35. Takut mengecewakan

3.2K 254 37
                                    



Happy Reading guys....







Jeno terus menciumi pucuk kepala Jaemin, sedangkan di empunya tak melepaskan pelukannya dari tubuh Jeno sama sekali.

Mereka mengabaikan semua orang yang berada di dalam ruangan itu, rasa rindu setelah seminggu penuh tak bertemu mereka luapkan saat itu juga, bahkan tanpa perduli pada keadaan keduanya saling memagut, bercumbu ria menyalurkan semua perasaan masing-masing dalam ciuman tanpa nafsu itu.

"Kau kurusan."

"Aku tidak bisa makan dan tidur saat kau mendiami ku, kau bahkan tak mau menemuiku."

"Lihat mata kesukaanku menghitam seperti panda, kau benar-benar mengerikan Jen."

Jeno hanya terkekeh kecil lalu kembali melayangkan kecupan singkat di bibir Jaemin.

"Aku benar-benar merindukan mu Na."

"Aku juga."























































Dua hari kemudian Jaemin sudah di perbolehkan pulang, kondisi nya sudah sangat baik. Hal itu tentu saja tak luput dari campur tangan Tn. Nakamoto dan Kris yang mencarikan dokter terbaik untuk segera memulihkan kondisi tubuh cucu kesayangan mereka.

Persiapan pernikahan mereka sudah sampai sembilan puluh sembilan persen tinggal menunggu di mana sepasang kekasih tersebut mengucapkan janji suci di atas altar.

Jaemin menengadah ke langit melihat pemandangan gelap namun ada beberapa cahaya kecil dari bintang yang menghiasi kegelapan langit itu, ia menyandarkan diri pada pembatas balkon kamarnya dengan Jeno mengingat semua yang terjadi dalam perjalanan hubungan mereka.

Jaemin benar-benar tak menyangka akan serumit ini sebelumnya, bibirnya menyunggingkan senyum getir kala mengingat keadaannya saat ini. Timbul perasaan khawatir, takut kalau-kalau ia benar-benar tak bisa lagi memiliki anak dan mengecewakan Jeno.

Jaemin sedikit terkejut saat dua lengan kekar melingkar di pinggangnya, aroma mint ini ia sudah sangat mengenalnya, ini aroma tubuh Jeno, aroma favorit nya.

Jeno menaruhkan dagu nya di bahu Jaemin, menikmati angin malam yang membelai tubuh keduanya.

"Ayo masuk, angin malam tak baik buat kesehatan mu sayang."

"Jen..."

"Hm?"

"Bagaimana jika aku tak bisa memberimu keturunan, aku takut aku..."

"Pstt!! Aku tak peduli hal itu, yang terpenting adalah kita bersama. Anak ya? Aku tak mempermasalahkan hal itu kita bisa mencoba dan terus berusaha jika memang Tuhan tak mengizinkan kita memiliki nya maka aku akan tetap bahagia hidup berdua bersamamu sampai tua kelak."

Jaemin memutar badannya lalu memeluk Jeno erat.

"Terimakasih hiks.. i love you Jung Jeno."

"I love you more Nana."

"Mau Cudlle? besok aku harus pulang kemansion Na sampai hari pernikahan kita"

"Ck! Aku tak mau berpisah dengan mu apalagi jika harus menunggu sampai hari pernikahan kita, itu terlalu lama."

"Hanya empat hari Jeno itu tak terlalu lama."

"Bagiku itu sangat lama Nana, aku bahkan tak mau berpisah darimu walau pun hanya satu detik."

"Dasar!!"

Jaemin kembali menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Jeno menyembunyikan wajahnya yang memerah hanya karna kata-kata yang di ucapkan Jeno barusan.






















































Berita tentang hancurnya perusahaan milik keluarga Kang Siyeon sudah menyebar luas sedangkan Siyeon sendiri sampai saat ini di kabarkan menghilang tanpa jejak.

Jaehyun dan Yuta menyeringai puas saat setiap media memberitakan kehancuran keluarga Kang itu, sedangkan Kris saat ini sedang memantau gerak-gerik setiap orang yang berada di dekat atau di dalam mansion menantunya, ia jelas tak mau sesuatu yang tak di inginkan terjadi sebelum di adakan nya pesta pernikahan Nomin.

Berbeda dengan saat Nomin bertunangan waktu itu, acara pernikahan kali ini di gelar di mansion Na. Mansion besar itu kini sudah di hias sedemikian rupa, acara ini akan lebih megah di banding pertunangan waktu itu.

Tamu yang akan datang untuk menghadiri acara itu bukan hanya dari Korea saja, beberapa tamu dari negara lain pun akan ikut memeriahkan acara tersebut, acara ini hampir sama dengan acara pernikahan Guanren waktu lalu namun kali ini dibuat lebih megah lagi.

Renjun sempat merajuk pada kakek dan kedua orangtuanya, ia merasa mereka selalu lebih memanjakan Jaemin dari pada dirinya namun acara merajuk nya tak bertahan lama setelah Yuta memberinya satu pulau pribadi, Kris memberinya salah satu perusahaan besarnya yang berada di China dan Tn. Nakamoto memberinya kebebasan mengakses semua semua hal yang di inginkannya bahkan jika Renjun mau Tn. Nakamoto dengan senang hati akan memberikan perusahaan ITE miliknya. Koleksi black card milik Renjun pun seketika ikut bertambah.

Guanlin hanya bisa tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Renjun yang seperti anak kecil saat terlampau senang, siapa yang tak senang saat mendapat begitu banyak aset dan beberapa black card. Renjun terus membolak-balikkan beberapa berkas yang hari ini ia terima, beberapa kartu hitam ia jejerkan di atas meja.

Renjun terus menghitung apa yang akan ia beli dan apa yang akan ia lakukan dengan semua aset miliknya itu.

"Alin apa yang aku lakukan sama semua ini?"

"Sekarang yang harus di lakukan adalah..."

Guanlin mendekati Renjun lalu memeluknya dari belakang, beberapa kali meniup telinga Renjun dan membisikkan sesuatu.

"... Melayani ku baby."

Seketika Renjun bergidik ngeri, saat ia ingin melarikan diri sudah terlambat dan berakhir ia harus melayani suaminya malam ini, berharap guanlin tak akan bermain kasar mengingat besok masih banyak yang harus dilakukan untuk menyempurnakan acara wedding saudara kembarnya. Tapi siapa yang akan tau apa yang akan terjadi pada Renjun malam ini yang berada dalam kuasa guanlin?

Jaemin menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah serius sang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Apa sangat sibuk?"

'tidak, hanya ada beberapa berkas yang harus ku periksa'

Hening, suasananya sangat hening padahal Jaemin ingin mengobrol dengan Jeno, Jaemin sangat merindukan kekasihnya itu karena sudah dua hari keduanya tak bertemu. Tapi nyatanya kekasihnya itu begitu sibuk dengan pekerjaannya hingga mengabaikan Jaemin yang sudah menatapnya kesal.

"Jeno!"

'Hm?'

"Ck! Menyebalkan. Apa berkas-berkas itu lebih menarik dari ku, kau bilang tak mau berpisah dariku walau hanya satu detik tapi nyatanya apa, kau lebih memilih memperhatikan berkas-berkas itu dari pada aku!"

Jeno menutup berkas yang ada di tangannya lalu menoleh kearah iPad yang menampilkan wajah muram sang kekasih, ia terkekeh kecil melihat wajah Jaemin yang sedang memberengut dengan bibir yang mempout lucu.

'lucu! Manis banget sih calon istrinya Nono. Tunggu di sana aku segera datang.'

Belum sempat Jaemin protes sambungan itu sudah terputus, Jaemin hanya menggeleng pasrah dengan tingkah kekasihnya itu yang semau nya sendiri, Jaemin yakin jika nanti Jeno datang pasti akan langsung di usir oleh keluarganya, mereka tak akan membiarkan Jeno dan dirinya bertemu sebelum acara pernikahan lusa nanti di lakukan.



To be continue...

Menuju ending

Jangan lupa vote dan komen nya bestie 😉😉

di Jodohin [Nomin] Selesai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang