Quen Of Mafia

By ncimmie

56.8K 1.8K 20

Lihat lah cara nya bermain dengan segala permanan yang dibuat oleh mereka yang tidak tau bagaimana cara gadis... More

kembali
welcome to Indonesian
markas baru
awal masuk sekolah
aku adalah malaikat maut mu
siapa Lo sebenarnya?
bully
bk
misi penyelamatan
perkenalan
mendadak jadi mama
jalan jalan
Lo mau gak jadi pacar gw?
pengumuman
kebenaran yang sesungguhnya
siksaan
penyamaran.
menunggu mu
sadar
ancaman musuh
khawatir
Prancis
terjebak
rapat
rencana baru
rencana selanjutnya
bonus
rencana yang sesungguhnya
teror
dingin
ancaman besar
kembali 2
lautan darah
jangan tinggalin gw lagi
perasaan yang mendalam
lamaran
masalah baru
saingan
cincin tunangan
hari yang di tunggu
salah paham
rapat mendadak
sakit
batalkan
kehidupan baru
leader besar
latihan
pesta topeng
awal permainan
tegang
pertemuan pertama dan terakhir
penyambutan
suprise
pernikahan
bonus
keluarga
sang pewaris
sang ratu
pewaris baru
posesif?
duka
tantangan
ngidam
melahirkan
tamat
info

jangan dekat dekat sama milik gw

834 28 0
By ncimmie


Malam hari nya, gabriel menyuapi bell makan malam. Disana juga ada ian.

Tadi sore Clara dan Jefri berkunjung ke rumah sakit untuk memastikan keadaan bell dan juga membawakan Gabriel dan bell makan malam.

clara tau putri semata wayangnya itu tidak menyukai makanan rumah sakit. Setelah itu mereka kembali pulang karena Bell masih tidur.

Awalnya Clara ingin membawa Ian pulang. Tapi Ian tidak mau pulang dan ingin bersama bell.

Clara tetap mengajak Ian pulang.Ian malah nangis dan Clara pasrah dan meninggalkan Ian bersama Gabriel.

Kini mereka sedang makan malam bersama,Gabriel menyuapi mereka satu persatu. Baru setelah itu dia menyuapi makanan itu kedalam mulutnya.

"Minum dulu". Ujar Gabriel member bell minum.

Bell menerima minum yang di berikan Gabriel.

"Mama,Ian kangen sama mama. Ian takut mama bakalan tinggalin Ian sendirian". Ujar Ian.

"Mama gak akan pergi kok. Mama bakalan disini sama Ian". Ujar Bell.

"Sama papa juga?". Tanya ian.bell tersenyum.

"Iya sama papa juga". Ujar Bell.

Gabriel tersenyum. Pipi bell sudah merah karena ian.

Gabriel mengacak acak rambut bell. Lalu membisikkan sesuatu ke bell.

"Lo lucu kalau lagi malu". Bisik gabriel.

Bell membuang muka nya. Gabriel terkekeh melihat itu.

"Mama kenapa?,kok wajah mama merah?".tanya Ian yang melihat wajah bell merah seperti tomat.

"Gak kok sayang,mama gak sakit kok". Ujar Bell.

"Mama kamu lagi salting gara gara papa". Ujar Gabriel menggoda bell.

Bell mencubit perut Gabriel. Cowok itu merintih ke sakitan.

"Argh,sakit tau sayang".ujar Gabriel merintih kesakitan.

"Siapa suruh kayak gitu".ujar Bell.

Suster yang melihat keharmonisan mereka hanya bisa tersenyum melihat mereka. Jarang sekali ada keluarga yang seharmonis mereka.

"Keluarga yang harmonis". Ujar suster lalu pergi dari sana.

Mereka semua salah sangka. Bell dan Gabriel bukan lah sepasang suami istri.

Mereka hanya berpacaran saja.Setelah puas bermain.

Kini Gabriel menyuruh bell dan ian untuk tidur karena sudah malam.

"Ya udah,kalian tidur sekarang,ini udah malam". Ujar Gabriel.

"Iya iya". Ujar Bell.

"Ian mau bobo sama mama". Ujar Ian.

"Kamu tidur sama papa". Ujar Gabriel

"Tapi Ian maunya tidur sama mama". Ujar Ian.

"Udah ga papa. Ian tidur sama mama". Ujar Bell.

"Terus aku?". Ujar Gabriel menunjuk dirinya sendiri.

"Tidur di sofa aja".jawab Bell.

"Aku juga mau tidur bareng kamu". Ujar Gabriel cemberut.

"Belum halal Bambang",ujar Bell.

"Oh kamu mau halal. Ya udah aku halalin kamu secepat nya".ujar Gabriel.

"Lama lama gw tendang juga lu keluar angkasa”.ujar bell.

"Ayang kok gitu sih". Ujar Gabriel merengek.

"Papa kok kayak anak kecil sih". Ujar ian.

Bell tertawa mendengar perkataan Ian,

"Benar tuh. Papa kamu kayak anak kecil. Mending kita tidur aja. Biarin aja papa kamu sendirian. Biar sekalian di culik sama kuntilanak". Ujar Bell

"Ayang". Ujar Gabriel.

Bell tidak mendengarkan perkataan gabriel. Bell dan Ian mulai tidur dan meninggalkan Gabriel sendirian.

Gabriel cemberut. Bell benar benar meninggalkan nya tidur.

Gabriel berjalan menuju ke sofa dengan kesal,lalu dia tidur. Bell menahan tawanya melihat tingkah Gabriel yang sedang kesal.

                              ***

Gabriel pulang kerumah setelah Clara dan Jeffri datang kerumah sakit. Mereka hanya sebentar di rumah sakit karena Jeffri tiba tiba saja mendapatkan telpon dari kantornya.

Jeffri dan Clara langsung pulang, Ian juga di bawa pulang oleh Clara.

Tinggallah bell sendirian di ruangan. Bell merasa bosan sendirian di ruangannya.

Dia mengambil infus dan berjalan menuju ke taman rumah sakit.

Padahal bell di larang banyak bergerak karena lukanya belum kering. Tapi bell memaksakan tubuhnya untuk pergi keluar dari ruangannya.

Bell butuh udara segar. Dia tidak mau berdiam diri di ruangannya.

Bell berjalan menuju ke taman rumah sakit. Sampai di taman, bell duduk di salah satu bangku taman sendirian.

Bell menatap lurus taman itu.bell melihat anak anak sedangan bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Sudut bibir bell tertarik. Sebuah senyum tipis terukir di bibir mungil itu.

Tanpa sepengetahuan bell. Ada laki laki yang duduk di sampingnya.

"Hai".sapa cowok itu.

"Hai". Jawab Bell.

"Lo sendirian aja,keluarga Lo mana?”. Tanya cowok itu.

"Tadi pulang karena ada urusan kerjaan. Jadi tinggal sendiri". Jawab Bell.

"Gitu ya. Kenalin gw reyhan. Lo?". Tanya Reyhan.

"Gw bell". Jawab Bell.

"Lo sakit apa?". Tanya Reyhan.

"Cuma ketusuk pisau doang". Jawab Bell enteng.

Reyhan melonggo mendengar jawaban bell'cuma'.

"Lo bilang cuma". Ujar Reyhan

"Iya. Kenapa?". Tanya bell balik.

"Gak kok". Jawab Reyhan.

Dari belakang. Gabriel melihat interaksi dua orang insan itu.

Gabriel cemburu melihat Bell mengobrol dengan cowok itu.

"Lo sendiri?". Tanya bell.

Laki laki itu mengambil nafas dalam dalam.lalu menghembuskan nya.

"Gw terkena kanker darah.hidup gw udah ga lama lagi". Jawab Reyhan.

"Kanker darah?,Lo gak boleh ngomong kayak gitu.lo pasti sembuh.lo harus semangat buat sembuh”. Ujar Bell.

"Makasih ya. Lo satu satunya orang yang ngasih gw semangat,padahal kita baru kenalan". Ujar Reyhan terkekeh.

"Sans aja". Jawab Bell.

Tiba tiba saja Gabriel datang kearah Bell. Gabriel menatap bell tidak suka ke arah rayhan.

Bell hanya menaikan alisnya.

"Balik ke ruangan". Ujar Gabriel.

"Yaya". Ujar Bell."gw duluan ya". Ujar Bell ke Reyhan.

"Iya". Jawab Reyhan.

Babriel menatap Reyhan tajam. Cowok itu hanya diam saat mendapatkan tatapan tajam dari Gabriel.

"Jangan dekat dekat sama milik gw". Ujar Gabriel dingin.

Gabriel dan bell berjalan menuju ke ruang inapnya. Suasana diantara mereka hening.

Gabriel masih cemburu kepada bell. Sampai lah mereka di ruangan.

Bell duduk di brankar nya. Sedangkan cowok itu berdiri di hadapan bell sambil menundukkan kepalanya.

Bell yang melihat Gabriel berdiri dihadapannya langsung menyuruh gabriel untuk duduk.

"Ngapain Lo berdiri. Sana duduk". Ujar Bell.

Gabriel tidak menyahut. Cowok tampan itu tetap berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa Lo". Ujar Bell sambil menarik tangan Gabriel untuk duduk di sampingnya.

Bell menaikkan dagu Gabriel agar dia bisa melihat Gabriel. Bell menahan tawanya saat melihat Gabriel cemberut.

"Kenapa?,cemburu?". Tanya bell.

"Tau orang cemburu ngapain nanya lagi". Jawab Gabriel.

"Dia cuma pasien disini kok. Gw gak ada apa apanya sama dia". Jelas bell.

"Ya tetap aja aku cemburu liat kamu dekat sama dia. Nanti kamu pergi lagi sama dia". Ujar Gabriel.

"Udah. Mending Lo tidur sono,dari pada cemburu terus". Ujar Bell. Gabriel makin cemberut.

"Kamu kok gitu sih,pacarnya cemburu malah disuruh tidur".ujar Gabriel.

"Lah,terus gw harus apa". Ujar Bell.

"Peluk". Jawab Gabriel.

"Gak". Jawab Bell

"Peluk". Ujar Gabriel lagi.

"Kagak". Tolak bell.

Gabriel mulai cemberut. Matanya sudah memerah.

Tiba tiba saja air mata Gabriel jatuh. Bell yang melihat Gabriel yang mulai menangis hanya bisa memutar bola matanya malas,

Bell langsung memeluk Gabriel. Gabriel menyembunyikan wajahnya di ceruk leher bell.

Gadis itu mengelus rambut Gabriel.

"Dasar bocil. Padahal ketua geng. Tapi kok cengeng".ujar bell.

"Sayang". Ujar Gabriel merengek.

Bell hanya tertawa. Bell berbaring di brankarnya.

Gabriel juga ikut berbaring di samping bell sambil memeluk bell. Bell mengelus kepala Gabriel.

Tak lama. Elis dan Arya datang. Mereka melihat Gabriel tidur sambil meluk bell.

"Gimana keadaan kamu sekarang sayang?".tanya Elis.

"Udah mendingan kok Tante".jawab bell.

"Bangunin aja El nya bell. Nanti luka kamu terbuka lagi karena Gabriel".ujar Arya.

"Udah ga papa kok om. Biar aja El tidur disini. Kayaknya El capek jagain bell tadi malam".ujar bell.

"Ya udah. Nanti kalau kamu butuh sesuatu, bangunin aja El nya". Ujar elis.

"Iya Tante". Ujar bell.

"Jangan panggil Tante dong. Panggil mama aja”.ujar Elis.

"Iya tan eh ma". Ujar bell gugup. Elis dan Arya tersenyum.

"Kalau gitu papa sama Mama balik dulu ya bell". Ujar Arya.

"Cepat banget papa sama Mama pulang".ujar bell.

"Iya. Papa ada meeting nanti". Jawab Arya.

"Kalau gitu papa sama Mama hati hati di jalan ya". Ujar bell.

"Iya sayang". Ujar elis.

Elis dan Arya keluar dari ruang inap bell. Ruang inap bell berada di ruang VVIP.

Bell mengelus rambut Gabriel saat Gabriel menyuruh bell untuk mengelus kepalanya. Bell mengambil ponselnya dan mengambil foto Gabriel yang sedang tidur sambil memeluknya.

"Elusin. Jangan berhenti". Ujar Gabriel.

"Iya iya". Ujar bell.
  
                                 ***

Continue Reading

You'll Also Like

13.1M 435K 41
When Desmond Mellow transfers to an elite all-boys high school, he immediately gets a bad impression of his new deskmate, Ivan Moonrich. Gorgeous, my...
1.1M 62.2K 40
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...
13.3M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
519K 14.8K 53
what happened when the biggest mafia in the world hid his real identity and married an innocent, sweet girl?