Semesta Bahagia [ℝ𝔼ℙ𝕆𝕊𝕋]

By Armhitaaaa_

276 114 8

◗  Hebatnya semesta yang berhasil memutar logika, lalu fatamorgana menghipnotis pusat retina serta harapan me... More

BAB 1🌺BENALU🌺
BAB 2🌺KUE COKLAT🌺
BAB 3🌺THE SHIGAR DEZIE🌺
BAB 4🌺FISIKA~FISIK KAGAK AMAN🌺
BAB 5🌺KOK, RELA DIHUKUM?🌺
BAB 6🌺KEGABUTAN VIORA🌺
BAB 7🌺HANYA PENASARAN, OKE!🌺
BAB 8🌺TALI PERSAHABATAN🌺
BAB 9🌺I LOVE YOU, AL🌺
BAB 10🌺KEMBALI BERTEMPUR🌺
BAB 12🌺OTOT ATAU OTAK🌺
BAB 13🌺DRAMA JAKET🌺
BAB 14🌺LUPA MAKASIH🌺
BAB 15🌺SISWA BARU🌺
BAB 16🌺BUAT ALANA🌺
BAB 17🌺UNDANGAN🌺
BAB 18🌺DICOMBLANG🌺
BAB 19🌺UKS🌺
BAB 20🌺PEGADANG KOK TUMBANG🌺
BAB 21🌺SI JORDAN BUAT ULAH🌺
BAB 22🌺 PENUH TANDA TANYA🌺
BAB 23🌺TEKA TEKI SAAT BENCI🌺
BAB 24🌺RATU DAN BABU🌺
BAB 25🌺GIMANA, BERJUANG LAGI?🌺
BAB 26🌺RESMI JADIAN NIH🌺
BAB 27🌺ALFAMART🌺
BAB 28🌺BAKAR-BAKAR🌺
BAB 29🌺SAKITIN GUE!!!🌺
BAB 30🌺STRATEGI🌺

BAB 11🌺PERANG🌺

6 3 0
By Armhitaaaa_

Jalan yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh dedaunan kering. Kini dipenuhi oleh kendaraan beroda dua. Mereka memilih jalan itu agar tidak terlalu mencuri perhatian masyarakat.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ditempat tujuan. Bukan karena tempatnya yang dekat, tapi tarikan gas mereka yang kuat. Sehingga yang tadinya butuh waktu dalam beberapa jam, menjadi beberapa menit.

Namun naas, setelah sampai ada satu hal yang sangat tidak terduga. Shan semakin memicingkan matanya demi membenarkan apa yang dia lihat. Anggota shigar dezie juga ikut terkejut melihat pemandangan itu.

Bukan geng Alisterion yang membuat mereka gentar. Juga bukan dua orang pria dengan badan sigap itu yang membuat nyali mereka mati. Bahkan darah dingin Shan semakin mendidih, urat nadinya terlihat jelas. Satu pukulan keras yang membuatnya benar-benar tidak bisa menahan amarah.

Ketika melihat tiga gadis yang cukup ia kenal. Berdiri dengan ketakutan yang luar biasa. Hanya bisa berdekatan satu sama lain sambil menangis. Kedua tangan mereka diikat, dan mulutnya dilakban.

Shan berhenti mendadak, terbukti dengan ban belakang yang terangkat. Pria itu melepaskan helmnya, menatap dengan mata yang tajam.

"BANGSAT!" Sergah Shan dari atas motor.

Rombongan shigar dezie berhenti dan mematikan kendaraan mereka. Sama dengan sang ketua, anak buahnya pun ikut kesal dengan apa yang dilakukan musuh mereka.

"Eh! Apa-apaan nih, main sandera-sandera aja Lo pada!" Celetuk Deden.

"Kalo takut kalah, ya udah nyerah aja bege!" Timpal Kenzie tak kalah emosi.

Pria dihadapan mereka yang menggunakan jaket berwarna cokelat itu hanya terdiam. Berdiri dibarisan paling depan, seperti menunjukan kalau dialah pemimpin geng. Inilah penampakan rombongan Alisterion dari SMA Mekar Sari.

Rifan menyeringai membalas tatapan Shan. Kemudian dialihkan kepada tiga gadis yang dikelilingi anak buahnya.

Disisi lain, Shan turun dan berjalan beberapa langkah kedepan. Dia sebenarnya begitu marah melihat Rifan menyandera Alana dan kedua temannya.

"Shan, hati-hati! Mereka semua licik, jangan gampang kepancing." Bisik Bima menepuk pundak Shan.

Benar sekali perkataan Bima, Rifan sangatlah licik dihampir setiap pertempuran. Shan hanya baru istirahat beberapa bulan ini, bukan berarti tidak pernah sekalipun berperang. Jadi dia tau betapa curang nya geng Alisterion.

"Huh! Ketauan emang, Lo nggak punya nyali. Udah bawa banyak rakyat bayaran, masih aja main sandera-sanderaan. Cupu!" Cibir Shan menyeringai.

Mendengar itu, Rifan mengertakkan graham-nya. Merasa tersinggung dan tentu tidak bisa menerimanya. Dia melirik ke arah dua pria berbadan besar, seperti memberikan sebuah kode. Seketika pisau lipat diarahkan kepada sandera.

Isak tangis gadis-gadis itu semakin pecah, mereka tidak menduga sore ini begitu mengejutkan. Terlebih Nada yang kacamatanya tidak bertengger lagi karena diambil oleh anggota Alisterion. Memberontak dengan tangis sesegukkan.

"WOI ANJING! Mana jiwa laki Lo, tunjukin setan!" Raung Deden penuh rasa kesal.

"Jangan cuma beraninya sama cewe, sini by one ama gua!" Timpal Bima.

"Oi tolol! Simpen bacotan kalian, kita adu jotos bukan nyerocos kayak gini!" Balas Kenzie.

"Kalian semua tenang aja, orang jiwanya lembek! Jelas dong, beraninya cuma sama cewek." Shan tetap mencoba terlihat tenang.

Karena terus saja disudutkan dan diremeh, membuat pria itu membuang nafas kasar. Rifan berjalan kearah tiga gadis yang sebelumnya dihunuskan sebuah pisau lipat. Dia mengangkat dagu seorang gadis yang berada ditengah-tengah. Dengan lembut dan menyuguhkan senyum misterius.

Gadis itu adalah Alana, walaupun menangis dia tetap membalas tatapan Rifan. Jantungnya berdegup tidak karuan, tatapan Rifan membuatnya takut.

"Peduli apa kalian sama mereka?" Tanya Rifan setelah memandang Alana.

"Bukan urusan Lo!" Ujar Shan mengepalkan tangannya.

"Pacar Lo?" Lanjut Rifan, Shan terdiam. "Bukan kan! Ya udah Lo nggak usah takut kayak gitu dong, hhaha. Mau mereka mati sekalipun, kalian nggak berperan penting bukan? Yah, kecuali disini ada salah satu pacar Lo!"

Shan menatap ke arah Alana yang tengah menangis bersama Nada dan Viora. Pikirannya terganggu terlebih melihat tetesan air mata Alana.

"Lo lepasin mereka sekarang juga!" Titah Shan dengan nada serius.

"Oke!"

"Loh bos, nggak bisa gitu dong. Kasih aing kalo nggak mau, nggak usah dilepas napa. Aing jomblo atuhh.." sahut pria dibelakang Rifan.

"Bacot Lo! DIEM!" Decak Rifan. "Huftt! Oke, gue lepasin mereka tapi dengan syarat. Lo berlutut dan mengakui kalo shigar dezie udah kalah. Dan Alisterion jadi penguasa atas shigar dezie. Gimana? Setuju nggak." Sambungnya.

Mengetahui permintaan yang cukup berat, anggota shigar dezie saling tatap. Sedangkan Shan tertawa sejenak yang membuat Rifan bingung.

"Hhaha... Gue beneran nggak tau, kalo Lo emang nggak punya nyali. Bangga lo, menang tanpa perjuangan! Huh, cuih!" Shan meludah lalu berkacak pinggang, detik berikutnya dia memberi kode dibelakang punggung untuk siap-siap mengarah melepaskan sandera.

"SHIT! SERANGGG!!!" Seru Rifan.

Kedua kubu memulai aksi pertempuran yang sengit. Jika dilihat ulang, anggota Alisterion dua kali lipat lebih banyak dari shigar dezie. Namun, entah mengapa Shan begitu percaya kalau mereka akan menang.

Sebenarnya bukan lagi menang yang dia inginkan. Tapi keselamatan Alana yang membuatnya tidak mundur untuk tetap bertarung. Karena lawan yang tidak sebanding, membuat Shan berhasil terkena bogeman di beberapa tubuh dan wajahnya.

Tampak Rifan begitu ambisi ingin mengalahkannya. Namun sekuat tenaga dia melawan dan memberi tanda biru baik di wajah maupun tempat lain.

Bukan lagi satu lawan satu jika seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Wanita itu harus diselamatkan, lingkungannya sekarang bukan tempat yang cocok.

Pria yang notabene-nya tidak suka pada Alana ini tidak peduli. Dengan gagah dan berani dia juga berhasil merobohkan musuh. Sampai dia melihat Alana yang sudah diamankan teman-temannya. Pria itu tersenyum tipis.

Lanjut dengan beringas menghajar mereka yang mendekat dan ingin mengetes kekuatannya. Tanpa rasa takut, namun dia selalu mencuri pandang ke arah Alana yang diikuti oleh anggota Alisterion.

Dengan sigap Kenzie dan dua orang pria lain melumpuhkannya untuk melindungi gadis-gadis itu. Sedangkan Shan yang tidak fokus berhasil terkena tinjuan dari Rifan. Lagi-lagi dia bangkit, semangatnya seolah bertambah mengalir dengan deras.

Beruntung pertarungan yang tidak seimbang ini tidak berlangsung lama. Karena dari kejauhan telah terdengar suara sirine mobil polisi. Baik shigar dezie maupun Alisterion memecahkan diri untuk pergi.

Semuanya panik, menunggangi kuda masing-masing. Rifan hanya bisa melihat anak buahnya lari kalang kabut. Dirasa situasi mulai tidak terkendali dia juga pergi. Hanya tatapan kesal yang dia berikan pada Shan.

Sedangkan Shan, dengan luka lebam diwajahnya menghampiri Alana. Yang sudah dijaga oleh Kenzie dan dua anggota lainnya didekat motor mereka parkir

"Ngapain masih disini? Cabut!"

"Ehhh! Bentar bos, sebenernya itu bukan polisi." Ujar Kenzie.

"Maksud, Lo!"

Shan mengkerutkan keningnya, lalu menaikkan sebelah alisnya. Pertanda dia bertanya karena tidak mengerti. Lalu ada seseorang yang datang.

"Kalian nggak apa-apa guysss! Sorry, lama datengnya." Seru Garrend. "Al, kok Lo bisa disini juga?" Lanjutnya.

Sekarang Shan mulai mengerti dan memahami. Dia merasa lega telah menyelamatkan Alana, meski dia dan teman-temannya terluka.

"Udah! Nanti aja ngobrolnya, sekarang kita balik ke markas dulu." Ujar Shan.

"Gue mau balik! Hiks..." Ucap Nada menutupi wajahnya yang penuh air mata. Viora memeluk dan mengelus punggungnya, walau dia sendiri juga menangis.

Alana hanya mematung, air matanya memang tidak lagi mengalir. Tapi rasa takut dari tatapannya memang masih ada. Shan menangkap itu.

"Gimana nih? Mereka pasti takut banget abis kejadian ini." Ucap Bima.

"Bisa jadi trauma, apalagi mereka udah disandera waktu kita belum sampe. Nggak tau kan apa yang dilakuin mereka!" Lanjut Kenzie.

"Hah! Lo disandera mereka Al?!" Tanya Garrend. " Haishhh, bangsat emang!" Dia membuang nafas kasar.

❃.✮:▹🧸◃:✮.❃

Nexxxt...

Note:
1). Vote setelah baca /part!
2). Penuhin kolom komen di setiap paragraf!
3). Kritik dan saran yang membangun sangat dianjurkan!
4). Pisss.·'¯'(>▂<)'¯'·.

Sad, liat mereka yang nggak ninggalin jejak:)

DON'T FORGET TO FOLLOW!
@armhitaaaa_
@armhitaaaaa_
@bpk_sean01
@aln_stfnny02


©Copyright

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.2M 71.5K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.8K 182 30
"Kamu akan tetap menjadi tokoh utama dalam setiap ceritaku, Biru!" _Lentera Bumi Wardana_ "Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti buk...
1.2K 74 21
Kisah romance penantian seorang pemuda akan cinta yang tak jelas siapa yang di nantinya setiap senja... Apakah sang pemuda akan terus menanti atau me...
299 160 7
Senyummu melahirkan sebuah rasa yang tak pernah aku tebak, tapi ternyata, hatimu telah terprogram bukan untukku. -Zevanya Oretha Aku hanya menjalanka...