Judulnya aneh ya?
Gak usah bingung karna aku sendiri juga bingung mau ngasih judul apa buat part ini, alhasil ya gitu judulnya ngawur wkwkwkkkk....
Happy Reading and enjoy guys...
Hyunjin langsung berlutut di hadapan Jaemin yang sedang duduk di atas tempat tidur.
"Maafin gue jaem semua ini gara-gara gue, andai gue gak berlarut sama dendam gue mungkin semua ini gak akan pernah terjadi, gue minta maaf Jaemin gue bener-bener nyesel."
Jaemin memalingkan wajahnya tak berniat untuk memberi muka pada hyunjin, jujur saja saat ini Jaemin benar-benar sangat membenci hyunjin tapi ia juga harus mengetahui semuanya bukan?
"Jaem gue tau gue udah salah selama ini, gue meminta kakak gue Eun Bi buat ngerusak hubungan antara kalian tapi gue berani bersumpah kalau bukan kami yang nyelakai lu, gue bahkan gak tau sama sekali tentang kejadian yang menimpa lu jaem, sekarang perusahaan ayah gue bangkrut dan gue putus sama Felix, semuanya udah hancur. Jaemin gue mohon maafin gue."
"Bajingan!"
Bugh!!
Guanlin memukul wajah hyunjin dengan kuat, ia benar-benar tak bisa menahan amarahnya saat mendengar pengakuan hyunjin tadi. Guanlin menarik kerah baju hyunjin lalu kembali melayangkan pukulannya.
"Kurang ajar berani-beraninya...."
"Alin stop!"
Belum selesai guanlin berucap Jaemin sudah menghentikannya lebih dulu. Jaemin menatap hyunjin yang hanya pasrah di pukuli guanlin.
"Apa mau mu?!"
"Maafin gue jaem."
"Ya! sekarang pergi dari sini."
"Gak, gue mohon jangan usir gue, maafin gue, gue udah hancur sekarang tolong gue jaem, gue gak mau pisah sama Felix dan cuma lu doang yang bisa bujuk Felix supaya mau kembali ke gue lagi."
Tch!.
Jaemin berdecih mendengar ucapan hyunjin, ia menatap hyunjin datar.
"Itu keputusan Felix jika dia mau meninggalkan mu, aku tak ada hak buat ikut campur."
"Gue mohon cuma lu yang bisa bujuk dia biar bisa kembali bersama gue."
Guanlin yang sudah tak tahan mendengar semua permohonan hyunjin langsung menarik hyunjin menjauhi Jaemin, keduanya kini terlibat adu mulut sedangkan Jaemin hanya diam tak menghiraukan keduanya.
Adu mulut antara guanlin dan hyunjin terus terjadi bahkan keduanya saat ini terlibat adu pukul, untungnya ruang VVIP itu sangat luas jadi tak mengganggu Jaemin yang duduk dengan tenang menonton perkelahian mereka.
Pintu terbuka menampakkan satu pria berumur di belakangnya ada tiga pemuda dan di kedua sisinya dua bodyguard berbadan kekar.
Kris segera memerintahkan bawahannya untuk melerai pertikaian antara guanlin dan hyunjin, sedangkan Renjun yang tadi di belakang sang kakek langsung berlari menghampiri suaminya.
"Alin.."
"Gue gak pa-pa sayang cuma luka sedikit"
"Felix..."
Hyunjin memberontak dalam kekangan dua bodyguard, dia ingin menghampiri Felix tapi kekuatannya tak cukup untuk melawan dua bodyguard yang menahannya.
Felix menyembunyikan dirinya kebelakang pemuda yang sedari tadi menggandeng tangannya, ada sorot sedih bercampur amarah dari mata Felix.
Jika boleh jujur Felix sudah jatuh terlalu dalam pada pemuda Hwang itu namun pada saat ia mengingat apa yang telah terjadi pada Jaemin amarahnya meluap. Tapi apakah dia bisa memilih antara rasa cintanya atau amarahnya? Tentu saja tidak karna keadaan juga tak memungkinkan untuknya bersama dengan hyunjin, Felix tak ada pilihan lain selain membuang jauh-jauh perasaannya pada hyunjin karna sekarang dia telah bertunangan dengan orang lain yang telah dijodohkan oleh orangtuanya.
"Wah wah kau ternyata bernyali besar juga Hwang, berani sekali kau datang sembari dan membuat keributan di sini."
"Tuan saya mohon biarkan saya berbicara dengan Felix."
"Felix!"
"Tidak kek, aku tidak mau."
Felix semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan pemuda di depannya.
"Gue mohon kasih gue waktu sebentar lix, gue..."
"Bukankah kau dengar ucapan Felix barusan? Dia bilang tidak ya berarti tidak. Kalian berdua bawa dia keluar dari sini."
"Baik tuan muda."
Hyunjin memberontak sekuat tenaganya untuk lepas dari dua bodyguard itu namun usahanya tetap sia-sia. Pemuda yang tadi angkat bicara tadi langsung memeluk Felix saat dua bodyguard yang menyeret hyunjin tepat di hadapannya.
"Felix gue mohon dengerin gue.."
"Berhenti!"
Hyunjin langsung tersenyum saat Felix menghentikan dua bodyguard itu.
"Lixie.."
"Mulai sekarang kita gak usah ketemu lagi dan jangan ganggu hidup gue lagi Hyun, gue gak perlu dengar penjelasan apapun lagi dari lu, semuanya cukup sampai di sini. Gue gak mau ada hubungan apapun lagi sama lu."
Kali in hyunjin memberontak dan terlepas dari dua bodyguard itu, ia langsung menarik paksa Felix kedalam pelukannya.
"Lepas!"
"Gak lix, gue gak mau pisah sama lu, gue sayang sama lu lix."
Jaemin dan semua orang yang berada di sana hanya menatap datar drama dua pasang kekasih yang tak bisa bersama itu, jika membandingkan dengan kisah cintanya dengan Jeno, Jaemin merasa kisah cinta mereka lebih baik dari pada kisah cinta sepupunya itu.
Jaemin menghela nafas panjang, ia sudah memutuskan untuk mempertahankan hubungannya bersama Jeno walaupun ia harus menentang kedua kakeknya. Jaemin sedikit iri melihat Renjun dan guanlin bisa bersama bahkan sampai mereka menikah, saudara kembarnya itu tak mendapatkan halangan apa pun. Sangat jauh berbeda dengannya, fakta bahwa ia kehilangan anaknya dan kemungkinan ia bisa hamil lagi hanya enam puluh persen membuatnya hampir mengambil langkah yang salah, ia bahkan ingin meninggalkan orang yang paling ia cintai.
Lamunannya buyar saat mendengar tinjuan yang lumayan keras yang di layangkan oleh pemuda tampan berwajah dingin di sisi Felix, melihat sepupunya ketakutan jaemin jadi tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Bukankah sudah kukatakan tadi jauhi Felix, jangan pernah menyentuh tunanganku lagi jika tidak, akan ku pastikan kau kehilangan nyawamu hari ini juga!"
Pemuda itu mengisyaratkan kedua bodyguard itu untuk menyeret keluar Hyunjin yang sudah terkapar tak berdaya di lantai ruangan itu. Melihat pemuda yang mengaku tunangannya masih ingin kembali menghajar hyunjin, Felix segera memeluknya dengan erat.
"Sudah Abin ku mohon hentikan hiks.."
"Baiklah, tenangkan dirimu semuanya sudah selesai hm.."
Felix mengangguk ribut dengan isakan yang masih senantiasa keluar dari bibir tipisnya. Ia tetap bertahan di posisi nya yang masih memeluk tunangannya -Seo Changbin- itu.
Setelah semuanya tenang Jaemin malah menghela nafas berat melihat Felix yang masih dalam pelukan Changbin, Renjun yang begitu fokus merawat luka Guanlin dan kakeknya.. malah menatapnya dengan raut datar. Tontonan nya sudah berakhir.
"Kakek aku sudah tau semuanya."
Melihat raut wajah Kris yang di penuhi emosi dan sedang menatap ke arah kakak iparnya, Jaemin segera membuka suara kembali.
"Jangan salahkan Alin, hyunjin sudah memberitahu ku semuanya. Kenapa kakek dan kakek Na menyembunyikan ini semua dariku. Kalian ingin aku hidup dalam rasa bersalah seumur hidup?"
"Nana.."
"Aku sudah membuat keputusan, aku tak akan pergi, aku akan melanjutkan pernikahanku dengan Jeno meskipun harus melawan kakek, aku juga tak peduli jika kakek mau membenci bahkan tak menganggap ku sebagai cucu kakek lagi."
Kris menghela nafas berat ia lalu mengeluarkan ponselnya menghubungi Tn. Nakamoto dan Yuta untuk segera datang membahas keputusan yang Jaemin ambil.
To be continue....
Hyunlix karam, gimana gaess?
Tapi
Changlix berlayar..
Huwaaa akhirnya kapalku berlayar juga meskipun harus menyingkirkan Hyunjin
Jangan hujat Echa ya 🤧🙏🏻
Votmen nya jangan lupa bestie ♥️♥️