeongwoo mengelus jari haruto yang berada di tangannya, "boleh dek, makannya pelan-pelan ya." Kata sang suami, haruto mengangguk semangat lalu mengambil piring.

Setelah berdoa sebentar, mereka pun mulai makan. Haruto di tawari mencoba banyak makanan oleh wanita-wanita disana. Haruto yang memang lapar tentu saja makan dengan lahap. Tanpa sadar mulutnya berantakan.

Jeongwoo tersenyum gemas, menyapu sudut bibir haruto dengan ibu jarinya kemudian ia sesap jari itu.

"Pelan-pelan, makanan kamu gak bakal ada yang ngambil, gembul.." katanya gemas. Lihat kedua pipi yang penuh itu, di tambah agak memerah karna cuaca yang dingin.

Haruto hanya mengangguk, kemudian menyuapkan jeongwoo sepotong ikan dan di terima si dominan dengan senang hati.

Tanpa sadar kegiatan manis keduanya menjadi bahan perhatian orang-orang di sekeliling, tidak tau tempat memang.

"Kata dede bayinya enak~~" haruto sedikit berbisik agar tidak di dengar orang.

Jeongwoo mencubit gemas hidung mancung si manis.

"Kata dede bayi atau kata bundanya?." Balas jeongwoo.

"dede bayi!." Katanya agak nyaring namun dengan cepat ia mengatupkan mulutnya saat sadar apa yang ia bicarakan.

Jeongwoo menggigit bibir dalamnya kuat, rasa ingin memeluk haruto itu ia tahan karna disini banyak orang, haruto menyulitkan jiwa raganya memang.

Minji yang di samping haruto menggeser sepotong kue untuk haruto,

"Ini buat aku?." Tanya haruto, minji lalu mengangguk.

"Ini bagus buat bayi." Katanya, haruto tentu semangat dan langsung memakan kue itu.

Namun kunyahannya terhenti saat mengingat sesuatu,

Dirinya menatap ke arah minji yang juga tengah asik makan,

Bayi? Minji tau dia tengah hamil? Tapi dia tidak memberitahu siapapun, apa minji mendengar tadi?

Saat asik bergulat dengan pikirannya, haruto dibuat tersentak karna segelas air di depannya.

"Ini apa minji?." Haruto tau itu minuman, hanya saja warnanya, hitam dan agak kental.

"Ini bagus untuk kandungan." Tatapan Haruto pada minji sulit di artikan.

"Maaf tapi tadi aku gak sengaja denger kalau kamu punya dede bayi disini." Minji menunjuk ke perut datar haruto. Wajah gadis itu nampak bersalah karna tak sengaja menguping.

Haruto mengubah air muka menjadi tersenyum, "gak papa kok, em.. tapi ini kandungannya apa?." Haruto menunjuk gelas di depannya.

"Kata ibu pourat, itu olahan petinius hitam. Bagus untuk kandungan kamu tenang aja." Kata minji menyebut nama istri kepala desa untuk meyakinkan haruto.

Haruto mengangguk, lantas ia angkat gelas itu dan meminumnya.

Uhuk!

Tiba-tiba ia tersedak di tengah-tengah meneguk minuman itu, jeongwoo disampingnya dengan secepat kilat mengusap punggung suaminya lalu mengambil air putih.

"Pelan-pelan dek kamu kenapa buru-buru?."

Selesai meneguk air putih, haruto menatap jeongwoo dengan mata merah akibat tersedak tadi, "lupa minta izin sama mas.. kalau adek minum ini gak bilang-bilang nanti mas nya marah." Kata si manis.

Jeongwoo aneh dengan minuman yang di tunjuk haruto, warnanya hitam pekat dan agak kental. Aman kah?

Jeongwoo menatap haruto meminta penjelasan, "minji tadi dengar pas adek teriak dede bayi, terus dia kasi ini katanya bagus buat kandungan." Jelas Haruto, jarinya memilin ujung kemeja jeongwoo. Posisi mereka saling berhadapan sekarang.

"Lain kali izin dulu oke? Kamu gak sendirian lagi soalnya jadi makanan kamu gak boleh yang sembarangan. Ya sayang?." Kata jeongwoo sangat lembut, tau istrinya takut di marahi, ia usap punggung tangan putih itu lembut.

"eum! Maafin hawu ya mas."

Jeongwoo memilih hanya tersenyum, kadar kegemasaan haruto tinggi sekarang, dia pusing.

Dan, haruto kembali meneguk minuman itu hingga habis. Minji tersenyum hangat melihatnya.

"Oh ya bang, selesai dari sini kalian mau keliling desa gak? Mau liat kuil kuno disini?." Ajak Jake.

Haruto yang mendengar tentang ilmu, langsung sumringah. Ia ingin mempelajari banyak hal disini, tempat ini, budaya mereka, dan banyak lagi.

Melihat haruto yang begitu semangat jeongwoo langsung mengangguk, "boleh Jake."

"Oke! Woi minji ayok!."

Minji sedikit berlari lalu menggandeng lengan haruto. Awalnya haruto kaget namun ia segera tersenyum melihat gelagat minji yang ingin dekat dengannya.


Jam menunjukkan pukul 9 malam, 4 orang tadi sebenarnya asik bercerita hingga lupa waktu, karna itu sekarang mereka akan menuju kuil kuno yang Jake katakan tadi.

Saat sampai disana, pasangan ini di buat sedikit kagum dengan kuil yang sangat terawat dan enak di pandang itu.

Tempatnya bersih dengan patung desa berbentuk sedang di dalamnya, beberapa sesajen atau makanan ada disana, pernah pernik dan lainnya.

"Mau masuk? Sekedar berkunjung gak masalah kok." Kata Jake.

Jeongwoo mengangguk lalu merengkuh pinggang haruto. haruto menoleh, jika di rengkuh seperti ini nanti kegiatannya terbatas ia tak mau.

kening halus itu merengut,

"Sstt nanti kamu pegangin semua, gak boleh ini keramat, jadi liatin aja ya." Bisik jeongwoo. Haruto mengerucutkan bibirnya kesal tapi tetap mengangguk.

Jake bercerita tentang asal usul dan nenek moyang pendiri kuil tua ini dan paman Jake termasuk salah satunya. Jake juga mengabdi pada kuil ini, ia turut ikut andil dalam merawatnya.

Pasangan itu mendengarkan penjelasan Jake dengan seksama, namun atensi si manis teralihkan oleh buku yang di biarkan terbuka tergeletak di atas meja di samping dirinya.

Haruto mengintip sedikit namun tulisan di buku itu bahasa Thailand, ia tak paham. Haruto ingin melihat lebih jelas, namun saat akan melepas diri ia malah di buat terdiam oleh suara tangis anak kecil.

Tubuh haruto meremang, apalagi saat suara anak itu begitu lirih terdengar. Seperti tengah di lukai dengan begitu kejam.

Haruto berkedip beberapa kali dengan tubuh membeku, mencoba memperjelas pendengaran, tapi ia malah di buat pucat saat mendapat bisikan, 'berikan!.'

"Haa!!."








































- Have Fun -



And, Adios!

המשך קריאה

You'll Also Like

385K 30.8K 75
[15+ / Death riddle; misterius; teka-teki; geng; mafia; kill; kekerasan; badas; sneaky brain; intelligence; action; trust] ^Dimohon Follow Sebelum Ba...
1.3M 97K 73
"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo...
3.1M 222K 28
SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...
31.7K 3.4K 16
"Aku tidak suka berbagi. Tubuhmu, wajahmu, dan cintamu, hanya untukku. Karena kau milikku, dan aku pemilikmu." Warning ⚠️ • sungsun area • bxb/homo...