He's My Queen (VegasPete)

By biy_yourmamagula

410K 45.2K 3.1K

Antara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin... More

Prolog
First Encounter
Who are you? (21+)
Part of Your Memories
Glimpse of Us That You Forgot
A Story Never told
Little Puppy
The Next Crown Prince of Hera
Keep It or Get Rid of It
Miss Me?
The One and Only Bride
Why Me?
Keep Your Distance
Don't You Dare!
A Traitor
You'll Always Need Me
Call My Name (21+)
First Terror
Vegas's Weakness
Forbidden
Diary
I Miss You, Vegas
Betrayal
Why, Phi Arm?
Misunderstanding (18+)
Another Truth
A Young Man
Poison
Deep Talk
Father's Secret
I'm Hungry
The Coronation
Maledictus
Sad Little Boy
The Unwanted Grandchild
The Day I Left You Alone
Broken Glass
The Beginning
A Tale of Two Best Friends
New Alliance
Pieces of Soul
Pieces of Soul II
Roses of War
The Upcoming Storm
Revenge
Your Majesty, Vegas del Hera
After The Storm
Vegas vs Venice
Venice's Little Secret
Del Hera's Crown Prince, Venice
About New Story

Forgive Me

7K 912 40
By biy_yourmamagula

-Pete Pov-

Sebut aku gila karena telah menemui diriku sendiri. To be more specific, diriku saat mungkin berusia 5 tahun? or more? Tapi bukan itu yang penting. Sekarang aku benar-benar takut. Dulu aku pernah dengar dari Phi Arm tentang Doppelgänger. Kalau aku bertemu dengannya, itu berarti ajalku akan menjemput sebentar lagi.

"H-hey.. kalian.." Aku memberanikan diri untuk menyapa mereka meski akhirnya tak ada jawaban yang aku peroleh. Kedua anak laki-laki itu masih sibuk berinteraksi satu sama lain. "Hey! kalian mengabaikanku? aku mau berta-" Tubuhku kini diam membisu. Setelah tadi aku berusaha untuk berjalan dan menyentuh mereka, hal yang lebih gila pun terjadi.

Jelas saja mereka terlihat acuh. 

Aku.. tak dapat menyentuh mereka.

Degup jantungku bertetak kencang semakin tak karuan. Berbagai fikiran buruk kini menghantui fikiranku. Dari dulu, aku selalu benci jika mengalami mimpi buruk. Terutama tentang kematian. Lalu sekarang aku harus apa? kalau tak ada yang dapat melihatku, aku mau minta bantuan pada siapa?

"Biu, Vegas, ayo selesaikan makan malam kalian lalu cuci tangan dan segera tidur, ya? biar nenek yang cuci piring.

Secepat kilat aku menengok ke arah samping. Rupanya sosok wanita tua yang tadi kudengar suaranya turut bergabung di ruangan ini. Berbicara dengan lembut pada kedua anak laki-laki di hadapannya. Begitu lembut hingga hatiku mulai terasa nyeri. 

Apa aku mengenalnya?

Tidak. Aku tak ingat apapun.

Tapi kenapa, rasanya hangat sekali melihatnya tersenyum?

Belum sempat aku coba memahami situasi, tiba-tiba saja latar tempat dimana aku berpijak kini memudar dan menyisakkan ruang hampa tanpa adanya spektrum cahaya yang berlaku. Hanya ada warna ibu, warna yang melahirkan segala warna lain--putih. Cukup untuk membuatku semakin panik hingga akhirnya pijakanku tak lagi semu. Berganti dengan suguhan ruangan sempit yang terlihat seperti kamar tidur. Meski penerangannya terbatas, dapat dengan jelas aku melihat seorang anak laki-laki yang tengah berbaring di atas matras bersama dengan sosok aku.

"Vegas. Kamu bilang kamu putra mahkota. Tapi.. itu apa? laki-laki yang pakai mahkota di kepalanya?"

"Bodoh."

"Ish! Biu tak bodoh! Biu benar-benar tak tahu. Vegas harus jelaskan."

"Putra mahkota itu anaknya kaisar, nanti akan jadi kaisar kalau sudah dewasa."

"Kaisar itu apa?"

"Pemimpin."

"Oh! Biu tahu! seperti koloni singa kan? ada satu pemimpinnya. Ayah Vegas juga singa ya?"

"Bukan. Ayahku serigala."

"Woah keren. Biu juga nanti mau jadi serigala, memimpin koloni, terus punya banyak serigala betina, hehehe."

"Aw! Vegas sakit! kenapa cubit Biu?!"

"Habisnya kau melantur. Pokoknya tak boleh, yang harus jadi pemimpin itu aku. Nanti aku yang mengoleksi banyak serigala betina, kau salah satunya."

"Cih, tak mau! Biu tak mau jadi koleksi Vegas! Biu mau punya serigala-serigala betina sendiri!"

"Baiklah-baiklah. Aku tak akan mengoleksi banyak serigala betina. Aku hanya akan memiliki satu makhluk lucu."

"Hah? makhluk apa?"

"Kau."

"Biu?"

"Iya kau, cerewet."

"Kenapa Biu? memangnya Vegas mau bersama Biu terus?"

"Mau, dan harus. Kau jadi pengantinku saja."

"Pengantin itu.. seperti suami istri ya nantinya?"

"Hmm. Mau tidak?"

Setelah pertanyaan itu dilontarkan, tiba-tiba saja sosok aku menangkup kedua pipi anak laki-laki yang terbaring di sampingnya. Kedua mata sosok aku pun terpejam dan dengan percaya diri memberikan kecupan yang cukup lama pada bibir anak laki-laki itu hingga membuatnya terkejut dan membulatkan kedua matanya lebar.

"Muach. Nah, sudah. Kemarin, waktu Biu nonton upacara pernikahan, pengantinnya dicium dulu baru katanya mereka resmi jadi suami istri, hihi."

"K-kau! it-itu! c-ciuman.. ciuman pertamaku!"

"Loh? Vegas belum pernah dicium? Biu sering kok. Nenek cium Biu kalau Biu sedang bertingkah menggemaskan. Vegas pasti  anak yang membosankan jadi tak ada yang mau cium Vegas."

"Ah sudahlah. Kau bahkan tak dapat membedakan maknanya."

"Vegas marah ya Biu cium?"

"Tidak. Tapi menjadi pengantin tak semudah itu."

"Memangnya harus apa? Vegas dan Biu akan terus main, makan, sikat gigi, dan bercanda bersama kan nantinya?"

"Tak hanya itu. Kalau kau jadi pengantinku, artinya kau harus memiliki banyak anak denganku juga."

"Ohh. Kalau itu tak masalah. Nanti kan Vegas yang hamil adik bayinya."

"Enak saja!"

"Terus? Biu yang harus hamil adik bayi?"

"Ya iyalah!"

"Tapi Biu laki-laki. Waktu menjenguk adik bayi tetangga, Biu bilang pada nenek kalau Biu mau adik bayi juga. Terus nenek berkata kalau Biu harus tumbuh dewasa dan menikah dulu dengan perempuan cantik. Kata nenek, nanti perempuan cantik itu yang akan hamil adik bayi."

"Kau kan juga cantik. Jadi kau juga bisa."

"Eh? benar? Biu bisa hamil adik bayi?"

Anak laki-laki itu sejenak diam berfikir. Ia nampak seperti mempertimbangkan banyak hal sampai akhirnya sebuah senyum penuh keyakinan terulas di wajah tampannya.

"Pejamkan matamu, Biu."

Sosok aku pun menurut dan langsung memejamkan kedua mata. Ia bahkan tak menyadari bagaimana anak laki-laki di hadapannya kini tengah menempatkan telapak tangan miliknya di atas perut sosok aku hingga sebuah sinar merah tiba-tiba terpancar sebelum akhirnya hilang terserap habis.

"Sekarang, aku sudah tanamkan Manik Hera milikku dalam tubuhmu. Kau sudah resmi menjadi pengantinku. Jangan lari dariku ya, janji?"

"Yeay! janji! Biu akan selalu jadi pengantin Vegas!"

Kedua anak laki-laki itu kemudian tidur sambil berpelukan. Begitu damai, begitu hangat, dan begitu akrab hingga rasanya sangat sesak bagiku untuk menyaksikannya. Air mataku meluruh saat tiba-tiba saja aku merasakan kerinduan yang teramat sangat akan pemandangan di hadapanku. Cukup. Peristiwa ini sudah cukup membuatku yakin bahwa selama ini, Vegas tak pernah bohong atas semua hal-hal aneh yang diucapkannya. He was right, i'm the bad guy here.

Belum habis momen sendu menerpaku, latar pijakanku kembali semu dan menampilkan ruang hampa yang sama. Aku menunggu hingga akhirnya halaman belakang rumah lah yang kini menjadi tempat selanjutnya. Jelas membuatku bingung dan menerka peristiwa apa lagi yang akan terjadi kali ini.

"Biu, Vegas, pergi! lari yang jauh dan jangan pernah menengok lagi ke belakang. Kalian harus menyelamatkan diri!"

"Nenek! ada apa sebenarnya?"

"Vegas! cepat bawa Biu pergi!"

"Tak mau! Nenek ada apa?! Biu tak mau pergi!!"

"Cepat!"

"Biu, ayo pergi!"

"Vegas lepas! Biu mau sama nenek!"

"Tapi sekarang kita harus pergi!"

Wanita tua yang tadi aku lihat kini menampilkan ekspresi ketakutan yang luar biasa. Wajah penuh keriput miliknya sudah dibasahi oleh air mata yang mengalir deras. Entah apa alasannya, tapi ia begitu bersikeras untuk mengusir pergi sosok aku dan Vegas yang kini sudah menghilang berlari menuju hutan.

Isak tangisnya terus terdengar hingga tiba-tiba saja tubuh ringkih miliknya tersungkur jatuh ke atas tanah setelah mendapat tendangan keras dari segerombolan pria berjubah putih.

"Dimana mereka?"

"T-tak ada siapapun disini. Hanya ak- ARGHH!"

"Manusia dungu ini tak akan menjawab apapun untuk melindungi cucu kesayangannya." 

Salah seorang diantara mereka yang telah menginjak punggung wanita tua itu kini menyibak penutup kepala dari jubah yang dikenakannya. Begitu mudah bagiku untuk terkejut saat berhasil menangkap wajahnya dalam jangkauan pandang. Rambut putih itu, hidung bangir itu, bahkan ekspresi angkuh itu, aku ingat betul siapa dirinya--Pria tua dalam mimpi buruk yang pernah aku alami beberapa waktu lalu.

"Tetua adat, putra mahkota dan anak manusia itu benar-benar sudah tak ada di dalam rumah."

"Ayo pergi. Feromon putra mahkota sudah tercium pekat menuju arah hutan. Mereka pasti sudah melarikan diri."

Mendengar penuturan dari pria tua itu, salah satu pria yang lebih muda pun melangkah maju. Dengan pergerakan yang yakin, ujung mata pedang pun diayun hingga memisahkan tubuh dan kepala dari sosok wanita tua yang sosok aku panggil nenek. Tangisku semakin histeris. Hatiku rasanya diremat kuat melihat wanita tua itu mati begitu mengenaskan. Adapun mereka--Gerombolan pria berjubah putih, kini berlari ke dalam hutan. Beberapa diantara mereka bahkan bertransformasi mengubah wujudnya menjadi serigala berukuran besar.

"Tidak! cukup! hentikan mimpi buruk sialan ini! semuanya mengerikan!"

Aku duduk bersimpuh dan meraung sekencang mungkin. Meratapi nasibku yang mungkin akan gila bila tak kunjung menyudahi semuanya.

"V-Vegas.. aku minta maaf. Sekarang aku percaya padamu. Jangan hukum aku begini."

Aku peluk erat kedua lututku. Takut bila adegan berikutnya yang disuguhkan adalah momen dimana sosok aku diterkam dan tak sadarkan diri di hadapan Vegas. Seperti mimpi itu. Mimpi yang ternyata merupakan sebuah kilas balik kisah antara kami berdua.

Tubuhku tiba-tiba terasa lemas. Semuanya terjadi seiringan dengan rasa nyeri yang menjalar di bagian punggung kiri atasku. Terlalu menyiksa hingga kesadaranku hilang begitu saja.

-Author Pov-

Vegas masih asik memandang wajah cantik Pete yang tak sadarkan diri. Tangannya tak pernah lepas untuk menggenggam jemari sang pengantin dengan usapan-usapan lembut yang menenangkan. Ia mulai ketakutan. Mengingat sudah 2 hari berlalu, Pete masih belum juga membuka kedua matanya.

"Wake up, darling. Kamu tak rindu memarahi aku? kamu biasanya berontak kalau aku pegang tangannya seperti ini." Pria alpha itu terkekeh dengan sorot mata sendu. Kondisinya begitu menyedihkan hingga membuat Kinn yang baru masuk ke ruang rawat pun menatap iba ke arahnya. "Dude, you should go back. Orang-orang di kekaisaran akan mencurigaimu kalau kau tak pulang-pulang." Vegas menggeleng lemah. "Bagaimana kalau aku pergi, lalu terjadi sesuatu yang buruk pada Pete?" tanyanya.

Kinn menghela nafas panjang. "Tak akan. Ada aku. Porsche juga sebentar lagi tiba. Dia sudah membawa keperluan kami untuk menginap disini hingga Pete pulih. Kau pulanglah dulu, urus pekerjaanmu dan temui ayahmu. Bicarakan hal ini padanya, siapa tahu ayahmu dapat membantu mencari pelakunya." Mendengar ujaran Kinn, Vegas menoleh. "Kau juga curiga kan, kalau pelakunya berasal dari Kekaisaran Hera?" Tanyanya yang dibalas anggukan oleh Kinn.

Vegas pun kini memantapkan hatinya. Ia tak boleh berdiam diri saja meratapi keadaan Pete. Hal itu tak akan memberikan solusi apapun. "Sayang, aku pergi dulu sebentar. Kamu segera bangun, ya? aku tak peduli, mau nanti kamu tampar aku, marahi aku, pukul aku, aku terima asal kamu baik-baik saja. Aku rindu sekali." Vegas mengecup kening Pete lalu menurunkan wajahnya ke depan perut pria manis itu. "Pangeran, ayah pergi dulu sebentar. Jaga ibu, ya? anak ayah hebat, jagoan yang sangat kuat. Kamu harus selalu bertahan bersama ibu. Ayah janji akan selalu melindungi kalian. Nanti kamu jangan nakal, jangan sering membuat ibu mual, kasihan sama ibu." Pria alpha bergelar putra mahkota itu kemudian mengecup perut Pete cukup lama.

Kinn merasa terenyuh. Sepupunya yang sejak dini sudah dibentuk menjadi seorang putra mahkota penuh kehormatan, nyatanya telah merendahkan diri di hadapan Pete dan calon anaknya. Perangai buruknya yang penuh dengan kebanggaan diri seakan lenyap. Hilang berganti dengan ketulusan dari seorang Vegas del Hera untuk menjadi suami dan ayah yang baik.

Beberapa saat setelah Vegas pergi, Kinn pun duduk mengistirahatkan dirinya diatas sofa ujung ruangan rawat sembari menelfon Porsche. Keheningan di ruangan itu terus berlangsung sampai akhirnya, suara serak nan lemah tiba-tiba saja mengalun di indera pendengaran Kinn.

"Vegas.."



TBC

Hi! Ini Biy!🦔❤️

Biy tadi abis scroll tiktok, terus ada yang bikin vt soal ABOverse, alpha, omega, beta gitu, pas biy baca komentarnya ternyata masih banyak orang yang ga paham konsep ABOverse, kalau dari kalian, ada yang masih bingung gak sih? berhubung biy gak bikin satu part khusus untuk ngejelasin soal apa itu alpha, beta, dan omega, biy takut ada yang belum faham soal konsep dunia werewolf.

So, kalau dari kalian masih ada yang bingung, feel free buat bertanya ya!🥰

see you next chapter🥰

jangan lupa jaga kesehatan, bubbles!🦔❤️

Continue Reading

You'll Also Like

571K 41.3K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
2.8M 198K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.5M 25.3K 27
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
775K 77.5K 25
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...