Ujian dimulai, 981 adalah guru penanggung jawab ujian kami. Berbeda dengan ujian sekolah pada umumnya, kami tidak diminta menjawab pertanyaan mengenai ilmu yang sudah dipelajari, ujian kami adalah ujian praktik.
"Pertama, kalian harus mencari satu tanaman herbal. Kedua, amati dan cari tahu Apex Predator di wilayah Selatan, cukup ingat satu hewan saja. Ketiga, selama diperjalanan, kalian harus menghindari kawanan hewan agar tidak menggangu mereka. Keempat, cari bahan makanan untuk kalian makan selama satu hari di wilayah Selatan. Kelima, ikuti jalur yang telah disediakan, fokuslah agar tidak tersesat. Terakhir, samarkan jejak, kalian sudah diajari caranya, jadi terapkanlah. Selamat ujian, semangat."
1011 mendapat giliran pertama. Dia menoleh ke arahku, aku segera menunduk. Entahlah, sejak tahu dia adalah mata-mata, perasaanku bercampur aduk. Sedih karena akan terpisah darinya, tapi kecewa karena dia yang menjerumuskan teman-teman sekelasku ke pulau misterius para korban seleksi alam.
Terlebih lagi hari ini aku harus melepas kepergian 1001 dan 977, aku tidak akan bisa bertemu mereka lagi, bahkan untuk sekadar mengucapkan selamat tinggal kepada 1001 saja aku tidak sempat.
Satu hal lagi, aku mengkhawatirkan adikku. Dia pasti sudah resmi terdaftar jadi murid Wonderland Academy, sebentar lagi dia akan ke sini, meninggalkan ayah sendirian. Semoga di antara kami tidak ada yang jadi korban seleksi alam.
Menjadi urutan terakhir membuatku bosan menunggu. 1012 juga sudah pergi, oh iya, yang ikut ujian kali ini adalah 1012 yang asli karena 977 sedang mengamati area tengah pulau, dia ingin memastikan bahwa 1001 berhasil menggantikan posisi korban seleksi alam di kelas dua, yaitu 1003. Selain itu, dia juga berjaga-jaga, karena tidak tahu dengan pasti kapan 983 menuju tengah pulau.
Lama menunggu, kini giliran 1016 yang pergi. Aku memang kesal dengan anak itu, tapi sekarang aku malah kasihan karena dia yang menjadi korban seleksi alam. Entah bagaimana cara 1011 membujuknya, 1016 malah tampak bersemangat menyambut gilirannya.
Hari ini tidak seperti hari biasanya yang punya jadwal makan. Kami boleh makan kapan saja, sebagai orang yang paling lama menunggu, tentu saja aku yang menghabiskan jatah makanan murid kelas satu, karena sudah beberapa kali makan.
Tidak lama setelah aku menyantap makanan terakhir, namaku dipanggil. Akhirnya penantianku berakhir. Aku akan pergi ke wilayah Selatan yang akan menjadi kelasku, kelas dua. Sebagai giliran terakhir, aku tidak perlu buru-buru, karena tidak ada yang antre di belakangku.
Aku sudah dapat bocoran tentang ujian, jadi mudah saja bagiku untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat. Tidak perlu mengamati tentang Apex Predator, 1005 sudah memberitahuku. Aku juga diberitahu tentang letak tanaman herbal, tentang menyamarkan jejak? Aku ahlinya karena sudah terlatih melakukan ini, jadi aku bisa ke area tengah dengan aman.
Cara yang diajarkan pada kami untuk menyamakan jejak adalah mengikuti jejak orang sebelumnya. Karena itulah aku mencari jejak 1016, mengikuti jejaknya yang menuju ke area tengah pulau. Tidak lama, aku hanya ingin mengucapkan salam perpisahan pada 977, sekaligus bertanya apakah 1001 sudah menuju pulau itu atau dia gagal membujuk 1003 untuk bertukar posisi.
Belum sampai di tempat tujuan, aku sudah mendengar suara perbincangan dua laki-laki. Salah satunya adalah 977, dan satunya lagi adalah 983, aku masih ingat suaranya saat menyambut kedatangan kami satu tahun yang lalu.
Mereka tidak berdebat, melainkan berbincang hangat. 983 menjelaskan kepada 977 tentang tugas mata-mata dan apa yang akan mereka lakukan nantinya di pulau misterius itu, dia juga menjelaskan tentang kesepakatan yang dilakukan oleh mata-mata dengan pihak Wonderland Academy.
Aku semakin dekat, dari atas pohon, aku melihat 977 dan 983 mengenakan seragam yang sama, seragam alumni. Saat ujian, kami diminta berganti seragam terlebih dahulu, mungkin agar seragamnya tetap utuh meski ada korban seleksi alam.
Para murid memakai seragam cadangan yang dibawa dari rumah, baju pertama kami saat datang ke sekolah ini sebelum mendapatkan seragam kelas satu. Sebenarnya seragam ini juga disediakan oleh pihak sekolah dan diberikan pada calon murid yang akan berangkat sehari sebelum keberangkatan. Lalu saat kami sudah berganti dengan seragam kelas satu, seragam cadangan di sita dan di bawa ke wilayah utara, tempat tinggal para guru.
Lain halnya dengan para guru yang ternyata berganti seragam dengan seragam alumni. Aku pertama kali melihat seragam itu di tempat istirahat, sebelum kami di bawa ke pulau ini, para alumni turun dari helikopter ke tempat yang sama, lalu helikopter itulah yang membawa kami ke sini.
"1020, aku tahu itu kamu. Turunlah," pinta 977. Karena sudah paham situasi, dan niat awalku memang untuk bertemu 977, aku segera turun dari pohon, lalu mendekati mereka. Hatiku kembali sedih saat melihat 977, satu tahun menjadi teman sekelasnya dan lumayan akrab, membuatku sulit melepas kepergiannya.
"Semuanya lancar. Aku akan menyusul adikku, 983 akan menjaga kalian di sini, tolong jelaskan padanya tentang rencana kita. Aku pamit, ya." Dari matanya tergambar jelas kebahagiaan, akhirnya dia akan berkumpul dengan keluarganya.
977 mendaki gunung berapi yang menjadi titik tengah pulau ini. Tidak terlalu tinggi, sehingga tidak butuh waktu lama untuk sampai di puncaknya. Dia melambaikan tangan sebelum melompat ke lubang tengah gunung. Aku terkejut, tapi 983 mengatakan bahwa gunung berapi ini sebenarnya kering, bagian tengahnya di isi air berwarna merah menyerupai lautan api, di dalamnya ada terowongan yang membawa para korban seleksi alam menuju pulau sebelah.