MENGEJAR CINTA MAS DOKTER

By Nz______

28.5K 1.8K 165

SEASON 2 MENJADI MICHELINA Sebelum kalian baca cerita ini sebaiknya kalian baca lebih dulu cerita Menjadi Mic... More

1. Claudia
3. Bertemu Fans
4.Punya saingan
5.Effort yang tidak dihargai
6. Bakso memperbaiki mood
7. Bertemu teman SMA
8. Anak yang terpisah dari orangtua
9. Bertemu Amanda dan Raka
10. Mobil mogok
11. Club malam kebakaran
12. Mimpi aneh
13. Rasa yang tak asing
14. Dejavu
15. Bertemu Rafael dan Bastian
16. Sangat membingungkan sekaligus juga aneh
17. Adik Daffa
18. Penguntit
19. Ruang rahasia milik Daffa
20. Pria bertopeng
21. Bertemu pria itu lagi
22. Pisau bedah
23. Daffa sakit
24. Mimpi Daffa
25. Mulai Perhatian
26. Hari bahagia Bianca dan Tristan
27. Obat perangsang
28. Menghabiskan malam bersama
29. Penyesalan selalu datang di akhir
30. Menghindar
31. Beri aku waktu
32. Hari ulang tahun daffa
33. Fakta yang menyakitkan
34. Tidak ingin bertemu
35. Hamil?
36. Claudia hilang!!!
37. Leony,will you Merry me?
38. Membuat semua orang panik
39. Memutuskan hubungan
40. Melamar
41. Undangan
42.Merebut kembali
43. Dokter baru
44.Berita menjadi pelakor
45. Fitting baju
46. Firasat tidak enak

2. Merindukan gadis manis dan banyak tingkah

921 54 3
By Nz______

Happy reading

Pria tampan dengan jas dokternya berjalan menuju ruangannya. Sudah lima jam lebih Daffa di ruang operasi untuk menangani korban kecelakaan tadi. Karena kondisi pasien yang cukup parah membuat Daffa cukup lama di ruang operasi.

Hari sudah mulai malam membuat pria itu bergegas menuju ruangannya untuk mengambil barang-barangnya lalu pulang kerumah.

Cklek

"Kamu!"

Daffa refleks mengelus dadanya karena terkejut meliat Claudia yang duduk di atas meja kerjanya sambil membuka dokumen yang ada di tangan gadis itu.

"Mas Daffa!"seru Claudia meloncat dari atas meja. Menghampiri pria itu yang masih di depan pintu.

"Kamu ngapain di sini?"tanya Daffa.

"Nunggu mas Daffa lah,emang apa lagi?"

Daffa berjalan menuju meja kerjanya. 

"Tadi siang kan saya sudah suruh kamu pulang. Kenapa masih di sini?"

"Ooh itu,tadi emang aku mau pulang terus gak jadi. Aku pikir mending nungguin kamu selesai kerja aja di sini jadi nanti pas pulang sekalian aku ikut kamu"jelas Claudia.

Daffa tak habis pikir degan sifat gadis itu. Berarti,selama lima jam ini dia menunggunya di ruangan miliknya. Selama itu, hanya demi pulang dengannya saja.

Claudia meliat Daffa yang membersihkan barang miliknya. "Mas mau pulang? Jadwal mas udah selesai?"tanyanya.

"Hm"dehem Daffa.

Gadis itu tersenyum manis. "Kalau gitu ayok kita pulang"ucapnya.

Saat mereka berjalan keluar dari rumah sakit banyak orang-orang yang menyapa daffa dan di balas dengan senyum ramah dari pria itu. Sedangkan Claudia, orang-orang itu bukanya menyapanya malah menatap sinis kearahnya apa lagi saat melihat tangannya yang melingkar di lengan pria itu. 

Seperti sekarang ini ada beberapa perawat wanita yang berjalan berlawanan arah dengan mereka. 

"Malam dokter Daffa. Mau pulang ya?"tanya salah satu perawat itu ramah setelah berhenti sebentar di hadapan mereka.

Daffa mengangguk kecil sebagai jawaban di sertai senyum tipis khas pria itu.

"Hati-hati pak Daffa"ucap mereka serempak. Setelah itu tiga perawat itu menatap kearah Claudia yang sedang bergelayut manja di lengan dokter tampan mereka seketika langsung menatap sinis dan sengit pada Claudia sebelum benar-benar pergi dari sana.

Sedangkan Claudia bukannya marah malah tersenyum puas di dalam hati karena berhasil membuat para orang-orang itu merasa iri dengannya.

Daffa sebenarnya dari tadi merasa risih dengan tangan gadis di sampingnya ini yang melingkar di lengannya.

"Bisa di lepas? Saya tidak nyaman"ucap Daffa sambil menjauhkan tangan Claudia.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya karena penolakan dari pria itu. Pantang menyerah, Claudia beralih memegang ujung kemeja pria itu seperti anak kecil yang takut hilang dari orangtuanya.

Daffa yang meliat ini menghela nafasnya. Ada saja akal dari gadis itu. Daffa kemudian hanya pasrah dengan apa yang di lakukan Claudia dengan berpegang di kemejanya. Mau melarangnya lagi juga nanti pasti ada saja akal dari gadis itu. Jadi,lebih baik di biarkan saja.

Mereka berdua sampai di area parkiran lalu memasuki mobil milik daffa. Perjalanan menuju rumah mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Dan sepanjang jalan itu juga Claudia selalu mengoceh tentang membahas apapun itu,memecahkan keheningan di dalam mobil. Sesekali juga di jawab oleh Daffa seadanya.

Mobil yang di kendarai Daffa memasuki kawasan komplek perumahan mereka. Ia memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah Daffa.

"Claudia,kita sudah sam___"Daffa menghentikan ucapannya saat menengok kearah samping di mana gadis itu yang tertidur pulas. Pantas saja dari tadi ia tidak mendengar ocehan gadis itu lagi ternyata orangnya sedang tertidur.

Daffa menghela nafasnya meliat itu. Ingin membangunkan tapi tidak tega saat meliat gadis itu yang tertidur. Tidak ada pilihan lain Daffa harus menunggu gadis itu sampai terbangun. 

Untuk menghilangkan rasa bosan pria itu memilih membuka laptop nya mengerjakan pekerjaan yang ada di kantornya. Meskipun Daffa seorang dokter ia juga bekerja di perusahaan milik keluarganya sebagai direktur di sana

Waktu berlalu dengan cepat tidak terasa sudah satu jam Daffa mengerjakan pekerjaannya di dalam mobil sambil menunggu gadis di sampingnya itu bangun.

Terdengar lenguhan dari arah samping membuat Daffa yang tadi menarikan jarinya di keyboard terhenti sebentar untuk menengok kearah samping lalu kembali menatap layar laptopnya.

Claudia mengerjabkan matanya mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul.

"Gue di mana?"gumamnya.

"Di mobil saya"sahut Daffa dengan mata yang masih menatap layar laptop.

Claudia langsung menegakkan tubuhnya lalu menoleh kearah samping. Ia baru ingat apa yang terjadi padanya. Ternyata di tengah jalan menuju pulang dia ketiduran di dalam mobil Daffa.

"Kapan kita sampai ?"

Daffa menatap kearah arloji dipergelangan tangannya. "Mungkin sekitar satu jam lalu"

"Apa?!"kaget Claudia. Sedangkan Daffa menatap heran kerah gadis itu.

"Kok mas gak bangunin aku sih"protes Claudia. Bagaimana tidak protes,pria itu berarti menunggunya untuk bangun selama itu di dalam mobil.

"Kamu terlalu nyenyak tidur,saya tidak tega membangunkan mu"jelas Daffa sambil menutup laptop miliknya karena memang dia sudah selesai dengan pekerjaannya.

"Harusnya bangunin aja, aku gak papa kok. Dari pada mas nungguin aku sampai bangun"

"Yasudah jangan di bahas lagi,sekarang kan kamu juga sudah bangun. Mending kamu pulang Tante Lisa pasti sudah mencari kamu"ucap Daffa.

Claudia menepuk jidatnya,dia melupakan maminya itu. Mana tadi siang dia tidak sempat mengabari maminya kalau dia mengunjungi Daffa ke rumah sakit,pasti maminya akan mengomel padanya nanti.

Baru Claudia ingin keluar dari mobil tapi tubuhnya malah kembali duduk. Daffa yang meliat itu menggelengkan kepalanya meliat tingkah gadis itu yang sedikit ceroboh.

Daffa mencondongkan tubuhnya kearah Claudia membuat wajah mereka berada sangat dekat. Claudia sampai menahan nafas meliat wajah tampan pria itu tepat di depan wajahnya. 

"Ayolah jantung, gini aja kok udah lemah banget sih" jerit Claudia dalam hati.

"Kalau mau keluar dari mobil itu lepas dulu sabuk pengamannya"nasehat Daffa melepaskan sabuk pengaman dari tubuh Claudia. Merasa sudah terlepas baru Daffa kembali duduk seperti posisi awalnya tadi. Setelah itu juga baru Claudia bisa bernafas lega.

"M-maksih mas"ucap Claudia sedikit gagu.

"Hm"dehem Daffa lalu keluar dari mobil di ikuti oleh Claudia.

"Aku pulang dulu ya mas,makasih udah nebengin aku"ucap Claudia.

"Good night mas!"seru Claudia sebelum berlari menuju rumah yang ada di samping rumah Daffa.

Letak rumah mereka memang bersampingan,istilah lainnya mereka itu tetanggaan.

Daffa menggelengkan kepalanya meliat tingkah Claudia. Setelah meliat gadis itu memasuki halaman rumahnya baru ia juga memasuki rumahnya.

oo0oo

"Bagus ya anak gadis pergi pagi pulang malem"

Baru saja Claudia memasuki rumah sudah di sambut dengan suara merdu dari maminya yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu.

Claudia menyengir sambil menghampiri maminya itu.

"Maaf mi,aku tadi lupa ngabarin"

"Kamu ini ya bikin mami khawatir aja tau gak. Untung aja ada Niken yang ngasih tau"

Claudia duduk di samping maminya. "Ya maaf. Ini juga demi bisa dapetin hati calon menantu impian mami makanya aku pergi nyamperin mas Daffa"

"Daffa emang menantu impian mami sih tapi masalahnya emang dia mau punya pasangan modelan kaya kamu gini?"tanya Lisa memandang tubuh anaknya itu dari atas sampai bawah.

Claudia yang mendengar itu mendengus" Ya makanya doain aku biar bisa jadi istri mas daffa"

Lisa menganggukkan kepalanya. "Bisa-bisa nanti mami doain biar kamu nikah sama Daffa terus kasih mami cucu yang lucu-lucu deh"

Diam-diam Claudia mencibir maminya itu kalau soal cucu aja paling grecep.

"Udah deh aku mau mandi dulu kekamar. Gerah"ucap Claudia beranjak dari sofa.

"Kalau sudah selesai mandi turun kebawah. Kita makan malam bareng"ucap Lisa.

"Siap bos"hormat Claudia lalu pergi menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

oo0oo

Claudia memasuki kamarnya setelah makan malam bersama maminya tadi. Ia menatap kearah jam dinding yang ada di kamarnya waktu sudah menunjukkan pukul 08:05 malam.

Gadis yang memakai pakaian rumahannya itu berjalan menuju balkon kamarnya. Duduk di kursi yang berada di sana.

Termenung menatap langit malam yang terdapat bulan sabit dengan di temani banyaknya taburan bintang di atas sana. Bisa dilihat malam ini cuacanya sangat cerah.

Menghela nafasnya panjang. Claudia masih mengingat dengan jelas apa yang di alami oleh dirinya. Sampai sekarang ia masih tidak tau apakah itu hanya sebuah mimpi saat ia koma atau memang benar-benar transmigrasi seperti apa yang pernah di bacanya di cerita novel.

Seandainya pun itu hanya mimpi, tapi rasanya itu sangat nyata. Bagaimana ia menjalani hidup sebagai Michelina. Mempunyai kembaran bernama Marchel dan memiliki hubungan yang tidak sehat dengan ayah airon. Memiliki sahabat bernama Amanda,memiliki teman laki-laki seperti,Raka dan juga Bastian serta menjalin hubungan dengan Nathan. Ah, jangan lupakan dengan dua bedebah yang bernama Rafael dan Alana. Semuanya masih terekam dengan jelas di ingatannya meski Claudia sudah menjalani kehidupannya yang asli selama sebulan ini.

Ia masih penasaran bagaimana kelanjutan hubungan Amanda dan Raka yang sama-sama saling menyukai tapi terhalang oleh gengsi. Apakah mereka sudah menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih atau belum sekarang?

Mengingat soal Amanda. Claudia jadi merindukan gadis manis dan banyak tingkah itu. 

Dan juga ia jadi mengingat dengan ayahnya yang tempramen itu. Bagaimana reaksi ayah airon saat mengetahui dirinya yang sebagai Michelina di sana telah tiada,apakah merasa sedih saat dia meninggal dunia?

Claudia kembali menghela nafasnya mengingat semua itu. Ia seketika terbayang wajah nathan,kekasihnya di dunia Michel. Ia seketika tersenyum tipis mengingat hubungannya dengan Nathan. Mengingat pria itu Claudia menjadi mengalihkan pandangannya ke arah rumah yang ada di depannya rumah yang di tempati oleh Daffa.

Sampai sekarang Claudia masih sangat yakin kalau Daffa itu adalah Nathan. Mereka adalah satu orang yang sama.

Dari sejak ia bangun dari koma dan pertama kali meliat wajah pria itu Claudia sangat yakin dia adalah kekasihnya. Yang membedakannya hanya nama mereka saja. Oleh karena itu,mulai dari sana Claudia memantapkan hati untuk mengejar cinta Daffa. Biarkan di kehidupan kali ini ia yang mengejar cinta pria itu. Persetan dengan rasa gengsi, Claudia tidak peduli,baginya ia tidak akan merasa gengsi sedikit pun kalau sudah berurusan dengan dokter tampan itu.

Ngomong-ngomong soal pria itu. Claudia jadi kangen,padahal baru tadi ia bertemu dan pulang bareng dengan pria itu tapi sekarang sudah kangen saja.

Ia menatap rumah dua tingkat di depannya yang masih di terangi dengan lampu. "Mas Daffa lagi ngapain ya sekarang?"ucapnya pada diri sendiri.

Gadis itu beranjak dari sana berjalan menuju nakas di samping tempat tidurnya untuk mengambil ponselnya yang ada di sana. Claudia ingin menelpon pria itu.

Panggilan pertama tidak di jawab oleh pria itu. Panggilan kedua juga seperti itu.

Membuat Claudia langsung menggerutu. "Mas Daffa lagi ngapain sih sampai telpon aku aja gak di angkat"

Ia kembali menghubungi pria itu untuk ketiga kalinya, gadis itu menempelkan ponsel di telinganya menunggu pemilik nama di sebrang sana mengangkat telponnya.

Claudia langsung tersenyum senang mendengar panggilannya tersambung di seberang sana.

"Mas Daffa!"seru Claudia.

Sedangkan Daffa yang di seberang sana seketika menjauhkan ponselnya sebentar dari telinganya saat mendengar suara melengking dari gadis itu. 

"Ada apa?"tanya Daffa di seberang sana.

"Mas Daffa lagi ngapain sih dari tadi aku telpon kok gak di angkat-angkat"omel Claudia.

"Saya baru selesai mandi"

"Mandi kok malam-malam gini,gak baik tau mas mandi malam,gak bagus buat kesehatan"ucap Claudia.

"Hm"

Claudia berdecak kesel mendengar jawaban pria itu yang sangat singkat.

"Aku ngasih tau yang baik loh mas. Kamu malah jawab kaya gitu"

"Kamu ngapain nelpon saya? Memangnya kamu tidak ada kerjaan lain kah selain mengganggu saya"

Gadis itu mencebikkan bibirnya mendengar perkataan pria di sebrang sana.

"Aku itu kangen tau sama mas Daffa"

"Mas Daffa udah makan belum?"tanya nya lagi.

"Ini baru mau makan tapi kamu malah nelpon saya"

"Astaga, maaf mas aku gak tau. Yaudah kamu makan aja dulu nanti sambung lagi telponnya"

"Hm"jawab Daffa.

"Saya tutup"Lanjut Daffa di seberang sana.

"Tunggu mas"tahan Claudia.

"Ya?"

"I love you"ucap Claudia. Kemudian,dengan cepat mematikan sambungan telpon mereka.

Sedangkan Daffa yang di sebrang sana hanya menggeleng kan kepalanya dengan kelakukan gadis itu yang sudah sangat di hafal Daffa. 

Setelahnya baru Daffa pergi menuju dapur untuk memasak makan malam untuk dirinya. 

Beginilah kehidupan Daffa yang tinggal di rumah sebesar ini sendirian dan juga mau tidak mau ia harus melakukan sendiri apa yang dia inginkan. Daffa memang mempekerjakan pembantu di rumahnya tapi hanya berkerja dari pagi sampai sore saja sedangkan malam pekerja di rumahnya itu sudah pulang kerumahnya. 





Bersambung...

______________________________________________________________________________

TAYPO BERTEBARAN!!!

Jadi kalau ada kata yang taypo tolong di tandain biar aku bisa cepat perbaiki.

Makasih yang sudah baca cerita ini.
Karena cerita ini baru aku publish jadi aku akan update dua part sekaligus.

Jangan lupa vote, komen dan share. Biar aku makin semangat update cerita ini.

See you ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

484K 52.9K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
935K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
518K 56.5K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...