It Should been Over [END]

By KejoraAnaphalisia

3.4K 672 53

Mulanya, Sha iseng mengaku menyediakan jasa curhat online dari telepon salah sambung bernama Andi. Dia tak me... More

1. Tragedi di Kantin
2. Video Mesum Andrew
3. Masalah Lagi
4. Jejak Perempuan Misterius
5. Kejutan dari Puspa
6. Mami
7. Salah Sambung
8. Labil
10. Uluran Maaf
11. Perkara Kancing Dress
12. Menghindar
13. Hei, Mantan!
14. Drew Nyebelin Banget, Deh!
15. Mengenang Cinta
16. Drew Seksi Juga, ya?
17. Satu Bulan
18. Telepon dari Ibu
19. Please, Forgive Me
20. Gini Amat Ketemu Drew
21. Black Out
22. Kesepakatan Baru
23. Pesta Mami
24. Girls Talk
25. Vanila
26. Fucking Dream
27. Terjebak Lagi
28. Pilih Om atau Ponakannya?
29. Pelik
30. Kabar yang Tak Menyenangkan
31. Menyerah
32. Muslihat
33. Finished
34. Flirting
35. Keputusan Sulit
36 Rencana Temu
37. Belum Siap
38. Kabar Mengejutkan
39. Perkara Coat Baby Pink
40. Masa Aku Grogi?
41 Menguak Teka-Teki
42. Cantik tapi Jomlo
43. Still Trying
44. Gugup karena Cowok Ganteng
45. Pengakuan
46. Stop Bahas Drew
47. Pengganti
48. Kita Jauhan Aja, Ya?
49. Terusik
50. Chat dari Drew
51. Kejujuran Rissa
52. Lebih Dekat
53. It's not a Dinner
54. Setengah Jam
55 Bukan Selingkuh
56. That Man
57. Mengurai Kesalapahaman
58. I Love You
59. Backstreet
60. Taruhan
61. Kemarahan Eisha
62 Kangen Kamu
63. Banyak Alasan
64. Rencana Balik Kampung
65. Patah Hati
66. Jalan Terjal
67. It Hurts
68. Kesadaran
69. Keyakinan Hati
70. Sahabat Datang dan Pergi
71. Keputusan Sulit
72. Berusaha untuk Move On
73. Antara Drew dan Mami
74. Keyakinan
75. Langkah Selanjutnya
76. Penyembuh
77. Jalan Buntu
78. Kita Memang Ditakdirkan Sahabatan
79. Ucapan Perpisahan
80. Antara Dua Rasa
81. Ancaman
82. Setitik Harap
83. Keukeuh
84. Usaha yang Mungkin Sia-Sia
85. Ingin Kembali
86. Berjuang Bersama
87. Demi Restu

9. Sandal Hello Kitty

57 14 0
By KejoraAnaphalisia

Elgio Mahasta: Calon kandidatku ada empat orang, nih, Sha. Tapi, dua di antaranya sama dengan yang kamu pilih.

Eisha Faranisa: Bentar, kayaknya aku tahu, deh. Kamu suka dengan penulis artikel yang bahas hobi sama mental health itu, kan? Yuk, diskusiin empat orang ini.

Elgio Mahasta: Iya, tahu banget, ya, kamu. Tapi, kita enggak usah diskusi segala. Udah jelas, kok.

Eisha Faranisa: Gi, masih pagi, lho, ini. Harusnya masih semangat, dong. Jangan-jangan belum ngopi.

Elgio Mahasta: Aku udah di kantor, ya. Lagi bikin minum. Pengin juga?

Eisha Faranisa: Hahaha, makasih, tapi aku lagi ngurangin asupan gula, nih. :( Hei, semalam aku maraton serial yang kamu rekomendasiin. Astaga, seru banget!

Elgio Mahasta: Kebetulan aku sedang nonton telenovela. Premisnya lumayanlah.

Eisha Faranisa: Telenovela? Are you kidding me? Berasa produk lawas banget, sih, Anda.

Elgio Mahasta: Biarin, yang penting tetap ganteng.

Bibir atas Sha berkedut. Dia akan membalas lanjutan chat, tetapi dehaman menghentikan niatan tersebut. Di sampingnya, Anne yang menyetir kembali mendeham dengan nada menggoda. "Apa, sih?"

"Masih pagi udah senyum-senyum. Pasti Gio, deh. Jarang ada cowok lain yang bikin kamu semangat balasin chat. Mana senyumnya lebar banget."

Sha memasukkan ponsel ke tas. Dia membalas komentar sahabatnya dengan lirikan singkat. "Gio laporan tentang kemungkinan penulis yang bakal keterima magang di divisi kami. Suka melantur kamu."

Anne menampilkan ekspresi wajah dramatis, mata membeliak dan mulut melongo. "Dari sejak masuk ke mobil, kamu udah cuekin aku. Aku berasa jadi sopir, tahu." Anne mengulas senyum, tatapannya berfokus pada jalanan di depannya yang mulai ramai.

Jarak tempat Sha dan Anne berlawanan arah. Makanya, dia jarang menumpang bersama temannya ini kecuali Anne bangun lebih pagi, seperti hari ini.

"Habis ngomongin kerjaan, lanjut ngobrol plus-plus, ya?"

Demi merespons ucapan tersebut, Sha memutar bola mata. "Mau tahu, aja!"

"Kalian tuh cocok, Sha. Aku enggak mengerti kenapa kamu berusaha menolak kehadiran Gio. Dia baik, pinter, bonusnya ganteng. Ah, satu lagi, bapaknya tajir."

Gio memang paket lengkap. Namun, semua kelebihan itu belum mampu menggerakkan hatinya. "Aku pengin temenan aja sama dia."

"Teman tapi mesra, nih?" Anne lantas tertawa saat ditepuk oleh Sha. "Mau sampai kapan kayak gitu? Gio bisa saja capek nunggu dan akhirnya kabur buat mengerjar cewek lain. Kamu? Akan menyesal dan kemungkinan besar enggak bisa mendapatkan cowok seperti Gio."

"Oh, kamu ngomongin diri sendiri?" Anne membuang napas. Jika mereka berhadapan, Anne akan membalas dengan pelototan, tetapi dalam posisinya yang sedang menyetir, sahabatnya itu hanya memanjangkan tangan untuk menepuk lengan Sha. "Kasusku jelas beda banget sama kamu, Sha. Saat aku memiliki ketertarikan dengan seseorang, aku bakal menerimanya tanpa pikir panjang. Lalu, putus ketika kami mulai enggak cocok. Kamu, jelas enggak kayak gitu. Temenan dulu sama seseorang sampai merasa cocok. Kamu pengin pastiin seseorang itu memang the one. Pertanyaannya, kenapa Gio belum bisa mendapatkan predikat itu?"

"Kamu susah banget ngertiin kemauan aku deh, Ne." Sha menyandarkan kepala di kursi. "Aku... masih punya banyak keinginan yang belum tercapai."

"Karier dan asmara bisa jalan bareng, kok, Sweetheart."

Sha menjadi tulang punggung keluarga. Bukan berarti dia menjalaninya dengan keterpaksaan. Hanya, kehadiran sosok lelaki yang spesial akan membuat pikirannya bercabang. Lagi pula, dia menikmati kesendiriannya. "Apa salahnya berkarier dulu tanpa harus pusing mikirin cowok?"

"Enggak ada yang salah. Aku cuman ngasih tahu biar suatu hari kamu enggak menyesal."

"Kalau akhirnya Gio pergi." Sha menepikan anak rambut ke belakang telinga. "Aku masih punya banyak penggemar."

Anne bersiul. "Seingatku, kamu belum pernah bahas tentang mantanmu. Kayaknya aku mulai yakin kamu belum pernah jatuh cinta."

"Aku pernah jatuh cinta," ujarnya cepat. Masa itu sudah berlalu cukup lama. Dia menyukai seseorang senior di kampus, tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan. "Tapi, ya, enggak berhasil. Udah, ya, bahas tentang Gio dan aku. Lama-lama aku capek dengerin kamu mastiin hubungan kami melulu. Nah, masalahmu gimana? Aku belum dikasih tahu tentang temanmu yang udah menjebak Drew."

Tiba-tiba, kendaraan lain menyusul lebih cepat dengan bunyi klakson yang panjang. Sha dan Anne terkesiap. Beruntung, sahabatnya lebih sigap dan mengarahkan mobil agak tepi. "Rese banget itu orang!" serunya begitu kesal.

Sembari mengontrol degub jantungnya, Sha menoleh. "Kamu baik-baik aja, Ne?"

"Nyaris, ya?" Anne berdengkus. Lalu, berkomentar. "Udah dua hari aku ketiban sial. Jangan-jangan karma karena bikin masalah dengan Drew." Sahabatnya yang mengenakan blus magenta ini, mengusap kening. "Omong-omong, Mikhayla udah ketemu Drew. Dia disuruh bikin video permintaan maaf. Kalau enggak siang ini, video itu akan tayang malam nanti."

"Trus, kamu?"

"Mikhayla janji enggak bakal kasih tahu tentang identitas aku sama cowok itu. Coba kalau aku enggak gerak cepat saat Upa secara enggak langsung beberin informasi ke kita? Bisa meluber ke mana-mana masalahnya, kan, Sha? Habis ini aku tobat enggak akan bikin ulah aneh-aneh lagi buat balas dendam."

Tidak ada komentar lagi dari Sha. Mungkin cara Anne memang berlebihan, tetapi Drew juga tidak kalah jahatnya terhadap temannya ini. Dia tetap berharap sebaiknya masalah di antara keduanya cukup berhenti sampai di sini.

Saat memasuki basement, Anne keluar terlebih dahulu dari mobil sebab Sha harus membenahi penampilan, terutama bibirnya. Dia tidak mengenakan lipstik favoritnya yang berwarna peach dan tahan lama karena sejak kemarin, bibirnya menjadi kering. Untuk hari ini, dia hanya mengenakan lipstik biasa yang tak tahan lama.

"Gio yang sering merhatiin bibir kamu pasti langsung ngeh kalau ada yang berubah." Anne kembali melancarkan godaan.

"Jangan mulai lagi, ya, Ne." Sha mengalungkan tangan di lengan Anne ketika sesosok lelaki muncul. Mantan Anne yang terlihat canggung, menyapa. "Kamu pengin tinggal sementara waktu di sini, Ne?"

Ketika Anne mengangguk kecil, Sha paham dan berlalu tanpa membalas sapaan Alby. Dia agak jengkel dengan lelaki yang kini melangkah mendekati Anne. Ini satu alasan kenapa Sha belum mau berhubungan dengan lelaki. Bagaimana jika seseorang itu pun sama berengseknya dengan mantan Anne?

Famous, ruangan yang juga merupakan nama website mereka sudah mulai ramai. Dia langsung ke kubikelnya sebelum menyapa beberapa wajah yang terlihat; Bu Indri yang langsung masuk ke ruangannya. Gio, mengernyit sesaat ketika melihat Anne. Kemudian, Sandra dan Diana menyengir singkat lalu kembali pada layar komputer.

Pekerjaan sehari-hari mereka memang tak pernah lepas dari naskah artikel yang harus dibaca dengan teliti, disunting, dan ditayangkan di laman Famous. Pengunjung web mereka makin ramai semenjak divisi editorial juga menayangkan artikel berupa tips cantik serta aneka skincare dan make-up.

"Mbak, aku barusan ngirim artikel." Itu Sandra, yang tak sedikit pun berkedip dari layar komputer.

Dalam diam, Sha langsung mengambil ponsel dan memeriksa pesan di aplikasi Whatssapp. Dokumen yang dimaksud Sandra akhirnya diunduh. Kemarin, perempuan yang dua tahun lebih muda dari Sha berencana melakukan wawancara singkat dengan salah seorang influencer yang memiliki vitiligo. Masih banyak yang beranggapan bahwa kelainan kulit itu bisa menular.

"San, ini udah bagus, tapi aku punya beberapa catatan, ya." Sha menoleh usai membaca keseluruh artikel dan berseru. Kebiasaan berbicara dari jarak jauh sudah menjadi konsumsi sehari-hari di ruang Famous. Menurut mereka, cara ini lebih efisien ketimbang melangkah dari satu kubikel ke kubikel lain.

Sandra mengacungkan jempol. "Kita-kira, perlu berapa kali revisi sebelum tayang?"

"Harusnya, sih, cuman sekali aja." Sha menangkap tanda jempol Sandra.

Empat jam menatap layar komputer membuat Sha melipir ke tempat yang menyejukan mata. Dia tidak ke kantin atau kafe di seberang kantor seperti biasanya. Taman CRIMSON menjadi tujuannya. Dengan memegang sandwich pemberian Bu Indri, Sha melebarkan fokus pandangnya ke segala penjuru.

Taman ini didesain dengan spot pemandangan hijau di sana-sini agar staf yang mengalami kejenuhan di ruangan bisa mampir ke sini. Sha duduk di bangku beton yang dinaungi pohon Akasia yang lebar. Andai matanya tak mengalami kelelahan, dia mungkin akan kembali melanjutkan tulisan. Tadinya, dia juga mengumpulkan referensi mengenai owner brand lokal yang memulai bisnisnya dari awal. Saat melakukan penelusuran, dia menemukan nama baru di industri kecantikan tersebut. Profil perempuan muda bernama Shaselfa Naladhipa tersebut begitu menarik.

Sha melirik penanda waktu. Tiga puluh menit telah berlalu. Sudah waktunya kembali ke ruangan. Mungkin sesekali, Sha membawa laptop dan mengetik di sini. Kesejukannya lebih nikmat ketimbang udara pendingin di ruangannya.

Begitu berdiri dan menatap ke depan, Sha menyadari kehadiran Drew yang berjalan mendekati seraya memasukkan satu tangan ke celana jin.

"Jangan lihat saya seperti ini, bisa-bisa kamu bakal terpesona." Drew sungguh bisa merusak mood seseorang.

Sha menyesal memperhatikan gerak-gerik lelaki yang kini menggeming pada pijakannya. "Di ruanganku aja, ada cowok yang lebih ganteng dari kamu."

"Si penulis itu, ya?" Drew mengedik. Lalu, tatapannya menyelidik penampilan Sha dari atas ke bawah. "Kalian memang klop."

Jawaban yang sebaiknya tidak perlu direspons. Sebaliknya, Sha malah berseru, "Tetap di situ!" dia bahkan sengaja mundur. Namun, ekspresi wajah Drew tidak berubah sama sekali. Apa Drew menangkap gelagatnya yang berpura-pura masih termakan mengenai video viral tersebut?

"Tadi kamu ngapain aja sampai enggak update segala? Beritanya malah sudah jadi trending topic."

Apa, sih, yang Drew maksud? Sha berkata, "Kamu lagi ngomongin apa?"

Drew melangkah. Senyumnya menyembul tipis. Dia melangkah untuk mendekati Sha yang sudah mundur hingga membentur bangku beton di belakangnya. Alih-alih menjawab, Drew jusrtu membuatnya terkesiap. "Omong-omong, sandal jepit yang kamu kenakan kok mirip banget sama barang yang saya kasih ke Anne?"

Kontan, Sha melirik ke bawah. Dia memang sudah lama mengklaim sandal jepit Anne ini dan menyimpannya di ruang Famous. Wajahnya mendadak menghangat karena rasa malu. Sungguh, Sha ingin menonjok saja wajah Drew yang tersenyum pongah ini.

***

Pinrang, 10 September 2022

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 133K 45
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
5.1K 252 9
Kumpulan cerita pendek tentang hal yang terjadi dikehidupan. Tentang katak yang berada di dalam sumur,tentang seekor ulat yang mencari jati dirinya d...
76.3K 2.9K 55
Another year has come and the Host Club is back at it. After meeting Eclair's mystery brother, Tess befriends the boy. With the new sudden friendship...
96.6K 2K 10
□ ʀᴇᴍᴇᴍʙᴇʀ ᴛʜᴀᴛ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴ'ᴛ sᴀᴠᴇ ᴇᴠᴇʀʏᴏɴᴇ. ■ ʀᴇᴍᴇᴍʙᴇʀ ᴛʜᴀᴛ ʏᴏᴜ ʜᴀᴠᴇ ᴛᴏ ᴛʀʏ.