Pagi ini, tepat tanggal 17 Agustus, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, para anak osis revalendas sibuk mempersiapkan untuk upacara bendera. Zaki terlihat kalang kabut ketika mendapat kabar bahwa para siswa yang ditugaskan hari ini pada telat datang, padahal upacara segera dimulai.
Anak anak altareyz yang melihat itu dari lantai 4 sekolahnya, hanya mengernyit bingung. Raka melihat ke jam tangan nya, yang menunjukkan pukul 7.00, biasanya upacara sudah dimulai di jam segini. "Kenapa belum mulai upacara nya?" Tanya Raka, para anak altareyz sudah rapi dengan dasi yang bertengger di leher mereka.
Teman temannya hanya mengendikan bahu mereka karena tidak tau. "Kenapa Lo gar, pucat amat muka" tanya Nara kepada gara
Gara yang tadi duduk lemas langsung bersemangat ketika mendengar suara Nara, cowok itu langsung menoleh ke Nara dengan muka pucat pasi. "Meriang gue nar, Lo gak khawatir sama gue?" Tanya gara terkekeh
"Sakit Lo gar" tanya Nakula
"Bisa sakit juga Lo" ketus Nara pada cowok itu
"Udah gue bilangin gak usah sekolah aja hari ini, ngeyel!" Ujar Raka menyindir gara, sejak tadi malam cowok itu merasakan pusing dikepalanya, bahkan untuk tidur saja ia harus ditemanin Raka.
"Kalau gue gak sekolah, gue gak bisa lihat Nara ka" jawab gara lagi, Nara yang mendengar itu sedikit menoleh menatap cowok itu.
"Nara terus otak Lo gar gar" ucap rafanda sambil menggelengkan kepalanya, entah apa pelet yang dikasi Nara ke cowok itu, hingga membuatnya jadi bucin akut.
"Zra, antar gue uks yuk, pengen tidur aja gue" ucap gara pada Ezra
Ezra mengangguk sambil membantu gara untuk berdiri, cowok itu memapah gara menuju uks. Nara yang melihat gara kesakitan itu sedikit merasa tidak tega, disisi lain ia ingin menemani cowok itu, tapi disisi lain ia juga gengsi.
"Woy botak!" teriak Abraham pada salah satu siswa yang berada dilapangan.
Siswa itu mendongak menatap anak anak altareyz "Apaan bang?" Tanyanya
"Upacara kenapa belum dimulai?" Tanya Abraham lagi
"Petugasnya belum pada datang bang" jawab nya
Para anak altareyz yang mendengar itu serempak menggelengkan kepala mereka. Dristan menoleh ke Raka "gimana ka? Masa yang begini kita gak bantu" tanya dristan
Raka mengangguk "ambil posisi kalian masing masing, biar altareyz yang bertugas sekarang!" Ujar nya tersenyum
Anak anak altareyz tersenyum mendengar keputusan Raka. Mereka semua langsung menuju lapangan dan langsung mengambil posisi masing masing. Raka mengambil selempang yang bertuliskan pemimpin upacara, sedangkan untuk kompi ada kenan, erglo, dan Ezra. Pembacaan UUD 1945 akan dibacakan oleh sambara.
"Woy OSIS suruh ketua Lo buat bunyiin bel upacara" teriak Ibra dengan kencang, cowok itu bahkan sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian paskibraka bersama dristan, Nakula, denta dan rafanda.
Zaki yang mendengar teriakan Ibra mengangguk, dan langsung membunyikan bel sekolah. Walaupun anak anak altareyz tidak berbicara langsung padanya itu tak mengapa.
"Woy Abraham Lo awas aja ya kalau baca doa nya gak bener!" Peringat Nara pada Abraham, Abraham hanya mengangguk santai, hey tenang saja, orang Arab seperti dirinya itu sudah biasa untuk memimpin doa, Abraham yakin bahwa doa yang akan dibacakan dirinya akan membawa teman teman dan guru gurunya menuju surga. Sedangkan si polos, Molu, cowok itu sudah berdiri tegak sambil memegang teks proklamasi dan teks Pancasila.
"Gimana? Udah siap semuanya kan?" Tanya Zaki pada mereka
"Anak paskib kurang 1 orang nih," teriak Ibra lagi
Tidak sampai satu menit, posisi kosong yang berada disamping Ibra langsung diisi oleh seseorang. "Gar, Lo ngapain disini anjir" marah Ibra pada gara, entah sejak kapan cowok itu mengambil baju paskib, yang jelas ia sudah rapi dengan topi hitam dikepalanya.
"Ya kali altareyz bertugas gue gak ikutan" ucap gara tersenyum
"Gar, tapi Lo kan lagi sakit" timpal Denta
"Sakit gue gak seberapa sama perjuangan pahlawan kita den, selagi gue bisa, kenapa tidak" ujar gara lagi
Kata kata gara berhasil membuat teman temannya menjadi bungkam. "Lo mau bagian narik tali gar? Atau enggak?" Tanya dristan
"Kalian aja bagian narik, gue dibelakang aja" ujar gara, dengan susah payah cowok itu menahan rasa sakitnya.
Raka hanya melihat kembaran nya dari jauh, dan lebih memilih fokus untuk upacara ini.
Nara menoleh ke gara dengan wajah yang khawatir, kenapa cowok itu ingin menjadi bagian dari petugas upacara hari ini, padahal kondisinya lagi tidak sehat. Gara yang melihat Nara menatapnya, hanya membalas senyuman tipis. Membuat nara langsung pura pura untuk tidak melihat ke arah cowok itu.
"Udah pas kan?" Tanya Zaki, Ibra mengangkat jempol nya sebagai tanda mengiyakan.
"Oke, nar mulai" ujar Zaki pada Nara yang membaca susunan upacara. Saat itu juga upacara 17 Agustus dimulai di SMA revalendas.
"Pengibaran sang merah putih diiiringi lagu kebangsaan Indonesia raya"
Para pengibar bendera memasuki lapangan upacara dengan dipimpin oleh dristan disamping mereka. Saat sudah sampai didepan tiang bendera, Raka sedikit melihat ke gara dengan mata ekornya, terlihat gara yang menahan sakit nya.
"Bendera siap"
"Kepada sang merah putih, hormat gerak!" Teriak Raka dengan lantang, lagi lagi mata ekornya menatap ke arah gara, ia hanya merasa khawatir dengan kembarannya.
Saat penarik pertama itu juga gara jatuh pingsan.
Bughhhh
Gara pingsan ditengah tengah lapangan, semuanya masih dengan posisi hormat hingga bendera itu berkibar dengan sempurna.
"Tegap gerak" saat itu juga anak anak pmr membawa tandu untuk gara, dan membawanya ke UKS. Tidak lewat sedetik pun untuk Raka tak melihat ke gara, sampai tandu itu sudah tidak terlihat lagi, Raka baru menegakan kepalanya.
Sedangkan di Naya, yang juga ikut upacara, masih berdiri tegak disamping sisi. Sisi menoleh ke gadis itu dengan kaget, hidung Naya mengeluarkan darah, tanpa gadis itu sadari. "Nay, hidung Lo" ucap sisi sedikit berbisik
Naya langsung memegang hidungnya dan benar saja, ia mimisan untuk keberapa kali nya. Gadis itu langsung mengelap darahnya dengan tisu yang memang selalu ia Bawak kemana mana.
"Lo sakit nay? Ke UKS aja" ujar sisi khawatir
Naya menggeleng tanda tak mau, jika ia ke uks, pasti Abang abangnya akan mengetahui dirinya mimisan, dan mereka pasti akan mengadu ke bunda nya. Naya tidak mau itu terjadi, untuk upacara kali ini ia kuat kuat kan saja.
***
Selesai upacara, para anak anak altareyz langsung menuju ke UKS dengan tergesa gesa. Bahkan sebagian dari mereka masih ada yang memakai baju paskib. Mereka masuk ke UKS dengan terburu buru karena khawatir dengan gara.
Sedangkan sang empu sedang berbaring sambil dikipas oleh petugas UKS. "Gimana masih pusing? Kalau parah mending kerumah sakit aja" ujar Raka, kelihatan bahwa ia sangat khawatir dengan gara.
Gara tertawa melihat Raka begitu khawatir dengannya. Ia terlihat alay jika begitu khawatir. "Gue gak apa apa kali ka" ucap gara
"Bikin panik aja Lo gar gar" ucap Abraham lagi
"Udah gue bilang, ngeyel!, ini akibatnya" timpal Ibra dengan kesal
"Lo masih pusing gar? Udah makan? Apa mau gue suapin?" Ujar Nara, ia hanya merasa khawatir dengan gara itu saja, tidak lebih. sedangkan gara mendengar itu sangat senang sekali, Nara ingin menyuapi nya? Itu seperti mimpi, rasanya ia ingin sakit tiap hari saja, agar bisa mendapat perhatian Nara secara terus menerus.
"Mau dong nar, belum makan nih gue" ucap gara seperti anak kecil
"Raf, beliin bubur buat gara dong" pinta Nara, rafanda mengangguk dan langsung pergi kekantin bersama Molu.
"Bang gara" teriak Naya yang baru datang bersama sisi dan bulan.
Mendengar suara adiknya, gara langsung bangkit dari posisi baring, cowok itu dengan posisi duduk, Naya menghampiri abangnya dan langsung memeluknya. "Bang gara kok bisa pingsan sih, bang gara kalau sakit harusnya gak usah ikut upacara" ujar Naya sambil melepaskan pelukannya.
"Iya Naya cantik, bawel deh kamu" ucap gara sambil mencubit pipi Naya yang langsung di tepis oleh Raka "jangan cubit cubit Naya" marah Raka, jika sudah ada Naya mungkin gara akan dinomorduakan oleh nya.
"Nay, kok hidung kamu ada merah merah? Kenapa?" Tanya gara yang melihat ada bercak merah disekitar hidungnya naya.
Naya yang ditanya seperti itu langsung terdiam, ia bingung mau menjawab apa, seperti nya tadi ia tidak membersihkannya dengan benar. "Ini-"
"Nih buburnya nar" ucap rafanda sambil menyodorkan bubur itu ke Nara
Gara langsung menoleh ke nara sambil tersenyum. "Suapin ya nar" ujar gara lagi
Nara mendekat ke cowok itu untuk menyuapinya. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya tersenyum. Bubur itu datang diwaktu yang tepat, karena bubur itu ia tidak harus menjawab pertanyaan dari bang gara tadi.
Sambara memperhatikan Naya dan Nara secara bergantian, cowok itu hanya teringat waktu kejadian Nara melempar cokelat ke arah Naya kemarin. Kejadian yang jelas jelas belum altareyz tahu.
***
Salah satu panita dari acara 17san mendekati altareyz yang sedang duduk dipojok lantai 4 sekolah mereka, ada gara juga disitu, ia sudah merasa baikan karena mendapat perhatian dari nara tadi.
"Kak, mau ikut lomba panjat pinang?" Tanya siswa itu
Anak anak altareyz menoleh menatap raka, ia yang mengerti tatapan itu pun mengangguk. "Berapa orang?" Tanya Raka
"Maksimal 7-8 orang kak" jawabnya
"Oke, siapa yang mau ikut?" Tanya Raka pada teman temannya
Gara yang mendengar itu ingin mengangkat tangannya namun langsung ditepis oleh Ibra. "Orang sakit gak diajak!" Ketusnya pada gara, Ibra tidak habis pikir apa yang ada dipikiran gara hingga ia masih ingin mengikuti lomba padahal dalam kondisi sakit.
"Bebas aja sih" ujar erglo
"Gue, Kenan, erglo, Ibra, dan Ezra" ucap Raka pada siswa itu untuk mencatat namanya
"Berlima aja kak?" Tanya nya lagi
"Berlima udah cukup buat altareyz" ujar ezra
"Glo Lo paling bawah" ucap kenan, erglo udah bisa menduga itu, pasti teman temannya akan menyuruh cowok itu untuk paling bawah sebagai tumpuan teman temannya nanti. "Mentang mentang otot gue besar, gue terus paling bawah" tambah erglo lagi
"Kalau gitu kami permisi kak" pamit siswa itu, anak anak altareyz hanya mengangguk saja.
"Den, pas bendera berkibar diatas, Lo sama yang lain mulai ya" ujar Raka kepada Denta
Denta mengangguk sambil mengacungkan jempol nya. "Siap!, Aman ka"
***
Para anak altareyz sudah berada di lapangan untuk memanjat pinang, erglo berada paling bawah, diatasnya disusul Ibra kenan, dan dristan. Dan yang terakhir adalah Raka, cukup mudah untuk cowok itu mencapai puncak. Dengan cepat ia duduk diatas sambil mengibarkan bendera merah putih. "Denta mainkan!" Teriak Raka
Mendengar teriakan Raka, siswa dan siswi yang tengah bersorak langsung terdiam dan melihat ke arah pandangan Raka yang tertuju pada lantai 4 sekolahnya. Sudah berjejer para anak altareyz sambil memegang angklung.
Suara angklung sudah terdengar dengan lagu berkibarlah bendera negeriku, ini adalah persembahan dari altareyz untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Zaki yang melihat itu ikut tersenyum, dan langsung hormat ke bendera yang dipegang oleh raka, diikuti siswa dan siswi disana, termasuk juga para guru guru. Anak anak altareyz memang selalu jadi anak yang diandalkan disekolah ini.
"INDONESIA!" Teriak Raka dengan lantang
"Merdeka!"
Raka menoleh kepada Naya yang berada di kerumunan itu sambil mengedipkan matanya. Naya hanya membalas dengan senyuman tipis.
"Altareyz!"
"Itu kita!"
"Apa slogan kita?!" Teriak Raka sekali lagi
"Satu kata, satu jiwa, penuh cerita!" Sahut anak anak altareyz dengan lantang. Setelah itu Abraham langsung menggendang ember sebagai tanda untuk meramaikan. Begitulah hari kemerdekaan yang dirayakan disma revalendas, penuh suka dan tawa.
***
Semoga sikap Nasionalisme dari mereka bisa kalian tiru ya :)
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KALIAN GUYSSSS🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩