Langkah kaki yang berjalan dengan pelan menuju mansion sedikit membuat namtan ketakutan, takut jika kedua orang tuanya memarahi akibat kelakuannya yang tidak menghubungi pihak keluarga, walau pun sudah mempunyai berbagai alasan, namun jantung nya pun berdetak dengan sangat keras
Kaki jenjang miliknya yang terbalut hels mewah yang sangat indah sekarang memasuki pelataran pintu utama mansion
"Tenang namtan... Tenang" Ucap nya pelan untuk menyemangati dirinya
Namtan membuka pintu mansion dengan amat perlahan, berjalan dengan anggun seolah tidak terjadi sesuatu hal yang besar, bersikap sewajarnya agar keluarga besarnya tidak memberikan pertanyaan beruntun yang membuat nya pusing dan pening
Dan langkah nya sontak terhenti karena di ruang tamu keluarga kittisawat terdapat sosok sang nyonya rumah yaitu ibunya
"Darimana saja kau namtan" Tanya dengan nada amat datar
Putri satu satu nya yang selalu di banggakan sekarang baru saja kembali setelah menyebabkan sedikit pertikaian karena suaminya mempermasalahkan Porsche sebagai sosok saudara tertua yang harusnya bisa mengetahui dimana keberadaan namtan berada, dan sekarang sosok ini lah yang menjadi pemicu telah datang dengan langkah yang sangat anggun
"Mama"
"Mama bertanya dan seharusnya kau menjawabnya namtan, dari mana kau" Tekan nya dengan suara tajam
Namtan menghela nafas gusar, ibunya akan menjadi seseorang yang berbeda jika dirinya melakukan kesalahan, seperti sekarang ini
"Aku membantu teman yang membutuhkan bantuan ku mam, dan itu sangat lah mendadak" Ucapnya penuh sesal
Davikah memandang sang Putri dengan tajam, jika seperti itu, lantas mengapa namtan tidak segera saja menghubungi pihak mansion ataupun namtan bisa menghubungi keluarga ataupun Porsche
"Maaf" Ucapnya lirih
"Papa begitu menghawatirkan mu" Tekan davikah
Namtan berlari dan memeluk ibunya, wajahnya memerah, dirinya benar benar menyesal karena lebih mementingkan kesenangan sesaat nya dan membuat semuanya menghawatirkan dirinya, jika bisa namtan ingin menghapus saja semua yang terjadi malam itu tanpa sisa
"Mengapa tidak menghubungi kami"
"Ponsel ku terjatuh, dan rusak total mam, aku benar benar menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu lagi" Janjinya menyakinkan sang mama
Che yang sedang memakan sereal kesukaan nya memakan dengan tidak berselera, di hadapan nya telah terjadi drama yang membuat nya mual, phi namtan telah kembali ke dalam mansion, dan itu sungguh membuat che tidak senang
Tap
Tap
Tap
"Phi hanya keluar bersama dengan teman, tidak harus berpelukan seperti itu seolah olah phi pergi beberapa tahun" Ucap lancang che
Mata tajam namtan memandang adiknya, che selalu ingin bertengkar dengan nya dimana pun berada, jika mereka memiliki waktu yang pas, pasti sekarang dirinya akan membalas ucapan che padanya
"Seharus nya kau senang karena phi namtan telah kembali sayang"
Che mendengus keras, seharus nya wejangan untuk phi namtan harusnya penuh, apa ini, sekarang ibunya hanya diam memeluk sesudah mendapatkan alasan kecil itu
"Lalu mengapa phi namtan tidak menghubungi kami ataupun menelfon pada mansion" Tanya che lantang
Namtan yang sudah menyiapkan alasan kuat, mengeluarkan ponsel miliknya yang telah hancur lebur akibat bantingan dari dirinya sendiri
"Lihatlah ponselku sudah hancur seperti ini nong" Jawab namtan
Che mengangguk paham, alasan phi namtan cukup kuat sekarang, dan che berjalan menuju namtan langkahnya yang cepat ternyata membuat namtan tersenggol dan terjatuh akibat tabrakan nya
"Aduh aku tidak sengaja phi"
"Porchay kemari kauuuuuuuuu" Teriak namtan amat kencang
"Aku tidak sengaja" Kikik che memelet kan lidahnya pada namtan yang berada di dingin nya lantai
Davikah mmenggelegkan kepala nya, lebih baik dirinya menyiapkan makan siang daripada mendengar suara bising kedua anaknya yang sedang bertengkar, che yang menggoda namtan sedangkan namtan berteriak karena tidak Terima
"Mom akan menyiapkan makan siang" Pamitnya pergi
Sepeninggal sang mama, kedua mata mereka sama sama saling memandang dengan tajam, namtan berada di lantai sedangkan che berada di atas tangga, pandangan che sedikit meleset pada dada phi nya yang mempunyai bekas seperti milik phi Porsche beberapa waktu yang lalu, mengapa dari mereka yang keluar dengan waktu yang lama sama sama mempunyai tanda seperti itu
Dan che menganalisa jika phi namtan telah membalurkan sesuatu pada area lehernya untuk menutupi tanda itu, namun secara kebetulan matanya yang sangat jernih dan bagus ini melihat sedikit tanda yang mengintip dari dada phi namtan akibat dorongannya tadi
"Phi namtan dadamu mempunyai tanda cinta" Bisik che sedikit keras hingga namtan dapat mendengar
"A-apa maksud mu nong" Gagap namtan
"Itu aku dapat melihat nya" Ucap che keras
Namtan berdiri dari duduknya dan mendekat pada che, jika che terus menerus berbicara seperti itu, namtan menakutkan jika ibunya akan berbalik dan menanyakan tanda apa
"Diam nong" Sentak namtan sedikit tinggi
"Aku akan berbicara pada mom" Ancam che melangkah mundur dan ingin berlari menuju kamarnya terlebih dahulu
Drap
Drap
Drap
Che mensendekapkan tangan nya di depan dadanya, wajahnya benar benar serius
"Phi namtan seperti phi Porsche tidak bisa mengejarku sama sekali" Pikirnya
"Aku akan memberimu apa yang kau inginkan" Ucap namtan mencoba menegosiasikan keadaan
"Aku ingin ponsel keluaran terbaru" Ucap polos che dengan wajah tersenyum manis
"Deal" Sinis namtan
.
Porsche tebangun di ruangan serba putih dengan ranjang yang benar benar empuk dan nyaman, ingin melanjutkan tidurnya lagi namun Porsche mengingat jika diri nya dan kinn telah melakukan sesuatu di dalam mobil dengan gila dan sekarang diri nya terbangun disini
Mata tajam Porsche melihat ke sekeliling ruangan, seperti nya tempat ini sangat tidak asing untuk nya dia pernah bahkan sering sekali kesini
Deg
Deg
Sebuah foto yang memperlihatkan betapa polos wajahnya yang dulu saat menyandang status sebagai kekasih dari kinn, itu adalah fotonya dan kinn saat pertama kali mereka berpacaran
Tangisan Porsche seakan ingin tumpah, kinn masih lah menyimpan semuanya dengan rapi tanpa ada debu di sekitar nya
"Mengapa kau ingin menangis, bukankah meninggalkan ku adalah kesenangan bagimu, kau benar-benar seseorang yang sangat ku cintai namun dengan tega meninggalkan ku" Gumam kinn dingin dengan kaki tersilang di pojokan ruangan
Porsche menoleh pada kinn
"Aku mempunyai alasan"
Kinn terkekeh keras
"Ya... Alasanmu adalah ingin melihat ku menderita"
Porsche menggeleng dengan keras, bukan, bukan itu yang Porsche inginkan, demi apapun Porsche tidak mempunyai niat jahat pada kinn
"Aku mempunyai alasan" Lirih Porsche dengan tangisan keras
"Bicarakan semuanya padaku sekarang"
Mata Porsche yang sudah memerah dengan air mata mengalir deras, apa ini waktu yang tempat untuk Porsche menumpahkan semua alasan kepergian nya pada kinn, dan menceritakan secara keseluruhan
Ya, Porsche akan mencoba membicarakan ini dengan kinn
Hai kakak rm back
Lope dari ku dan VM 😚😚😚💛💛💛